My Dear Anna
Deburan ombak bergemuruh, menyapu sisian pantai, Angin yang bertiup terus menerpa surai panjangnya, terus menari seiring dengan mata angin yang datang.
Terlihat kaki jenjang terus mengayun, seraya memainkan pasir halus di bawah nya, pinggul nya terus bergerak, maju mundur seiring dengan ayunan yang ia tumpangi di salah satu taman, hingga sebuah tangan mengejutkan gadis cantik bernama Anastasya Irawan yang berusia 20 tahun.
"Ya ampun Ayah.. Bikin kaget saja". Ucap Anna. Tangan nya refleks memegang dadanya, sangat terlihat jelas jika gadis cantik itu terkejut.
Ari Sanjaya hanya mengulas senyum, karna berhasil mengejutkan Putrinya, namun senyuman itu langsung hilang saat melihat wajah Anna terlihat sembab
Kaki Pria paruh baya itu mengayun mengitari ayunan, dengan perlahan ia berjongkok menatap wajah sendu Putrinya, yang terlihat tengah menangis. "Siapa yang membuat Putri kesayangan Ayah ini menangis".Tangan nya terulur mengusap jejak basah di pipi putrinya.
Anna hanya menggeleng, tak ingin mengatakan penyebab ia menangis. "Mata Anna hanya kemasukan debu ko Ayah". Bohong Anna, ia mengusap sendiri pipinya yang basah karna menangis tadi.
Jika Ayah nya tau ia menangis karna merindukan Mamanya, pasti Ayahnya sangat marah.
" Anna!!.!. Jangan bilang kamu menangisi Wanita itu". Tebak Ari dalam seketika memasang wajah yang tidak bersahabat.
Anna menggeleng cepat. Namun memang dasarnya ia tak pandai untuk berbohong, hingga sebuah isakan kini terdengar hingga terdengar lirih. "Yah.. kenapa sampai saat ini Ayah masih membenci Ibu..?".tanya Anna.
"Jangan sekali - kali kamu sebut Wanita yang telah mengkhianati Ayah". kecam Ari Dengan terpaksa ia menarik lengan putrinya. "Ayah mengajak kamu kemari..untuk liburan bukan menangisi Wanita itu".Ari terus menarik Anna agar terus mengikutinya. "Kita pulang sekarang".
Anna menggeleng cepat. "Tidak Ayah..tidak...Bukan kah kita disini untuk 1 minggu.!?".
"Jangan membantah, kemasi barangmu lalu kita pulang".
Anna yang di tinggalkan di pintu kamarnya, langsung masuk ke dalam, dengan terpaksa ia mengemasi barang bawaan nya, di iringi isak tangis yang terus menggema di ruangan itu.
Genap 3 hari ia tinggal di salah satu hunian yang dulu ia tinggali bersama kedua orang tuanya sebelum bencana itu datang ke dalam keluarga, dan membuat, mereka bercerai berai.
Ibu yang amat ia sayangi, telah meninggalkan Anna dan juga menorehkan luka di hati Ari Sanjaya, yakni Ayahnya, dan sampai saat ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, apa alasan Ibu mengkhianati Ayah.
"Anna....". Panggil Ari di iringi sebuah ketukan yang terus menerus.
...Ceklek....
Pintu pun terbuka menampakan sosok cantik dengan mata yang sembab. "Iya Ayah".
"Ini terakhir kali nya kamu menangisi Wanita itu". Pria paruh baya itu menatap putrinya dengan tatapan tajam. "Apa kau dengar Anna..!".
Anna mengangguk dan perlahan ia mengikuti langkah Ayahnya dengan menenteng tas jinjing, ia meninggalkan rumah kenangan bersama Ibunya, yang harus ia tinggalkan karna sudah memiliki hunian baru di Ibukota. Dan tentu saja dengan Ibu yang berbeda.
"Lebih baik Ayah jual saja rumah ini"
"Tidak Ayah..".dengan keberanian tinggi Anna merebut kunci itu dari tangan Ayah nya, setelah selesai di kunci.
"Anna kembalikan". Pria baya itu berucap sambil menadahkan tangan nya .
Anna menggeleng cepat, ia pergi begitu saja menuju mobil, meninggalkan Sanjaya yang masih memanggil namanya .
Pria paruh baya itu hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang lalu mengikuti langkah Putrinya yang sudah masuk kedalam mobil, hingga kendaraan itu pun telah melaju membelah jalan raya.
Tak ada perbincangan antara Ayah dan anak itu, Anna memilih mengalihkan perhatian nya ke samping jendela hingga perlahan ia tertidur.
Perjalanan panjang pun akhirnya berakhir dan sampailah mereka di salah satu hunian megah berlantai 2, Ari mengguncang bahu Putrinya yang masih tidur, hingga perlahan mata sayu itu terbuka.
Anna menghela nafasnya dengan kasar, ia begitu malas harus kembali ke dalam rumah itu.
" Anna..". Teriak Ari dari arah luar mobil.
Dengan langkah gontai ia mengikuti langkah Ayahnya memasuki rumah yang penuh dengan drama, dan tentu saja drama yang sering di perankan oleh Ibu tirinya Ayu Miranda.
Merasa lelah sehabis perjalanan Anna mendaratkan pantatnya di atas sofa empuk sesampai nya di dalam.
"Lho.. Non Anna sudah pulang lagi". Sapa bi Asih yang baru kembali dari dapur. "Bukan nya 1 minggu ya non".Tanya bi Asih. Bisa terlihat jelas Wanita seusia Mama nya ini terlihat tegang dan gelisah. " Tuan Besar dimana Non".Tanya nya lagi.
"Mungkin sudah ke kamar Bi" Jawab Anna asal.
"Ke kamar.."
Melihat wajah bi Asih yang nampak tegang dan gelisah, Anna merasa heran belum sempat ia bertanya, suara teriakan dari lantai atas, membuat Anna langsung berlari ke arah tangga.
...Brukk....
Anna terhuyung ke belakang saat dirinya bertabrakan dengan seorang Pria yang cukup tampan. "Siapa kau".Tanya Anna penuh selidik .
Tak ada jawaban dari Pria itu, yang tengah sibuk memungut pakaian nya yang terjatuh karna tabrakan tadi, dengan wajah yang ketakutan Pria bertato itu berlari meniggalkan Anna yang terlihat hanya menggunakan celana boxer.
Anna kembali berlari menyusuri tangga karna masih mendengar teriakan dari Ayahnya, melupakan Pria asing tadi yang sudah menghilang secepat kilat.
Mata gadis cantik itu membulat dengan sempurna, ia membekap mulutnya dengan kedua tangan, seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Jadi kelakuan mu di belakangku seperti ini Ha..!." Ucap Ari dengan penuh amarah, tangan nya sudah terkepal di bawah sana.
Wanita paruh baya yang menutupi tubuh polos nya dengan selimut, dengan cepat menuruni ranjang dan bersimpuh di kaki Suaminya. "Maaf kan aku Mas". Ucap Ayu dengan memohon, ia memeluk kaki Suaminya dengan berderai air mata.
Ari terus menggeleng - geleng kepalanya, ia tampak syok saat melihat Istrinya bercumbu dengan Pria lain, bahkan usia Pria yang bersama Isterinya tadi seumuran dengan kedua Putrinya.
Bahkan ini bukan kali pertama bagi Sanjaya, kejadian serupa menimpa nya dulu, tak kuat lagi menahan keterkejutan nya, Pria paruh baya itu langsung ambruk sambil memegangi dadanya.
Anna yang sejak tadi mematung langsung berlari menghampiri Ayahnya yang sudah tak sadar kan diri. " Ya ..Ayah..". Anna terus mengguncang tubuh Sanjaya dan pada akhirnya ia melarikan Ayahnya menuju Rumah sakit terdekat karna tak kunjung mendapatkan kesadaran kembali.
...~ Jangan lupa tinggal kan jejak ya ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments