Bab 5

"Diem lo!" bentak Queen, dan seketika membuat Irish langsung bungkam karena gadis itu sangat takut pada Queen and The Gang.

Apa lagi yang ingin mereka lakukan padaku? Batin Irish mulai merasakan firasat buruk.

"Ka-kalian mau apa?" tanya Irish dengan tangan yang mulai gemetar karena ketakutan. Apalagi kala mengingat saat ini mereka bertiga sedang berada dimana. Tapi Irish merasa ada yang aneh, kenapa Queen dan Alice hanya berdua saja di sana, biasanya 'kan Qory juga selalu bersama dengan kedua temannya. Begitu yang ada di dalam pikiran Irish. Tidak tahu saja dia jika Qory di luar sana tengah menjaga Rangga agar tidak kabur.

"Diem lo! Jangan banyak nanya!" Lagi-lagi Queen membentak Irish membuat nyali gadis bergigi boneng itu semakin menciut.

Queen melirik ke arah Alice yang berdiri tepat di sampingnya. Ketua geng Princess itu lalu mengedipkan sebelah matanya pada temannya seolah memberikan sebuah kode yang membuat keduanya kemudian sama-sama saling melempar senyuman licik penuh arti.

Melihat Queen dan Alice semakin mendekat ke arahnya, Irish pun jadi semakin ketakutan. Dia yakin, keduanya pasti ingin menjahili dirinya.

"Ka-ka-lian m-mau a-pa?" tanya Irish. Di dalam ruangan sempit itu dia tidak bisa kemana-mana lagi selain hanya menyadarkan punggungnya hingga mentok di sudut kamar kecil.

"Diem lo! Sekali lagi lo ngomong, gue ceburin muka lo ke dalam clo*et," ancam Queen membuat Irish langsung terdiam.

Selama bertahun-tahun mengenal Queen, Irish sudah cukup tahu seperti apa watak dan karakter gadis itu. Jika Queen sudah mengucapkan sesuatu, dia pasti tidak akan main-main dengan ucapannya.

Daripada mukanya benar-benar diceburin ke dalam clo*et, Irish lebih memilih untuk diam dan tidak melakukan perlawanan apalagi berusaha untuk kabur. Dia hanya bisa pasrah sambil menangis saat Queen dan Alice mulai melepas paksa seragamnya satu per satu.

Ya Tuhan, apa salah dan dosaku pada mereka? Kenapa mereka tega sekali berbuat sejahat ini padaku? Batin Irish ditengah tangisannya.

Berselang 1 menit kemudian.

"Hahaha!" Queen dan Alice tertawa puas setelah berhasil ************* Irish.

"Gue gak nyangka, ternyata b*dy lo oke juga," kata Queen. Sebagai sesama perempuan, dia tak dapat memungkiri hal tersebut.

"B*dy doang yang oke. Muka? Kayak penghuni taman safari. Uu uu' aa' aa' aa'," ejek Alice sambil menirukan gaya monyet menggaruk p*****t dan kepalanya secara bersamaan. Gigi bawahnya juga sengaja dia majukan untuk mendalami perannya sebagai seekor nyomet.😅

"Hahaha!" Tawa keduanya kembali menggelegar memenuhi seisi toilet. Mereka benar-benar puas setelah melihat Irish hanya bisa pasrah dan menangis karena ulah mereka.

"Tolong kembaliin baju aku, Queen," pinta Irish sambil terisak.

"Eit," Queen menuding wajah Irish menggunakan jari telunjuknya, "gue bilang apa tadi? Mau lo gue ceburin muka lo ke dalam cl*set? Iya?"

Mendapat peringatan bernada ancaman dari Queen, Irish pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain hanya menangis dan menangis, sambil menahan rasa perih dan sakit hati karena ulah Geng Princess selama ini. Mendapatkan perlakuan seperti itu dari Queen dan kawan-kawannya tentu saja membuat Irish sakit hati. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membalas perbuatan mereka karena jelas ketiganya bukanlah tandingan Irish.

Kenapa kalian jahat sekali sama aku? Memangnya aku salah apa sama kalian? Batinnya.

"Diem di situ, dan jangan sampe lo berani berteriak minta tolong," ancam Queen sebelum akhirnya dia dan Alice pergi meninggalkan Irish sendirian di sana dalam keadaan setengah t*********g.

Air mata Irish semakin mengalir deras saat menyadari bahwa Queen dan Alice membawa pergi seragam beserta ponselnya.

"Bagaimana caranya aku keluar dari sini? Sedangkan aku hanya mengenakan pak aian da lam saja," gumamnya sembari memeluk lututnya dan bersandar di sudut tembok. "Ayah ... ibu ... tolongin Irish huhuhu ...."

B e r s a m b u n g ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***