"Gila puas banget gue belanja nya Gita" ucap Karin excited.
Saat ini mereka sedang nongkrong manja di sebuah restoran yang ada di mall tersebut. Hanya sekedar duduk manis sambil menyeruput segelas cappucino yang menjadi favorit mereka.
"Kayak ngga pernah belanja aja Lo" sahut Gita. Ia merasa sahabatnya ini terlalu berlebih-lebihan dalam mengekspresikan sesuatu.
Baru beberapa saat yang lalu Karin dilanda emosi tiada tara sekarang anak itu sudah tersenyum bahkan tertawa seolah sudah lupa dengan segala kejadian tadi.
Drrtt.... Drtt....
Bunyi handphone yang menandakan sedang ada yang memanggil. Merasa handphone nya berbunyi Gita pun segera meraih tas nya untuk mengambil hp nya. Ia melihat nama yang terpampang di layar handphone nya. 'mama' ia pun segera mengangkat nya.
"Halo sayang" ucap mamanya dari arah seberang
"Iya ma, kenapa?"
"Kamu kapan pulang, ini udah hampir malam loh"
Hampir malam? Gita pun melihat jam yang melingkar di tangannya. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Gita menepuk dahinya pelan. Bagaimana ia bisa lupa waktu. Memang jika bersama Karin ia bisa melupakan segalanya. Maka dari itu disaat terpuruk Karin lah yang berperan sangat penting untuk mengembalikan keceriaan Gita.
"Gita, halo"
"Iya ma, bentar lagi ya Gita pulang. Suruh Eka buat jemput Gita di mall xxx"
"Oke, kamu tunggu ya. Nanti biar Eka hubungi kamu kalo dia udah sampai disana"
"Oke ma"
Sambungan pun terputus. Gita melihat ke arah Karin yang sepertinya memang juga belum sadar bahwa ini sudah hampir malam. Bertemu orang menyebalkan, makan nasi goreng favorit, dan berbelanja di mall ini membuat mereka seolah terhipnotis untuk lupa dengan segala hal.
"Lo sadar ngga Sekarang jam berapa?" Tanya Gita menatap Karin.
"Ha? Jam berapa emang?"
Gita pun menunjukkan jam tangan nya ke arah Karin.
"Busyeett.. kenapa Lo ngga bilang Gita"
"Gue juga baru sadar, kalo ngga di telfon mama gue mana tau kalau sekarang udah malem"
"Yaudah yuk lah kita pulang, besok harus kerja kita"
"Yaelah, kerja di perusahaan sendiri Lo segitu paniknya" canda Gita.
"Justru itu, kita harus jadi panutan"
"Bentar lagi lah ya, gue tunggu si Eka jemput"
"Bareng aja kenapa, diantar sama si Andi"
"Si Andi kan tadi Lo suruh pulang duluan Karin"
"Gue lupa" ucap Karin seolah tanpa beban. Selain emosian temannya ini ternyata punya kebiasaan baru. Suka melupakan sesuatu.
Di rumah mewah bak istana. Orang tua Gita tengah berada di ruang keluarga.
"Dimana Gita ma?" Tanya pak abdi, papa dari Gita.
"Lagi di mall pa, biasa anak gadismu itu lagi sama Karin makanya belanja dia"
"Kapan mereka akan pulang. Seharian ini papa ngga ngobrol sama Gita"
"Mama mau nyuruh Eka buat jemput Gita dulu pa,"
"Biar papa aja"
Pak abdi pun segera berlalu, di luar ia melihat Eka sedang duduk bersantai karena hari ini nona muda nya tidak minta di antar kemana-mana padahal hari ini Minggu.
"Eka" panggil tuan abdi kepada supir pribadi putrinya itu
"Iya tuan" jawab Eka dengan ramah
"Jemput nona Gita ke mall xxx ya."
"Baik tuan"
Eka pun berlalu dengan perasaan heran, kapan nona muda nya keluar rumah. Ia coba mengingat tadi pagi apakah ia melewatkan sebuah perintah. Sepertinya tidak. Sudahlah. Eka pun segera melajukan mobilnya ke mall dimana nona muda nya sedang berada.
Kira-kira dua puluh lima menit Eka sudah sampai di mall yang di tuju. Ia pun mengambil ponselnya untuk menghubungi nona nya.
"Halo nona" sapa Eka saat panggilan nya sudah dijawab.
"Nona dimana, apakah perlu saya kesana?" Tanya nya lagi.
"Oh, baiklah nona. Saya tunggu di halaman parkir kalau begitu"
Panggilan pun terputus. Eka sudah biasa berada di mall ini. Karena jika sedang tidak baik-baik saja nona muda nya pasti akan nongkrong disini. Tapi tidak mungkin jika nona muda nya sendirian. Tak lama ia melihat nona mudanya bersama seseorang yang tidak asing untuknya. Pantas saja jika bersama non Karin pasti nona nya itu menjadi doyan belanja. Tapi tas belanja itu hanya di bawa oleh nona Karin apakah nona nya tidak ikut berbelanja. Ah entahlah dunia orang kaya memang beda.
"Eka... Ngelamun aja" seru Gita saat sudah sampai di dekat Eka.
"Maaf non, mari masuk"
Eka pun segera membukakan pintu mobil untuk kedua tuan putri itu. Ia lalu duduk di kursi kemudi untuk menyetir.
"Antar Karin ke rumahnya dulu ya" kata Gita kepada Eka
Eka pun melirik kaca yang ada di dekat kepalanya dan kebetulan wajah Karin bisa terlihat dari sana.
"Baik non"
Eka tersenyum tipis, saat melihat bayangan wajah cantik Karin yang terpantul dari kaca itu. Ia bisa mencuri pandang pada sahabat majikannya itu.
Tak berapa lama mereka pun sampai di kediaman keluarga Karin. Eka pun segera membukakan pintu untuk Karin.
"Lo ngga mampir" tanya Karin sesaat sebelum ia keluar dari mobil.
"Engga deh Rin, udah malem. Takut nyokap ngamuk. Gue ga pulang dari siang"
Karin pun menganggukkan kepala mengerti. Lalu ia segera turun dari mobil dengan membawa bag belanjanya.
"Terima kasih" katanya pada Eka. Eka pun hanya tersenyum dan mengangguk.
Eka pun kembali menutup pintu mobil lalu segera melajukan kembali kendaraan roda empat itu ke kediaman wijaya.
***
"Sayang, ketemuan yuk. Aku kangen" ucap manja Santi kepada seseorang di telepon
"Yaudah, aku tunggu di butik ya. Aku belum pulang."
"Kamu tenang aja, karyawan aku udah pulang semua kok"
"Iya, cepetan ya. Aku tunggu"
Panggilan pun terputus. Santi tersenyum lebar kala seseorang yang ia telepon bersedia untuk menemuinya. Santi pun beranjak dari kursi kebesarannya dan segera membersihkan diri untuk menyambut seseorang yang sudah sangat ia rindukan.
Di sebuah club' malam, dimana banyak masyarakat Jakarta yang menghabiskan waktu malam disini. Baik untuk mereka yang lelah seharian bekerja atau mereka yang memang malas pulang ke rumah. Di club' ini di sediakan para waiters yang cantik dan menawan. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menawarkan jasa plus-plus untuk para lelaki hidung belang. Termasuk lelaki yang saat ini sedang duduk di apit oleh dua wanita cantik dengan memakai pakaian yang menonjolkan bagian tubuhnya.
"Sorry sayang, malam ini aku ada urusan. Lain kali atau besok aku pasti akan memakai jasa kalian berdua" ucap pria itu lalu mengecup sekilas bibir kedua wanita itu secara bergantian.
"Apakah tuan tau, kami bahkan kehilangan pelanggan lain karena kami ingin melayani tuan semaksimal mungkin" ucap salah satu wanita yang berada di sisi kanan pria itu. Wanita itu tidak rela jika pria kaya ini tidak memakai jasa mereka dan mereka tidak akan mendapat sepeserpun uang malam ini
"Baiklah sayangku, bagaimana dengan ini" pria itu merogoh saku kemeja nya lalu mengeluarkan segepok uang merah dan menyerahkan kepada dua wanita di sisinya.
"Kalian sudah bisa membiarkan ku pergi"
"Ya tuan. Tuan memang yang terbaik" ucap mereka sumringah lalu memberi jalan agar sang tuan yang biasa memakai jasa mereka itu bisa keluar ruangan.
Lelaki itu tersenyum miring, sungguh gampang sekali para wanita itu. Hanya dengan beberapa lembar uang maka sudah membiarkannya pergi. Wanita memang mudah untuk di beli. Batinnya.
Pria itu pun bergegas pergi untuk menemui seseorang yang baru saja menghubungi nya.
________
jangan lupa berikan vote dan like kalian ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments