Setelah kejadian itu, Dev hanya melihat kepergian Zea dari restoran itu.
Dia pamit kepada Adicipta dan mengakhiri meeting nya hari ini. Tapi sebelum mereka pergi, Lisa masih saja mengutarakan keinginannya untuk memperkenalkan sang putri kepada Devandra.
Pria tampan yang menjadi impian para wanita dengan gelar billioner muda, dan terkenal dengan kekayaan serta kekuasaan yang dia miliki.
"Tentang penawaran kami yang tadi, saya cukup serius untuk memperkenalkan putri kami kepada anda, tuan Devandra," kata lisa.
"Ya ... saya akan memikirkan hal ini nanti, saya permisi," jawab Dev, lalu pergi dari restoran itu dengan menggandeng tangan sang Momy.
"Apakah kamu serius dengan ucapan mu, Dev?" tanya Abel sambil menatap sang putra.
"Ya mom, bukankah ini yang kau mau?" sambil membukakan pintu mobil untuk Momynya.
Lalu Dev mengendarai mobilnya, meninggalkan restoran itu menuju mansion keluarga, dan tidak kembali lagi ke perusahaan, karena dia akan menemani sang Momy tercinta serta bekerja dari rumah.
Di tengah perjalanan pulang, Abel mengeluarkan pendapatnya tentang Lisa.
"Tapi Dev, rasanya Momy tidak terlalu suka sama nyonya Lisa. Sepertinya dia sedang tidak berlaku adil pada kedua putrinya."
"Mom jangan terlalu difikirkan dan jangan menganggap ini sebagai perjodohan, karena ini hanya perkenalan biasa."
Lalu merekapun tiba di mansion keluarga Bramasta.
.
.
Di kediaman Pradipta, Zea yang baru saja tiba di mansion keluarga Pradipta, langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di ranjang, tanpa membuka sepatu boots yang dia pakai.
Zea menutup matanya. Lalu tiba - tiba ponselnya berdering, dia melihat ponselnya dan melihat nama Nico dilayar ponselnya.
"Hallo pengganggu," ucapnya pada sosok pria yang baru menjadi pacarnya itu secara terpaksa.
Terdengar Nico tertawa pelan dibalik ponselnya.
"Kenapa kau memanggil kekasih tampanmu ini dengan sebutan pengganggu sayang?" jawab nico.
"Ya, karena kau selalu mengganggu ketenangan ku," kilah Zea sinis. Nico hanya tertawa mendengar jawaban sang kekasih yang selalu blak-blakan.
"Oiya ... selamat atas kelulusan mu honey, kelulusan yang selalu kau tunggu - tunggu dengan nilai yang sempurna, aku bangga padamu," kata Nico panjang lebar.
"Hmm thanks," jawab Zea singkat.
"Nanti malam aku akan menjemputmu untuk merayakan kelulusan mu honey," ajak Nico.
"NO. Tidak usah menjemput, ku. Kirimkan lokasinya dan aku akan langsung berangkat sendiri," jawab Zea.
"Tidak honey, aku akan tetap menjemputmu," paksa Nico.
"Kalau begitu tidak usah merayakannya," jawab Zea kekeh tidak mau dijemput.
"oke oke aku menyerah." Dia mengalah karena Nico sangat tahu sikap Zea yang tidak ingin dibantah.
Lalu terdengar pintu kamarnya di ketuk, Zea langsung mematikan panggilan telepon nya tanpa basa-basi.
"Ck, gadis ini benar - benar," celetuk Nico yang panggilan telepon nya di matiin secara sepihak oleh sang kekasih.
Zea membuka pintunya dan terlihat sang papah yang tersenyum padanya, lalu memeluk tubuh Zea.
"Selamat sayang, selamat atas kelulusan mu yang sangat luar biasa ini. Papah bangga padamu, sayang " Adi mengecup puncak kepala putrinya itu bertubi - tubi.
"Thanks papah," jawab Zea yang langsung membalas pelukan dari adi itu.
"Kau mau hadiah apa dari papah?" tanya adi.
"No, aku tidak ingin apapun," jawab Zea langsung beringsut dari pelukan papahnya.
"Papah ingin kau bisa meneruskan perusahaan papah, Sayang," kata adi.
"Dan itu akan mengakibatkan papah bertengkar dengan istri tercinta mu itu," jawab Zea sinis.
"Tidak sayang, kau adalah putriku, putri pertama ku yang sangat papah banggakan. Dan perusahaan itu hanya milikmu, Sayang." Adi mengecup kening putrinya itu.
"Papah yakin?" sambil mendongak kearah wajah papah nya.
" Ya, i'm sure honey. Karena perusahaan itu adalah perusahan dari mendiang keluarga ibumu, sayang. Dan hanya kamu yang berhak atas perusahaan itu." Sambil memeluk putrinya itu.
Dibalik dinding kamar itu, Lisa mendengarkan percakapan mereka dengan perasaan dongkol, karena perusahaan yang diberikan pada Zea adalah perusahaan paling besar dari perusahaan lainnya.
"Seharusnya perusahaan itu di berikan pada Daniel," ucapnya sinis sambil berlalu menuju kamarnya.
Malam pun tiba, Zea sudah bersiap - siap untuk menemui Nico yang ingin merayakan kelulusannya, dengan mengajaknya makan malam bersama.
Zea hanya memakai celana jeans sobek, dan memakai kaos crop top nya yang memperlihatkan perut langsing nya.
Serta memadukan dengan kemeja flanel oversize tanpa memasang kancing bajunya.
Rambutnya yang panjang dia biarkan tergerai indah, hanya dengan pakaian yang cukup sederhana itu, Zea sudah sangat terlihat cantik dengan make up flow lesnya yang ringan tapi terkesan sangat cantik dan natural.
Dia keluar dari kamarnya, dan di ruang tengah Zea berpapasan dengan Lisa, ibu tirinya.
"Mau kemana kau, anak Badung." Tapi tidak digubris sama sekali oleh Zea.
Dia terus berjalan melewati Lisa, yang Melihat sinis kearahnya sambil melipat tangan di dadanya.
"Heii ... dasar anak tak tahu diri, tidak punya sopan santun!" bentak nya, pada Zea yang terus berjalan keluar dan mengendarai motornya yang terparkir di depan mansion.
Setelah sampai di tempat tujuan, Zea memarkirkan motornya. Dia membuka helmnya dan seketika rambutnya tergerai indah sambil terhembus angin sepoi - sepoi. Dan lagi - lagi hal itu mengundang perhatian banyak orang yang melihat kagum dengan kecantikan seorang Azelia.
Lalu Zea masuk kedalam restoran dan langsung di hampiri seorang pelayan.
"Silahkan, nona Azelia. Anda sudah di tunggu di ruangan VVIP, mari." Tunduk pelayanan itu sangat sopan.
Lalu Zea pun mengikuti pelayan itu dari belakang.
Setelah sampai di tempat VVIP, Zea dikejutkan oleh kedatangan teman dan sahabat nya itu.
"Surprise ...." Zea hanya menggelengkan kepalanya kearah teman - temannya itu.
"ayolah Ze. kau ini nggak seru," celetuk Cleo.
"Terus aku harus lompat - lompat teriak - teriak gaK karuan, gitu? it's not me." Sambil duduk di dekat Nico yang mengulurkan tangannya kearah Zea. Tapi Zea tidak membalas uluran tangan itu.
.
.
Di kediaman Bramasta, Dev menerima telepon dari sang asisten. Bahwa ada meeting mendadak yang akan di adakan di restoran Empire, dan tak bisa diundur lagi.
Dev langsung pamit kepada sang Momy yang sedang berada di ruang tengah.
"Mom, aku ada meeting sebentar dan mungkin aku langsung menemui temanku dulu, jadi jangan menunggu ku pulang. istirahatlah di kamar Mom. Jangan tidur terlalu malam, oke." Sambil mencium pipi sang Momy.
"Ya, take care son." Sambil membalas ciuman sang putra di kedua pipinya.
Setibanya di restoran Empire. Dev keluar dari mobil Lamborgini nya dan memakai kaca mata hitamnya.
Dev yang hanya memakai celana jeans, serta kaos plos lalu memakai coat nya.
Tampak terlihat sangat tampan dan itu mengundang perhatian para wanita yang berada di sekitar restoran itu.
Dev, berhenti melangkah ketika dia melihat motor yang dilihat nya tadi siang, bersama sang Momy. Terparkir di depan restoran itu.
Dev memicingkan matanya melihat motor itu, dan langsung berlalu masuk kedalam restoran.
Setelah masuk kedalam restoran, Dev membuka kaca mata hitamnya dan mengedarkan pandangannya, mencari sosok sang asisten yang sudah menunggu bersama rekan bisnisnya.
Lalu seorang pelayan dengan senyum ramah menghampiri Dev.
"Apakah anda tuan Dev?" tanya pelayan itu ramah. "YES," jawab Dev singkat.
"Mari ... anda sudah ditunggu di ruang VVIP tuan." Lalu tanpa basa basi lagi Dev langsung menuju kearah ruangan yang di tunjuk oleh pelayan itu.
"thanks," ucap Dev pada pelayan itu yang langsung membuat pelayan itu tersenyum sumringah.
Diruang sebelah Dev mengadakan meeting adalah ruangan yang di gunakan Zea bersama pacar dan sahabatnya. Makan malam dan bercengkrama.
Setelah Zea dan teman - temannya selesai makan malam di restoran itu.
Mereka langsung menuju club untuk merayakan kelulusan mereka.
Nico dengan setia menemani Zea malam itu. Tapi tetap Zea berangkat ke club menggunakan motornya, Nico dan teman - temannya mengendarai mobil mereka masing - masing menuju club bergengsi di kota itu.
Setelah sampai di club, mereka langsung masuk dan menuju ke atas ruangan VVIP yang sudah di pesan oleh Nico.
Nico menggandeng tangan Zea masuk ke dalam, tapi Zea menepis tangan Nico yang memegang tangannya.
"Jangan macam - macam," ucap Zea pada Nico yang hanya di tanggapi dengan senyum smirk oleh pria itu.
"Aku hanya ingin menggandeng tangan kekasih ku masuk," ucap Nico.
"No, tidak perlu, aku bisa masuk sendiri," lalu Zea pun masuk tanpa basa basi lagi.
"Ayolah honey, aku hanya ingin bersikap romantis, itu saja," kilah Nico yang terus mengekori langkah Zea.
Lalu Meraka pun duduk di sofa VVIP itu, dan pelayan datang dengan minuman serta cemilan yang akan dihidangkan di meja itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments