ATM

Kakakku berharap agar bang Parlin mau membeli rumah itu agar dia dapat komisi yang bisa dia gunakan untuk membayar angsuran rumahnya yang sudah jatuh tempo makanya dia membujuk bang Parlin agar mau membeli rumah itu

"Inilah pemikiran orang yang tidak bisa maju, padahal punya sawah banyak di desa dari pada pusing ngurusi sawah saat paceklik mending sebagian di jual dan diberikan rumah di sini toh sekarang kamu hidup dikota ini, dasar punya otak tidak dipakai, mikir dong itu anak orang jangan diajak numpang di rumah orang malu," ucap Kakakku sebelum pulang sambil menunjuk kepalanya bagian otak.

Dia pulang dengan rasa kecewa karena tidak berhasil membujuk suamiku.

Seandainya kamu tahu kak kalau suamiku seorang milyarder mungkin kakak akan malu karena telah merendahkannya.

Setelah kakakku pulang aku pun menampilkan wajah ketusku, aku heran kenapa ini suami diam saja setiap kali ada orang yang merendahkannya, sekali- kali ceritakan yang sebenarnya agar tidak ada orang yang merendahkannya lagi, di pamerkan apa yang dia punya agar orang tidak lagi menghinanya.

"Kenapa sih Bang kamu diam saja di rendahkan seperti itu! katakan saja yang sebenarnya agar kita tidak terus dihina dan direndahkan," kataku kesal.

"Sabar Dik! tidak ada guna pamer dan sombong itu," ucap Bang Parlin menenangkan.

"Ada Bang sekali sekali kita harus pamer pada orang yang sombong, baru kredit rumah saja sombong," ucapku kesal.

"Sudah Dek jangan marah marah itu kakakmu sendiri loh," jawab suamiku.

"Bodo amat," jawabku kesal dan berjalan meninggalkan suamiku sambil menghentak hentakan kaki aku menuju kamar.

Aku kesal dibuatnya entah terbuat dari apa suamiku ini sudah penyabar, dia pun tidak mau pamer dan diam saja kalau ada orang yang menghinanya padahal seandainya dia mau mengatakan apa yang dia punya mereka yang menghinanya akan malu karena apa yang mereka punya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekayaan bang Parlin. Aku bertekad akan merubahnya agar kami tidak selalu direndahkan dan yang pertama harus aku lakukan adalah merubah penampilannya, aku harus memotong itu rambut gondrongnya yang sudah mirip ekor kuda.

"Bang aku minta uang boleh?" tanyaku pada Bang Parlin.

"Tentu saja boleh Dik, masa istri minta uang kok tidak boleh toh uang aku punya kamu juga," tanya suamiku meyakinkan.

"Benarkah begitu?" menggodanya.

"Ada ada saja kamu ini Dik, masa sama suami sendiri kok masih tanya minta uang boleh atau tidak kita sudah menikah Dik apa punya Abang ya punya Adik juga," jawabnya sambil terkekeh.

" Oh iya aku lupa suamiku juragan sapi, juragan empang, juragan kontrakan, pasti duwitnya banyak jadi gak pelit," ucapku sambil berpaling membelakanginya.

"Jangan bilang begitu Dik! uang banyak atau sedikit tergantung sifat orangnya pelit atau tidak, kadang orang yang duwitnya banyak pelit sama istri pun ada, tapi prinsip Abang apa punya Abang itu punya istri juga, semakin kita royal sama istri semakin banyak rezeki," ucap suamiku sambil memelukku dari belakang.

"Abang bukan juragan sapi Dik, bukan juragan tambak! Abang hanya peternak sapi yang kebetulan sapinya berkembang jadi banyak, Abang cuma orang yang suka memelihara ikan dan hobinya itu berkembang karena Abang tidak bisa melakukan semuanya sendiri jadi Abang menggaji orang untuk membantu pekerjaan Abang itu, jangan cemberut istri cantikku," ucap Suamiku merayu.

"Jadi boleh ya Bang aku minta duwit buat shopping? buat beli baju, beli tas baru, beli sepatu," ucapku sambil tersenyum.

"Tentu boleh, pakai ini kalau kamu ingin belanja dan jalan jalan," ucap bang Parlin sambil memberikan ATM padaku.

Aku kaget dibuatnya ternyata walaupun tidak mengenal handphone tapi suamiku mengerti dan memiliki ATM, dalam otakku yang ingin pertama kali aku kunjungi adalah salon aku bertekad ingin merubah penampilan bang Parlin aku ingin memotong rambut bang Parlin yang panjang seperti jembatan Suramadu itu.

"Ayo bang kita jalan jalan dan belanja," ucapku semangat.

Motor matic Mio milikku setia mengantarkan kami kemana saja untuk jalan jalan dan berbelanja, ATM juga nomer pin bang Parlin sudah kasih tahu, tujuan pertama jalan jalan ku adalah salon pria aku sudah membulatkan tekad untuk mengubah penampilan suamiku sedikit keren biar tidak terlihat kuno.

"Kita mau apa Dik datang kemari?" tanya suamiku setelah kami sampai di salon pria.

"Ganti suasana dulu Bang," jawabku.

"Ganti suasana bagaimana maksudnya Dik?" tanya suamiku tidak mengerti maksudku.

"Itu Bang dipotong dulu rambutnya biar rapi dan terlihat lebih ganteng," jawabku sambil tersenyum manis.

"Jangan Dik! rambutku sudah seperti ini selama dua puluh tahun," ucap Bang Parlin kukuh.

"Dipotong Bang biar rapi gak terlihat jadul begitu," ucapku sambil menyeret bang Parlin masuk ke salon.

Aku berhasil menyeret bang Parlin masuk ke dalam salon dan mendudukkannya ke kursi yang sudah di sediakan.

"Rapikan pinggirnya saja," ucap Bang Parlin pada pegawai salon.

"Gak potong semua saja biar rapi," ucap ku.

"Rapikan pinggirnya saja," ucap Bang Parlin tegas.

Si pegawai salon pun bingung akhirnya dia pun menuruti permintaan bang Parlin dan aku pun jadi sebel.

Ketika bang Parlin sedang di pangkas rambutnya aku pun iseng iseng datang ke mesin ATM untuk mengambil beberapa uang sekalian aku ingin tahu berapa isi kartu itu.

Ku masukkan kartu ATM ke mesin lalu ku ketik nomor PIN dan aku tekan informasi saldo betapa kagetnya aku ketika melihat ada sembilan digit angka di sana dan dimulai dari angka delapan. Saldo rekening suamiku delapan ratus juta lebih, tanganku gemetar ketika mengeluarkan kartu itu kembali.

Ketika aku keluar dari ruang mesin ATM suamiku sudah berdiri di depan pintu mesin ATM tapi sayang rambutnya masih tetap panjang.

"Sudah kamu ambil uangnya Dik?" tanya suamiku.

"Belum Bang, aku ambil berapa?" tanyaku masih sedikit linglung.

"Ambil seperlunya saja Dik," ucap suamiku.

"ATM hanya bisa mengeluarkan uang sepuluh juta Bang," jawabku.

"Memangnya Adik butuh berapa? belanja sesuai kebutuhan saja Dik jangan sesuai keinginan kalau sesuai kebutuhan ada batasan kalau sesuai keinginan tidak ada batasannya," ucap suamiku.

Dalam hati aku menggerutu.

"Padahal aku ingin ambil tiga ratus bisa beli alat alat dapur yang canggih ah pokoknya banyak yang aku inginkan tapi suamiku ini," kesal aku dibuatnya.

Suamiku seperti bisa membaca pikiranku tapi apa yang dia katakan memang benar adanya, selama ini aku selalu berbelanja sesuai keinginan bukan sesuai kebutuhan, kalau sudah pergi ke minimarket butuh sampo belanjaan jadi satu tas kresek besar ditambah ini itu yang tidak penting.

"Kalau begitu Abang saja yang ambilkan berapa pun itu Adik terima," ucapku

"Aku belum begitu bisa menggunakan kartu ini Dik," jawab suamiku.

Aku menganga mendengar jawaban yang keluar dari mulut suamiku, lalu untuk apa punya kartu ATM kalau tidak bisa menggunakan.

"Lalu selama ini kalau Abang mengambil

bagaimana caranya?" tanyaku lagi.

"Kartu ini baru beberapa bulan aku punya Dik! aku memasukkan uang ke bank seminggu sebelum kita menikah, repot bawa uang di koper akhirnya bulik menyarankan agar aku memasukkan ke Bank dan membuat kartu ATM, rencananya itu buat biaya nikah ternyata masih sisa banyak, ini hasil penjualan ikan gurame hasil panen tambak dua kali Dik," ucap bang Parlin.

Di hatiku terbesit penyesalan kenapa kemarin aku tidak minta mahar yang besar, seandainya aku tahu suamiku seorang yang memiliki uang berjibun pasti aku minta mas kawin mobil baru tapi sudahlah semua sudah terlanjur. Dasar suamiku kuno bener bener kuno punya ATM tidak bisa menggunakan aku heran sebenarnya dia ini berasal dari abad keberapa sih.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GAK USH NGEDMEL DEK, HRSNYA LO BRSYUKUR DPT SUAMI JADUL GITU, KLO DY MODERN, DN TAU PRGAULAN, MLH BAHAYA.. TINGGAL LO MEMENEJ DIKIT2 SUAMI LO..

2023-06-21

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KEREN LO DEK RAMBUT GONDRONG.

2023-06-21

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SI PARLIN SEPRTI PADI MATENG, SEMAKIN BRISI & PADET, SMAKIN MNUNDUK,, BUAT APA BICARA KOAR2 KLO GK ADA BUKTI, SPRTI TONG KOSONG YG NYARING BUNYINYA,, JDI KLO ORG GK ADA NANYA, BUAT APA KITA CERITA2 & PAMER2...; MLH NNTI KITA DIMANFAATKN SAMA PEBJILAT2, JDI BIARKN ANJING MNGGONGGONG, KAFILAHPUN BRLALU,, SETERAH ORG MAU NGOMONG APA, YG PTG KITA GK MNTA MAKAN SMA ORG, GK MINTQ DUIT SAMA ORG,, GK NYUSAHIN ORG, GK GANGGU ORG, GK IKUT CAMPUR URUSAN ORG.. ITU PRINSIP HIDUP PARLIN, INTINYA JGN TUNJUKIN SIAPA DIRI LO KPDA ORG2 YG TK MNYUKAI LO, KRN ORG2 YG PEDULI DGN LO, TDK BUTUH PMBUKTIAN APA2 DARI LO..

2023-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!