BAB 4

Brumm

Brummm

Brummmm

Ara menggeber gas motornya sambil menatap tajam ke arah dua preman yang ada di depannya.

"Minggir kalian berdua" teriak Ara.

"Haisss.....ternyata galak juga, jangan galak-galak neng, mending ikut abang...kita bersenang-senang, bagaimana?" sahut salah satu preman.

Bugh

Ara menendang perut salah satu preman yang mencoba mencoba meraih tangannya.

"Breng*ek, sakit juga tendanganya" umpat preman tersebut.

Ara turun dari motornya dan tetap memakai helmnya. "Kalian yang memintanya, jadi jangan pernah salahkan gue kalau kalian berdua babak belur." ucap Ara jenaka.

"Serang...."

Tiba-tiba kedua preman itu maju secara bersamaan ingin menendang Ara. Ara mundur beberapa langkah langsung memasang kuda-kuda sambil menangkis kedua tendangan itu.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Ara memukul dan menendang kedua preman itu dengan gerakan cepat. Hingga membuat preman itu mundur beberapa langkah

Ciatttt....

Karena merasa terhina salah satu preman itu maju melawan Ara.

Ara menangkis pukulan lawan yang di arahkan ke wajahnya dengan cara menekuk lengan atau sikunya.

Ara memutar tubuhnya lalu menendang muka lawan, hingga membuat sang lawan terjatuh.

Namun siapa sangka, ternyata dari arah belakang preman yang lain ingin menusuk Ara dengan menggunakan pisau.

Bugh

Pisau terlempar jauh, karena ada seseorang yang menendangnya, tapi bukan Ara melainkan Narendra.

Melihat Ara yang sedang lengah, Narendra langsung keluar dari dalam mobilnya dan berlari menangkis pisau yang sedikit lagi menusuk ke punggung Ara.

Ara menoleh karena merasa ada kedatangan seseorang. "Abang" lirih Ara menatap Narendra.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Narendra memukul wajah preman tersebut, lalu menendang perutnya. Hingga membuat preman itu jatuh terkapar di aspal dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya.

Salah satu preman mencoba memanfaatkan Ara yang sedang lengah, namun sayang ternyata Narendra mengetahui gerakan dia dan langsung melumpuhkannya.

"Fokus" ucap Narendra singkat, berlalu meninggalkan Ara.

Melihat temannya yang sudah terkapar, preman satunya memapah temannya menuju ke mobilnya.

"Hai, mau kemana kalian....Berhenti!" teriak Ara. Namun preman tersebut sudah melajukan mobilnya meninggalkan lokasi tersebut, mereka kabur karena tak mau mati konyol di tangan Narendra.

"Sepertinya mereka suruhan seseorang, sepertinya aku harus mencari tahunya.... Sayang sekali tadi aku belum sempat mengintrogasinya" Ara bermonolog seraya menaiki motornya.

Ara menyalakan motornya, lalu melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.

Hanya menempuh waktu lima belas menit Ara sudah tiba di rumahnya, dia membawa motornya masuk ke dalam garasi.

Ara melepas helmnya lalu menaruhnya di atas motor, setelah itu dia berjalan masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum mami, putrimu yang cantik sudah pulang..." teriak Ara, kebiasaan dari kecil kalau masuk ke rumah pasti akan teriak memanggil orang tuanya.

"Kak Ara berisik, mama...lagi di dapur bikin makan" tegur Shaka yang sedang mengerjakan PR di ruang tengah.

Ara memdekati adiknya yang sedang asik dengan buku pelajarannya. "lagi apa kamu" tanya Ara sambil mengacak rambut adiknya.

Shaka mencebik kesal, kakak nya itu selalu mengganggu ketenangannya. "Lagi macul." jawab Shaka asal.

"Mana ada macul meganggnya pulpen, macul tuh megangnya pacul dodol" ucap Ara ngegas.

"Lagian sudah jelas-jelas Shaka sedang mengerjakan tugas, kenapa kak Ara masih nanya" ketus Shaka.

Ara yang kesal langsung memiting kepala adiknya itu, membuat Shaka teriak meminta pertolongan maminya.

"Mami...tolongin Shaka mami" teriak Shaka memanggil mamanya.

Chika yang dengar anaknya minta tolong oun langsung bergegas ke depan melihat keberadaanya putranya.

Chika terbelalak melihat putranya sedang di piting dan di jitak oleh Ara.

"Ara, lepasin adiknya Ara....sakit itu," pekik Chika seraya berlari mendekati mereka lalu melerainya.

"Kamu ini kenapa selalu menyiksa adiknya kak, lihat adiknya kesakitan" omel Chika mengelus kepala putranya yang di jitak putrinya itu.

Chika terkadang heran dengan mereka berdua, dia merasa jiwa mereka tertukar, Shaka putranya itu penurut dan tak banyak ulah, berbeda dengan putrinya yang seharusnya kalem malah seperti anak laki-laki yang suka sekali berkelahi dan susah di atur.

"Salah sendiri, di tanya bener-bener malah jawabnya ngeselin" ucap Ara tak mau di salahkan.

"Yeee...kakak aja yang aneh, sudah tahu Shaka sedang belajar, malah di tanya sedang apa" sahut Shaka.

Chika memegang kepalanya pusing. Shaka selalu kesal dengan Ara karena sering menganggu ketenangannya. Sedangkan Ara selalu tak mau di salahkan.

......................

Sedangkan di rumah keluarga Wijaya, Narendra baru saja tiba di rumahnya, berbeda dengan Nayla yang sudah sampai di rumahnya sejak tadi.

"Kamu dari mana bang?, tumben telat sampai rumah dan tak mengabari mama" tanya Alana setelah putranya duduk menyalami tangannya.

"Maaf ma, Macet tadi di jalan ma" jawab Narendra bohong. Seraya merebahkan kepalanya di pangkuan mamanya.

"Memangnya abang lewat mana?, perasaan tadi Nay pulang lancar-lancar saja" sahut Nayla.

"Berisik," ketus Narendra.

Nayla melempar bantal sofa ke arah Narendra karena kesal.

Narendra hanya akan bicara panjang lebar cuma sama Alana, kalau sama yang lain dia irit bicara dan dingin, termasuk sama Raka yang notabennya ayahnya sendiri.

"Ganti baju sana bang, baru setelah itu makan...mama sudah masakin menu kesukaanmu udang asam manis" ucap Alana sambil mengusap kepala putranya yang sedang memeluk pinggangnya dan menduselkan wajahnya di perut mamanya.

"Nanti saja ma, biarkan Naren seperti ini dulu" ucap Narendra.

"Ck, dasar manja....di luar saja kaku dan dingin seperti es balok, giliran di rumah seperti kucing anggora yang manis dan lucu" cibir Nayla.

"Biarin" sahut Narendra.

Dia selalu nyaman di pelukan mamanya. Dari kecil juga Narendra lebih dekat dengan mamanya, bahkan Narendra pernah mengancam papanya sendiri ketika Raka tak sengaja membuat Alana nangis. Narendra akan jadi garda terdepan untuk mamanya. Dia tak rela melihat mamanya sedih, terkadang juga Nayla kena omel kalau ketahuan sama dia membuat mamanya susah. Pokonya tidak ada yang boleh menyakiti mamanya.

*

*

Sedangkan di suatu tempat seorang perempuan sedang mengamuk karena rencananya gagal.

"Kenapa kalian bisa gagal hah, hanya mencelakai anak perempuan saja kalian tidak becus" marah seorang wanita kepada kedua preman tadi yang menghadang Ara di tengah jalan.

"Maaf, meskipun dia seorang wanita akan tetapi dia sangat ahli bela diri, dan tadi juga ada seorang pria yang datang membantunya, jika tidak ada pria itu sudah pasti perempuan itu saat ini sedang berada di rumah sakit."

"Tidak usah mencari pembelaan, tetap saja kalian gagal menjalankan tugas kalian" ucap wanita.

"Kami tidak peduli, yang penting kami sudah menjalankan tugas dari anda. Anda sendiri yang salah memberi informasi pada kita, kalau tahu gadis itu biaa berkelahi kita akan membawa lebih banyak lagi anak buah kita"

Bersambung

Happy reading guys🙏

Terpopuler

Comments

레이디핏

레이디핏

/Curse//Bye-Bye//Facepalm/

2024-05-05

0

¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni

¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni

Bella.. Bella salah lawan say...Ara kog dilawan 🤣🤣🤣🤣

2022-10-26

0

Nanda Ndol

Nanda Ndol

up dong thour 🥺🥺

2022-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!