Gadis Barbar Dan Pria Kaku
Kini anak-anak Raka dan kedua sahabatnya sudah mulai beranjak dewasa, mereka sudah mulai duduk di bangku kelas menengah atas. Narendra dan Nayla sudah duduk di bangku kelas 3, sedangkan Ara kelas dua satu tingkat di bawah si kembar, si bungsu Sky masih duduk di kelas satu SMA.
Sepuluh tahun lalu Andre dan Chika di karuniani anak lagi, Chika melahirkan anak laki-laki yang ia beri nama Arshaka Putra Bastian. Shaka masih duduk di kelas 5 SD.
Sedangkan Raka tidak ada niat menambah anak lagi hingga sekarang, padahal Alana menginginkan anak lagi, tapi dengan tegas Raka menolaknya, karena dia tidak bisa berpuasa lama untuk tidak menyentuh istrinya seperti saat itu melahirkan twins.
Alex juga memutuskan untuk tidak mempunyai Anak lagi dengan Sherli, karena dia trauma dengan Sky kecil yang selalu nempel dengan mamanya. Alhasil dirinya selalu tidur sendiri di kamarnya yang begitu luas.
...****************...
Suara merdu burung yang terus berkicau, berpadu dengan hembusan lembut angin pagi. Cahaya matahari yang menyelip di balik pepohonan yang ada di taman membuat Ara ingin memejamkan matanya, suara gesekan dedaunan seolah menjadi musik penghantar tidur yang begitu menenangkan dan membuatnya semakin nyenyak.
Di sebuah kamar yang terlihat begitu mewah dengan nuansa gelap seperti kamar pria. Terlihat seorang gadis masih setia terlelap dalam tidurnya. Bahkan dia tak terusik sama sekali dengan sinar mentari yang masuk di sela-sela jendela kamarnya.
Sebut saja namanya Arabella yang sering di panggil Ara oleh keluarga dan juga teman-temannya. Wajah yang cantik, rambut panjang, hidung mancung, dan bibir sedikit tebal membuat kaum adam terpesona tiap kali menatapnya.
Di balik kelebihannya tentu saja ada kekurangan yang di miliki Ara. Ara termasuk gadis pemalas dan barbar, dia selalu bikin masalah di sekolah beruntung dia termasuk siswa yang cerdas dan berprestasi.
Ceklek.....suara pintu kamar Ara terbuka.
Chika menggelengkan kepalanya melihat putrinya yang masih bergelung di bawah selimut.
"Ara bangun, nanti kamu telat ke sekolah" panggil Chika sambil menarik selimutnya.
"Lima menit lagi mi, Ara masih ngantuk" lirih Ara dengan mata terpejam sambil menarik selimutnya yang tadi di tarik mamanya.
"Mau bangun atau mami siram kamu pakai air mau" ancam Chika.
Mendengar acaman maminya Ara langsung bangkit dari tidurnya sebelum air dingin itu menyiram tubuhnya.
Dengan langkah lunglai dan mata masih setengah terpejam Ara masuk ke dalam kamar mandi. Ara membersihkan tubuhnya dengan begitu cepat.
Lima belas menit berlalu Ara keluar dari kamar mandi, dia pergi ke ruang ganti lalu memakai seragamnya. Usai itu dia melihat ponselnya sambil duduk di tepi ranjang.
Ara yang masih merasa ngantuk akhirnya tertidur dengan posel masih di genggamannya.
Sedangkan di ruang makan Chika merasa heran, karena sudah hampir jam 7 pagi putrinya tak kunjung turun untuk sarapan.
"Ara kemana mi" tanya Andre.
"Tau pi, tadi mami sudah bangunin dan sudah masuk ke kamar mandi kok" jawab Chika.
"Coba kamu cek lagi, siapa tau dia tidur lagi" saran Andre.
"Sudah pasti itu pi, kak Ara kan kang tidur" timpal Shaka dengan mulut penuh makanan.
"Telan dulu makanannya baru ngomong, tegur Andre, Shaka hanya nyengir memperlihatkan deretan giginya.
Andre tahu kebiasaan putrinya kalau sudah tidur sangat sulit untuk di bangunkan.
Chika bangkit dari tempat duduknya, dia meninggalkan piringnya yang sudah terisi penuh. Dengan langkah kesal Chika menaiki tangga menuju ke kamar putrinya.
Dorrr...dorrr....dorrr.
"Ara buka pintunya" teriak Chika dari luar kamar.
Chika terus menggedor pintu kamar Ara, namun karena tidak ada respon dari dalam akhirnya Chika mencoba menekan handle kamarnya.
Ceklek...suara pintu kamar terbuka.
Mata Chika terbelalak melihat putrinya yang tertidur dengan menggunakan seragam sekolah lengkap beserta sepatunya.
"Araa......."Teriak Chika membangunkan Ara.
Ara hanya melenguh sambil mengeliat memeluk gulingnya.
Chika yang sudah sangat akhirnya menarik tangan putrinya dan memaksanya untuk bangun. Ara di paksa duduk di tepi ranjang dengan mata terpejam.
"Ara bangun, ini sudah jam 7 " teriak Chika di telinga Ara.
Ara lekas membuka matanya."Hah, kenapa mami tidak bilang dari tadi sih" pekik Ara sambil mondar madir ntah nyari apa, sepertinya nyawa Ara belum terkumpul.
"Kamu ini sebenarnya nyari apa sih, pusing mami dari tadi melihatmu modar mandir" tanya Chika.
"Ara nyari tas Ara mami" jawab Ara.
Chika menepuk keningnya. "Itu kan tasmu ada di atas meja, ya ampun Ara....mami bisa gila jika tingkahmu tiap hari seperti ini terus" ucap Chika frustasi menghadapi putrinya.
Ara menggaruk kepalanya sambil nyengir kuda. "Yasudah mam, Ara berangkat dulu" pamit Ara menyalami tangan maminya.
Setelah itu Ara langsung berjalan dengan tergesa-gesa menuju lantai bawah untuk pamitan dengan papinya.
"Papi Ara berangkat dulu" pamit Ara mencium punggung tangan Andre, setelah itu langsung berlari.
"Sayang , kamu tidak sarapan dulu" teriak Andre.
"Ara sudah telat, papi" teriak Ara tanpa menghentikan langkahnya.
Andre mengambil nafas lalu ia hembuskan sambil geleng-geleng.
Andre tidak jadi mengantarkan Shaka ke sekolah, Shaka sudah berangkat terlebih dahulu di antar sopir.
Chika turun dengan wajah di tekuk kesal.
"Kamu kenapa mam" tanya Andre.
"Pusing dengan kelakuan putrimu pi" sahut Chika di balas kekehan oleh Andre.
...****************...
Sedangkan di rumah Raka sedang sarapan bersama dengan keluarganya, Nayla turun dari tangga...terlihat kedua orang tuanya sama abangnya sudah duduk di meja makan.
"Pagi ma pa" sapa Nayla.
"Pagi sayang" sahut Alana.
"Pagi bang" sapa Nayla sambil duduk di kursi kosong sebelah Narendra abangnya.
"Hmmm" hanya itu yang keluar dari mulut Narendra.
Nayla memukul bahu abangnya karena kesal, "Bisa ngga sih ngomong, hammm hmmmmm doang" kesal Nay. Narendra hanya mengendikan bahunya acuh.
Raka menghela nafas sabar, putranya itu terlalu kaku dan irit berbicara. Terkadang dia aja kesal kalau ngajak ngobrol putranya itu.
Usai selesai makan, twins pamitan untuk pergi ke sekolah, Nay dan Narendra membawa mobil masing-masing, karena Narendra tak pernah mengijinkan adiknya yang crewet itu nebeng di mobilnya.
Narendra melajukan mobilnya sambil mendengarkan musik di sepanjang jalan.
Satu jam kemudian mobil Twins tiba di halaman sekolah, seperti biasa kedatangan mereka akan menjadi pusat perhatian di sekolahan itu.
Narendra membuka pintu mobil nya, lalu melangkahkan kaki keluar dari mobil, membuat Siswi di sekolah tersebut berteriak histeris melihat pahatan wajah tampan Narendra yang terlihat sempurna.
Narendra berjalan acuh menuju ke kelasnya. Nayla mencebik kesal melihat ekpresi datar abangnya tersebut.
Bersambung
Happy reading guys🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Fatah Liverpooldlian
makasih thooor...
2024-05-22
0
Fatah Liverpooldlian
hanya penikmat saja
2024-05-22
0
¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni
seru nih cerita tentang anak² beranjak dewasa..
2022-10-26
0