“Hari ini, akankah aku bisa melihat lagi kehadiran Nuha seperti kemarin? Jika iya, berarti takdir telah mempertemukanku kembali dengannya,” Gumam pria yang telah lama merindukan gadis yang bernama Nuha, kekasihnya.
Sambil berjalan memasuki wilayah kampus, ia terus berjalan hingga berhenti menatap luasnya halaman yang dikelilingi oleh berbagai gedung fakultas yang tingginya hingga empat lantai. Ia mengarahkan pandangannya pada sebuah jembatan di lantai dua yang menghubungkan antar gedung. Seorang gadis berdiri sendiri di sana, seolah merespon tatapan Naru dari kejauhan.
“A- Aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia, Nuha.”
Naru dan Nuha saling bertatapan mata, Naru memberikan senyuman namun Nuha tidak mengerti. Sejenak, Nuha masih terus memandang tenang tatapannya. Tapi, gadis itu bingung, kenapa pria tersebut tersenyum kepadanya?
...*****Sekeping puzzle lain berakhir*****...
“Pegawai baru ya Kak?”
Pria yang sedang menyerahkan beberapa paket dan menaruhnya di meja counter memiliki sikap yang dingin, tapi dia ingin mengajak Nuha berkenalan. Nuha kurang tanggap memberikan respon sehingga Emeli lah yang sigap menjawab pertanyaan dari pria tersebut.
“Bukan, dia pegawai dari kantor kita kok. Dia hanya menggantikan Kak Dinta sementara yang sedang cuti melahirkan”
“Oooh.. Namanya?” tanya pria tersebut singkat.
Emeli kurang mendengar karena masih fokus mengurus pelayanannya sendiri dengan pelanggan lain. Nuha pun tidak merespon karena sedang mengetik. Namun, karena tulisan pada paket tersebut kurang jelas membuat Nuha kesulitan membaca sehingga ia harus menanyakan dan memastikan kebenarannya.
“Maaf kak, tulisannya kurang jelas. Bisa bantu saya mendiktenya?” Pinta Nuha.
“Hahaha, jelek ya tulisannya? Maklum, tulisan cowok”
“Eh,” Nuha hanya memicingkan bibirnya.
Pria tersebut berkenan mendikte dan Nuha mencatatnya dengan sangat cepat dan lancar. Pria tersebut terkagum-kagum melihat cara kerja Nuha. Emeli memperhatikan tingkah dua insan tersebut.
“Wah, baru ketemu aja sudah langsung akrab. Jodoh dadakan telah datang nih,” Canda Emeli melirik manja.
“Ck!" Pria itu hanya melemparkan senyum kecutnya.
Pria yang bernama Wisnu yang tertulis jelas sebagai pengirim paket tersebut memang pelanggan setia dari ekspedisi tempat Emeli bekerja sehingga Emeli pun sudah sangat akrab dan mudah melempar candaan kepadanya, meski berakhir dengan respon yang garing.
Resi pengiriman pun telah selesai Nuha buat, sekitar tujuh resi kemudian Nuha serahkan kepada si pemilik paket, Wisnu. Wisnu masih saja melihat gerak gerik Nuha. Handphone Nuha yang dikalungkan di leher pun menyala.
“Eh, HPnya nyala tuh” Ucap Wisnu.
“Gakpapa, paling WA.” Jawab Nuha.
“Udah punya pacar ya?” Tanya Wisnu iseng.
“Pa- Pacar? Umm..” Nuha ragu, ia mencoba mengangguk sekali namun terus menggeleng beberapa kali. Ucapan pacar sudah sangat asing di telinganya. Belum pernah sama sekali selama dua tahun lebih ini ada orang lain yang mempertanyakan tentang kekasih Nuha, bahkan sahabatnya pun sudah tidak pernah membahasnya.
Nuha langsung membalasnya jelas, “Temanku mungkin yang sedang WA, soalnya kita punya rencana mau kuliah bareng”
“Oooh.. kirain pacar” Sindir Wisnu. “Ya udah, totalnya jadinya berapa?” lanjutnya.
“Rp. 145.500”
Wisnu memandang sejenak Nuha yang masih menghitung menggunakan kalkulator. Dia cukup tertarik dengan kehadiran Nuha yang terlihat memiliki sifat seperti dirinya. Diam dan tak mudah tertarik dengan sesuatu hal. Respon yang singkat dan dingin yang mengeringkan.
“Oke, nih.” Wisnu menyerahkan uangnya dan pamit beranjak pergi. “Makasih ya Kak, semoga besok kita bisa berjumpa lagi” Pungkasnya.
“Apa?” Nuha terdiam melihat kepergiannya kemudian duduk lesehan bersama Emeli untuk mulai mengemas paket dengan plastik dan menempelkan resi yang sudah dibuatnya.
Nuha termenung. Pertemuan dengan seorang pria yang baru saja terjadi tadi, membuatnya menjadi ingat dengan seseorang. Sudah sangat lama dia tidak melihat wajah cowok dengan sedekat itu. Rasanya, dia ingin kekasihnya untuk bisa segera pulang. Tapi hubungan jarak jauh mereka sudah lama lost contact.
Emeli melirik. Dalam hati dan pikirannya, dia jadi ingin mendekatkan Nuha kepada pria yang baru saja Nuha kenal. "Sepertinya, asik nih"
Ekspedisi tempat Nuha bekerja sangat ramai oleh pelanggan yang mengantarkan paket, hingga paket-paketnya tersebut mereka tinggal karena tidak ingin antri dan terlalu lama menunggu. Sehari Nuha menjadi penjaga counter ekspedisi benar-benar membuatnya sibuk dan kewalahan. Tidak ada waktu untuk mengobrol lagi atau sejenak membalas pesan WA saja.
Si pemilik ekspedisi, Pak Eko pun ikut turun tangan mengetikkan resi-resi paket yang sudah menunggu untuk dibuatkan. Meskipun tampak sibuk, namun pekerjaan mereka tidak begitu serius dan menegangkan. Pak Eko dan Emeli sering bercanda dan selalu beradu sindiran bahkan sambil membicarakan hal-hal yang lain yang perlu mereka bicarakan untuk bahan perbincangan mereka.
Waktu pun berlalu hingga siang pun datang. Emeli dan Nuha berbagi jam istirahat supaya counter tidak tutup dan tetap bisa melayani para pengirim paket yang berdatangan. Waktu istirahat Nuha pun tiba, ia mengunjungi warung mie ayam dan hendak makan siang di sana. Sambil menunggu mie ayam datang, akhirnya dia bisa istirahat sejenak sambil bermain dengan ponselnya.
“Duh, jadi telat deh balas WAnya”
Nuha membalas pesan WA dari Fani, Fani mempertanyakan soal kapan akan mendaftar kuliah bersama di universitas yang sama. Saat ini Fani juga sedang bekerja, ia bekerja sebagai penjaga toko buku. Nuha pun mulai membalas pesan WA darinya.
“Akhirnya, aku bisa kuliah juga. Tiga hari lagi aku akan mendaftar kuliah bersama Fani. Bisa kuliah bareng dan satu universitas bersama sahabat membuatku kembali bahagia”
“Ha aah..” Nuha menghela nafas
“Sudah akan tiga tahun setelah kelulusanku dari SMK, aku benar-benar merindukan masa-masa itu.”
Nuha teringat lagi dengan kenangan-kenangannya semasa sekolah dulu, apalagi kenangan dengan kekasihnya. “Ah! sudah-sudah! Lupakan! Setiap aku mengingat kenangan-kenangan itu membuat hatiku sakit dan nafasku terasa sesak! Ayo Nuha lupakan!” Geramnya.
Akhirnya, Nuha menikmati mie ayam bersama kesendiriannya sendiri. Kehidupan baru memang harus dia jalani. Bekerja di jasa pengiriman paket juga tidak membuatnya bosan dan patah semangat. Ia menjalaninya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh, meskipun kadang kala perasaan kesepian dan kesedihan hadir secara tiba-tiba.
Meski Nuha pendiam dan tertutup, dia tidak membenci untuk berteman dengan siapapun. Memiliki teman baru seperti Kak Emeli, kak Dinta, Pak Eko, dan karyawan-karyawan yang lain membuatnya bisa menghargai kehidupannya lagi. Serta kedatangan para pelanggan juga cukup mampu menghibur hatinya. Perasaan senang dan kebersamaan membuat Nuha bisa mempertahankan diri dan terus melangkah maju menghadapi masa depannya.
Rencana kuliah pun juga sudah terlihat di depan mata. Ia akan kembali menikmati masa-masa menuntut ilmu dan menjadi seorang mahasiswa. Perasaan senangnya tidak bisa disembunyikan lagi.
Waktu istirahat Nuha selesai, ia kembali lagi kepada pekerjaannya. Bekerja di siang hari membuatnya mulai mengantuk. Kak Emeli mulai memutar musik di komputernya, beberapa lagu melayu zaman dulu semakin membuat Nuha mengantuk. Menjadi lagu pembawa tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Miu Nh.
Cerita bab 2 ini memperkenalkan karakter baru seperti Wisnu dan interaksi Nuha dengan lingkungannya di tempat kerja. Ada beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan kelancaran cerita:
1. Deskripsi lingkungan: lebih banyak detail bisa ditambahkan untuk membantu pembaca membayangkan tempat tersebut dengan lebih baik. Misalnya, karakteristik unik dari tempat kerja Nuha.
2. Aliran pikiran Nuha: Terkadang, aliran pikiran Nuha terasa sedikit terputus atau meloncat-loncat. Cobalah untuk menyusunnya dengan lebih lancar dan menggambarkan perasaan dan pikirannya secara lebih konsisten. Ini akan membantu pembaca lebih terhubung dengan pengalaman dan perasaan Nuha.
3. Transisi antar adegan: masih terasa agak tiba-tiba atau kurang mulus. Cobalah untuk menggunakan kalimat atau tanda baca yang sesuai untuk memperhalus perpindahan antar adegan.
4. Interaksi karakter: Lebih lanjutkan interaksi antara Nuha dan karakter lainnya untuk membawa lebih banyak dinamika dalam cerita. Misalnya, Anda bisa menambahkan percakapan atau situasi yang memperlihatkan lebih banyak aspek dari kepribadian Nuha dan karakter-karakter lainnya.
Semoga cerita bisa lebih kuat dan menarik bagi pembaca ^_^
2024-02-09
0
Sa Kura
Wah! Ada karakter baru. Apa ini akan jadi saingannya Naru?
Aku jadi ingin bisa terhubung pada pengalaman dan perasaan Nuha.. duh duh ❤❤
2024-02-08
1
Miu Nh.
gkpapa gak kenalan langsung, yg penting bisa curi2 pandang dikit2 haha..
lanjutin komennya kak dn bantu aku hidup !! 😆😆
2023-01-15
2