cadangan.

Andin memeriksa ponsel nya apakah Adnan membaca pesan nya atau mengabaikan nya begitu saja.

"kalau perempuan persis kayak yang datang bulan, tiba tiba jutek gitu...kesambet pohon besar yang ada di depan rumah nya kayaknya tuh..."

Andin memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu beranjak dari tempat nya untuk bercermin melihat penampilan nya yang hendak berangkat kerja.

cantik dengan kemeja berwarna putih dan celana hitam serta kerudung bercorak bunga membalut rambut nya yang panjang hampir Sepinggang, sebenarnya andin memakai kerudung hanya ketika hendak berangkat kerja saja, karena di tempat itu mewajibkan karyawan nya memakai pakaian tertutup dan hijab.

"kamu harus rajin kuliah nya de, bapak kerja keras untuk kuliah kamu loh...!"

langkah Andin terhenti saat mendengar percakapan ayah dan adiknya, Luna.

Luna merupakan anak bungsu di keluarga itu, Luna menjadi anak kesayangan hingga apapun kemauan nya selalu terpenuhi sementara Andin harus bekerja keras terlebih dulu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nya.

siapa yang tidak ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi namun sang ayah tak menggubris keinginan itu dan menyuruhnya mencari pekerjaan saja.

dengan berbesar hati Andin menerima perlakuan itu, ia tetap menjadi anak yang berbakti untuk kedua orang tua nya dan yakin suatu saat akan ada seseorang yang membahagiakan nya.

"Bu, Andin berangkat dulu?"

pamit Andin pada Ida yang tengah menyapu halaman rumah.

Ida memperhatikan wajah Andin yang tampak sendu, entah apa yang terjadi dengan putri nya itu.

"Kamu ada masalah nak?"

tanya Ida membuat Andin langsung mendongak menatap sang ibu.

"enggak apa-apa Bu....!"

jawab Andin tersenyum.

"kamu masih hubungan sama Adnan?"

tanya Ida yang sebenarnya kurang menyukai Adnan karena sikap nya yang sedikit kurang sopan.

"emangnya kenapa Bu?"

tanya Andin.

"kamu harus selektif dalam memilih pasangan, kalau bisa carilah yang lain dan yang terpenting saat menilik itu lihatlah bagaimana sholat nya....!"

ujar Ida yang mengharapkan seseorang yang bisa membimbing Andin karena Putri nya itu terkadang malas sekali kalau di suruh sholat subuh, Ida berharap kelak Andin memiliki seorang suami yang Sholeh.

Andin diam membisu tak menjawab penuturan Ida, ia sendiri masih bingung mengingat ia yang sudah terlanjur jatuh cinta pada Adnan.

"Andin berangkat ya Bu...!"

Ida mengangguk lalu Andin mencium tangan Ida sebelum pergi.

Andin termenung sendiri di dalam bus mengingat seseorang yang membuat nya bimbang, terkadang rasa rindu itu hadir jika mengingat apa yang sudah terlewati bersama.

"ndin, pergi jalan jalan yuk sama Aa...?"

ajak Adnan kala itu datang ke rumah saat Andin baru terbangun dari tidurnya.

"kemana, Andin baru bangun belum mandi....!"

jawab Andin yang sengaja ingin mengetahui bagaimana reaksi Adnan yang melihat nya baru bangun tidur.

"jalan jalan... ayo mandi, Aa tunggu yah!"

Adnan tersenyum menatap wajah manis kekasih nya itu, tak mengingat seseorang yang datang dan pergi sesuka hati.

"ya udah tunggu ya....!"

Andin masuk ke dalam rumah lalu gegas mandi, seperti inikah punya pacar setiap weekend ada yang datang untuk mengajak nya pergi berkencan.

Adnan merupakan cinta pertama Andin, tentu hal itu menjadi sesuatu yang begitu berkesan untuk nya, apa lagi perhatian Adnan yang membuat nya mudah jatuh cinta.

"kita mau kemana?"

tanya Andin naik ke motor matic milik pria itu.

"kemana ya...?nanti kita pikirkan ya di jalan....!"

ujar Adnan meminta Andin untuk memeluk nya.

hal itu menjadi yang terindah untuk keduanya, sebelumnya Adnan tidak pernah pergi berkencan karena dulu ia tidak memiliki kendaraan seperti sekarang, hidupnya terbilang susah namun kini memiliki banyak kemajuan dari rumah hingga kendaraan kini ia miliki sendiri.

Adnan terus menggenggam tangan Andin Sepenjang jalan hingga mereka sampai di sebuah danau yang begitu indah dengan pulau kecil berada di tengah tengah danau tersebut.

"bagus ya, kamu mau kesana enggak?"

tanya Adnan menunjuk ke arah pulau buatan itu.

"enggak ah takut....!"

jawab Andin yang tidak bisa berenang.

"naik sampan ndin, jangan takut ada aku...!"

ucap Adnan namun Andin tetap menolak karena ia benar-benar takut tenggelam.

seperti dirinya saat ini tenggelam dalam kenangan bersama pria itu.

keduanya duduk di tepi danau sambil menikmati makanan, Adnan mengalah untuk tidak memaksa Andin pergi ke tempat itu, keduanya menikmati mie ayam bakso sambil menatap air yang terlihat begitu tenang.

seperti halnya saat ini, Andin berusaha untuk tenang dan berpikir baik pada kekasih nya itu.

meski pria itu menghilang tanpa kabar apapun setelah kata terakhir yang membuat nya risau.

saat pikiran nya terpaut pada Adnan, di sana Adnan juga tengah memikirkan nya.

"kamu kenapa sih A? sakit? aku salah apa?"

Adnan baru membaca pesan tersebut lalu menyimpan ponselnya ke nakas tanpa menghiraukan pesan tersebut namun pikiran nya tak lepas dari sosok wanita yang mengusik hati nya.

Adnan memijat keningnya karena merasa pusing, semalam ia pulang malam karena mengantar Gita langsung ke luar kota.

"awas ya jangan macam-macam di belakang aku, sebentar lagi aku lulus kuliah kamu janji mau ketemu sama ayah ku...!"

ujar Gita saat keduanya hendak berpisah.

"ya sayang, tenang aja aku udah nabung untuk kita berdua, kamu juga jangan macam-macam di belakang aku ya!"

Gita mengangguk lalu memeluk Adnan yang juga mendekap nya erat.

*

"apa gue putus aja ya sama Andin dan fokus Sama Gita, tapi apa gue bisa sementara gue juga terbiasa dengan kehadiran nya, jahat enggak sih kalau gue jadiin Andin cadangan karena kalau gue enggak bisa bersatu dengan gita, gue masih punya Andin yang mau menerima gue apa adanya, Andin juga baik dan tulus...."

terbesit dalam benak Adnan untuk tetap mempertahankan keduanya, Adnan sadari ia mulai terbiasa dengan kehadiran Andin yang hanya ia jadikan sebagai cadangan saat orang tua Gita tak menerima nya, hal egois yang sebenarnya akan membawa dampak buruk untuk kedua perempuan itu.

"hai... ngelamun aja Lo..."

ujar Diki membuyarkan lamunan Adnan.

Adnan memiliki keluarga yang jauh di kampung, di kota itu ia hanya tinggal dengan kakak dan beberapa orang sahabat yang bekerja di tempat yang sama.

"sialan...bikin kaget..."

sahut Adnan yang langsung terhentak.

"makanya kalau punya pacar tuh satu jangan banyak banyak, dasar play boy cap tokek"

umpat diki lalu terbahak melihat ekspresi wajah Adnan yang langsung tercengang.

hanya Diki lah yang tahu bagaimana kisah cinta nya dengan gita.

"gimana enggak pusing, Gita udah kasih semuanya ke gue sementara gue enggak bisa bohongi perasaan gue kalau gue sayang banget sama Andin..."

"HM dasar serakah Lo, pilih yang udah Kasih Lo semuanya dong"

jawab Diki membuat Adnan kembali tertegun.

bersambung.

Terima kasih yang sudah mampir 😍

Terpopuler

Comments

Sri Sulis

Sri Sulis

egois kamu Adnan ....

2022-10-07

0

neng ade

neng ade

jngn egois dan serakah Adnan .. betul kata Diki pilih yg udh serahkan segala nya ..

2022-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!