AKu Tak Bisa Memiliki

AKu Tak Bisa Memiliki

berubah...

Andin memperhatikan ponsel nya yang mati, pesan nya tak ada satu pun yang Adnan baca, terakhir kali Andin menelpon dan di tolak oleh Adnan.

"gimana Din?"

tanya Siva teman Andin yang mengantar Andin menemui Fio untuk mengajak nya Bekerja di butik tempat nya bekerja.

"Adnan malah ngrijek panggilan nya, aku pulang naik bus aja deh...."

Adnan adalah pria yang sudah beberapa bulan ini menjadi kekasih nya, awalnya sikap Andan begitu baik namun entah apa yang terjadi akhir-akhir ini Adnan berubah dan sedikit cuek pada Andin.

"ya kalau gitu aku antar Kamu ke halte aja ya Din, maaf aku enggak Bisa anter kamu pulang..."

ucap Siva karena motornya di pakai oleh kakak nya.

"aku juga Din enggak bisa anter kamu pulang...."

ucap fio yang merupakan seorang anak yatim piatu, karena iba Andin meminta pada pemilik butik tersebut untuk menerima fio bekerja di butik itu, dan Andin merasa senang saat Ruli mengatakan bahwa Andin boleh mengajak fio bekerja di butik itu.

"enggak apa-apa fi, Aku bisa pulang naik angkutan umum kok... lagian udah biasa aku naik angkutan umum..."

biasanya Adnan yang mengantar dan menjemputnya kemana pun Andin pergi, namun beberapa waktu ini Adnan sedikit berubah.

"ya sekali lagi makasih ya Din, kamu jauh jauh datang hanya untuk kasih tahu aku soal itu...!"

Andin adalah sahabat fio saat mereka SMP, dan baru bertemu lagi setelah beberapa waktu, Andin memiliki jiwa sosial yang tinggi, ia selalu ingin membantu siapa pun yang butuh bantuan nya.

***

tak berapa lama Andin sampai di rumah, ia melihat sang ibu tengah berbaring di ranjang.

gegas Andin menghampiri.

"Bu sakit lagi?"

tanya Andin duduk di bawah menatap wajah Ida yang tampak pucat, ida sang ibu memang sering kali sakit hingga membuat sang ayah kerap kali kesal.

ayah Andin seorang mandor yang bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan.

"ya, Din. enggak apa-apa ibu cuma pusing!"

ucap Ida berusaha untuk bangkit.

"kamu baru pulang?"

tanya Ida lalu terbatuk.

"ya, Bu Andin habis dari rumah fio di daerah x, Andin kasih tahu fio untuk kerja bareng sama Andin di butik...!"

jawab zira, Ida sendiri sudah mengenal fio karena beberapa waktu fio pernah berkunjung ke rumah.

"rumah fio kan jauh din, kamu pergi sama Adnan?"

Andin menggeleng kan kepala nya.

"Andin pergi sendiri Bu....!"

Ida tertegun, Andin memang selalu seperti itu, ia selalu memikirkan orang lain padahal dirinya sendiri repot.

"kasihan Bu, fio itu udah enggak ada orang tuanya jadi Andin mau bantu dia Bu....!"

Ida tersenyum, putri nya itu memang anak yang baik.

"ya sudah kamu istirahat dulu terus makan ya, ibu udah siapin makanan untuk kamu...!"

"ya, Bu.... Andin ke kamar dulu!"

Andin beranjak dari duduknya meninggalkan Ida yang terus menatap punggung putri nya itu, jiwa kepedulian nya begitu besar hingga terkadang ia tidak memikirkan dirinya sendiri.

***

Andin merebahkan tubuhnya di ranjang setelah selesai mandi, mencoba kembali menghubungi Adnan.

Andin tersenyum saat Adnan mengangkat telepon nya.

"apa sih telpon telpon mulu, ganggu aja"

seketika wajah Andin berubah kaku mendengar suara Adnan yang seperti tengah kesal.

Andin menatap layar ponselnya yang langsung mati karena Adnan langsung memutuskan panggilan telepon Tersebut.

"dia kenapa sih?"

tanya Andin dengan heran, tak biasa nya Adnan bersikap seperti itu.

biasanya Adnan akan menghubungi nya berulang kali, mengirim pesan singkat hanya untuk sekedar menanyakan apakah ia sudah makan atau belum. tapi untuk kali ini Adnan bahkan berbicara dengan sedikit membentak nya.

"kamu kenapa sih A? sakit? aku salah apa?"

Andin mengirimkan pesan tersebut namun nomor Adnan kembali tidak aktif.

Andin menghela nafas lalu membiarkan ponsel nya tergeletak begitu saja.

karena merasa lelah Andin memejamkan mata nya lalu tertidur, berharap kalau semua itu hanya mimpi karena Adnan yang ia kenal begitu baik padanya.

***

Adnan tersenyum menatap wanita yang kini terlelap dalam dekapan nya, cantik dan selalu saja membuat nya lupa diri.

gita, perempuan itu adalah kekasih di masa lalu nya, meski datang dan pergi dengan sesuka hati namun Adnan tak pernah mempersoalkan itu karena dengan siapapun ia berpacaran hanya perempuan itulah yang akan menjadi calon istri nya, meski hubungan keduanya di tentang oleh orang tua Andin yang merupakan seorang jenderal. sementara dirinya hanya seorang karyawan biasa di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang properti.

cinta nya tak pernah pudar meski terkadang gita menghilang begitu saja, namun keintiman yang terjadi di antara kedua seakan menjadi hal yang membuat keduanya tak ingin berpisah meski perbedaan kasta.

Andin sendiri tak pernah mengetahui hal itu, masa lalu yang selalu datang dan pergi membuat risau, Adnan tertegun mengingat sikapnya pada Andin yang mungkin sudah keterlaluan tapi Andin benar benar mengganggu nya, gita sendiri tidak pernah tahu kalau dirinya memiliki kekasih selain gita dan gita percaya akan hal itu. padahal bukan hanya Andin tapi masih banyak yang lainnya, namun untuk saat ini hanya ada Andin dan gita.

"sayang....!"

panggil Gita membuyar kan lamunan Adnan.

"HM, apa sayang? kamu laper?"

tanya Adnan menyentil hidung Gita yang mancung, Gita memang jauh lebih cantik dari Andin namun Andin berbeda ia memiliki hati yang tulus dan lembut, Adnan sendiri khawatir benar benar terpikat pada gadis polos itu.

keduanya tak sengaja bertemu di sebuah acara reuni, lewat teman dekat Adnan keduanya berkenalan.

Andin yang supel dan mudah bergaul membuat Adnan langsung menyukai Andin yang berwajah manis dengan lesung pipi dan karang yang menghiasi dagu nya, membuat Andin terlihat manis saat di pandang, keduanya menjalin kedekatan hanya satu bulan tanpa pikir panjang Adnan langsung menyatakan cinta dan meminta Andin untuk menjadi pasangan nya, Awalnya Andin ragu namun dengan manis nya Adnan meyakinkan bahwa dirinya sungguh sungguh menyukai Andin hingga gadis itu terbuai dan mau menerima nya.

"aku lapar...kamu mikirin apa sih yang?"

tanya Gita.

"kamu enggak lagi mikirin cewek lain kan?"

tambah gita menatap netra milik Adnan.

pria itu tampan, Gita begitu mencintai Adnan meski cinta kedua nya terhalang Restu namun karena cinta nya yang begitu besar keduanya tetap menjalin hubungan diam diam tanpa sepengetahuan sang ayah.

"enggak lah yang, mikirin siapa? yang ada di benak aku cuma kamu!"

bohong Adnan, padahal sejak tadi ia memikirkan Andin.

"ya udah aku pesan makanan untuk kita ya..."

gita mengangguk lalu mendekap erat Adnan yang memainkan ponselnya.

bersambung.....

terima kasih udah mampir 😍

Terpopuler

Comments

Sri Sulis

Sri Sulis

dah mampir kakkak

2022-10-07

1

neng ade

neng ade

hadir thor.. baru baca nyimak dlu alur nya . pasti nya seru nii .. semangat dan sukses selalu utk mu ya thor .. 😍😍

2022-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!