CLBK 2

maafkan jika ada kesalahan dalam penulisan. happy reading...

***

"Gita"

Karin pun menghampiri orang itu. Ia berkacak pinggang di hadapan lelaki yang memanggil Gita. Emosi nya pun kembali meluap.

"Mau apa lagi Lo nyariin Gita ha" seru Karin.

"Gue udah bilang jangan ganggu Gita lagi, urus aja istri Lo itu. Jangan sampai tangan gue melayang ke pipi Lo lagi" ucap Karin mendorong bahu pria bernama Angga itu lalu meninggalkan nya dan segera masuk ke dalam mobil.

"Jalan Ndi" ucap Karin saat dirinya dan juga Gita sudah masuk ke dalam mobil yang memang sengaja ia suruh untuk menjemput mereka.

"Baik non, mau kemana non"

"Ke mall terdekat sini ya Ndi" jawab Gita. Sementara Karin masih menetralisir rasa emosi nya.

Karin sungguh marah saat ia tau bahwa Angga memaksa Gita untuk balikan lagi. Apakah pria itu sudah gil*. Pria itu bahkan sudah beristri, dan kini istrinya itu sedang hamil anaknya. Bagaimana bisa Angga mengajak Gita balikan. Apakah di fikiran Angga tidak ada yang mau dengan perempuan seperti Gita. Gita begitu sempurna siapa yang bisa menolak pesonanya. Mungkin saja Angga yang menyesal telah melepas permata seperti Gita.

"Karin" panggil Gita

Karin pun menoleh ke arah Gita lalu menghela nafas.

"Maafin gue ya Git, gue emosi aja pas denger Angga gangguin Lo tadi" ucap Karin menggenggam tangan Gita.

"Iya selow aja. Gue tau Lo peduli banget sama gue" jawab Gita lalu memeluk sahabat yang dulu sudah menemani masa terpuruknya itu. Karin pun membalas pelukan sang sahabat dengan penuh sayang.

Di kemudi depan Andi yang melihat interaksi antara nona muda nya dan juga temannya itu pun tersenyum tipis. Ia sungguh bersyukur bisa bekerja di keluarga kaya raya tetapi tidak sombong seperti keluarga pak Bram.

***

Sementara disini lain, seorang pria bertubuh atletis, memiliki alis yang tebal, bibir tipis, berwajah dingin tengah menatap ke layar laptop. Bunyi gemeletuk gigi pun terdengar nyaring di ruangan yang kedap suara itu. Entah apa yang ia tonton sehingga menampilkan ekspresi yang sangat menakutkan. Hawa dingin pun dirasakan oleh seseorang yang sejak tadi berdiri di hadapannya. Sungguh aura yang sangat menegangkan.

"Kamu tau apa yang harus kamu lakukan Romy?" Tanya pria itu dengan nada dingin.

"Ya tuan, kalau begitu saya pamit undur diri"

Pria yang bernama Romy pun segera keluar dari ruangan yang terasa seperti ruangan eksekusi.

'sangat menakutkan. Habislah orang itu sudah berani mengusik sang bos' batin Romy saat sudah keluar dari ruangan.

Sementara di ruangan tadi pria itu tengah menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran nya. Pria itu menatap langit-langit ruangan nya. Dia tersenyum tipis saat tiba-tiba bayangan wajah wanita cantik seperti terlukis di langit-langit gedung itu.

BRYAN ALBARA. Nama pria itu. Pria yang terkenal tegas dan dingin terhadap semua orang bahkan terhadap lawan jenisnya sekalipun. Di dalam hatinya hanya ada satu nama wanita cantik yang sudah memenuhi setiap sisi di fikiran nya. Di usianya yang menginjak dua puluh tujuh tahun ia sama sekali belum berniat menikah padahal dari segi fisik dan juga finansial ia sudah cukup matang untuk kehidupan berumah tangga. Namun apapun yang dikatakan orang ia tidak peduli sebab ia hanya akan menikah jika dengan wanita yang sudah memiliki hatinya.

"Sayang...." Ucap seorang wanita yang menerobos masuk pintu ruangannya.

Bryan sudah hafal dengan suara ini, suara yang di miliki oleh perempuan yang selalu memakai baju kurang bahan. Entah apa tujuannya selalu memakai baju yang terkadang memperlihatkan sebagian payud*ra nya itu. Bahkan rok ia pakai pun sangat pendek bahkan jauh di atas lutut. Apalagi make up yang di pakai sungguh di mata Bryan justru seperti ondel-ondel.

"Sayang kok kamu diam aja sih" kata perempuan itu menghentakkan kakinya persis seperti bocah kecil dan hal itu membuat Bryan semakin geli terhadap perempuan itu.

"Sudah berapa kali aku bilang kalau masuk ke ruangan ku ketuk pintu terlebih dahulu" ucap Bryan menatap dingin ke arah perempuan itu.

"Aku tunangan kamu, bukan karyawan kamu Bryan" seru nya.

"Tunangan? Sejak kapan?" Tanya Bryan melihat perempuan itu dengan tatapan mautnya

Melihat tatapan Bryan perempuan itu sebenarnya agak takut. Namun demi misinya untuk menjadi istri di keluarga albara ia tidak boleh gentar.

"A..aku minta maaf Bryan, aku tau kamu belum setuju tentang pertunangan kita tapi kakek sudah menyuruh kita untuk melangsungkan pertunangan kita"

"Diam. Mau apa kamu kesini?"

"Aku disuruh kakek untuk mengantarkan makanan ini untukmu. Kau bilang pada kakek bahwa malam ini kau akan lembur jadi kakek menyuruhku mengirim makanan ini untuk makan malam mu"

"Oke. Kau sudah selesai?"

"Apa?"

"Apakah ada urusan lain selain mengantar makanan?"

"Ti...tidak ada"

"Kalau begitu silahkan keluar"

"Tapi..."

"Aku masih ada pekerjaan, apakah kau akan mengganggu pekerjaan ku"

Wanita itu hanya mendengus sebal lalu segera pergi dari ruangan itu. Niat hati ingin melihat sang pujaan bekerja sekaligus menemani nya. Tapi malah di usir seperti ini.

Setelah kepergian wanita itu Bryan pun memanggil sang sekretaris untuk masuk ke ruangnya. Tak lama terdengar ketukan pintu dari luar, dan pintu pun terbuka setelah Bryan menyetujuinya masuk.

"Ardi, kau ingin menemani ku lembur bukan" tanya Bryan saat sang sekretaris sudah masuk ke ruangannya

"Ya bos"

"Ambil makanan ini" ucap Bryan menunjukkan makanan yang di bawa oleh perempuan ondel-ondel tadi.

"Tapi bos...."

"Kenapa kau tidak mau"

"Bukan begitu, tapi...."

Tadi ia melihat perempuan dengan penampilan menor membawa rantang makanan ini, sudah biasa wanita itu keluar masuk perusahaan dengan alasan di suruh oleh kakek albara. Dan tentu saja Ardi tak kuasa menahannya karena selalu mendapat ancaman akan di pecat jika menolak kedatangan nya. Jika perempuan itu tau bahwa rantang makanan yang dia bawa di ambil oleh Ardi, bagaimana dengan nasip Ardi di perusahaan ini

"Ambil atau bonus bulanan mu tidak akan di transfer"

"Baik bos, terima kasih" Ardi pun secepat kilat mengambil rantang makanan itu. Bosnya ini lebih menakutkan dari wanita itu. Jika perempuan itu mengancamnya maka Ardi akan bersembunyi di balik tubuh bos nya ini saja.

"Apa lagi?"

"Hah apa bos" ucap Ardi kaget. Ternyata ia melamun sejak tadi

"Apakah kau akan tetap berdiri disini?"

"Tidak bos, kalau begitu saya izin kembali ke ruangan saya"

Ardi pun berlalu dari ruangan sang bos untuk menikmati makanan gratis yang baru saja di berikan oleh sang bos. Sebenarnya wanita itu sering datang untuk mengantar makanan namun baru kali ini makanan itu di berikan kepadanya. Mungkin saja sebelumnya selalu di berikan oleh tangan kanan bosnya. Fikir Ardi.

******************

jangan lupa berikan like dan vote. tambahkan ke favorit kalian jika suka dengan cerita ini.

Episodes
1 CLBK 1
2 CLBK 2
3 CLBK 3
4 CLBK 4 (18+)
5 CLBK 5
6 CLBK 6
7 CLBK 7
8 CLBK 8
9 CLBK 9
10 CLBK 10
11 CLBK 11
12 CLBK 12
13 CLBK 13
14 CLBK 14
15 CLBK 15
16 CLBK 16
17 CLBK 17
18 CLBK 18
19 CLBK 19
20 CLBK 20
21 CLBK 21
22 CLBK 22
23 CLBK 23
24 CLBK 24
25 CLBK 25
26 CLBK 26
27 CLBK 27
28 CLBK 28
29 CLBK 29
30 CLBK 30
31 CLBK 31
32 CLBK 32
33 CLBK 33
34 Pengumuman
35 CLBK 34
36 CLBK 35
37 CLBK 36
38 CLBK 37
39 CLBK 38
40 CLBK 39
41 CLBK 40
42 CLBK 41
43 CLBK 42
44 CLBK 43
45 CLBK 44
46 CLBK 45
47 CLBK 46
48 CLBK 47
49 CLBK 48
50 CLBK 49
51 CLBK 50
52 CLBK 51
53 CLBK 52
54 CLBK 53
55 CLBK 54
56 CLBK 55
57 CLBK 56
58 CLBK 57
59 CLBK 58
60 CLBK 59
61 CLBK 60
62 CLBK 61
63 CLBK 62
64 CLBK 63
65 CLBK 64
66 CLBK 65
67 CLBK 66
68 CLBK 67
69 CLBK 68
70 CLBK 69
71 CLBK 70
72 CLBK 71
73 CLBK 72
74 CLBK 73
75 CLBK 74
76 CLBK 75
77 CLBK 76
78 CLBK 77
79 CLBK 78
80 CLBK 79
81 CLBK 80
82 CLBK 81 (ada perkataan kasar, harap bijak)
83 CLBK 82
84 CLBK 83
85 CLBK 84
86 CLBK 85
87 CLBK 86
88 CLBK 87
89 CLBK 88
90 CLBK 89
91 CLBK 90
92 CLBK 91
93 CLBK 92
94 CLBK 93
95 CLBK 94
96 CLBK 95
97 CLBK 96
98 CLBK 97
99 CLBK 98
100 CLBK 99
101 CLBK 100
102 CLBK 101
103 CLBK 102 (18+)
104 CLBK 103 (16+)
105 CLBK 104 (18+)
106 CLBK 105 (21+)
107 CLBK 106
108 CLBK 107
109 CLBK 108
110 CLBK 109
111 CLBK 110
112 CLBK 111
113 CLBK 112
114 CLBK 113
115 CLBK 114
116 CLBK 115
Episodes

Updated 116 Episodes

1
CLBK 1
2
CLBK 2
3
CLBK 3
4
CLBK 4 (18+)
5
CLBK 5
6
CLBK 6
7
CLBK 7
8
CLBK 8
9
CLBK 9
10
CLBK 10
11
CLBK 11
12
CLBK 12
13
CLBK 13
14
CLBK 14
15
CLBK 15
16
CLBK 16
17
CLBK 17
18
CLBK 18
19
CLBK 19
20
CLBK 20
21
CLBK 21
22
CLBK 22
23
CLBK 23
24
CLBK 24
25
CLBK 25
26
CLBK 26
27
CLBK 27
28
CLBK 28
29
CLBK 29
30
CLBK 30
31
CLBK 31
32
CLBK 32
33
CLBK 33
34
Pengumuman
35
CLBK 34
36
CLBK 35
37
CLBK 36
38
CLBK 37
39
CLBK 38
40
CLBK 39
41
CLBK 40
42
CLBK 41
43
CLBK 42
44
CLBK 43
45
CLBK 44
46
CLBK 45
47
CLBK 46
48
CLBK 47
49
CLBK 48
50
CLBK 49
51
CLBK 50
52
CLBK 51
53
CLBK 52
54
CLBK 53
55
CLBK 54
56
CLBK 55
57
CLBK 56
58
CLBK 57
59
CLBK 58
60
CLBK 59
61
CLBK 60
62
CLBK 61
63
CLBK 62
64
CLBK 63
65
CLBK 64
66
CLBK 65
67
CLBK 66
68
CLBK 67
69
CLBK 68
70
CLBK 69
71
CLBK 70
72
CLBK 71
73
CLBK 72
74
CLBK 73
75
CLBK 74
76
CLBK 75
77
CLBK 76
78
CLBK 77
79
CLBK 78
80
CLBK 79
81
CLBK 80
82
CLBK 81 (ada perkataan kasar, harap bijak)
83
CLBK 82
84
CLBK 83
85
CLBK 84
86
CLBK 85
87
CLBK 86
88
CLBK 87
89
CLBK 88
90
CLBK 89
91
CLBK 90
92
CLBK 91
93
CLBK 92
94
CLBK 93
95
CLBK 94
96
CLBK 95
97
CLBK 96
98
CLBK 97
99
CLBK 98
100
CLBK 99
101
CLBK 100
102
CLBK 101
103
CLBK 102 (18+)
104
CLBK 103 (16+)
105
CLBK 104 (18+)
106
CLBK 105 (21+)
107
CLBK 106
108
CLBK 107
109
CLBK 108
110
CLBK 109
111
CLBK 110
112
CLBK 111
113
CLBK 112
114
CLBK 113
115
CLBK 114
116
CLBK 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!