Saat masih belum menikah, Mama Ellena selalu mengikuti kegiatan-kegiatan positif yang ada di lingkungan tempat tinggal atau lingkungan pekerjaannya.
Bahkan setelah setengah tahun menikah, dia aktif mingikuti berbagai kegiatan ibu-ibu dalam lingkungan keagamaan dan kegiatan ibu-ibu PKK di desa, karena statusnya yang sekarang sudah menjadi seorang istri. Kala itu, dia harus memutuskan untuk berhenti mengikuti semua kegiatan.
Mama Ellena mendapat tekanan besar! Menuntutnya untuk menutupi diri dari dunia luar.
Suaminya seorang pencemburu buta!
Ketika Mama Ellena pulang dari mengikuti kegiatan, dia sering di tuduh yang tidak-tidak oleh suaminya sendiri. Tuduhan-tuduhan itu sudah pasti berujung pada kekerasan, yang di lakukan suami kepadanya.
Entah itu bentuk rasa sayang atau untuk menutupi kesalahan dirinya sendiri. Mencari alasan agar Mama Ellena tidak menyinggung perihal masalah atau kesalahan yang dia buat. Yang jelas itu adalah karena rasa cemburu yang berlebihan dari suami, yang sudah menutupi pikiran-pikiran positif di otak.
Apa pun yang di lakukan oleh Mama Ellena pasti salah, pasti menimbulkan kecurigaan berlebihan dari suami. Mama Ellena lelah selalu berdebat karena tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar.
Oleh karena itu, Mama Ellena memutuskan untuk stop mengikuti kegiatan apa pun.
Bahkan, Mama Ellena yang sudah menjadi guru sedari gadis bahkan sebelum mengenal lelaki yang menjadi suaminya itu. Dia harus merelakan pekerjaan mulia yang sudah bertahun-tahun ia jalani dan tekuni karena diminta oleh suaminya untuk mengundurkan diri.
Ketika permintaan suami itu dilontarkan kepadanya, Mama Ellena menangis dan tidak mengatakan apapun. Begitu sakit dan sedih hatinya kalau itu. Pekerjaan, murid-murid dan kenangan-kenangan bersama mereka yang sudah bertahun-tahun menghiasi hari-harinya harus ia lepaskan.
Menghargai... Menerima... Dan untuk mempertahankan pernikahan, Mama Ellena memutuskan untuk mengikuti permintaan dari kepala keluarga atau suaminya. Walau di hatinya menyimpan begitu besar kesedihan.
“Ellena kamu yang sabar ya… Bersyukurnya Mama dan Adek tidak terluka. Mama masih bisa sembunyi. Mama masih bisa cari pertolongan kalau Papa gitu lagi” ungkap lembut sang Mama kepada anak gadisnya yang sedang menangis khawatir itu.
“Mau sampai kapan Mama harus seperti ini ? Aku sudah sabar dari dulu Ma! Mama ingat waktu kejadian Papa marah juga, saat aku kelas enam Sekolah Dasar?" Ellena meluapkan emosi yang sedang membara di dada, dengan cara mengingatkan kejadian besar yang terjadi saat dia masih kecil kepada Mama nya.
"Iya Nak, Mama ingat... Dan Mama juga tidak akan lupa kejadian itu" jawab Mama dengan lembut, untuk menenangkan Ellena.
"Aku dari dulu sudah bilang Mama, laporkan saja Papa ke Polisi. Jika Mama takut kalau dia datang lagi, setelah mama pisah sama dia. Laporkan saja! Kalau dia di dalam penjara kita aman, Ma! Tidak akan ada lagi cerita seperti ini" ungkap Ellena, untuk sekali lagi meyakinkan Mama nya.
"Iya iya... Nanti Mama pikirkan jalan terbaiknya ya... Kamu yang sabar dan tenangkan diri" Mama Ellena sudah paham betul dengan watak anak gadis nya yang keras, saat ini dia hanya bisa menenangkan Ellena.
"Umur aku sakarang sudah sembilan belas tahun, Ma! Dan kita di perlakukan seperti ini dari aku kecil, bahkan mama sudah merasakannya sebelum aku ada lahir di dunia ini!”
“Iya Mama mengerti maksud kamu, Nak! Ya sudah kamu yang sabar ya… Nanti Mama hubungin kamu lagi. Tetap semangat dan fokus ya kuliah nya. Belajar yang benar dan sungguh-sungguh. Mama yakin kamu bisa. Mama sayang kamu” Mama Ellena berpamitan dengan ungkapan kalimat yang dia harap dapat menenangkan hati anak gadisnya itu.
Ellena yang mendengar ucapan dan pesan dari sang Mama tidak mampu menahan tangis. Ia hanya bisa menjawab Mama nya dengan kata “Mmm!” sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Walaupun Mama tidak melihat.
Tut…
Tut...
Tut…
Panggilan telpon pun berakhir. Ellena yang sisa seorang diri terduduk bisu di lantai tengah-tengah kamar tidurnya. Ia duduk bersila dan menangis sejadi-jadinya. Entah sudah berapa banyak air mata yang jatuh dari kedua bola mata.
Ingatan pahit akan perlakuan buruk dari Papa, yang seharusnya tidak ingin Ellena ingat lagi seakan kembali memperlihatkan moment-mement buruk itu dengan jelas.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
🥀⃟ʙʀ 🎀 🅐🅨🅐 🎀
penasaran kelanjutannya setelah mama nya berhenti kerja..trs biaya sehari" dr mana ya..perlu diberi efek jera juga itu papanya..gk perlu Lagi..dikasihan..i toh selalu membuat mama dan adiknya berada dlm ketakutan setiap hrnya..dan itu sdh menjadi ketakutan yg mendarah daging dlm kehidupan mereka sedari kecil . sangat memprihatinkan..😭😭😭😭
2022-12-05
6
🍁𝐂liff❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
kasian betul mamanya.. semakin diem semakin ditindaa😥
2022-12-02
1
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
aku mendukung melaporkan ke polisi ayah mu ellena.hayoook lah bujuk lagi mama mu
2022-12-02
2