Al, sangat kesal mendengar ucapan mereka yang memohon-mohon kepada Laila. Mereka meminta iba dan di bebaskan begitu saja tanpa mendapatkan hukuman apapun. Daripada mendengar ocehan mereka,Al langsung membungkam mulut Hamzah dan Wulan. Walaupun mereka memohon tidak menutup mulut mereka menggunakan lakban,tapi Al tetap melakukannya.
Dokter Anwar dan preman pasar,hanya menggerakkan tubuhnya yang masih terikat kuat di kursi. Mulutnya masih di bungkam menggunakan lakban, berteriak pun percuma.
"Ckckck.... percuma kalian berdua berteriak-teriak,karena suara kalian tidak terdengar. Nikmatilah apa yang terjadi, pada kalian,". Ucap Al,ia menyeringai tajam. Dokter Anwar dan preman pasar ini, kalian berdua tak akan lepas dari tanganku. Siap-siap apa hukuman dariku, mungkin kalian akan menjerit-jerit meminta ampun.
"Asalkan kalian tahu, beribu-ribu kali kalian meminta maaf dan memohon kepada Laila. Kalian tetap tidak akan lepas,karena kalian di tangkap oleh ayahku. Sedangkan Laila,dia adalah korban. Jadi yang bertanggung jawab sepenuhnya adalah ayahku, keputusan ada di tangan ayahku. Setidaknya berdoalah agar kalian terbebas". Senyum smrik Al.
"Hemm...apa yang di katakan Al,memang benar. Aku tidak memiliki kuasa untuk melepaskan kalian,karena aku hanyalah Korban. Aku menyerahkan kalian, sepenuhnya kepada ayahnya Al". Sahut Laila,ia tersenyum kecil.
"Ayo, Laila. Kita pergi dari sini, tinggalkan mereka. Biar ayahku,yang mengurus sisanya". Ucap Al.
"Ayo,Al. Selamat atas penderitaan kalian". Gumam Laila,saat mulai menjauh dari mereka. "awalnya aku ingin sekali menampar wajah mereka,tapi aku mengurungkan niatku. Bukan tidak berani,tapi.... Entahlah".
"Hemmm... terserah kamu, pulang ke apartemen atau nginap di sini". Al, memberikan dua pilihan.
"Antar aku pulang ke rumah,Al. Plisssss...." Jawab Laila, ia tersenyum manis. fiuuhhh... akhirnya hidupku bisa tenang juga.
"Baiklah,kita ke apartemen dulu. Mengambil barang-barang milikmu". Sebenarnya Al,ingin sekali berlama-lama bersamanya. Namun baginya itu tak mungkin,jauh dari keinginannya.
Laila, tersenyum sumringah karena dia senang bisa berkunjung di mansion milik ayahnya. Seakan-akan dia, memasuki istana bagaikan dunia dongeng.
Al dan Laila, meninggalkan halaman mansion yang begitu indah. Sebelum pergi Laila, menyempatkan diri untuk berfoto bersama Al.
Setelahnya barulah mereka meninggalkan mansion dan pintu gerbang di tutup.
"Makasih Al,kamu sudah mengajak aku ke mansion milik ayahmu. Sumpah,berasa masuk istana deh". Kekehnya Laila, tersenyum sumringah.
"Benarkah," kata Al, langsung di angguki Laila. Berharap kau yang menjadi seorang putri untukku Laila.
*********
Tiba di halaman rumah Laila, orang-orang sekitar juga merasakan senang atas kedatangannya.
Sedangkan Al, langsung pergi entah kemana Setelah mengantar Laila.
Laila,merasa senang dan langsung memeluk Ayunda dan para ibu-ibu lainnya. Hanya mereka yang di miliki Laila,karena kedua orangtuanya sudah tiada. Setahu Laila,adik kandung ibunya masih hidup. Setahu nya Laila,ibunya dan saudara tidak akur seperti keluarga lainnya.
"Makasih, banyak. Atas dukungan kalian,bahkan Tante Ayunda sudah banyak membantuku". Isak tangis Laila, pecah di pelukkan Ayunda.
"Tidak apa-apa Laila, kami tulus membantumu. Lagian orang jahat seperti mereka,pantas di basmi". Sahut ibu lainnya.
"Benar, Laila. Kamu jangan berpikir aneh-aneh,kami sudah menganggap dirimu anggota keluarga. Jangan sungkan kalau ada apa-apa, insyaallah kami siap membantu". Sahut yang lainnya juga.
Laila, begitu merasa hangat memiliki hubungan baik antara ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya.
Acara dramatis ini, berjalan lebih dari dua jam. Akhirnya Laila, merasa lega dan pikiran plong. Ia mulai membersihkan rumahnya dan siap beraktivitas seperti biasanya.
Sedangkan di rumah Ustadz Zulkifli, Hafizah merasa senang atas pulangnya Laila.
ia berniat untuk menemui Laila dan meminta bantuan kepadanya. Haruskah dengan cara ini,agar sang suami kembali seperti dulu lagi.
"Mas,aku ingin berbicara". kata Hafizah,ia tersenyum manis saat sang suami memandanginya.
"Mas,aku bersalah kepadamu. aku berjanji akan mempersatukan cinta kalian,tapi tolong mas. jangan ceraikan aku,aku rela di madu. asalkan jangan ceraikan aku, demi anak kita mas. aku ikhlas,jika mas menikah lagi. setidaknya dengan Laila,dia perempuan baik-baik. aku percaya,jika Laila mau berbagi denganku. ketahuilah mas,cintaku begitu besar kepada mu".
Ustadz Zulkifli,hanya diam dan memikirkan sesuatu. walaupun hatinya merasakan senang, jika sang istri mengijinkan dia menikah lagi. "Apa aku bisa memegang perkataan mu,Hafizah. Apakah kau,yakin ingin mempersatukan cinta kami. sedangkan kau, sangat terobsesi ingin menghancurkan kehidupan Laila. Lalu, apakah Laila mau? menjadi istri kedua ku. seharusnya kamu, berpikir terlebih dahulu. sebelum mengucapkan kata itu, pelajari semuanya".
"Peganglah mas,semua perkataanku. demi menebus kesalahanku,aku ikhlas mas. asalkan bersama Laila,aku yakin Laila beda dengan perempuan lainnya. aku akan berusaha membujuk Laila,aku yang akan melamar Laila untukmu mas". Tegas Hafizah, walaupun di sudut hatinya terasa sangat sakit. istri mana,yang mau di madu. Tapi, Hafizah yakin. jika Laila, sangatlah beda dengan perempuan lainnya. Aku ikhlas mas, melakukan apapun. demi menebus kesalahanku,yang begitu besar. walaupun di hatimu nanti,akan di kuasai cintanya Laila.
"Lakukan apa yang kau, inginkan. jika semuanya berhasil,kau tetap jadi istriku. aku akan memperlakukan adil, terhadap kalian". jawab Ustadz Zulkifli, walaupun dia tahu jika Laila sangat sulit untuk di taklukkan hatinya.
Baiklah, Hafizah. sampai mana perjuanganmu, untuk mempersatukan cinta kami. seharusnya kau paham Hafizah,aku tidak sepenuhnya ingin menikah lagi. Tapi,aku ingin melihat sampai mana perjuanganmu.
Aku berharap kamu, semakin membaik menjalini pertemanan dengan Laila dan menghilang rasa benci di hatimu.
"Baiklah mas,mulai besok aku akan menemani Laila. aku juga langsung meminta maaf, kepadanya. Aku juga sudah mengklarifikasi,atas tuduhan ku waktu itu kepada orang-orang sekitar. aku juga sudah meminta maaf, kepada semuanya. apa yang aku bicarakan dan menuduh mu waktu itu. semuanya hanyalah salah paham. Mas, setidaknya jangan berubah sikapmu terhadapku. Mas,kan tahu..!! jika aku hamil anak kita,aku sangat membutuhkan dirimu mas". Hafizah, menuntut tangan suaminya ke arah perutnya yang masih rata.
"Maafkan aku, Hafizah. aku memerlukan waktu, seperti dulu lagi". jawab Ustadz Zulkifli,ia langsung menarik tangannya dari perut sang istri. Ustadz Zulkifli, langsung beranjak pergi dan meninggalkan Hafizah di ruang baca.
Hafizah, luruh di lantai dan menangis kesegukan. ia sangat menyesal karena perbuatannya sendiri,tidak ada lagi kata perhatian kepadanya. sang suami hanya berbicara seadanya saja,tidak seperti dulu yang selalu memperdulikan dirinya.
********
Di tempat lainnya. Hamzah, Wulan, dokter Anwar dan preman pasar. mereka di bawa ke tempat yang sepi, penuh di kelilingi pepohonan yang menjulang tinggi.
saat di tempat tujuan mereka, langsung di buka penutup kepala tersebut. betapa terkejutnya, mereka seperti di tengah hutan belantara. Tentu di dalam hati mereka, bertanya-tanya . kenapa mereka di bawa ke tempat seperti ini, begitu sangat menyeramkan.
Tak kalah terkejutnya melihat beberapa orang menggunakan topeng tengkorak, kini mereka semakin ketakutan. siapakah mereka? apa maksudnya semua ini,apa tujuan mereka sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments