dingin.

seorang pria yang juga bekerja di butik itu memperhatikan Andin yang sejak tadi melamun, gegas Pria itu menghampiri.

"ndin kamu pegang kasir loh, jangan banyak melamun....!"

ujar Candra senyum melihat ekspresi wajah Andin yang langsung termangu.

"ketahuan pak Ruli enggak, bisa di pecat nih aku!"

Andin memang memegang kendali kasir di butik itu, tentu ketelitian di tuntut dalam pekerjaan nya itu.

"enggak, makanya fokus sebelum ketahuan pak Ruli...!"

Andin senyum sambil memberikan ancungan jempol pada Candra, keduanya berteman lama bahkan Andin merasa cocok dengan pria yang seumuran dengan kakak laki laki nya yang sudah menikah dan tinggal bersama istri nya.

selain humor Candra juga teman curhat Andin, dari masalah keluarga hingga Adnan.

"istirahat nya yang gantian ya, butik lagi rame!"

ucap Ruli pemimpin sekaligus pemilik butik tersebut.

"ndin bareng aku yuk istirahat nya...."

ajak Candra yang langsung di anggukan oleh Andin sambil fokus melayani pembeli.

**

"maaf aku sibuk......."

Adnin membuka pesan yang dikirim oleh Adnan, hanya itu tak ada yang lain seperti sebelumnya.

"neng Udah makan belum....Mau di jemput jam berapa?"

biasanya Adnan akan mengirimkan pesan seperti itu.

"maaf ya yang, Aa tadi sibuk Banget....mau di bawain apa sama Aa..?"

masih banyak lagi yang lainnya, hal yang membuat Andin tersenyum saat membaca nya namun saat ini wajah nya masam membaca pesan Adnan yang terkesan dingin.

"kenapa?"

tanya Candra menyodorkan somay yang sudah siap tersaji.

"seseorang biasanya berubah kenapa ya?"

tanya Andin membuat Candra langsung mendongak.

mengelap bibirnya dengan tisu, lalu menatap wajah Andin yang tampak mendung, terlihat rintik hujan jatuh di pipi nya.

"jenuh, punya yang baru... kembali sama yang lama..... !"

jawaban Candra membuat Adnin langsung menyeka air matanya.

"Adnan....?"

tanya Candra.

Andin mengangguk lalu menyuap makanan yang sudah tersaji di hadapan nya, apapun yang terjadi ia harus tetap makan agar punya tenaga untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan datang dan pergi.

"sabar kalau cinta jangan sepenuhnya, jangan terlalu mendalam, dangkal aja biar pas sakit enggak terlalu parah....!"

ujar Candra terkekeh menyentil hidung Andin yang mancung.

"apa sih.... jangan di sakitin dong bang... kasihan neng!"

jawab Andin membuat Candra terkekeh kecil.

setelah selesai makan kedua nya gegas kembali ke butik,

"mungkinkah ada yang lain?"

gumam Andin lalu mencoba untuk fokus dan tak ingin memikirkan sesuatu yang membuat nya lelah.

sore.....

Andin merasa senang saat mendengar kalau mulai besok fio berkerja di butik tersebut, tak sia sia usahanya membujuk Ruli agar mau menerima fio yang memang membutuhkan pekerjaan.

"kamu enggak takut tersaingi...."

tanya Candra duduk di samping Andin yang tengah menghitung uang pendapatan sore itu karena sebentar lagi ia akan pulang dan berganti sip.

"kenapa harus merasa tersaingi, rezeki itu sudah di atur tidak akan tertukar karena sudah tertakar... justru aku melakukan itu karena aku ingin membantu sahabat ku"

jawab Andin tanpa menoleh.

"baik banget sih kamu ndin, aku juga pengen!"

ujar Candra terkekeh, diam diam menyukai gadis manis yang memiliki bibir seksi itu.

"pengen apa?"

tanya Andin tak paham.

"pengen miliki kamu!"

Candra tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Andin yang langsung terperanga.

"bohong banget, dasar tukang gombal... Andin tuh enggak akan mempan sama rayuan seperti itu, emang mereka? di puji sedikit langsung baper...."

Andin terkekeh geli mengingat Candra yang memang senang dan sering menggoda teman temannya.

"jangan seperti itu, kena karma baru tahu rasa. nanti giliran suka sama seseorang di tolak mentah-mentah.....!"

sahut Andin terkekeh kecil saat Candra langsung merangkul pundak nya, semua karyawan sudah biasa melihat kedekatan mereka berdua yang sudah seperti kekasih namun mereka juga tahu kalau Andin sudah memiliki tambatan hati dan kedekatan nya dengan Candra hanya seperti kakak dan adik.

Ruli tertegun melihat Andin yang masuk ke dalam ruangan nya bersama Candra yang masih merangkul pundak nya.

pria itu tampak dingin dengan wajah nya yang datar, Andin langsung melepaskan tangan yang merangkul nya.

"sana, Andin mau kasih laporan dulu!"

titah Andin pada Candra yang langsung pergi meninggalkan tempat itu.

"kamu pacaran sama Candra?"

tanya ruli sembari mengamati laporan penjualan hari ini, berapa banyak jumlah barang yang keluar dan masuk.

"enggak lah, kan tahu pacar Andin yang suka jemput....!"

jawab Andin lalu tersenyum setelah Ruli menandatangani laporan tersebut.

"pulang ya pak....!"

Ruli mengangguk pelan lalu menatap punggung Andin yang menghilang di balik pintu.

wajah ceria nya selalu menghiasi hari hari nya di butik, ruli kagum pada Adnin yang selalu semangat tanpa pernah mengeluh tentang kehidupan nya yang cukup sederhana.

"kasihan teman Andin butuh pekerjaan.... kasihan kalau mereka enggak dapat bonus...

kasihan kalau mereka enggak kebagian uang tips......"

itu yang selalu gadis cantik itu pikirkan, selalu kasihan....ia tidak pernah mengambil keuntungan sendiri karena baginya apa yang ia peroleh juga karena kerja sama team.

"pulang sama siapa? mau di anterin?"

tanya Candra memperhatikan Andin yang tengah menggunakan switer nya.

"enggak usah, masih jam kerja juga....naik bus aja sambil menikmati kemacetan yang sudah biasa terjadi di ibu kota....!"

jawab Adnin lalu melangkah keluar di ikuti oleh Candra.

"ini udah kayak pengawal aja, ngikutin mulu...."

Andin terkekeh kecil saat Candra merangkul pundak nya keluar dari butik tersebut.

Adnan yang Sudah menunggu di depan langsung menatap tajam ke arah Andin yang tidak menyadari keberadaan nya.

Adnan membunyikan klakson motor nya hingga membuat Andin menoleh, lalu menatap ke arah Andan yang tidak suka melihat kedekatan nya dengan Candra.

"tuh jemput, hati hati ya kayaknya dia cemburu!"

ujar Candra yang sudah melepaskan rangkulannya.

Andin tidak tahu kalau Adnan menjemput nya karena membalas pesan pun sepertinya Adnan enggan.

Andin menyebrangi jalan raya lalu berlari kecil menghampiri Adnan yang berwajah dingin tanpa Ekspresi.

"aw....."

Adnan langsung menarik tangan Andin dengan keras hingga Andin meringis sakit.

"sakit A, kamu kenapa sih?"

tanya Andin yang Heran dengan perubahan sikap kekasih nya itu.

"kamu yang kenapa"

Andin tertegun tak mengerti dengan maksud pertanyaan Adnan.

"maksudnya apa sih?"

"kamu kok santai banget sih sama cowok itu, kalian saling suka!"

"tuduhan kamu itu enggak berasalan, kamu kan tahu aku dekat sama kak Candra.."

"ya tapi aku enggak suka kalian sedekat itu...."

elak Adnan yang cemburu melihat interaksi kedua nya.

"ya tapi jangan seperti ini, tangan aku sakit A?"

ujar Andin berusaha melepaskan genggaman tangan Adnan yang cukup keras.

"lepas A...!"

pinta Andin lirih karena ia tidak ingin menjadi api saat Adnan tengah di bakar cemburu karena ia juga akan ikut terbakar.

bersambung......

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

Adnan egois .. semoga Andin cpt tau kalau Adnan udh pny yg lain .. jngn mau dijadikan cadangan ..

2022-10-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!