Sudah beberapa minggu terakhir ini Dinda merasakan ada yang aneh pada tubuhnya, ia baru tersadar jika bulan ini telat datang bulan.
"Mas bisakah nanti pulang lebih awal?" tanya Dinda penuh harap.
"Akan aku usahakan sayang, memangnya ada apa?" tanya Rio sambil sarapan.
"Aku mau periksa mas," jawab Dinda ragu-ragu.
"Badanmu belum enakan? yaudah nanti aku pulang cepat, apa periksa sekarang aja?" usul Rio.
"Hmm baiklah mas," jawab Dinda setuju.
"Kita sarapan dulu setelah itu periksa, semoga tidak terjadi apa-apa denganmu ya sayang," ucap Rio penuh perhatian.
"Iya mas semoga saja," jawab Dinda kurang yakin.
"Kalau sampai ada masalah di dirimu apalagi di rahim, jangan harap gue akan bertahan, kalau bukan permintaan Sisil dan mamah mana mau gue menikahimu," batin Rio.
Kini mereka sudah tiba di rumah sakit dan kebetulan Dinda mendapat urutan nomor pertama.
"Selamat pagi ada yang bisa saya bantu?" sapa dokter cantik dengan ramah.
"Ada dok akhir-akhir ini badan saya seperti kurang enak badan terkadang mencium bau sesuatu yang dulunya saya suka kini malah mual," ucap Dinda.
"Jangan-jangan Dinda hamil? Yess akhirnya setelah ini permasalahan selesai," batin Rio tersenyum senang.
"Hmm begitu.. kalau boleh saya tau apakah siklus haid anda lancar?" tanya dokter memastikan.
"Bulan ini saya telat 3 minggu dok dan saya baru menyadarinya tadi pagi setelah melihat kalender," ucap Dinda.
"Baiklah silahkan anda berbaring disana, saya akan memeriksa," ucap dokter menunjuk bed dan Dinda menuruti.
Dokter memeriksa dengan sangat teliti dan cermat hingga membuat Dinda maupun Rio penasaran.
"Sudah bu silahkan kembali duduk," ucap dokter dengan lembut lalu cuci tangan.
"Istri saya kenapa dok?" tanya Rio penasaran.
"Istri anda sehat dan tidak ada gejala penyakit apapun, menurut diagnosa saya istri anda sedang hamil muda, selamat ya pak.. bu," ucap dokter dengan senang.
"Hamil dok? Mas aku hamil?" tanya Dinda tak percaya dan terharu.
"Lebih tepatnya silahkan periksa di dokter kandungan supaya di USG untuk memastikan berapa usia kandungan ibu," usul dokter dan mereka kompak mengangguk setuju.
"Terima kasih dok terima kasih banyak," ucap Rio sangat bahagia.
"Sama-sama pak tolong dijaga kandungan istrinya dan jangan terlalu kecapekan," saran dokter.
"Pasti dok," jawab Rio mantap lalu mereka langsung periksa ke dokter kandungan.
Hasil yang di sampaikan pun sama, Dinda positif hamil 7 minggu. Sontak kabar kehamilan Dinda membahagiakan banyak pihak terutama Sisil, tak perlu menunggu lama kini ia akan menjadi ibu.
Kini Dinda dan Rio sudah berada di rumah dan Rio pun berpamitan pada Dinda untuk berangkat kerja.
"Sayang aku berangkat kerja dulu ya, tolong jaga kandungan ini dengan baik, aku janji akan memberikan yang terbaik untukmu dan anak kita," ucap Rio penuh harap.
"Iya mas hati-hati di jalan ya," ucap Dinda dengan lembut lalu Rio melajukan mobilnya menuju kantor.
Kebetulan di kantor sedang banyak pekerjaan hingga mengharuskan Rio lembur, mau gak mau ia segera mengabari istirnya.
"Sayang maaf banget hari ini aku pulang telat, pekerjaan di kantor banyak sekali, aku sudah suruh mamah menemanimu, mungkin beliau sedang perjalanan.. I love you sayang," isi chat Rio dan Dinda menelan kekecewaan karena malam ini ia tidak bisa bersama suaminya, ia sudah hapal jika Rio lembur pasti pulang larut malam.
Tak berselang lama mertuanya datang, ia sangat antusias ketika tau Dinda hamil. Tak lupa Mayang membawa buah-buahan dan susu hamil.
Ting tong.. Suara bel rumah Rio
"Mamah.." sapa Dinda dengan ramah.
"Hai sayang tadi Rio telpon mamah katanya harus pulang malam jadinya mamah dengan senang hati kesini," ucap Mayang sumringah.
"Iya mah tadi mas Rio sudah bilang, masuk mah," ajak Dinda lalu mereka berbincang di ruang keluarga.
"Mamah bawa banyak sekali, malah ngrepotin jadinya," ucap Dinda sungkan.
"Ssstt jangan bilang gitu mamah gak suka, ini mamah siapkan untuk gizi calon cucu mamah," ucap Mayang antusias.
"Terima kasih mah," jawab Dinda terharu, ia merasa beruntung memiliki mertua sebaik mamah Mayang, dari awal menikah hingga sekarang Dinda mengandung tidak pernah sekalipun mamah Mayang membuatnya sedih.
"Yasudah di makan dulu yuk, apa kamu pengen sesuatu? biar supir mamah beliin," tawar mamah Mayang penuh perhatian.
"Tidak ada mah, Dinda makan apa yang mamah bawa saja, ini sudah banyak sekali mah," ucap Dinda lalu mengeluarkan makanan yang dibawa mertuanya, buah-buahan ia taruh di kulkas dan susu hamil ia taruh di meja dapur.
"Kamu masih hamil muda jadi makanlah makanan yang penuh gizi dan ingat pesan mamah, jangan takut gemuk.. mamah gak mau kalau nanti cucu mamah kekurangan gizi, apa kata orang nanti, punya cucu satu-satunya malah gizi buruk," ucap Mayang memperingati.
"Iya mamah.. Dinda tau kok, makasih ya mah perhatiannya," jawab Dinda senang.
Lalu tiba-tiba Sisil mengirim pesan kepada Mayang.
"Mah.. apa bener mamah lagi temenin Dinda?" isi chat Sisil.
"Iya Sil," balas Mayang singkat.
"Gak.. ini gak boleh di biarin, pokoknya gue harus ke sana.. gue gak mau mamah makin nempel sama Dinda," gumam Sisil lalu nekat ke rumah Dinda dan Rio.
"Mas aku ke rumahmu sekarang, aku gak rela kalau mamah makin dekat sama istrimu," isi chat Sisil yang sontak membuat Rio terkejut.
"Sil jangan gila," balas Rio kesal.
"Bodoh amat mas," jawab Sisil acuh.
Ting tong.. suara bel rumah Dinda dan Rio.
"Siapa mah yang bertamu?" tanya Dinda heran dan ingin membukakan pintu namun di tahan oleh Mayang.
"Biarkan mamah saja, kamu duduk di sini," ucap Mayang lalu bergegas membuka pintu.
"Sisil?" pekik Mayang terkejut.
"Hai mah.." sapa Sisil tersenyum kaku.
"Ngapain kamu ke sini? tolong ya jangan bikin ulah, mamah capek hadapi kamu," ucap Mayang geram.
"Mau menemani mamah dan Dinda, apa itu salah?" tanya Sisil tak merasa berdosa.
"Jelas salah, pulanglah sebelum kamu membikin onar," usir Mayang dan Sisil kekeh masuk ke rumah.
"Dasar wanita tak tau tata krama," gumam Mayang sangat kesal dan terpaksa mengikuti Sisil ke dalam.
"Loh mbak Sisil? apa kabar?" sapa Dinda ramah dan menjabat tangan Sisil.
"Kabar baik, oh iya katanya kamu hamil ya? selamat Dinda," ucap Sisil basa-basi.
"Iya mbak alhamdulillah di kasih cepat, bentar aku buatkan minum dulu," ucap Dinda lalu pergi ke dapur membuat minuman.
"Awas aja kalau kamu sampai buat ulah," ancam Mayang.
"Tenang saja mah Sisil gak bakal rusuh kok," jawab Sisil santai.
Setelah Dinda selesai menyuguhkan minuman kini mereka mengobrol ringan, hingga tak terasa Rio sudah pulang. sebenarnya Rio sedikit canggung dengan suasana ini namun ia berusaha tenang.
"Malam mah, sayang dan Sil.. kok kamu ikut ke sini?" sapa Rio canggung.
"Iya soalnya tadi aku ke rumah katanya tante mayang lagi jagain Dinda, yasudah aku ikut kesini deh.." ucap Sisil dengan entengnya.
"Yasudah sayang tidur yuk, hari ini capek banget nih.. mamah tidur disini apa langsung pulang?" tanya Rio.
"Mamah langsung pulang aja deh, besok-besok ke sini lagi.. ayo pulang Sil," ucap Mayang sedikit kesal dan mengajak Sisil pulang.
"Kenapa mamah kesal sama Sisil ya? memang ada apa sih?" batin Dinda penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments