Andin mengeratkan pelukannya saat Adnan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, tentu hal itu membuat Andin takut apa lagi Adnan dengan santainya menyalip ke kanan dan kiri hingga membuat Andin memejamkan mata nya.
***
Adnan Benar benar tidak suka saat melihat Andin dekat dengan pria lain, apa lagi Andin menolak untuk pulang dengan nya.
"aku pulang naik angkot aja....."
ujar Andin saat Adnan melepaskan cekalan tangan nya.
"kamu tuh enggak menghargai aku banget ya, aku sengaja datang jauh-jauh untuk jemput kamu tapi kamu malah mau pulang naik angkot?"
awalnya Adnan memang tak ingin menghiraukan Andin namun semakin Adnan mencoba melupakan justru ia semakin teringat gadis itu, hingga ia pun memutuskan untuk pergi menjemput Andin di tempat kerjanya.
Adnan merasa cemburu saat melihat interaksi Andin dan Candra, Adnan tahu kalau sebenarnya Candra itu menyukai Andin.
kakak adik hanya alasan untuk Candra agar dekat dengan kekasih nya itu.
"kamu mau pulang sama dia?"
tanya Adnan menatap wajah Andin yang datar Tanpa ekspresi, lagi lagi Candra yang di jadikan sasaran.
"kenapa kamu berubah A...?"
gumam Andin dalam hati nya, memalingkan wajahnya saat Adnan mencoba meraih tangan nya.
"sama siapa?"
tanya Andin menggelengkan kepalanya pelan.
"itu si Candra....kalian ada hubungan spesial?"
tuduh Adnan semakin membuat Andin merasa sakit.
"terserah apa kata kamu A ...aku enggak bisa pulang sama seseorang yang di kuasai amarah, sekarang kamu pulang aja sendiri...dan kamu boleh temui aku kalau kamu udah reda..."
jawab Andin namun gegas Adnan menarik tangan Andin, Adnan tidak suka dengan sikap Andin yang mengabaikan nya begitu saja.
"kamu bisa enggak sih hargai aku, aku datang untuk jemput kamu....!"
"ya terus kenapa kamu nuduh aku selingkuh?"
tanya Andin tak paham dengan kekasihnya itu.
"ya kalau enggak ngerasa enggak usah marah...ayo naik!"
titah Adnan, dan Andin pun terpaksa mengalah tak ingin lagi berdebat namun saat naik andin menolak untuk memeluk Adnan hingga membuat Adnan melajukan nya dengan kencang.
**
"kalau mau mati jangan ngajak ngajak aku...kamu sendiri aja..."
ucap Andin saat Adnan menghentikan laju motor nya, Andin mengepalkan tangannya menatap Adnan yang menatap nya lekat.
Adnan tidak menjawab, tangan nya reflek memeluk tubuh Andin yang langsung terisak.
"maafin Aa, Din...maaf ya"
Adnan menyeka air mata yang mengalir di pipi Andin, untuk pertama kalinya ia membuat perempuan itu menangis, Adnan benar-benar pusing karena ia tidak bisa melepaskan Andin seperti yang pernah ia lakukan pada mantan pacar nya yang lain, Adnan akan meninggalkan perempuan itu saat gita kembali pada pelukan nya, meski setelah itu Gita akan pergi dan menghilang lagi dari kehidupan nya, dan untuk saat ini hatinya benar-benar terpaut pada sosok Andin yang polos dan tulus.
"Aku enggak tahu aku salah apa,kamu tiba-tiba marah sama aku dan nuduh aku selingkuh, atau jangan jangan kamu yang selingkuh...."
Adnan terperanga mendengar apa yang Andin lontarkan.
"kamu kenapa? salah pertanyaan aku?"
sambung Andin namun Adnan tetap bungkam.
"aku lelah... terima kasih karena sudah mengantarkan ku sampai di depan rumah meski aku hampir....!"
"mati.......!"
ucap Andin dalam hati lalu pergi meninggalkan Adnan yang mematung sendiri menatap punggung Andin yang semakin jauh, hingga ia memasuki halaman rumah dan menghilang di balik pintu.
"Andin......!"
teriak Adnan mengusap wajahnya, apa sih yang sudah Andin berikan padanya hingga hampir membuat nya gila.
padahal gita sudah memberikan segalanya untuk nya, tapi saat mengartikan kehadiran Andin yang justru memiliki pengaruh besar dalam hidupnya, apa ini karma karena ia seringkali mempermainkan perempuan.
***
dulu...
Adnan terpesona saat pertama kali melihat Andin menggunakan hijab, cantik.
itu juga pertama kalinya Adnan melihat Andin menggunakan makeup, tak terlihat Andin yang tomboi dan polos.
saat itu Diki yang menjemput Andin karena Adnan tak bisa meninggalkan pekerjaan yang harus selesai sore itu juga.
Diki mengajak Andin kerumah Adnan saat masuk Adnan langsung merengkuh tubuh Andin lalu mencium pipi Adnin berkali kali hingga membuat Andin terperanga, ciuman pertama yang membuat Andin membeku.
"Aa ih,cium cium....di denda Loh..."
Adnan terkekeh geli mendengar penuturan Andin, sementara Diki langsung beranjak pergi meninggalkan kedua nya.
"kangen......."
jawab Adnan lalu mendekat kan tubuh nya hendak mencium Andin namun Andin menjauh kan wajah Adnan dengan tangan nya.
"bandel ya udah berani cium cium....!"
tutur Andin membuat Adnan terkekeh kecil lalu mencium kepala Andin.
Andin tak seperti gita yang dengan mudah memberikan segalanya bahkan materi, namun entah kenapa saat ini Adnan merasa hambar dan hati nya lebih condong ke andin.
"jangan jangan kamu yang selingkuh.....!"
ucapan itu terngiang di telinga Adnan, tuduhan Andin memang benar adanya.
bagaimana reaksi Andin kalau tahu bahwa Adnan seorang pria brengsek.
"dengar ya nan, sama siapa pun kamu pacaran, kamu cuma akan nikah sama aku, inget ya nan aku itu udah kasih semua nya sama kamu......!"
penuturan Gita memutar di benak nya, Adnan memijat keningnya sendiri merasa pening memikirkan hal itu, waktu menunjukkan pukul setengah dua belas malam, namun ia masih betah duduk di depan rumah sambil menyulut rokok terus menerus hingga tak terasa ia hampir menghabiskan sebungkus rokok dalam waktu beberapa jam saja.
"kalau pusing mening minum, pas udah mabok Lo langsung tidur kalau Rokok yang ada Lo batuk....!"
ujar Diki terkekeh kecil melihat tingkah laku sahabat nya itu, tak biasa nya Adnan bersikap seperti itu pada seorang perempuan.
drrt.....
Adnan menoleh kearah ponselnya yang berdering, terlihat Gita melakukan panggilan telepon.
gegas Adnan mengangkat nya.
"beb....aku Kangen, weekend ini kita ketemu yuk..!"
ucap Gita dengan manja.
"aku enggak janji ya sayang karena aku....."
Adnan tertegun saat wajah cantik Andin tiba tiba melintas di benak nya.
"kenapa? kamu enggak kangen sama aku, sekarang aku tuh udah mulai bebas, atau aku yang ke situ ya....!"
Gita begitu mencintai Adnan, segala nya ia berikan. keduanya menjalin hubungan hampir enam tahun meski terkadang ia menghilang tanpa kabar, hanya pada Adnan ia memberikan keranuman tubuh nya, dan Hal itu seakan mengikat kedua nya untuk bertahan dalam hubungan tanpa restu.
"aku nanti ke situ ya kalau kamu males ke sini beb... Gimana?"
"ya udah nanti aku jemput kamu... jangan ke sini sendiri, aku enggak akan Setega itu sama kamu!"
"makasih ya beb, sun jauh dari aku ya...mmmuaah...!"
"muuuaah juga!"
jawab Adnan lalu Gita mematikan panggilan telepon tersebut.
"sialan... dasar buaya, mulut nya manis padahal lagi galau tapi kalau udah di kasih sun, lupa....."
Diki tertawa melihat Adnan yang terkekeh kecil.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments