BAB 5

Hari itu Kanaya habiskan di dalam kamar nya saja, tidak ada aktifitas yang Kanaya lakukan, ia hanya rebahan sambil merasakan kesakitan yang tak kunjung hilang.

Beberapa hari setelah pernikahan nya Kanaya berusaha untuk menjadi Istri yang baik di hadapan Orang tua nya, sehingga Kanaya dapat melihat kebahagiaan di dalam wajah kedua Orang tua nya di bungkus dengan senyuman lebar, menandakan bahwa mereka bahagia.

Keluarga kecil itu kini sedang makan malam, tentu nya Rizal sekarang ikut serta bersama untuk makan malam dengan keluarga baru nya.

Makan malam yang sangat sederhana.

Saat makan malam itu usai, Rizal berbicara pada kedua orang tua istri nya itu.

"Pak ... saya ingin berbicara, apahkah Bapak dan Ibu ada waktu sebentar ? " Tanya Rizal sopan.

Ayah Kanaya tertawa, " Kamu ini Nak, kaya mau bicara sama presiden aja pake tanya ada waktu atau enggak ! waktu kami banyak Nak, hahahaha ... mau bicara apa ? bicara lah. " Jawab Ayah Kanaya hangat.

"Bapak bisa saja. " Ujar Rizal tersenyum. " Pak, Bu ! ijinkan saya membawa Kanaya ke rumah saya pribadi, karna tidak mungkin kami terus merepotkan Bapak dan Ibu, sementara Kanaya kini sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai suami nya. " Ucap Rizal meyakinkan kedua orang tua Kanaya.

Seketika binar kesedihan tersirat dari setiap mata kedua orang tua Kanaya.

"Sungguh Nak, bagi kami kehadiran kalian di sini tidak memberatkan kami senang kalian berada di sini, tapi jika itu kemauan kamu sebagai kepala rumah tangga, Bapak dan Ibu ijinkan. Tapi tolong jaga Kanaya jangan sakiti dia jangan biarkan dia merasa sendiri. " Jawab Ayah Kanaya pilu.

Sementara Ibu Kanaya hanya menangis kala mengingat dia harus melepaskan anak wanita satu-satunya untuk di bawa oleh suami nya.

"Sudah Bu jangan menangis, Kanaya akan bahagia di sana. Bukan kah kamu sudah mengatakan jika kamu percaya tentang diri Rizal untuk Kanaya anak kita. " Ucap Ayah Kanaya pada Ibu Kanaya.

"Bagai mana pun Ibu tidak bisa menjalani hari-hari tanpa Kanaya Pak, tapi Ibu tahu lambat laun ini pasti akan terjadi. Ibu titip Kanaya ya Nak ? " Jawab Ibu Kanaya pada Rizal.

Rizal tersenyum lembut." Pak-Bu tolong jangan ragukan saya untuk menjaga Istri saya sendiri. Kini anak kesayangan Bpk dan Ibu sudah menjadi istri Sah saya, maka dari itu saya akan menjaga dan membahagiakan Kanaya seperti yang sudah kalian lakukan pada Kanaya. " Jawab Rizal terdengar sangat manis, oleh telinga siapapun yang mendengar nya.

"Baik lah. " Jawab kedua orang tua Kanaya.

Sementara Kanaya hanya bisa menangis di sudut dapur rumah nya, mendengar rencana Rizal yang akan membawa nya jauh dari kedua orang tua nya.

"Entah apa yang akan aku rasakan nanti nya, entah itu kebahagiaan atau pun penderitaan yang akan aku alami kedepannya. " Batin Kanaya terpuruk di sudut ruangan itu.

Kanaya bergegas masuk ke dalam kamar nya, dan termenung sejenak.

"Selamat tinggal kamar tersayang ku, terima kasih selama ini kamu sudah mendengar semua keluh kesah ku, dan maaf di hari hari terakhir ku bersama mu, kamu harus menyaksikan kepedihan yang aku alami. " Ucap Kanaya pada kamar milik nya yang ia anggap sebagai saksi hidup nya selama ini.

Kanaya terus meratapi setiap benda yang ada di dalam kamar nya, ia pasti akan merindukan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!