Deanra menatap kedua orang tuanya dengan kawatir. tak biasanya ayahnya akan berbicara serius seperti ini dengannya jika tak ada hal yang sangat penting. Dulu pernah sekali ayahnya berbicara serius seperti ini, dan ternyata sebuah berita yang membuat ia kecewa dengan orang tuanya. Tapi itu hanya sesaat, sekarang ia bahkan sangat bersyukur dengan keputusan ayahnya.
Tapi sekarang apa? Apa ada sesuatu lagi yang akan membuat dirinya mengambil langkah ekstrim lagi. Deanra terkekeh geli, kenapa ia segitu berburuk sangka pada orang tuanya.
"Ayah, ada apa? Kenapa serius begini, sampai menyuruh Dean pulang cepat?"
"Ada yang ingin ayah bicarakan." Abas sebenarnya tak tahu harus mulai dari mana. Ia juga takut melukai hati Putri kecilnya ini, bagaimana pun ia sudah tahu anaknya sedang mencintai seseorang pria, tapi disatu sisi ada janji yang harus ia tepati.
"Bicara saja, Yah. Kenapa ragu begitu? Apa ini sangat penting?" Deanra semakin mendesak sang ayah untuk berbicara. Ia capek menerka-nerka apa yang akan dibicarakan pria kesayangannya ini, tapi dari tadi menunggu tak juga berbicara.
Deanra beralih menatap sang ibu, "Ibu, ada apa? Apa ada sesuatu yang sangat serius?" Sebenarnya Deanra juga ingin bertanya kenapa hanya dirinya yang dipanggil sang ayah dan ibunya, sedangkan adik laki-lakinya tak diajak.
Abas menarik nafas dalam, lalu ia mulai berkata dengan suara beratnya tapi terdengar tegas.
"Deanra, Ayah ingin kamu segera menikah...," ucap Abas terputus, ia menatap putrinya yang sedikit terkejut.
"Ayah ... menikah? Tapi kekasihku belum berpikir tentang pernikahan ayah, kami belum membicarakannya." Deanra Tak yakin kekasihnya akan langsung segudang pernikahan mendadak yang diminta oleh orang tuanya ini.
"Bukan Dengan kekasih mu, Deanra. Tapi dengan anak teman Ayahmu!" Syakira langsung berkata yang langsung membuat senyum Mali putrinya sirna seketika.
Bak mendapat pukulan keras, Deanra merasa dunianya berputar. Menikah? dengan pria lain? Dijodohkan? Ia menatap Ibu dan ayahnya dengan gamang.
Ia merasa perkataan ini benar-benar lucu. Ia tak pernah memikirkan ada pemikiran seperti ini pada orang tuanya.
"Ibu hanya bercanda kan? Gak mungkin kalian menjodohkan aku dengan pria yang tak aku cinta. Ayah, jangan bercanda, ini gak Luca." Deanra cemberut, ingin membuat ayahnya berkata ini hanya bohong dan ingin mengerjai nya saja.
Syakira menatap sang suami, meminta pria itu berucap tegas pada putrinya jika ini kenyataan bukan bercanda. Meskipun tak tega, tapi mereka pikir ini juga yang terbaik, banyak hal sudah mereka pertimbangan masalah perjodohan ini, dan akhirnya mereka setuju.
"Ayah tidak bercanda. Ini kenyataan, dan kamu harus siap menerima ini, De."
Deanra bagaikan kehilangan kata-kata. Matanya berkaca-kaca, menagis mendengar keputusan yang mengerikan ini. Jika ini nyata, mungkin sebentar lagi hidupnya akan hancur, ia tak akan mungkin menerima pria lain selain kekasihnya.
"Ayah, aku gak mau dijodohkan."
"Ini sudah keputusan kamu, De! Kamu tidak bisa menolak, karena kalian terlah dijodohkan sedari kecil, dan itu tak akan mungkin diputuskan." Abas berkata dengan tegas, tak ingin mendengar penolakan dari sang anak. Apalagi setelah mendengar kekasih putrinya tak ada rencana untuk menikah dengan Denara, ia semakin yakin keputusan yang ia ambil ini.
"Aku gak mau Ayah, bunda. Denara sudah punya pacar, Denara gak mau nikah sama pria lain!" Gadis itu terisak dan mengeraskan suaranya menolak permintaan sang ayah.
Abas sebenarnya tak tega, ia melembutkan sedikit wajahnya, tak ingin galak-galak pada sang putri kesayangannya.
"Baiklah ... Ayah akan membatalkan perjodohan jika dalam waktu seminggu ini kekasihmu siap melamar Mu, Deanra. Tapi jika tidak kamu harus menikah dengan pilihan ayah. Bagaimana?" Abas memberi pilihan. Ia akan memberi kesempatan pada Deanra mengambil keputusan.
Deanra tersenyum senang, "Ayah serius? Ayah, aku yakin Dilo akan datang melamar ku sesuai permintaan ayah. Bahkan aku yakin dia juga akan siap jika ku ajak menikah dalam waktu seminggu ini." Denara berkata dengan gembira. Ia sangat yakin kekasihnya sangat mencintainya, pasti dia akan senang mendengar kabar baik ini. Dan dia tak perlu menikah dengan pria yang tak dicintainya.
"Iya, Ayah serius. Tapi ingat perjanjian ini Deanra, hanya seminggu. Dan jika kamu gagal kamu harus siap menikah dengan pria pilihan Ayah!"
"Baiklah, Denara janji ayah, Ibu. Dilo pasti akan. datang kerumah dan melamar Denara, dan sekalian tak akan berpikir untuk memisahkan kami lagi," ucap Denara dengan percaya diri.
Melihat putrinya tersenyum lagi, Abas hanya bisa menarik nafas panjang. Sedangkan Syakir menatap suaminya dengan kesal. Padahal ini sudah dibicarakan, dan Deanra harus menerima perjodohan ini, tapi sekarang malah berubah keputusan.
Denara segera berlari masuk kedalam kamarnya, meninggalkan kedua orang tuanya dengan pemikiran yang kalut.
"Kenapa kamu berkata seperti itu mas? memberinya pilihan? Bukankah tadi kita sudah sama-sama setuju jika Deanra menikah dengan Ares saja. Tapi setelah malah berbeda perkataan mu,"
Abas memijit keningnya yang terasa berdenyut, "Mas juga gak tahu, Dek. Mas hanya gk tega melihat putri kita bersedih. Lagi pula bukankah ini lebih baik, memberi pilihan padanya?"
Syakira tak menjawab, tapi ia juga mengakui jika keputusan suaminya ada benarnya juga. Bukankah mereka dari awal setuju untuk tidak terlalu menekan sang anak.
"Baiklah, terserah mas saja." ucap Syakira. Ia segera berlalu masuk kedalam kamarnya dan sekarang tinggalah hanya Abas yang merasa pusing. Ternyata memutus kehidupan sang anak ketika setelah dewasa sangatlah tidak mudah, lebih sulit dari yang dia pikirkan dulu.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments