Saat lulus SMP, kedua orang tuaku membawaku untuk mendaftar di SMA Citra, Sekolah menengah atas untuk anak-anak dari keluarga kalangan elite. Di SMA citra, tidak ada satu pun siswa atau siswi yang berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah, semuanya rata-rata anak pejabat dan konglomerat. Sialnya, saat aku bersekolah disana, aku kembali dipertemukan dengan Queen dan dayang-dayangnya. Dan yang paling menyedihkan, aku mengambil jurusan yang sama dan satu kelas dengan mereka lagi. Fiuh, nasibku benar-benar sangat sial, sepertinya mereka bertiga memang diciptakan dan ditakdirkan untuk menyiksa dan menindasku.
Tinggal satu kelas dengan mereka, hari-hariku menjadi sangat buruk, tapi aku tidak pernah lagi berpikir untuk pindah ke sekolah lain karena nyatanya sekolah lain sama saja. Dan pastinya, orang tuaku juga tidak akan setuju dengan hal itu, karena itu dibawah gengsinya.
Setelah bertahun-tahun disiksa oleh mereka, apakah aku ingin melawan? Tentu saja tidak, mereka terlalu kuat sedangkan aku terlalu lemah, apalagi mereka ada tiga orang sedangkan aku hanya seorang diri. Kalau pun aku melawan, aku pasti akan dibuat babak belur oleh mereka. Siapa yang akan menolongku? Siapa yang akan membelaku? Jawabannya tidak ada, bahkan para guru pun segan pada mereka. Jangankan para guru, kepala sekolah saja segan pada mereka bertiga, kalau pun aku melaporkan perlakuan tidak adil mereka pada wali kelas, tentu saja pasti aku yang kembali disalahkan. Kenapa? Ya itu, karena orang tua mereka bertiga adalah penyumbang terbesar di sekolah dan perannya sangat penting dalam memajukan sekolah kami.
Andai saja aku tidak mendapatkan perhatian lebih dari kedua orang tuaku, seperti kebanyakan anak konglomerat pada umumnya, aku pasti sudah lama bunuh diri saking lelahnya menjalani hidup yang penuh dengan rundungan.Untung saja aku memiliki ayah dan ibu yang sangat baik, mereka selalu memberikanku perhatian, kasih sayang, kebahagian, selalu menyemangatiku. Dan sesibuk apa pun mereka, mereka pasti akan menyempatkan diri untuk berkomunikasi denganku. Mereka berdualah satu-satunya alasan aku untuk tetap bertahan hidup.
Setelah hampir 10 tahun aku diperlakukan dengan sangat tidak adil, akhirnya sampailah pada tahap yang tidak bisa ku toleransi lagi. Penindasan yang terakhir ini benar-benar membuatku sakit hati dan tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku, menyisakan dendam yang suatu saat nanti harus terbayarkan, tidak boleh tidak.
*
*
*
POV AUTHOR
Waktu itu, saat akan pengumuman kelulusan di SMA Citra, Irish didampingi oleh ayah dan ibunya datang menghadiri acara tersebut, begitu pun dengan siswa-siswi yang satu tingkat dengan Irish, semuanya datang didampingi oleh kedua orang tua mereka masing-masing. Kecuali, Queen and The Gang, karena orang tua mereka bertiga masing-masing sangat sibuk dengan pekerjaannya, jadi mereka datang didampingi oleh wali mereka masing-masing.
15 Menit sebelum dimulainya acara, Irish tiba-tiba merasa sangat ingin buang air kecil.
"Ibu, Ayah, Irish ke toilet sebentar, ya?" pamit Irish pada kedua orang tuanya.
Iya, Sayang. Jangan lama-lama, ya?" balas Ibu.
Iya, Bu."
"Hati-hati, Nak," tambah Ayah berpesan.
"Iya, Ayah."
Setelah berpamitan pada kedua orang tuanya, Irish pun kemudian berlari kecil keluar meninggalkan ruang aula. Dengan langkah setengah berlari, Irish berjalan menuju toilet yang letaknya di ujung gedung. Cukup jauh dari aula tempat acara pengumuman kelulusan akan segera diselenggarakan.
Tanpa Irish sadari, ternyata Queen dan dayang-dayangnya mengikutinya dari belakang, ditambah 1 siswa laki-laki yang ikut mereka bertiga seret.
"Kalian mau ngapain sih?" tanya Rangga. "Ngapain pake ngajak-ngajak gue segala?" tambahnya lagi sedikit protes.
"Jangan banyak bacot lo, kita-kita pada mau ngasih hadiah perpisahan buat lo." Queen menjawab diiringi seringai tipis.
B e r s a m b u n g ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments