Byurrr....
Tiba-tiba Bella menyiram wajah Ara menggunakan es teh yang ada di genggamannya.
"Shittt....." umpat Ara kaget.
Indri dengan sigap langsung mengelap wajah Ara dengan menggunakan tissu.
Ara menatap nyalang ke arah Bella dan teman-temannya. Dia paling tidak suka ketenangannya di usik.
Tangan Ara menyambar mangkok bakso bekas dia makan lalu menyiramkan ke tubuh Bella.
Byurrr
Kuah bakso membasahi baju seragam yang di kenakan Bella. Beruntung kuah bakso itu sudah tidak panas, kalau masih panas bisa-bisa kulit Bella melepuh.
"Akhh...."pekik Bella kaget.
"Lo berani sama gue hah" teriak Bella sambil menunjuk wajah Ara.
Byurrrr
Sekali lagi Ara menyiramkan jus ke kepala Bella.
"Brengs*k" pekik Bella sambil mengangkat tangannya ingin menampar Ara.
Namun sebelum menyentuh pipi Ara tangan Bella sudah lebih dulu di cekal oleh Ara.
"Jangan hanya karena kami adik kelas, jadi kalian bisa semena mena dengan kami, sekarang lihat...siapa yang menyesal, kami atau kalian?" ucap Ara tegas dengan tatapan tajam, lalu menghempaskan tangan Bella.
Dari tadi Nayla dan Jihan memperhatikan pertengkaran Ara dan genk Bella.
"Lo bisa lihat kan, bahkan Ara menyiram Bella dua kali." ucap Nayla.
Jihan geleng-geleng. "Gila tuh anak, apa lagi dia menggunakan jus untuk menyiram Bella, aku tidak bisa membayangkan rambut Bella yang terawat menjadi lengket karena jus" sahut Jihan miris.
"Ada apa kak Nay, kenapa rame?" tanya Sky yang baru saja datang.
"Lihat saja, apa yang sedang Ara lakukan" jawab Nay menunjuk ke arah Ara.
"Ck, sepertinya kali ini genk Bella salah memilih lawan" ucap Sky sambil memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya.
"Tentu saja, kau tahu bukan gimana barbar nya Ara" ujar Nay. Sky mengangguk paham.
Tumbuh besar bersama membuat mereka tahu karakter masing-masing.
Setelah itu Ara dan teman-temannya pergi meninggalkan kantin, mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian semua murid yang ada di kantin.
Bisik-bisik dari semua murid mendukung aksi Ara yang berani melawan Bella, karena mereka sudah muak dengan tingkah sombong Bella.
Narendra tersenyum tipis melihat keberanian Ara. Dulu twins dan Ara pernah berlatih bela diri bersama, karena Alana ingin putra putrinya mempunyai bekal untuk melindungi diri dari kejahatan di luar sana, Andre pun mengikutsertakan Ara berlatih dengan mereka.
Kembali ke Bella.
Bella mengepalkan tangannya, semua orang di kantin menatap genk Bella dengan tatapan mengejek.
"Awas saja, aku akan membuat mereka di keluarkan dari sekolah ini" gumam Bella.
"Kita harus memberi dia pelajaran Bell, terutama Ara yang sudah berani menyiram mu" ucap stevi mengompori.
Ayah Bella merupakan kepala sekolah di sekolahan tersebut, namun Bella tidak tahu kalau pemilik sekolahan itu adalah Raka wijaya Ayah twins dan juga sahabat Andre ayah Ara. Mana bisa dia membuat Ara di keluarkan dari sekolah.
Waktu istirahat habis, semua murid masuk ke kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran.
Di kelas Ara sedang berlangsung mata pelajaran matematika, guru menuliskan soal matematika di papan tulis.
"Siapa yang bisa menjawab?, silahkan maju kedepan" tanya guru.
Ara mengangkat tangannya.
"Kenapa Ara" tanya Guru.
"Bapak tahu tidak jawabannya" tanya Ara
"Tentu saja bapak tahu" jawab guru.
"Kalau bapak tahu ngapain bapak tanya sama kita, kita ini ke sekolah untuk belajar pak, bukan untuk main tebak-tebakan" protes Ara. "Iya tidak teman-teman" tanya Ara pada teman sekelasnya.
"Benar, yang di bilang Ara pak" jawab mereka kompak.
Muka gurunya sudah merah padam. Kelas Ara sebenarnya merupakan kelas unggulan tapi terkenal berisik dan susah di atur. mereka selalu kompak untuk membuat keributan. Point plusnya mereka tetap pintar dan berprestasi.
Ara selalu ingat kata-kata Ayahnya,
"Papi tak masalah kamu nakal, tapi kamu harus tetap berprestasi. papi tidak suka kalau kamu bodoh tapi banyak tingkah dan selalu membuat onar, itu akan membuat papi dan mami malu" ucap Andre.
Itulah yang sering Andre ucapkan kepada putrinya, karena sudah bingung menasihati putrinya.
Tapi bukan berarti Andre membiarkan putrinya nakal. Dia tetap memantau tingkah putrinya, selagi masih dalam batas wajar Andre akan membiarkannya saja.
"Diam!! Atau bapak akan hukum kalian semua di tengah lapangan" tegas guru.
"Hukum saja pak," tantang semua murid. Membuat guru tak bisa berkutik.
"Sekarang kalian semua bersihkan sampah yang ada di lapangan sekolah" titah guru.
"Ayo guys, waktunya kita olah raga....sepertinya bertanding basket akan lebih menyenangkan" Sorak Ara.
"Siapa takut, Let's gooo....." sahut teman Ara yang lain.
Mereka semua berbondong-bodong keluar dari kelas menuju ke lapangan basket. Mereka semua lebih memilih tanding basket dari pada membersihkan sampah di lapangan.
Setelah bertanding baru mereka akan membersihkannya sesuai hukuman yang di berikan kepada mereka, mereka bertanding basket hanya untuk mengulur waktu saja.
Guru matematika yang bernama Rahmat menghela nafas sabar sambil mengelus dadanya. Ternyata membersihkan sampah bukan hukuman yang menakutkan untuk mereka, terbukti sekarang mereka semua malah Happy.
Pertandingan basket antara tim putri dan pria di mulai. Butuh waktu lama akhirnya basket di menangkan oleh tim pria.
"Ayo guys kita segera bersihkan lapangan" ajak Ara.
Meskipun mereka semua nakal tapi mereka tetap patuh dengan hukuman yang di berikan oleh gurunya.
Sekarang giliran mereka semua memunguti sampah yang ada di lapangan dan memasukkannya ke dalam tong sampah.
Setelah itu mereka mencuci tangannya lalu masuk kembali ke kelasnya.
"Sudah kita kerjakan pak" ucap ketua kelas yang bernama Andi.
"Catat semua soal yang ada di papan tulis, stelah itu kalian kerjakam di rumah. Besok bapak akan cek tugas kalian semua" titah guru.
Mereka semua mengangguk patuh.
Bel pulang sekolah berbunyi, Ara dan temannya pergi ke parkiran untuk mengambil motornya.
Indri dan Marissa sama-sama menggunakan motor sport seperti Ara, mereka termasuk anak orang kaya, akan tetapi mereka tetap sederhana dan tidak sombong seperti Bella.
Ara dan temannya melajukan motornya pergi meninggalkan area sekolah dan menuju ke rumahnya masing-masing.
Wusshhhhhh.
Motor Ara melaju kencang menyalip mobil Narendra.
"Anak itu masih saja tidak berubah" gerutu Narendra menambah kecepatanya menyusul Ara.
Dari kejauhan Narendra melihat Ara berhenti di tengah jalan. Narendra yang penasaran semakin memajukan mobilnya. Dia bisa melihat jelas kalau Ara berhenti karena motornya di hadang oleh sebuah mobil jeep hitam yang berisi dua orang preman yang keluar dari mobil.
"Tak menyangka ternyata target kita kali ini seorang perempuan cantik" ujar salah satu preman.
Bersambung.
Jangan lupa
Like
Koment
Vote
Happy reading guys🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni
jiah itu kerjaan Bella CS panggil² preman...hajar n maju Ara para preman² itu
2022-10-26
1
¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni
wow keren salut nih 1 kelas Ara n friend nakal, rusuh dan tetap berprestasi.. walaupun dihukum tetap dilaksanakan ..
2022-10-26
0
Joan Glarysilvia
up lagi dnk
2022-10-14
0