CINTA LAMA BERTEMU KEMBALI
selamat datang di novel pertama author. happy reading....
***
"Lepasin tangan aku Angga" seru seorang wanita berkemeja hitam dan bercelana jeans
"Engga Gita, aku ngga akan nglepasin kamu sebelum kamu denger penjelasan aku" ucap pria bernama Angga
"Lepas!!! Kamu udah punya Santi jadi jangan ganggu aku lagi Angga" ucap lantang wanita yang di panggil Gita
"Enggak Gita. Kamu salah paham. Semua yang terjadi waktu itu, itu semua ngga bener"
"Cukup! Aku ngeliat sendiri apa yang terjadi waktu itu. Paham!" Gita melepas kasar tangan yang sejak tadi di genggam paksa oleh Angga
"Mas Angga!!" Seru wanita yang tidak jauh dari mereka. Terlihat wanita itu seperti tengah hamil.
Gita menatap datar ke arah wanita yang memanggil Angga. Santi. Nama perempuan itu. Ternyata kejadian waktu itu sudah membuahkan hasil. Terbukti perempuan yang memakai dress ketat itu tengah hamil saat ini.
____
ANGGITA FARA NATASYA. Perempuan cantik berambut setengah keriting. Wanita mandiri yang baik hati. Putri tunggal dari keluarga Wijaya. Ayahnya bernama Abdi Wijaya dan ibunya bernama Indira Wijaya.
ANGGA. Lelaki yang menjadi cinta pertama Anggita. Lelaki pertama yang sudah memberikan sebuah kebahagiaan namun di akhir cerita ia menjadi orang pertama yang memberi luka untuk Anggita.
SANTI. Wanita yang menjadi sahabat dekat Anggita. Namun itu dulu disaat Santi belum mengenal lelaki yang bernama Angga. Disaat Santi sudah kenal lelaki yang bernama Angga. Persahabatan antara dirinya dan juga Anggita hangus seperti tidak berbekas dan tidak berkesan sama sekali.
____
"Mas Angga ngapain kesini?" Tanya Santi keras menatap tajam ke arah Angga
"Aku..... Aku..."
"Apa?? Kamu kesini mau ketemu sama jala*g ini haa"
"Ekheemm..." Dehem Anggita "siapa yang lebih cocok dengan predikat jala*g disini" lanjutnya santai. Tangannya pun bersedekap dada.
"Kamuuu."
Anggita hanya mengangkat bahu acuh dan berlalu meninggalkan dua manusia yang sudah melukai hatinya dan merusak kepercayaan nya.
"Anggita tunggu" seru Angga saat Anggita berjalan beberapa langkah.
"Udah lah Angga, diantara kita udah ngga ada apa-apa jadi jangan ganggu aku. Urus saja istri mu ini" Anggita pun berlalu meninggalkan mereka.
"Mas!!" Seru Santi saat melihat suaminya itu tidak berhenti menatap punggung Anggita yang semakin jauh.
"Kamu kenapa sih masih ketemu sama dia" tanya Santi sambil menunjuk punggung Anggita yang semakin menghilang.
"Aku ngga sengaja ketemu dia" jawab Angga santai.
"Aku ini istri kamu mas, jangan lupa"
"Aku harap kamu ngga lupa gimana cara yang kamu pakai dulu untuk menjadikan aku suami mu" ucap Angga dingin lalu meninggalkan Santi dan berlari mengejar Anggita.
Sementara Anggita sudah sampai di sebuah restoran di seberang jalan yang tidak jauh dari tempat ia bertemu Angga tadi.
"Huhhh, kesel banget gue" ucap Gita mendudukkan tubuhnya di bangku restoran itu.
"Ada apa lagi?" Tanya Karin sahabat Anggita.
KARIN SALSABILA. Sahabat dekat Anggita selain Santi. Saat dulu Santi mengkhianati kepercayaan Anggita dan merusak persahabatan mereka Karin lah yang menemani Anggita saat ia terpuruk.
"Liat tangan gue merah begini gegara si Angga itu" keluh Gita menunjukkan tangan nya yang agak merah karena di genggam paksa oleh Angga.
"Gila... Sampe kayak gini Git" seru Karin melihat tangan anggota yang memerah.
"Harus gua labrak itu orang" ucap Karin marah bahkan ia sampai menggebrak meja dan berdiri dari kursinya.
"Udah ngga usah, nanti malah ribet urusannya" ucap Gita mencekal tangan Karin untuk mencegah wanita tomboy itu membuat sebuah keributan.
"Tapi gue keseeell" ucap Karin mengepalkan tangannya gemas.
"Anggita" seru seseorang.
Anggita dan Karin pun menoleh ke arah sumber suara. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Karin segera menghampiri pria itu untuk melampiaskan amarahnya. Sementara Anggita menepuk pelan dahi nya ia tau apa yang akan terjadi setelah ini.
"Minggir" seru Angga
"Kalo gue ngga mau" ucap Karin bersedekap dada dan menatap tajam ke arah Angga.
"Minggir gue ngga urusan sama Lo" seru Angga marah.
Sementara Karin hanya tersenyum sinis ke arah Angga tanpa berniat memberikan jalan untuk Angga menemui sahabatnya. Tiba-tiba...
Plaakk....
"Karin" seru Gita menghampiri Sahabatnya.
"Lo apa-apaan sih" kata Angga marah
"Kenapa ngga suka" tanya Karin.
"Gue ngga ada masalah sama Lo"
"Lo emang ngga ada masalah sama gue, tapi Lo udah bikin masalah sama gue dengan ganggu sahabat gue"
"Karin udah, ayok kita pergi aja dari sini" bujuk Gita menarik halus tangan Karin.
"Awas Lo gangguin Gita lagi" ucap Karin menatap tajam ke arah Angga dan mengikuti langkah kaki Anggita.
"Udah Rin, udah."
"Kesel gue"
Anggita pun mengelus lembut lengan Karin agar sahabatnya itu tidak terlalu emosi. Lalu menarik tangan sahabatnya ke sebuah rumah makan favorit mereka. Karena di restoran tadi mereka hanya sempat memesan minuman saja dan belum makan.
"Udah, Lo duduk aja disini oke. Hari ini weekend jadi harus bahagia jangan emosi kayak gini" ucap Gita saat mereka sudah sampai di sebuah rumah makan yang menjadi favorit mereka berdua. Bahkan saat mereka masih sekolah dulu mereka sering ke rumah makan ini.
Meskipun tidak seperti restoran mewah namun makanan yang di sediakan disini cocok dengan lidah mereka berdua jadi apa salahnya makan di sebuah warung makan yang tidak mewah dan besar yang terpenting perut kenyang dan bisa membantu perekonomian si mamang yang menjadi pemilik warung tersebut.
"Mang, biasa ya nasi goreng spesial nya dua. Jus jeruk nya dua" ucap Gita kepada pemilik warung makan yang ia ketahui namanya adalah mang Rahmat
"Siap neng, tunggu dulu ya mamang masakin"
"Oke mang"
Mang Rahmat pun segera meracik bumbu-bumbu dan bahan yang akan dia masakan. Dia sudah hafal dengan wajah cantik perempuan muda yang baru memesan menu andalan di rumah makannya itu. Bahkan saat wanita cantik itu masih memakai seragam putih abu-abu pun sering mampir ke warung makan nya. Padahal yang ia dengar wanita cantik itu berada di kalangan masyarakat kelas atas namun entah alasan apa masih mau saja makan di tempat sederhana miliknya.
Dua porsi nasi goreng spesial untuk dua wanita cantik sudah selesai di buat. Jus nya pun sudah jadi dan tinggal siap antar kepada pemesan saja.
"Ini neng nasi goreng spesial nya, silahkan menikmati" ucap mang Rahmat sambil meletakkan dua piring nasi goreng dan dua gelas jus jeruk.
"Makasih mang" ucap Gita ramah. Karin pun hanya tersenyum tipis mood nya sudah hancur karena pertemuan nya dengan pria bernama Angga.
"Udah Rin ngga usah kesel-kesel gitu. Yuk mending makan aja. Nanti kita shopping, aku yang traktir"
"Bener ya"
"Iya,"
Karin pun makan dengan antusias dan semangat. Gita hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabat nya ini. Jika sudah mendengar kata shopping terlebih di bayari, maka mood yang tadinya rusak bisa secepat kilat berubah menjadi sangat baik.
Sepuluh menit kemudian mereka pun selesai memakan nasi goreng spesial yang sudah di pesan.
"Sruuuuuttt...." Bunyi Karin saat menyedot jus terakhir dalam gelasnya. Nasi goreng nya pun habis tak tersisa
"Kenyang banget gue. Nasi goreng mang Rahmat emang enaknya tiada tanding" ucap Karin
"Iya, bahkan nasi goreng mbok Na aja kalah" timpal Gita menyetujui ucapan Karin.
"Gue bayar dulu ya" ucap Gita.
"Gue aja" cegah Karin "kan Lo mau traktir belanjaan gue jadi makannya biar gue yang bayar" lanjutnya lalu berlalu meninggalkan Gita.
"Mang ini ya uang nya. Makasih. Masakan mamang selalu enak seperti biasa" ucap Karin menyerahkan dua lembaran uang merah kepada mang Rahmat.
"Banyak banget neng" kata mang Rahmat. Meskipun Karin dan Gita saat makan disini selalu membayar lebih tapi itu hanya menggunakan selembaran uang merah dan kali ini dua lembar.
"Udah mamang terima aja. Ini rezeki mamang" ucap Karin meletakkan paksa uang itu ke tangan mang Rahmat.
"Ya Allah neng, makasih banyak ya neng"
"Sama-sama mang"
Karin pun berlalu. Ia senang bisa berbagi seperti ini. Ia memberikan dua lembar uang merah sebagai bentuk apresiasi nya untuk masakan mang Rahmat yang super enak dan berhasil merubah mood nya menjadi lebih baik.
"Yuk, kita shopping. Besok udah hari Senin udah waktunya masuk kantor" ajak Karin pada Gita saat sudah selesai membayar
"Yuk" ucap Gita. Ia pun berdiri dan menghampiri sahabat nya.
Mereka pun berjalan keluar rumah makan, bukan sekali dua kali mereka datang kesini namun saat mereka masih sekolah dulu. Hampir setiap hari mereka datang kesini maka tak heran mang Rahmat sudah hafal dengan mereka.
"Gita, tunggu!" Seru seseorang
Gita dan Karin pun segera menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang memanggil Gita. Saat menoleh wajah Karin pun kembali merah karena emosi melihat siapa yang memanggil Gita. Karin yang sudah membuka pintu mobil pun kembali menutup pintu mobil dengan keras dan segera menghampiri orang yang memanggil Gita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
rintaanastasia41
kalau aku jadi gita. Angga udah aku hajar sampai babak belur. Terus aku lempar ke Antartika. Gedek aku ada cowok masih mengejar2 kyk gitu. Mau tak hih....
2023-10-09
1
hinata
semangat author
2022-10-22
1