'Ya, motor itu, aku mengingat motor itu, I got you baby,' batin Dev tersenyum sambil tersenyum smirk.
.
.
Kini Dev sudah berada di mansio keluarga Bramasta, pria itu masih membaringkan tubuhnya dan menatap langit - langit kamar sambil membayangkan wajah seorang wanita yang baru saja menarik perhatiannya.
'Wanita yang langka,' batin Dev mengingat penampilan dan sikap Zea yang brutal.
Dev mengambil ponselnya lalu mengetik plat nomor motor Zea dan mengirimnya pada anak buahnya.
Tiba - tiba ponselnya berdering Dev langsung mengangkat nya.
"Cari semua informasi tentang siapa pemilik motor itu, secepatnya." Perintah Dev pada anak buahnya.
"Baik boss." Lalu Dev langsung mematikan panggilan itu dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.
Pria itu ingin membersihkan tubuhnya karena habis melakukan sedikit olahraga tadi bersama seorang perampok.
Setelah keluar dari kamar mandi, ponsel Dev berbunyi tanda ada email masuk.
Dev langsung mengambil ponselnya dan membuka email yang masuk dan ternyata email itu dari anak buahnya.
"Cepat juga mereka mencari informasi ini, tak salah aku mempekerjakan mereka." Dev menyunggingkan senyumnya saat mendapatkan informasi tentang wanita yang sempat mengalihkan dunianya.
Nama : Azelia Pradipta Dinata.
Umur. : 23 tahun.
baru lulus kuliah s2 dengan nilai sempurna dan gelar master nya. Putri pertama dari tuan Adicipta Pradipta Dinata yang sebentar lagi akan mewarisi perusahaan Pradipta corp dan memiliki kekasih Bernama Zack Nicolay.
.
Dev memicingkan matanya ketika melihat isi email dari anak buahnya. Dia merasa menemukan rencana yang akan disusunnya untuk bisa mendapatkan perhatian Azelia.
"Nama yang cantik, secantik orangnya. Azelia, putri dari tuan Adicipta. Menarikk," ucap Dev sambil tersenyum miring.
'Aku akan langsung menemui pawangnya, Azelia sayang, aku akan mengejutkan mu.' Batin Dev.
Lalu langsung merebahkan tubuhnya kembali dan memejamkan matanya.
.
.
Di kediaman keluarga Pradipta. Zea yang baru sampai langsung masuk kedalam mansion, dan langsung dikagetkan dengan kehadiran sang adik yang datang dari luar kota, karena adiknya itu tinggal di luar kota dengan nenek dan kakeknya serta melaksanakan pendidikannya disana.
" heii, adikk bengal ku, kapan kau datang?" sambil menghampiri sang adik yang berdiri dengan merentangkan tangannya.
" Baru saja, aku datang untuk memberikan ucapan selamat pada kakak tercantik ku ini." Lalu berpelukan melepas rindu dari keduanya.
Tubuh Daniel yang tinggi jangkung dan dengan postur tubuh yang cukup atletis di kalangan remaja seperti dia. Cukup membuat Zea terlihat seperti adiknya, meskipun Zea cukup tinggi untuk dikalangan wanita.
"bagaimana sekolah mu, Boy?," tanya Zea. Sambil menarik tangan Daniel untuk duduk di sofa ruangan itu.
"Sekolah ku lancar, Bahkan sangat lancar dan menyenangkan kak. Aku dikelilingi oleh banyak wanita cantik disana yang berebut untuk menjadi kekasih ku," jawab Daniel narsis.
"iiissh kau ini." Zea meninju lengan adiknya itu.
"Jangan terlalu sering bermain dengan banyak wanita, Daniel. Karena itu akan mengganggu aktivitas sekolah mu." Nasehat Zea pada adiknya.
"Tenang saja kak, aku masih diperingkat nomer satu di sekolah ku, dengan nilai paling tinggi disana. Dan aku menjadi pria terfavorit di sekolah dengan kepintaran dan dengan ketampananku," ucapnya narsis. Sambil tersenyum lebar dan melirik kearah Zea.
"Udah ah, aku capek, bisa - bisa aku gila mendengar kenarsisan mu itu." Zea bangkit dari sofa itu dan akan menuju lantai dua dimana kamarnya berada.
Tapi tiba - tiba tangannya di tahan oleh Daniel yang membuat Zea menoleh pada sang adik.
"Ada apa lagi, Daniel?" tanya zea.
"Pipi mu kenapa, kak?" tanya Daniel yang melihat luka lebam di pipi sang kakak.
"Tidak apa, biasalah tadi ada insiden kecil di jalan," ucap Zea enteng.
"Kakak masih sering berkelahi? ayolah kak, rubah sedikit sikap brutal kakak, agar aku bisa secepatnya mendapatkan kakak ipar yang keren seperti mafia. Kalau kakak masih bersikap brutal seperti ini ... eeemmm," Daniel menggantung perkataannya.
"Kenapa?" jawab Zea penasaran.
"MANA ADA YANG MAU SAMA KAKAK" ejek Daniel sambil berlari menuju ke kamarnya.
"Iiiissshh, anak ini benar - benar menyebalkan," ucap Zea sambil menggelengkan kepalanya, melihat keusilan sang adik lalu pergi menuju kamarnya.
Ya, hubungan Daniel dan Zea memang cukup akrab, bahkan bisa di bilang sangat akrab. Berbeda dengan hubungannya dengan saudara tirinya, Anggita. Yang selalu bertengkar di setiap kesempatan.
Anggita, anak Lisa dari lelaki lain yang tidak tahu siapa ayahnya.
Lisa bertemu dengan papah Zea ketika Adicipta dan Zea mengunjungi rumah nenek zea.
Lisa yang sengaja menabrakkan dirinya ke mobil yang di kendarai Adi dan Zea membuatnya terjatuh di atas aspal.
"FLASH BACK ON"
Chiiiittt.
Suara rem mobil berdecit kencang, saat ada seorang wanita yang tiba - tiba berada di depan mobilnya.
Adi dan putrinya turun dari mobil dan melihat seseorang yang sudah terjatuh di aspal.
"Anda tidak apa - apa, nyonya?" tanya Adi khawatir.
"Tidak, saya tidak apa - apa tuan, hanya kaki saya terkilir dan tidak bisa berjalan," ucap wanita itu.
Zea melihat kearah wanita itu dan memicingkan matanya
'Bagaimana bisa dia tahu kalau dia tidak bisa berjalan? sedangkan dia tidak ada usaha sedikitpun untuk bangkit berdiri.' Batin Zea curiga.
"Mari, biar saya bantu berdiri." Adi menawarkan bantuannya dan mengulurkan tangannya pada wanita itu.
Baru saja tangannya menerima uluran tangan dari Adi wanita itu langsung berteriak kesakitan.
" Aauuuww, kakiku sakit tuan. Aku tidak bisa berdiri." Kilah wanita itu.
Zea yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik wanita itu, mengerutkan keningnya dan mulai mengerti bahwa wanita itu hanya bersandiwara.
"Tangan anda baru saja menyentuh uluran tangan dari papah saya, lalu anda berteriak kesakitan. Bahkan anda belum berusaha untuk bangkit sedikitpun dari aspal itu," cetus Zea sinis sambil melipat kedua lengannya di dada.
"Sayang, tidak boleh berkata seperti itu pada orang yang lebih tua dari mu, itu tidak sopan." Nasehat Adi pada putrinya.
Lisa yang tersindir atas kelakuannya itu hanya menundukkan wajahnya.
" Maaf, jika anda tidak keberatan saya akan menggendong anda kedalam mobil saya, saya akan membawa anda ke rumah orang tua saya, agar bisa di urut disana," ucap Adi sopan.
"Iya tuan, saya tidak keberatan," jawab Lisa
"ckk." Zea berdecak sambil memutar matanya, melihat kelakuan papahnya yang terlalu baik pada semua orang, lalu kembali masuk kedalam mobilnya.
Di dalam mobil, Adi mengucapkan permintaan maafnya pada Lisa karena tidak sengaja menabraknya.
"Saya minta maaf nyonya, saya tidak sengaja menabrak anda," kata Adi sambil melihat kearah spion belakang.
"Iya tuan, saya juga minta maaf karena saya menyebrang tidak melihat - lihat dulu tadi," ucap Lisa sambil tersenyum kearah kaca spion.
"Baguslah kalau kau sadar, nyonya. Tapi sepertinya anda memang sengaja menabrakkan diri pada mobil kami tadi." Celetuk Zea yang dari awal sudah mengerti sandiwara yang dilakukan oleh Lisa.
"huusshh, ngomong apa kamu Zea. Jaga bicaramu itu!" bentak Adi.
'Anak ini benar - benar menyebalkan, dari mana dia tahu kalau aku hanya bersandiwara,' batin Lisa dongkol.
Sesampainya dirumah orang tua Adi.
Adi kembali menggendong Lisa dan merebahkan tubuhnya di sofa beranda rumah itu.
"lohh, Adi. Ada apa ini? apa yang sudah terjadi pada, lisa?" tanya ibuk Adi yang sudah mengenal Lisa sebagai karyawan di perkebunannya.
"Aku tidak sengaja menyerempetnya tadi, Bu," jawab Adi yang langsung mencium tangan ibunya.
"Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya ayah Adi dari balik pintu. Dan langsung dijawab oleh Zea dengan ketus.
"Dia menabrakkan dirinya pada mobil kami, kakek," jawab Zea yang langsung memeluk tubuh sang kakek.
'SIAL, anak ini benar - benar pengacau,' batin lisa.
"iiiiishhh, anak nakal ini ada - ada saja," jawab nenek Zea sambil mengacak rambut Zea.
Lalu Zea pun langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
"Aku akan memanggil tukang urut," kata ibunya Adi. Lalu meninggalkan Lisa di beranda rumahnya di susul juga ayah Adi yang langsung pergi ke perkebunan untuk mengecek panennya disana.
Lalu Adi masuk untuk mengambilkan air minum untuk Lisa.
"YESS. Langkah awal sudah berjalan dengan mulus, meskipun ada komentar tak sedap dari anaknya," ucap Lisa. Dan langsung di hampiri oleh putrinya, Anggita. Yang sedari tadi mengikuti dan mengawasi rencana ibunya itu.
"Bagaimana mom? semuanya lancar?" tanya Anggita.
"Ya, sangat lancar, dan akan aku pastikan rencana kedua kita pasti juga lancar, agar rencana utama untuk menikah dengan Adi terlaksana," ucap Lisa pada putrinya.
"Ya, mom dan kita akan hidup di kota serta menikmati kekayaan tuan Adi." Gita memeluk Lisa.
"Aku tidak sabar untuk memanggil tuan Adi yang tampan itu, papah," ucap Gita dengan pedenya.
Zea yang mendengar pembicaraan itu mengepalkan tangannya, dan tiba - tiba ada yang menepuk pundaknya.
"FLASHBACK OFF"
Zea masih merebahkan tubuhnya di ranjang dengan tatapannya ke atas langit - langit kamar itu, mengingat bagaimana pertemuan papahnya dengan Lisa hingga mereka menikah. Itu yang sudah direncanakan dengan sangat matang oleh Lisa dan Anggita.
Lisa memberikan obat pembangkit gairah pada kopi milik Adi, dan membuat Adi melampiaskan nafsunya kepada Lisa, hingga Lisa hamil dan Adi terpaksa menikahi Lisa.
Lalu Zea memejamkan matanya yang sudah berat karena lelah.
.
.
Di kediaman Bramasta.
Dev keluar dari kamarnya dengan penampilan yang klimis dan terlihat sangat tampan, dengan setelan jas yang melekat di tubuh kekarnya.
Dev berjalan menuju ruang makan yang sudah ada Abel disana menunggunya.
"Good morning, mom," sapa Dev sambil mencium pipi sang Momy.
" Good morning, son. Ayo sarapan dulu, Momy sudah menyiapkan nasi goreng seafood kesukaan mu," ucap Abel sambil menuangkan nasi goreng ke piring untuk putra tampannya itu.
Mereka pun sarapan bersama dengan suasana pagi yang asri dan tenang.
Setelah kegiatan sarapan mereka selesai, Dev langsung menunjukkan email yang berisi informasi tentang Zea pada sang Momy.
Abel langsung membaca dan melihat foto wanita yang sangat cantik di ponsel itu.
Abel tersenyum dan langsung menatap mata Dev yang berbinar tidak seperti biasanya.
" Jadi ... ini putri pertama dari tuan Adicipta?" tanya Abel yang hanya dijawab dengan anggukan oleh sang putra.
"Dia sangat cantik, Dev. Tapi kenapa nyonya Lisa malah memperkenalkan putri cantiknya ini dengan sangat buruk pada kita kemarin," ucap Abel yang masih melihat foto Zea di ponsel Dev.
"Karena dia anak tirinya," jawab Dev
"oouuwh ... pantas saja, mungkin putrinya sendiri tidak secantik putri tuan Adi, makanya dia sangat menyanjung anaknya sendiri dan menjelekkan putri tuan Adi" ucap Abel sambil tertawa pelan.
"Aku tidak mempedulikan itu Mom, dan Momy pasti akan terkejut bila tahu tentang informasi yang akan aku katakan selanjutnya." jawab Dev sambil meminum airnya.
"hmm, katakan Dev, informasi tentang apa itu?" tanya Abel penasaran.
"Tentang wanita yang mengendarai motor kemarin, yang Momy bicarakan padaku."
Abel menatap mata Dev dan melihat kembali kearah ponsel Dev, melihat lagi foto zea disana.
Abel kembali menatap netra indah sang putra yang berbinar seakan Dia tahu apa maksud dari pembahasan ini.
"Apa wanita yang mengendarai motor kemarin itu adalah, Dia?" Sambil memperlihatkan foto Zea pada Dev.
Lalu Dev mengambil ponselnya dari tangan Abel dan hanya di jawab dengan anggukan saja oleh Dev.
Hal itu membuat Abel menutup mulutnya dengan kedua tangannya seolah tidak percaya dengan takdir ini.
"yaa, rencana Tuhan pasti sangat indah, sayang," ucap Abel pada Dev.
Lalu Dev pun pamit pada sang Momy untuk pergi ke perusahaan, Abel mengantarkan putranya keluar dari mansion megah itu dan berhenti di depan pintu.
" Kau harus bertindak cepat Dev, kau harus segera membawa calon menantuku itu pada Momy," sambil membenarkan dasi Dev.
"Aku sudah bertindak cepat Mom dan langsung pada pawangnya, tuan Adicipta," ucap Dev sambil mencium tangan sang Momy dan mencium kedua pipi Momynya itu.
Dev pun berangkat menuju perusahaannya.
.
.
Diruang makan keluarga Pradipta, Zea sedang sarapan bersama. Di tengah suasana sarapan yang tampak hening itu, Adi membuka obrolan yang mengejutkan semuanya.
"Nanti malam kita akan kedatangan keluarga Bramasta, untuk berkenalan dengan kedua putri dari keluarga kita dan akan langsung melamar salah satu dari Zea dan Gita," ucap Adi yang membuat Zea tersedak.
"kak Zea, aku akan mengawasi gerak - gerik mu kak, kau harus hadir di acara nanti malam kak," sambil menunjuk kearah Zea dengan menggunakan garpunya.
" ck, kondisikan tangan mu itu," ucap Zea.
Lalu menurunkan tang Daniel yang menunjuk ke arahnya.
"Ya, kau benar Daniel, papah yakin kakak mu ini pasti akan menggunakan seribu cara untuk pergi dari mansion ini," jawab Adi sambil tertawa pelan. Mengingat kelakuan Zea yang selalu kabur jika ada keluarga dari relasi bisnisnya saat mengunjungi mansion nya.
"Tenang aja pah, aku akan menjaga kak Zea dengan sangat ketat, hingga dia tidak ada kesempatan untuk pergi dari sini," ucap Daniel sambil menjulurkan lidahnya kepada Zea.
Zea hanya memutarkan pandangan matanya melihat sikap adiknya itu.
"Lisa, telepon Gita. Suruh dia pulang hari ini," perintah Adi tegas.
" Ya, aku sudah menelponnya." Adi memicingkan matanya kearah Lisa karena dia tahu rencana Lisa yang ingin memperkenalkan Giya pada Dev.
Lalu mereka pun menyelesaikan makan paginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments