Bab 4

"Hadiah perpisahan apa sih maksud lo lo pada? Jangan yang aneh-aneh, ya?" Rangga sudah mulai curiga pada ketiga gadis itu.

"Tenang aja, kita yakin, lo pasti suka kok," jawab Queen. "Ya gak, Girls?" tambahnya meminta pembenaran dari teman-temannya.

"Iya dong," jawab Qory.

"Ya jelas dong. Dan gue juga yakin, lo pasti bakalan happy banget hari ini. Hihi," tambah Alice tertawa cekikikan setelah membenarkan ucapan ketua geng nya.

Karena merasa semakin curiga, Rangga pun mendadak mengerem langkah kakinya, sehingga membuat Qory dan Alice yang sedang menyeretnya secara otomatis juga ikut berhenti bersamanya.

"Gak, lepasin gue. Gue gak mau ikut. Gue yakin, kalian bertiga pasti mau ngelakuin hal yang aneh-aneh lagi 'kan?" tebak Rangga. Selama hampir 3 tahun bersekolah di sekolah yang sama, Rangga sudah cukup mengenal seperti apa kekakuan Queen and The Gang. "Kalau kalian mau buat masalah, please, jangan bawa-bawa gue. Gue gak mau lagi nyari masalah. Gue udah tobat," tambah Rangga.

Geng Princes tidak mau menerima penolakan. Qory dan Alice pun kembali menarik paksa Rangga secara bersamaan agar mereka kembali melanjutkan langkah menuju tempat tujuan.

"Ayo ikut," Qory menarik paksa Rangga, "udah deh, lo ngikut aja sama kita, Rangga. Gak usah sok munafik deh jadi orang. Biasanya 'kan lo manut-manut aja sama kita."

"Iya, bener banget tuh. Lagian lo juga gak bakalan rugi kok kalo lo ngikut sama kita kita pada," tambah Alice.

"Nih cewek bertiga udah pada gila kali, ya?" gumam Rangga.

Rangga pun hanya bisa pasrah, mau tidak mau dia terpaksa menuruti keinginan geng Princes. Selama hampir 3 tahun berteman dengan ketiga gadis itu, dia sudah tahu betul seperti apa karakter ketiganya.

Mereka berempat pun lalu berjalan bersama menyusuri koridor kelas. Queen berjalan paling depan sebagai pemimpin, sedangkan Qory dan Alice bertugas menyeret Rangga.

Saat menyadari bahwa ketiga gadis itu ingin membawanya ke toilet perempuan, Rangga pun kembali menghentikan langkahnya.

"Tunggu, tunggu, tunggu. Ngapain kalian bertiga nyeret-nyeret gue ke toilet cewek? Apa jangan-jangan, lo lo pada mau ngerjain gue, ya?" tanya Rangga curiga.

Queen yang tadinya berjalan paling depan seperti seorang bos besar segera memutar badan menghadap ketiga orang yang berjalan di belakangnya.

"Kita-kita ini gak mau ngerjain lo ya. Kita cuma mau ngasih lo kejutan. Hadiah perpisahan gitu." Queen melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum penuh arti.

"Lah, terus ngapain kalian bertiga pake acara bawa-bawa gue ke toilet cewek segala? Kalo kalian cuma mau ngasih gue hadiah perpisahan, 'kan bisa di tempat lain. Gue yakin, kalian bertiga pasti mau ngerjain gue. Iya 'kan? Ngaku aja deh."

"Diem lo! Banyak bacot banget dari tadi. Gue lempar lo ke got baru tau rasa lo," ancam Queen, membuat Rangga langsung terdiam.

Gila. Kalo bukan karena lo anak orang terkaya nomor satu di kota ini, gue gak bakalan sudi berteman sama cewek licik kayak lo beserta dayang-dayang lo itu. Batin Rangga mulai geram.

"Alice, ikut gue. Dan lo, Qor, pegangin dia. Jangan sampe kabur," titah Queen.

"Siap, Queen," jawab Qory sembari memberi tanda hormat menggunakan tangan kanannya.

"Ayo," ajak Queen pada Alice, dan Alice pun mengangguk mengerti.

"Jangan kabur lo, ya? Awas aja kalo lo berani kabur." Masih sempat-sempatnya Alice mengancam Rangga sebelum akhirnya dia ikut pada Queen.

"Iya, iya. Cerewet banget sih," balas Rangga kesal dan cemberut. Pemuda itu sungguh merasa sangat terpaksa menuruti kemauan ketiga personel Geng Princess yang sangat menyebalkan itu.

Queen dan Alice berjalan menghampiri pintu toilet. Setelah Queen membuka pintu toilet tersebut dengan sangat pelan tanpa menimbulkan suara sedikit pun, dia pun mengajak Alice untuk masuk bersama ke dalam sana.

"Ayo," bisik Queen dan langsung dibalas anggukan oleh Alice.

Begitu kedua gadis itu masuk ke dalam toilet bersama-sama, keduanya pun lalu berjalan mengendap-ngendap hendak mencari di kamar kecil mana Irish berada.

"Lo gak lupa bawa kunci, 'kan?" bisik Queen disela pencarian mereka.

"Tenang, gue udah nyiapin semuanya dengan baik," balas Alice berbisik.

Yang mereka maksud disini adalah kunci toilet. Rencananya nanti mereka akan mengunci Irish dan Rangga di dalam sana.

Queen tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arah Alice. "Good job."

Samar-samar keduanya mendengar suara gemercik air di dalam kamar kecil paling ujung, mereka yakin bahwa Irish pasti ada di dalam sana. Begitu Queen dan Alice sampai di depan pintu kamar kecil yang ditempati oleh Irish, Queen pun memberikan kode untuk mendobrak pintu tersebut.

"Satu, dua, tiga."

BRAK!!!

Irish yang terkejut karena tiba-tiba ada yang mendobrak pintu hanya bisa berteriak sekencang-kencangnya. "Arhg!!!"

B e r s a m b u n g ...

Terpopuler

Comments

Lia Yulia

Lia Yulia

ini nih yg bikin penasaran...sebenarnya si Queen mau ngapain sih...

2022-10-11

2

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

gila gedek deh aku liat kelakuan queen n the gank..masih SMA juga kelakuan kayak gitu
mentang"anak konglomerat kelakuannya kayak gitu

2022-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!