Bip
Bip
Bip
(motor yang di naikin Ara)
Bunyi klakson motor Ara menganggetkan penjaga gerbang yang sedang berjaga.
"Pak tolong buka gerbangnya, saya mau masuk" teriak Ara dari luar gerbang yang masih berada di atas motornya.
Penjaga menghampiri Ara, "maaf non Ara, bapak tidak berani, karena non Ara sering telat...jadi bapak takut kena tegur kepala sekolah" sahut penjaga dari dalam pagar.
"Bapak ngga usah takut, bilang saja saya yang suruh" songong Ara.
"Maaf non, bapak takut di pecat...nanti anak istri bapak mau di kasih makan apa kalau bapak tidak kerja lagi" kekeuh penjaga.
Pasalnya penjaga tersebut sering sekali membuka pagar untuk Ara yang selalu datang telat, hingga akhirnya kepala sekolah tahu dan dia kena tegur.
Dengan terpaksa Ara memanjat pagar sekolah, beruntung dia selalu menggunakan celana, setelah tiba di sekolah baru dia akan menggantinya dengan rok sekolah.
"Khemm...." dehem guru Bk sambil berkacak pinggang.
Ara yang masih di atas pagar pun menoleh sambil nyengir kuda. "Eh bapak, ngapain di situ pak" tanya Ara sambil loncat kebawah.
"Sudah telat, berani manjat pagar pula...dan sekarang masih berani nanya ngapain saya di sini" tegas Guru.
"Lah kan saya tidak tahu pak, kali saja bapak lagi nunggu saya karena kangen sama saya" ngeyel Ara.
"Arabella..kamu ini bisa serius tidak sih," kesal guru Bk. "Sekarang juga kamu harus berdiri di tegah lapangan hingga istirahat tiba" perintah guru BK.
Karena terlalu sering di hukum tak membuat Ara protes, dia langsung saja berlari ke lapangan untuk menjalani hukumannya.
Meskipun sering di hukum namun tidak membuat dia kapok, bahkan Chika juga sering di panggil ke sekolah Ara sejak dari sekolah dasar.
Sejak kecil Ara akan selalu melawan siapapun yang berani jahat kepadanya. Terkadang kalau dia lagi gabut dia lah yang akan mencari gara-gara kepada temannya dengan alasan bosan.
Makanya Chika suka frustasi menghadapi putrinya itu.
Ara berdiri di bawah terik matahari yang menyengat kulit tubuhnya. Ara mendongak dengan posisi hormat kepada bendera merah putih.
Narendra yang kebetulan mau ke toilet melihat Ara yang kepanasan karena sedang di hukum di tengah lapangan.
Narendra pergi ke kantin sekolah lalu membeli sebotol air mineral dan sepotong roti. Setelah itu dia pergi ke tengah lapangan dan memberikannya kepada Ara.
"Ini" ucap Narendra memberikan air mineral dan sepotong roti kepada Ara, ketika jaraknya tak lagi jauh dari Ara.
Ara menerimanya. "Terima kasih abang, kau memang terbaik untuk Ara" ucap Ara lebay. Dia suka menggoda Narendra yang kaku.
"Hmmm...." gumam Narendra lalu berlalu meninggalkan Ara.
Ara cengok melihat tingkah Narendra yang menurutnya aneh. "Ck, tumben perhatian, dasar kanebo kering...tingkahnya tidak bisa di tebak" gerutu Ara sambil melihat punggung Narendra yang kian menjauh.
Ara yang haus dan lapar langsung saja memkan pemberian Narendra kepadanya, kebetulan tadi dia juga tidak sempat sarapan.
Waktu menunjukkan pukul 09 pagi, tanda jam istirahat pertama telah tiba dan hukuman Ara telah berakhir.
Ara pergi ke kantin menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu ke sana. Terkadang dia juga gabung bersama Nay dan temannya.
Ara menghampiri Nayla terlebih dahulu. Dia langsung duduk di sebelah Nayla tanpa malu di lihat teman-teman Nayla.
"Kamu di hukum lagi Ra" tanya Nayla.
"Iya kak, Ara ketiduran" jawab Ara tanpa beban.
"Kamu ini kebiasaan, memangnya kamu tidak bosan ya di marahi sama Aunty Chika" ucap Nayla. Ara hanya mengendikan bahu acuh.
"Kak Ara kesana dulu ya" pamit Ara sambil menunjuk ke arah meja temannya. Nayla mengangguk.
"Heran gue sama Ara, ngga ada takut-takutnya tuh bocah" ucap Jihan yeman sekelas Nayla.
"Tau tuh anak, gak pernah kapok... Padahal suka di hukum, tapi masih aja tidak berubah" sahut Nayla.
Di sudut lain di tempat tersebut Narendra mengamati gerak gerik Ara yang tidak bisa diam, dia selalu membuat heboh di semua tempat.
BRAAAAkkkk....
Tiba-tiba datang kakak kelas menggebrak meja Ara. Ara dan temannya yang sedang fokus makan pun terlonjak kaget, hampir saja Ara keselek bakso yang baru saja ia masukkan kedalam mulutnya.
"Eh copot, copot ,copot" latah indri teman Ara karena kaget membuat semua nya tertawa tanpa menghiraukan ekpresi wajah Bella yang merah padam karena marah mejanya di tempati Ara dan teman-temannya.
Kakak kelas tersebut merupakan genk cewek-cewek cantik dan kaya yang terkenal di sekolahan itu. Mereka suka menindas dan membully anak-anak yang menurut mereka tidak selevel dengannya. Mereka bertiga terdiri dari, Bella, Silvy, dan Stevi. Mereka bertiga suka memanfaatkan kekuasaan orang tuanya.
Ara, Nayla, dan Narendra selalu menyembunyikan identitasnya. Mereka sengaja menyembunyikan identitasnya karena ingin mendapatkan teman yang tulus dengannya, Dia tidak mau nantinya orang mendekatinya karena kekayaannya.
"Lo semua pergi dari sini, karena ini meja gue" Bentak Bella ketua genk yang mengejar ngejar Narendra namun tidak pernah di gubris olehnya.
Mereka diam saja seolah menulikan telinganya, mereka tetap makan dengan nikmat tanpa merasa terganggu sedikit pun dengan kehadiran genk Bella.
"Kalian tuli hah, kalian tidak dengar ucapan Bella barusan" sentak Stevi kesal
"Berisik" ketus Ara sambil menggosok telinganya yang terasa berdengung.
Ucapan Ara makin membuat mereka naik pitam, karena Ara berani melawannya.
"Apa kalian tuli hah, pergi sekarang kalian semua dari mejaku" ucap Bella dengan nada tinggi.
"jangan teriak-teriak kak, nanti tenggorokan kakak sakit lho, lagian ini meja milik kantin bukan milik kakak, kecuali kakak sudah membeli meja ini" ucap Indri tanpa takut.
Semua teman Indri termasuk Ara mengangguk membenarkan ucapan Indri.
"Tapi sebelum kalian masuk ke sekolah ini, meja ini sudah menjadi hak milik gue, dan sebelumnya tidak ada satu pun yang berani menempati meja ini" kekeuh Bella arogan.
"Lah, itu kan orang lain, kita mah beda makanya kita berani duduk di sini," cletuk marissa teman Ara yang lain.
Teman Ara selalu kompak, mereka tidak peduli siapa lawannya, asal mereka benar maka mereka akan melawan, kalau salah baru mereka akan diam dan meminta maaf. Ara selalu memberikan motivasi ke temannya untuk melawan siapapun yang berani menindasnya, makanya mereka semua tidak takut. Karena mereka punya Ara yang selalu bisa di andalkan.
"kalian berani melawan kita hah, lihat saja kalian akan menyesal" ancam Silvy.
"Woii teman-teman, kita di suruh lihatin mereka ceunah" ucap Ara.
"Menyesal apa kak, ini kita semua sudah lihatin kakak" tanya Indri polos, lebih tepatnya pura-pura polos.
Sedangkan di meja Nayla.
"Nay, itu kan Bella...ngapain dia ngomel di meja Ara" tunjuk Jihan.
"Lo kek gak tahu dia aja Ji, itu kan yang di duduki Ara dan temannya meja yang sering di tempati Bella, bahkan sudah di patenin kalau itu miliknya" sahut Nay.
"Terus bagaimana dengan Ara, Nay" tanya Jihan khawatir.
"Lo ini kek gak tahu klakuan Ara saja, lihat saja kali ini pasti Bella yang akan kalah, mana mau Ara ngalah gitu aja.
Bersambung
Jangan lupa
Like
Koment
Vote
Gift🙏💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Linda.w
hxhxbxx
2022-12-04
1
¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni
keren nih Ara n the Genk ga takut Bella CS.. Lawan Ara itu Bella CS
2022-10-26
0
¢ᖱ'D⃤ ̐Sri Wahyuni
mantap Ara lawan orang yang suka menindas
2022-10-26
0