Part 3

5 bulan pun sudah berlalu, seorang Gadis dengan pakaian compang camping terlihat menyusuri jalanan yang cukup sepi.

Perut yang terasa sangat lapar ia tahan, kedua kakinya terus memaksanya berjalan menyusuri tempat yang tak ia tau dimana, bahkan ia sama sekali tak mengenal bahasa disana, tempat yang begitu asing bagi seorang Anna yang seorang buangan.

Tampilan yang berubah 180°, dari tampilan ia dulu, rambut dulu yang indah kini sudah berubah menjadi kusut, baju yang kumal, bahkan bau badan yang begitu menyengat, dan wajah cantiknya kini sudah tertutup lumpur tebal.

Menjadi seorang buangan di negri asing, tampa mengenal bahasa dan kerabat, menjadikan ia seorang gelandangan yang di cap sebagai hama di negara itu.

Braakkk...

Tubuhnya terpental jauh saat dirinya terhantam sebuah mobil, hingga suara decitan ban mobil yang di rem mendadak dengan aspal terdengar sangat nyaring.

Darah segar mengalir dari kepala Anna, berharap dengan kejadian itu ia bisa 'Mati saja', hidup tampa tujuan dan juga arah, hanya dendam yang sudah mendarah daging, hingga berapa saat kemudian ia tak sadarkan diri.

"Nath apa kau menabrak seorang pejalan kaki" Tanya seorang Pria yang duduk di kursi penumpang.

"Hanya seorang gelandangan Tuan". Jawab JoNathan yang tak peduli.

" Kau bilang hanya!!. Nath meskipun dia gelandangan tapi dia tetap seorang manusia". Dengan perlahan Pria tampan itu turun dari mobil dan di ikuti Jonathan.

"Tuan..!. " Panggil Jonathan pada Tuan nya. ia pun mengikuti langkah Pria tampan itu dari belakang.

"Kau ..! " Tunjuk Tuan Aslan pada Jonathan. "Bawa gadis ini".

Langkah Jonathan mengayun mendekati tubuh Anna dengan pandangan yang jijik ia langsung menyeret kaki Anna menuju semak - semak.

" Hei..". Teriak Ashlan. "Kenapa kau menyeret gadis malang itu. lalu kau ingin membawa nya kemana".

JoNathan menatap heran pada Tuan Aslan. "Tentu saja membuang hama ini, kedasar jurang". Ucap nya yang terus melanjutkan aksinya.

Plak.

Ashlan langsung menggeplak kepala asistennya itu cukup keras. "Aku tak menyuruhmu membuangnya". Ashlan menggeleng kepalanya karna tak paham dengan pemikiran Jonathan.

"Lalu kalau tak membuangnya, kita apakan hama ini". Dengan wajah yang tetlihat jijik Jonathan melepas tangan dari kaki Anna yang tadi ia seret.

" JONATHAN".Teriak Ashlan. "Bawa gadis ini kedalam mobil.

"Tapi Tuan".Jonathan begitu enggan untuk menuruti perintah Tuan Ashlan, untuk membawa gelandangan yang ia anggap sebagai hama masyarakat itu.

" Sebagai hukuman mu, kau harus menikahi gadis gelandangan itu". Ucap Ashlan dengan suara berat nya.

"Ta..Tapi Tuan". Jo mengejar Ashlan yang masuk begitu saja kedalam mobil, ia melirik tubuh Anna yang masih di atas semak - semak, dengan masih dengan perasaan jijik ia kembali menyeret kaki Anna dan mengejar Tuan nya kedalam mobil, hingga darah segar terlihat berjejak di atas aspal, seiring dengan langkah Jo yang masih menyeret kedua kaki Anna.

"Tuan.. kenapa anda duduk disana".tanya Jonathan saat melihat Tuan Ashlan duduk di kursi kemudi.

"Nikmatilah tempat duduk mu, bersama calon Istrimu itu..!?".ucap Ashlan menunjuk kursi belakang.

Wajah Jo langsung pucat pasi menatap gadis kumal yang berada di bawah kakinya. "Dasar hama sialan". Gerutunya. dengan menahan nafas ia membawa tubuh Anna masuk kedalam mobil.

Ia semprotkan 1 botol parfum ke tubuh Anna dan juga dirinya, dan Ashlan hanya menggeleng melihat kelakuan asisten nya itu.

" Sepertinya, aku harus mencari asisten baru, yang lebih menghargai nyawa orang lain". Ucap Ashlan selagi mengendarai mobilnya.

"Tolong jangan pecat Saya Tuan". Ucap Jo yang masih menahan mual. meskipun gadis di sampingnya sudah tidak bau, tapi rambut gimbal dan pakaian kumal, di tambah dengan banyak nya darah, membuat ia ingin muntah.

"Nikahi gadis di sampingmu kalau begitu".Ucap Ashlan sambil menahan tawa nya.

" Beri Saya hukuman lain Tuan. asal jangan menikahi hama ini".

"Sekali lagi kau memanggilnya hama, detik ini juga ku nikahkan kau". Ancam Aslan yang sudah geram pada Jonathan, yang selalu memandang hina pada gelandangan.

"Maaf Tuan.."

...----------------...

"Selamatkan nyawa Gadis itu".titah Ashlan saat sampai di hunian Megahnya nya.

Beberapa orang yang berprofesi sebagai Dokter di hunian itu, langsung bertindak, mengambil alih tubuh Anna yang masih bernyawa.

Ashlan tersenyum mendapati Asistennya kini bersimpuh di kakinya. "Tuan..!" Ucap Jonathan dengan memelas, namun tak ada tanggapan dari Aslan ia berlalu begitu saja meninggalkan Assisten plus sahabatnya itu yang masih berlutut. "Tuan..." Teriak Jo. kemudian ia berlari mengikuti Tuan nya.

Ashlan yang masih kesal melengos begitu saja menuju kediaman utama dan tentu saja Jo pun terus mengekori langkah Tuan nya kemanapun ia pergi, hingga hukuman itu di cabut.

"Apa kau juga ingin mengikuti ku saat Aku hendak mandi Nath..". Aslan menatap tajam wajah Jo.

"Tolong Tuan, jangan hukum Saya dengan menikahi hama. ehh maksud Saya gadis gelandangan itu Tuan".

Brakkkk

Tampa menjawab ucapan Jo ia berlalu begitu saja menuju kamar mandi membanting pintu itu dengan keras dan berniat membersihkan tubuhnya disana.

"Tuan..!". Jo menatap nanar pintu yang sudah tertutup. "SAYA AKAN TERUS BERLUTUT HINGGA TUAN MEMBERIKAN HUKUMAN LAIN PADAKU". Teriak Jonathan.

Di dalam sana Ashlan hanya tersenyum saat mendengar teriakan dari Jonathan, 1 jam lama nya, ia habiskan di dalam bathroom.

Kedua alis Ashlan terlihat saling bertaut mendapati asisten nya tengah berlutut dengan keadaan tidur, ada rasa kasihan dan juga kesal, mengingat Jo yang belum sempat beristirahat setelah perjalanan panjangnya, terlihat jelas raut wajahnya yang tampak lelah.

Dengan iseng ia mencipratkan air, yang ada di rambutnya, dalam sekejap mata Pria berwajah tampan itu, terbuka.

"Tuan..". Jonathan memandang ke atas melihat Tuan Aslan yang hanya menggunakan handuk yang terlilit sebatas pinggul nya.

Tak ada tanggapan dari Ashlan dengan begitu saja ia melengos melewati Jonathan yang masih berlutut.

" Saya mohon Tuan, cabut hukuman itu dari Saya Tuan". Pinta Jo dengan wajah memelas.

Karna kasihan melihat Asisten nya terus berlutut. "Bangun lah". Ucap Ashlan bernada perintah.

Jo mengulas, senyum akhirnya usaha nya membuahkan hasil, tangan nya ia tumpu di atas lutut dan hendak bangun, karna sudah 1 jam ia berlutut, kakinya teras kebas dan kesemutan, tangan nya pun reflek memegang handuk Tuan nya, dan tampa sengaja ia tarik.

"JONATHAN..". Teriak Aslan. handuk yang menutupi miliknya yang berharga kini sudah teronggok di bawah.

Jo tersenyum kecut, saat menyadari kesalahan nya, tampa sengaja ia melihat suatu barang milik Tuan nya, yang baru pertama kali ia lihat.

"Ptptptttt... Hahahaha". Tampa bisa menahan akhirnya suara tawa Jo memecah keheningan kamar Ashlan. "Ternyata milik Tuan tak jauh berbeda dengan ku".Masih menahan tawanya, Jo memegangi perutnya yang terasa keram.

"Berani kau menertawakan milik ku ini". Ashlan menatap tajam, bahkan tak berpikir menutupinya miliknya yang seperti belalai gajah itu. "Jangan kau bandingkan milik ku ini yang tengah tidur dengan milikmu itu".

"Tuan..!! mau sampai kapan Anda mempertontonkan milik mu itu".

Ashlan secara reflek melihat kebawah, dimana miliknya terus melambai ke bawah. "Bersiaplah dan akan ku nikahkan besok dengan Gadis gelandangan itu". Aslan menarik handuk yang ada di tangan Jonathan.

Berlalu pergi sambil melilitkan handuk ke pinggang nya, belum beres ia melilit handuk, ujung kain yang sedikit berbulu itu, langsung di cekal oleh Jo. "Tuan,.apa Anda tidak terlalu kejam"

"Lepas kan tangan mu Nath". Ada tarik menarik antara Jonathan dan juga Aslan, hingga kain itu kembali merosot.

"JONATHAN". Teriak Ashlan.

" Saya tidak akan pernah melepas Tuan, lebih baik Saya menikah dengan Tuan daripada harus menikah dengan gadis gelandangan itu".

"Apa kau sudah gila". Ashlan terkesiap mendengar ucapan Jonathan, mau tak mau akhirnya ia mencabut hukuman yang memang dasarnya hanya ingin mengerjai Asisten nya.

"Baiklah Jo, aku akan mengabulkan keinginan mu". Aslan menyeringai, ucapan nya memang menyimpang dan juga ambigu, sedikit menambah kan bumbu pada gertakan sahabatnya itu.

...Deg ....

Dengan susah payah Jonathan menelan saliva nyaa. "Sial, ancaman ku ternyata tak mempan"

Jo yang tak mau kalah, ia berdiri dan tersenyum nakal ke arah Aslan menggoda Pria tampan itu. "Apa Tuan yakin".

Ashlan langsung bergidik ngeri dengan tatapan Jonathan. "Kau pikir aku sudah gila, menikah dengan mu".Aslan mentoyor kepala Jo. "Kembalilah .. dan rawatlah gadis itu. seperti adikmu sendiri".

Jo tersenyum penuh kemenangan. "Trimakasih Tuan".

...~Jangan lupa tinggal kan jejak berupa like dan juga coment ya..!! ~...

Terpopuler

Comments

Ai'cant

Ai'cant

Makasih Kak udah mampir. minta dukungan nya ..

2023-01-08

0

abu😻acii

abu😻acii

menarik kok cerita nya

2023-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!