“Aku masih belum bisa mengerti, apakah Nuha telah melupakanku?”
Naru duduk terdiam di meja mengajarnya saat sedang mengajar di kelas. Naru itu, sekarang adalah seorang dosen muda yang mengajar di Universitas tempat Nuha kuliah. Dia bisa menjadi Dosen muda karena kemampuan profesionalnya telah di level 8. Gelar S1 dan S2 pun berhasil dia dapatkan hanya dalam waktu tiga tahun saja.
Hari pertamanya bertemu dengan Nuha adalah hari pertamanya menjadi dosen baru. Itu juga hari pertama bagi Nuha menjadi seorang mahasiswa. Namun entah kenapa Nuha sepertinya tidak mengingat Naru. Pertemuannya saat bolanya menggelinding ke arah Naru, membuatnya tidak mengerti kenapa Naru bisa memanggil namanya sedangkan Nuha merasa tidak mengenalnya.
...*****sekeping puzzle lain berakhir*****...
Hati Wisnu berdebar-debar memandang Nuha yang sedang serius mengetikkan resi untuk Rio, “Apa aku sedang jatuh cinta kepadanya?” batinnya.
“Baru ya kak di sini?” Tanya Rio.
“Enggak sih” Jawab Nuha singkat.
“Ooh.. Kok saya baru lihat”
“Saya pegawai kantor dalam kok, karena Kak Dinta sedang cuti melahirkan jadi saya menggantikannya sementara” Nuha berhenti mengetik untuk membalas ucapan Rio.
“Oh, maaf ya kak kalo saya mengganggu. Kamu bisa lanjutin lagi kok ngetiknya” Cengir Rio
Wisnu mencoba tenang dan menyembunyikan ekspresinya itu. Pelayanan Nuha untuk Rio pun selesai. Rio menunggu Wisnu yang belum selesai dilayani oleh Emeli. Paket yang dibawa oleh Wisnu ternyata banyak sekali, membuat Emeli sedikit kepayahan.
...Seorang gadis kecil datang dari pintu dalam ruangan counter. Gadis yang sedang menggendong seekor kucing. Kucing yang dapat menarik perhatian Nuha dan Wisnu secara bersamaan....
“Kak Emeli?”
“Iya Nuha?”
“Mau aku bantu?”
“Gak usah, biar aku aja yang urus ini”
“Baiklah” jawab Nuha tenang
Dalam hati Nuha berteriak riang, ini kesempatan emas baginya untuk memiliki waktu sejenak bersama dengan kucing. Nuha langsung meninggalkan urusannya dengan Rio dan mendekati gadis kecil tersebut.
“Kucingmu lucu” Ucap Nuha
“Lucu banget kan kak? Dia namanya Mimi”
“Waah.. Mimi lucu. Kalo kamu namanya siapa?”
“Aku Najwa kak. Keponakan Pak Eko. Rumahku deket kok, cuma di samping rukonya pak Eko ini. Kakak boleh kok main ke rumahku nanti”
“Terima kasih Najwa. Boleh kakak gendong kucingnya Najwa?” Pinta Nuha tersenyum manis.
“Boleh, nih kak” Najwa menyerahkan kucing putihnya kepada Nuha.
Wisnu yang sedari tadi memperhatikannya semakin tersentuh hatinya. Nuha menyukai kucing, begitu juga dengan dirinya. Wisnu juga sangat menyukai kucing. “Dia suka kucing ternyata” Batinnya.
“Kamu suka kucing?” Tanya Wisnu tanpa sadar.
Nuha pun menoleh ke arah Wisnu. Wisnu yang mengajukan pertanyaan tanpa dia sadari itu malah terpesona melihat Nuha menoleh ke arahnya yang sedang menggendong kucing. "Deg"
Wisnu sejenak terbuai dengan lamunannya, dia langsung bisa memahami sifat Nuha bahwa Nuha adalah gadis baik, jujur dan manis. Wisnu, menyukainya.
“Sudah nih kak” Ucap Emeli sambil menyerahkan seluruh resi kepada Wisnu. Ucapan itu seketika menyadarkannya.
“Ah iya, berapa jadinya total semuanya?”
Nuha yang telah menoleh ke arah Wisnu tidak jadi menanggapi pertanyaan pria tersebut. Dia kembali fokus melihat Mimi dipelukannya. Najwa senang sekali dan merasa langsung akrab dengan Nuha.
Tiba-tiba, Mimi melepaskan diri dan melompat ke meja counter. Seolah memberi salam kepada pria yang akan beranjak pergi itu. Wisnu pun menyambutnya.
Keakraban dan keramahan sejenak hadir diantara Wisnu dan Mimi si kucing putih. Nuha terpana. Baru pertama kalinya dia melihat seorang pria begitu tulus menyukai kucing. Nuha, sedikit tersenyum haru.
“Maaf ya kakak ganteng, itu kucing aku. Jangan diculik pulang lho!" elak Najwa cemberut dan cemburu.
“Eh? Iya, Sorry.." balas Wisnu canggung.
“Ya udah ya Kak Nuha. Aku pulang dulu. Besok main aja ke rumahku saat istirahat. Aku pasti ijinin kakak main sama Mimi lagi," cengir Najwa dan beranjak pergi karena melihat tatapan tajam dari Emeli yang sedari tadi menahan perasaan gelinya terhadap kucing.
“Gak usah di jam istirahat. Saat kamu senggang dan sedang tidak ada pelanggan datang kamu boleh kok menikmati waktumu sendiri” sela Pak Eko yang tiba-tiba datang.
“Wah Pak Eko sungguh baik. Terima kasih Pak Eko” Ucap Nuha menggunakan nada kekanak-kanakannya
Pak Eko pun tertawa geli. Membuat Emeli, Wisnu, Rio dan Najwa juga ikut tertawa mendengar nada kekanak-kanakannya Nuha. Wisnu dan Rio akhirnya pamit dan pergi meninggalkan counter.
Pak Eko adalah pemilik ekspedisi pengiriman paket dan pengantaran paket. Dia bersama istrinya sudah hampir 10 tahun menjalani bisnis jasa tersebut. Makanya, ekspedisinya semakin ramai dan berjaya. Memiliki karyawan kantor, karyawan counter, dan kurir. Putra pertamanya sudah sekolah di bangku SMA sedangkan putra keduanya masih sekolah di bangku SMP.
Beliau sangat ramah, membuat Nuha merasa nyaman dan seperti memiliki seorang ayah lagi. Begitu perhatian dan melindungi. Nuha senang mendapatkan kehangatan kekeluargaan di tempat ia bekerja. Namun, ia sedih karena suatu saat nanti ia akan meninggalkan pekerjaannya untuk melanjutkan kuliah.
Pak Eko mengetahui kabar dari Emeli bahwa Nuha akan melanjutkan kuliah. Beliau pun mengajak Nuha mengobrol sejenak mengenai impiannya tersebut. Meski sangat disayangkan Nuha akan meninggalkan pekerjaannya, tapi beliau tetap berbesar hati dengan memberi izin, doa dan motivasi untuk masa depan Nuha.
“Nuha, ada pelanggan lagi” Sela Emeli.
“Baik kak Emeli. Saya tinggal dulu ya Pak” Ucap Nuha
Sebuah mobil berhenti di depan ruko. Dua orang keluar dan membuka pintu belakang mobil, mengeluarkan sebuah karung besar nan padat. Nuha dan Emeli semakin deg-degan. Pekerjaannya akan semakin sibuk lagi.
Dua orang tersebut berjalan dengan membawa karung dan menaruhnya di atas meja mereka. Membukanya dan mengambil satu per satu paket yang ada di dalamnya. Kecil-kecil namun banyak. Nuha dan Emeli terperanga terheran-heran melihat paket sebanyak itu.
“Sepertinya, kita akan lembur Nuha” Ucap Emeli
“Apa? Lembur?” Nuha kaget sekaligus cemas
“Saya tinggal ya kak” Ucap salah satu pelanggan tersebut
Nuha, Emeli dan Pak Eko mulai saling membagi paket untuk segera mereka kerjakan. Waktu sudah semakin sore saja, namun pekerjaan mereka masih belum selesai. Nuha dan Emeli masih bersemangat mengetikkan resi untuk paket yang akan dikirimkan.
Pak Eko beranjak dari tempat kerjanya, duduk di kursi malas untuk meluruskan boyoknya sejenak. Rasanya pinggangnya mau patah katanya. Ibu Eko pun datang membawa beberapa mangkok bakso dan es teh.
“Capek Pak?” Tanya Ibu Eko
“Capek Buk, pijitin donk” Ucap Pak Eko santai
“Gak malu apa dilihatin banyak orang” Sindir Bu Eko
“Ya sudah, saya tidur dulu kalo gitu” Jawab Pak Eko santai
“Hus! Kerjaan masih banyak gini kok malah ditinggal tidur. Nih aku bawain bakso. Ayo Nuha, Emeli kita makan bakso dulu” Pinta Bu Eko
“Siap Bu!” Jawab Emeli bersemangat
“Ayo Nuha kita makan bakso dulu” Ajak Emeli
“Iya kak bentar lagi”
“Eh, ada yang datang lagi kak” Sambung Nuha
“Biar saya aja yang urus” Ucap Bu Eko
Mata Nuha dan Emeli pun langsung berbinar-binar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yupi Syalala
Sampai di bab ini sungguh memberikan kelanjutan yang menarik dari cerita2 sebelumnya.
Hubungan antara Wisnu dan Nuha pun juga menarik untuk diikuti. Oke2, kita kesampingkan dulu si Naru itu. Aku yakin, dia pasti akan datang lagi kan kak?
Bikin penasaran./CoolGuy//CoolGuy/
2024-02-08
1
Soya Mayo
Ya ampun kak 😰😰 kaget aku dapat kiriman paket sebanyak itu. Astaga!! kecil2 tapi buanyak. kayak apa itu 🤣🤣
2024-02-08
1
Sa Kura
Gara-gara kucing jadi ada bunga2 romantis nih buat Nuha dan Kak Wisnu.
Hai Mimi! Nice Job!! 👍👍
2024-02-08
1