SERIBU LANGKAH PAPA

SERIBU LANGKAH PAPA

Pagi yang Cerah

Pagi itu sekitar pukul sembilan, dimana matahari sedang mengeluarkan sinarnya dengan cerah dan hangat. Terangnya cahaya dan kehangatan yang di pancarkan oleh matahari pagi itu akan membuat siapa pun, termasuk seorang gadis yang bernama Ellena menjadi semangat untuk memulai harinya dengan ceria dan gembira.

Sinar matahari yang dipantulkan dari dinding tembok beton di samping kamar Ellena, masuk ke dalam kamarnya melalui jendela yang ia buka lebar-lebar. Tak kala hangatnya pantulan cahaya matahari itu mengenai kulit Ellena yang sedang sibuk mondar mandir di dalam kamarnya.

Gadis itu terlihat sedang sibuk membersihkan dan merapikan segala sesuatu. Bukan hanya merapikan dan melakukan hal-hal simpel yang biasa di lakukan seorang anak gadis saat di rumah.

Ellena yang hobby mendekorasi itu, suka mengolah atau mengotak atik kamar tidur sebagai penyalur hobby kreativitas nya. Seperti yang sering ia lakukan yaitu memindahkan posisi barang-barang yang ringan sampai berat. Ranjang tempat tidur dan dua unit lemari pakaian dua pintu yang letaknya selalu berdampingan. Karena jika di letakkan secara terpisah, akan terlihat berantakan.

Dua benda berat itu tak kala menjadi bahan pengetesan kreativitas nya. Dan ia senang melakukan semuanya itu sendiri.

Jika ada teman yang berada di kamarnya, sudah pasti pekerjaan dan rencananya itu akan gagal. Karena jika ada teman yang menemani, maka bukan merapikan berbagai macam ragam barang miliknya melainkan asik mengobrol saja.

Ellena memindahkan dari sudut atau sisi ke sisi lain, ranjang tempat tidur dan lemari itu beserta berbagai peralatan juga perlengkapan yang ada di dalam kamarnya. Seperti meja, rak buku atau rak piring kecil yang tertata rapi di satu sisi kamar itu, untuk mencari posisi atau tempat yang pas di matanya.

Rasa bosan dan kreativitas Ellena yang membuatnya sering merubah-rubah dekorasi atau posisi penempatan semua barang-barang miliknya.

Di kamar gadis itu selalu di dekor dengan angle yang pas, bagus dan perfek. Karena ia memiliki hobby berfoto indoor atau outdoor bersama-sama dengan teman-temannya, dengan menggunakan kamera milik Ellena. Jadi posisi atau penempatan barang-barang di kamarnya sangat berpengaruh untuk kesenangan nya itu.

Namun dengan kesibukan yang sedang ia kerjakan, gadis bertubuh kecil itu tidak terlihat sedang terbebani. Ia terlihat sangat happy dan menikmati setiap gerakkan dari anggota-anggota tubuhnya dengan apa yang sedang ia lakukan.

Tidak lupa ia menikmati waktu itu, sambil bernyanyi lagi-lagu favoritnya dengan sungguh-sungguh. Terkadang ia terlihat sambil berdiri atau sedang menggenggam benda yang seolah-olah menjadi sebuah mic untuk ia genggam dan diarahkan mendekati bibirnya, lalu ia pun bernyanyi dengan kencangnya.

🎶

Kau harus bisa, bisa berlapang dada

Kau harus bisa, bisa ambil hikmahnya

Karena semua, semua 'tak lagi sama

Walau kau tahu dia pun merasakannya

Na-na-na-na-na-na-na-na-na-na

Na-na-na-na-na-na-na-na-na-na

🎶

Lagu yang di nyanyikan gadis itu seakan berkolaborasi dengan seluruh anggota tubuhnya. Aura dan getaran kebahagiaan yang terdapat dalam lagu itu, seakan dikirimkan dari otak dan turun menghembuskan sampai ke sudut-sudut dalam tubuhnya.

Mulut mengeluarkan suaranya, kedua bola mata terbuka dan berkedip secara teratur, hidung yang menghirup dan menghembuskan nafas lega. Serta tangan dan kakinya yang mungil bergerak kesana kemari, merapikan pakaian yang ia bongkar dari dua unit lemari dua pintu besar miliknya.

Entah kapan dan berapa lama, gadis itu selesai membereskan semua barang-barang itu. Terutama jika melihat banyaknya pakaian yang sudah membentuk gunung di pertengahan kamar tidur Ellena.

Walau banyaknya pekerjaan dan banyaknya barang-barang yang harus ia rapikan satu persatu, seperti pakaian itu terlihat sangat banyak dan bertumpuk, itu tidak menjadi masalah untuknya. Tidak membuat Ellena susah. Ia tetap melakukannya dengan hati yang gembira.

Ellena adalah mahasiswi dari salah satu Universitas terfavorit di kota tempat ia tinggal. Saat ini ia menginjak semester tiga dengan jurusan Ekonomi Akuntansi S1.

Ellena adalah sosok wanita yang mandiri, pemberani, smart, ceria, tegas dan murah hati. Ellena memiliki banyak sekali teman.

Teman-teman Ellena bukan hanya dari kalangan kampus tempat ia kuliah saja. Gadis ini banyak mengikuti berbagai kegiatan di luar kampus seperti, kegiatan di lingkungan keagaman, kegiatan sanggar tari.

Serta berbagai macam jenis olahraga yang ia sukai, seperti olahraga volly, badminton, tenis meja, bahkan ia hobby bermain bola kaki atau futsal, sampai ia mendapat piala top skor putri saat mengikuti turnamen futsal putri dikotanya.

Dan masih banyak kegiatan di forum-forum lain yang ada di kampus maupun di luar kampus yang ia ikuti.

Ellena selalu aktif mengikuti berbagai kegiatan dimana pun ia berada.

Dengan waktu santai nya pagi itu, saat ia merapikan dan membersihkan kamar di sertai dengan nyanyi ria, Ellena menghentikan semua kegiatannya sejenak.

Saat mendapati hanphone miliknya yang sedang memutarkan sebuah lagu kesukaannya berhenti dan berganti ke suara deringan panggilan masuk.

Ellena yang sedang duduk sambil merapikan pakaian di lemarinya, bergegas berdiri menuju meja belajarnya untuk melihat siapa yang menelponya pagi-pagi begini.

Ternyata panggilan dari tetangganya di daerah tempat ia lahir dan dibesarkan. Dengan segera Ellena menggapai hanphone dan menjawab panggilan itu.

“Hallo Om Riki?” kata Ellena menyapa lembut.

“Hallo… Hallo Len…” jawab suara dari seberang sana.

“Iya Om. Aku dengar, ada apa Om?” tanya Ellena masih dengan lembutnya.

“Ellen ini Mam…” kata suara lelaki itu terpotong dan di sambung dengan suara seorang wanita. “Hallo! Nak! Ini Mama…”

“Loh kok Mama?” tanya Ellena yang sedikit kaget, mengapa suara Mama nya ada di situ.

“Iya Nak, ini Mama! Mama sama Adek lagi di rumah Nenek Lewi” (Nenek Lewi adalah panggilan Ellena untuk Ibu dari Om Riki, yang merupakan tetangga Ellena di daerahnya)

“Oh iya… Mama kangen aku ya? hehe..." tanya Ellena sambil menggoda Mamanya seperti biasa.

Mama tidak menjawab satu kata pun.

"Kenapa Mama telpon aku pakai nomor Om Riki? Hanphone Mama mana? Rusak kah?” tanya Ellena tiada henti kepada Mamanya yang terdiam membisu di seberang sana.

“Bukan… Bukan begitu…” jawab Ibu Ellena agak gagap.

“Iya terus? Bagaimana Ma?” tanya Ellena lagi dengan polos.

“Mama sama Adek lagi sembunyi di rumah Nenek Lewi, Papa kamu gila lagi!” jelas sang Mama kepada Ellena.

Mimik muka Ellena langsung berubah drastis. Hatinya yang tadi sedang gembira membereskan dan memebersihkan kamar, sambil bernyanyi mengikuti lagu kesukaannya yang sedang ia putarkan di hanphone milik nya, seakan sirna pergi begitu saja. Ketika mendengar pernyataan dari sang Mama.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

✰͜͡w⃠IDA💯♡⃝ 𝕬𝖋🦄

✰͜͡w⃠IDA💯♡⃝ 𝕬𝖋🦄

Apa apa Ellena gak waras yah kok gila?

2022-12-02

3

🥀⃟ʙʀ 🎀 🅐🅨🅐 🎀

🥀⃟ʙʀ 🎀 🅐🅨🅐 🎀

waw..awal cerita yg bagus..langsung ada kebahagian dan konflik..jd penasaran bgt kelanjutannya ..bacanya langsung seperti kita ada dlm novelnya..

2022-12-02

3

ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖

ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖

ga berat apa? apalagi lemari baju. kl g udah ngos-ngosan deh

2022-12-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!