MD5. Mencari pelepasan

“Oh gitu ya? Berarti Abang tak belajar dari kak Riska kemarin ya? Pendidikannya tinggi, penghasilan dia punya. Terbukti dia tak butuh Abang lagi, dia berani sepak Abang dan ceraikan Abang. Mending selera bang Givan berarti, Bang. Bagaimana pun jenis perempuannya, mau pendidikan tinggi atau rendah. Dia lebih suka perempuan yang nurut, perempuan yang patuh. Pembangkang sedikit dari perintahnya, aku sampai pernah dilempar HPnya sendiri. Intinya, perempuan yang berada di kuasanya. Kek istrinya, adiknya, adik iparnya, anaknya ya intinya mereka semua harus nurut dan patuh. Karena perempuan itu, tergantung imamnya. Tapi kalau perempuan tak punya sifat dasar nurut, Abang siap-siap harus terima diinjak-injak kembali.“ Aku berkata berdasarkan bukti nyata dan contoh yang bang Givan berikan. Bagaimanapun keadaannya nanti, ia menuntutku untuk patuh dan tunduk pada suami.

Bang Ken mengangkat tangannya dari atas perutku. “Mulut kau jadi kek Givan ya, Dek?“ Ia membawa rahangku untuk tetap menoleh ke arahnya.

“Ya dari kak Riska, harusnya Abang paham bagaimana jika perempuan berpendidikan, punya kuasa dan punya penghasilan. Dengan mereka punya penghasilan aja tuh, mereka tak butuh dengan laki-laki. Makanya kenapa bang Givan tak mau mbak Canda turun tangan langsung ke konveksinya, karena dia tak mau mbak Canda tak bergantung padanya lagi. Uang mbak Canda banyak, usaha ada, dengan dia mandiri aja tuh bang Givan yakin bahwa dirinya bakal disepak. Karena hal yang paling utama logika perempuan kalau udah bermain itu, ya laki-lakinya adalah uangnya.“ Aku tidak berkata bohong, coba pahami dan akan masuk di akal kalian.

Entahlah, karena aku dididik oleh bang Givan. Terkadang, aku seolah tidak berhati. Bahkan, karena didikan itu aku sulit jatuh cinta. Pada Keith, jujur saja aku dimabuk sentuhannya dan sikapnya yang tidak pernah memaksa. Pada bang Ken, aku merasa nyaman dan aman. Ia adalah laki-laki yang urus, ketika aku sakit. Ia mau repot dan mau turun tangan sendiri, untuk mengurusku meski tahu ada ibuku.

Tapi sejauh ini, aku benar-benar terobsesi untuk memiliki bang Ken. Aku ingin dia jadi milikku, aku ingin dia selalu ada untukku, aku ingin dia menjadi seperti yang aku mau dan aku ingin ia bertanggung jawab atas kehidupanku dan anak-anakku.

“Ehmmm…..“ Aku tidak menyadari, ternyata indra pengecap kami sudah berkenalan.

Tanganku disatukan di atas kepala dan ditahan oleh tangannya. Tubuhnya bergerak, ia kembali memberiku beban tubuhnya yang cukup berat.

“Bang….“ Aku mencoba menyadarkannya dari kabut minatnya itu.

“Tak, Dek.“

Apa maksudnya? Dia memiliki kekasih, tapi dia sering menc*um*ku seperti ini. Ini bukan hal yang pertama, ia sering menciumiku, yang membuatku berpikir bahwa ia menyukaiku. Sampai aku berani sedikit agresif untuk mendekatinya, sampai aku berani berjuang karena obsesiku padanya, ya karena aku mendapat respon darinya.

Ini gila!

Lututku diberi jarak, dengan ia meluruskan kakinya di tengah kakiku yang berjarak. Meski berpakaian lengkap, aku takut jika gerakannya sudah menakutkan seperti ini. Keith tidak pernah melakukan hal seperti ini padaku, Keith selalu meminta izin dan penuh dengan kelembutan.

“Abang, Abang, Abang.“ Aku merengek dan mencoba mendorong dadanya.

“Tak, Ria. Jangan takut.“ Ia membingkai wajahku dan merapikan rambutku yang menutupi wajahku.

Bagaimana aku tidak takut, jika di dalam celana saja pusaka itu sudah terlihat menekan-nekan dan berukuran besar. Aku tidak demikian takut dengan pusaka warisan dari leluhur Keith, karena bentuknya memang tidak menakutkan. Ia cenderung panjang dan langsing, tidak terasa besar meski terlapisi celana seperti ini.

“Jangan ditekan-tekan, Bang!“ Aku mencoba merapatkan kakiku sebisa mungkin.

Namun, ia semakin mendesak. Ia bergerak cepat dengan gerakan acak.

“Bentar lagi, Dek….“ Giginya menggerogoti leherku. Ia seperti vampir yang mustahil muncul di siang hari, karena vampir takut dengan matahari.

Masalahnya ini gigi dan timbulnya sakit di leherku karena giginya tajam. Sudah mirip vampir, aku yakin akan memberikan bekas merah.

“Uhmmmm….“ Ia bergumam di telingaku.

Bayangkan sensasinya. Untuk kalian yang sudah menikah, pasti tidak sulit membayangkan sensasi itu.

Semakin bertambah gemasnya saja ia, dengan kembali mengajakku beradu mulut. Gerakan di tengah-tengah sana sungguh cepat, aku berpikir ia tengah mencoba mencari titik lepasnya.

“Bang Ken….“ Aku mencoba menyadarkannya.

Kegiatan apa ini sebenarnya, aku tidak dapat kenikmatan sama sekali. Ia seperti tengah menikmati sensasi yang ia dapatkan sendiri, tidak dengan aku.

Apa dengan nanti aku mampu memilikinya, aku akan mendapatkan kepuasan batin juga? Karena dengan ia seperti ini, hal ini seolah menunjukkan bahwa ia adalah orang yang egois.

“Bang! Abang ngapain sih?! Aku tak dapat enak, kalau Abang cuma tekan-tekan aja.“ Aku adalah orang yang tidak bisa memendam sesuatu.

“Ahh!“ Aku tersentak kaget, ketika ia langsung menarik kaosku ke atas.

Gila! Gila!

Kasar sekali caranya bermain. Apa aku mencintai orang yang salah?

Tapi rasanya aku seperti dibakar perasaanku sendiri. Caranya bekerja, cukup membuatku memanas karena sensasinya. Giginya berperan besar di setiap aktivitasnya, aku yakin ujung dadaku langsung lecet karena aktivitas ini.

“Oh…. No! No! No!“ Aku mencoba menahan tangannya yang tiba-tiba melewati karet pinggang celanaku.

Gerakannya cepat dan licin, bang Ken sudah seperti belut ketika dalam aktivitas seperti ini. Padahal, ia terlihat kalem dan berwibawa.

“Abang! Aku tak mau dimasukin apapun!“ Aku menggerakkan tubuh bagian bawahku agar tangannya tidak menjamah bagian yang keramat itu.

Aku tidak bisa menahannya dengan tanganku, karena kedua tanganku dicekal oleh tangan kirinya. Sedangkan, tangan kanannya ia gunakan untuk beraktivitas di sana.

“Shtttttttttttt……. Jangan gerak, nanti malah terlalu dalam. Kau tenang, Dek. Abang tak bakal buat pecah perawan kau.“ Wajahnya berada di hadapan wajahku lagi.

Tegang, takut, tapi nikmat. Bagaimana ya menjabarkan perasaan yang aku rasakan sekarang ini, intinya aku ingin mencoba hal baru juga, penasaran, tapi juga aku takut.

“Aku jangan dipegangin gini, Bang.“ Aku merasa ia seperti memaksa jika tanganku tidak diberi akses untuk bergerak.

“Tapi jarang dorong Abang! Abang takut lost kontrol, kalau kau berontak terus.“

Sialnya lagi, kepalaku malah mengangguk. Tanganku dilepaskannya perlahan, tapi ia belum melakukan kegiatan berarti.

Ia mengeluarkan tangannya dari dalam celanaku. Kemudian, ia meloloskan pakaian bagian bawahku dengan mudah. Urat-urat dokter yang dipakainya untuk membedah tubuh pasien, kini digunakan untuk bekerja padaku.

Cairan dari mulutnya dipindahkan ke tangan kirinya, ia melakukan kegiatan tersembunyi dengan tangan kirinya di bagian tengah-tengah tubuhnya. Dengan ia menundukkan kepala dan menempelkan ke bagian tengah tubuhku.

Oke, aku paham. Ia melakukan aktivitas sendiri, dengan tangannya sendiri, untuk mendapatkan pelepasannya sendiri, dengan cara mengurutnya sendiri. Dengan ia mencoba memberikan kepuasan untukku dengan mulutnya dan juga tangan kanannya.

Ketegangan untukku dimulai, saat aku merasakan ada jari yang bermain tepat di bagian pintunya.

“Abang!“ Aku menjambak rambutnya.

Aku takut hilang perawan dengan jarinya, lalu bang Givan marah besar karena tahu dari suamiku kelak. Bagaimana masa depanku nanti, jika aku tetap pasrah dengan permainannya?

...****************...

Terpopuler

Comments

Red Velvet

Red Velvet

dengerin tuh bang apa kata Ria, entar kau diinjak2 perempuan lagi. Eitts, tp apa tuh motifnya cium2 gesek2 segala. Bang sadar bang, jgn khilaf sama Ria. Buru2 nikah aja lagi biar ada penyaluran yg pas buat melepaskan benih2mu

2022-10-10

2

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

aduh aku tegang sekali ini, apa bang Ken nafsu cuma dgn liat Ria... Jgn sampai jebol deh, cara mencari pelepasan yg agak ekstrim😣

2022-10-10

4

liatina

liatina

q bacanya sambil tahan nafas ......

2022-10-10

5

lihat semua
Episodes
1 MD1. Meja makan yang ditinggalkan
2 MD2. Perbincangan yang menyebalkan
3 MD3. Cuci muka
4 MD4. Pendidikan
5 MD5. Mencari pelepasan
6 MD6. Adik kakak
7 MD7. Uang bensin
8 MD8. Mengobrol hangat
9 MD9. Bertukar nomor
10 MD10. Debit Kenandra
11 MD11. Menggerogoti leher
12 MD12. Selaput yang aman
13 MD13. Kelelahan
14 MD14. Direndahkan
15 MD15. Mengadukan
16 MD16. Sahabat Bunga
17 MD17. Izin Givan
18 MD18. Kembali ke rumah
19 MD19. Trauma Keith
20 MD20. Berjalan-jalan
21 MD21. Daeng
22 MD22. Merokok bersama
23 MD23. Menuju bandara
24 MD24. Club malam
25 MD25. Tamu malam hari
26 MD26. Ganti baju
27 MD27. Implan PD
28 MD28. Tinggal bersama
29 MD29. Galeri Keith
30 MD30. Menyelesaikan satu persatu
31 MD31. Mengobrol serius
32 MD32. Hantu singkong bakar
33 MD33. Dilema Ria
34 MD34. Tujuan bisnis
35 MD35. Ancaman
36 MD36. Memanfaatkan
37 MD37. Diminta ke Banjarmasin
38 MD38. Permainan
39 MD39. Prepare
40 MD40. Semalam seranjang
41 MD41. Dusta Ken
42 MD42. Pesona Ken
43 MD43. Bagaimana nasibku?
44 MD44. Ketakutan Ria
45 MD45. Metode tarik ulur
46 MD46. Kekacauan Ken
47 MD47. Sakit
48 MD48. Wanita pengertian
49 MD49. Terhanyut perasaan
50 MD50. Menelpon
51 MD51. Ada apa denganku?
52 MD52. Kepanasan
53 MD53. Penjelasan Ken
54 MD54. Mencari sarapan
55 MD55. Sampai tujuan
56 MD56. Lamaran mendadak
57 MD57. Membahas pernikahan
58 MD58. Jorok
59 MD59. Larangan Givan
60 MD60. Menghampiri Ken
61 MD61. Dipisahkan
62 MD62. De Sao Paolo
63 MD63. Dilema pendapat
64 MD64. Curhatan Ria
65 MD65. Awal perjalanan
66 MD66. Status sosial
67 MD67. Mengorek informasi
68 MD68. Plat E
69 MD69. Kecelakaan
70 MD70. Luka masa kecil
71 MD71. Berpisah
72 MD72. Menggali informasi
73 MD73. Dika Prabangkara
74 MD74. Sampai Sao Paolo
75 MD75. Ilfeel
76 MD76. Pernah gagal
77 MD77. Pilihan Dika
78 MD78. Mencari teman sharing
79 MD79. Penjabaran Givan
80 MD80. Berharap berubah
81 MD81. Tentang cekalan tangan
82 MD82. Perjalanan jauh
83 MD83. Alfonso
84 MD84. GPS
85 MD85. Drama Elang
86 MD86. Janji dengan Hana
87 MD87. GPS dan kehadirannya
88 MD88. Menghubungi mamah Dinda
89 MD89. Kamar beristirahat
90 MD90. Pengalihan emosi
91 MD91. Rencana dan strategi
92 MD92. Mengurus pernikahan
93 MD93. Jatah Ken
94 MD94. Fitting baju
95 MD95. Halal dan berkah
96 MD96. Dihubungi Givan
97 MD97. Tamu jauh
98 MD98. Sejarah Ria
99 MD99. Pengakuan Ria
100 MD100. Undangan Alfonso
101 MD101. Kejutan
102 MD102. Lovonergestrel
103 MD103. KB darurat
104 MD104. Sifat asli
105 MD105. Bidang pendidikan
106 MD106. Bersenda gurau
107 MD107. Story mantan
108 MD108. Menyindir
109 PROMOSI!
110 MD109. Sakit
111 MD110. Waktu yang kurang tepat
112 MD111. Penjelasan Ken
113 MD112. Kapok
114 MD113. Resto Machios
115 MD114. Masjid
116 MD115. Berbicara di dalam mobil
117 MD116. Support dari mommy
118 MD117. Butuh support keluarga
119 MD118. Rencana penjemputan
120 MD119. Siapa di sisi kiri?
121 MD120. Cerita dari Alfonso
122 MD121. Jiwa penolong Alfonso
123 MD122. Chatting dengan Tiwi
124 MD123. Cerita-cerita Tiwi
125 MD124. Di luar jendela
126 MD125. Wisuda
127 MD126. Kecewa dan marah
128 MD127. Memberi nama
129 MD128. Dibersihkan
130 MD129. Ke swalayan
131 MD130. Diperiksa
132 MD131. Mencari bantuan
133 MD132. Siapa yang datang?
134 MD133. Permasalahan yang belum usai
135 MD134. Keputusan Canda
136 MD135. Kesalahpahaman yang terungkap
137 MD136. Kesalahpahaman yang terungkap 2
138 MD137. Live show
139 MD138. Sudut pandang laki-laki
140 MD139. Melanjutkan pilihan
141 MD140. Kata-kata penyemangat
142 MD141. Sidang mendadak
143 MD142. Khitbah
144 MD143. Sedikit nasehat
145 MD144. Kehangatan keluarga Riyana
146 MD145. Masalah dalam setiap pernikahan
147 MD146. Bertemu Hala
148 MD147. Kabar duka
149 MD148. Bukan menafkahi ibunya
150 MD149. Rombongan lain
151 MD150. Ayah K.O
152 MD151. Seorang Ken
153 MD152. Anak angkat dan anak asuh
154 MD153. Mencari saran terbaik
155 MD154. Tiga bulan
156 MD155. Diminta pergi
157 MD156. Tergiur cerita Canda
158 MD157. Cemburu tipis-tipis
159 MD158. Godaan di depan mata
160 MD159. Blushing
161 MD160. Selip
162 MD161. Tentang masa lalu Gavin
163 MD162. Putar balik
164 MD163. Drama Cali
165 MD164. Sampai kantor
166 MD165. Ingin bermain bersama Kirei
167 MD166. Duda tua dan duda muda
168 MD167. Keputusan cepat yang ditunda
169 MD168. Mengatur waktu
170 MD169. Tidak suudzon
171 MD170. Tidak sengaja
172 MD171. Toel-toel
173 MD172. Mulai tegang
174 MD173. Jengkol balado
175 MD174. Luka masing-masing
176 MD175. Jengkol pedekate
177 MD176. Sangu
178 MD177. Sangu 2
179 MD178. Figur ayah
180 MD179. Terjengkang
181 MD180. Memberi makan ego
182 MD181. Dilepaskan
183 MD182. Pap
184 MD183. Belanja bulanan
185 MD184. Safa
186 MD185. Di mana letak masalahnya?
187 MD186. Tolong jika meminta bantuan
188 MD187. Parkiran minimarket
189 MD188. Membicarakan keseriusan
190 MD189. Rencana resepsi
191 MD190. Berbenah
192 MD191. Ribut
193 MD192. Langsung dicatat
194 MD193. Pindahan
195 MD194. Jangan membicarakan nanti
196 MD195. Cek ukuran
197 MD196. Watak bawaan
198 MD197. Diketahui Ken
199 MD198. Sombong dibalas dengan kesombongan
200 MD199. Rencana OYO
201 MD200. Memanas-manasi Ria
202 MD201. Persiapan yang matang
203 MD202. OTW OYO
204 MD203. Unboxing
205 MD204. Dibuat menangis
206 MD205. Pulang ke rumah
207 MD206. Keuangan
208 MD207. Pembahasan keuangan
209 MD208. Aduan Canda
210 MD209. Berbagi cerita
211 MD210. Junub kembali
212 MD212. Cerita dan petuah mertua
213 MD213. Tidur di mamah
214 MD214. Titipan untuk Kirei
215 MD215. Pintu dibuka
216 MD216. Ghibah pagi
217 MD217. Teras bang Ghifar
218 MD118. Segenggam beras
219 MD119. Rumah teduh
220 MD220. Lapor ke RT
221 MD221. Kejutannya
222 MD222. Bubur ayam
223 MD223. Mencari makan tak dikasih makan
224 MD224 Berantem malam
225 MD225. Membesarkan masalah
226 MD226. Kedatangan seseorang di sana
227 MD227. Nomor telepon dalam tisu
228 MD228. Tindakan di rumah sakit
229 MD229. Menunggu obat
230 MD230. Telepon lagi
231 MD231. Firasat mendadak
232 MD232. Kabar duka
233 MD233. Pilihan Cali
234 MD234. Pemakaman
235 MD235. Ruang inap
236 MD236. Harapan hari tua
237 MD237. Ingin bicara baik-baik
238 MD238. Hak asuh Elang
239 MD239. Nasehat dan perdebatan
240 MD240. Drama anak-anak pondok biyung
241 MD241. Berbincang dengan ibu
242 MD242. Drop
243 MD243. Membutuhkan ketenangan
244 MD244. Kumpul di ranjang
245 MD245. Saran nama
246 MD245. Implantasi
247 MD246. Orang royal
248 MD247. Triplets
249 MD248. Merokok membunuhmu
250 MD249. Agar dikenal anak
251 MD250. Kekhawatiran mamah Dinda
252 MD251. Tamu bule
253 MD252. Sambutan hangat
254 MD253. Cek ulangan
255 MD254. Gila futsal
256 MD255. Panggilan grup
257 MD256. Simbiosis mutualisme beda tafsir
258 MD257. Menagih janji (TAMAT)
259 PROMOSI!
260 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
261 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
262 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 262 Episodes

1
MD1. Meja makan yang ditinggalkan
2
MD2. Perbincangan yang menyebalkan
3
MD3. Cuci muka
4
MD4. Pendidikan
5
MD5. Mencari pelepasan
6
MD6. Adik kakak
7
MD7. Uang bensin
8
MD8. Mengobrol hangat
9
MD9. Bertukar nomor
10
MD10. Debit Kenandra
11
MD11. Menggerogoti leher
12
MD12. Selaput yang aman
13
MD13. Kelelahan
14
MD14. Direndahkan
15
MD15. Mengadukan
16
MD16. Sahabat Bunga
17
MD17. Izin Givan
18
MD18. Kembali ke rumah
19
MD19. Trauma Keith
20
MD20. Berjalan-jalan
21
MD21. Daeng
22
MD22. Merokok bersama
23
MD23. Menuju bandara
24
MD24. Club malam
25
MD25. Tamu malam hari
26
MD26. Ganti baju
27
MD27. Implan PD
28
MD28. Tinggal bersama
29
MD29. Galeri Keith
30
MD30. Menyelesaikan satu persatu
31
MD31. Mengobrol serius
32
MD32. Hantu singkong bakar
33
MD33. Dilema Ria
34
MD34. Tujuan bisnis
35
MD35. Ancaman
36
MD36. Memanfaatkan
37
MD37. Diminta ke Banjarmasin
38
MD38. Permainan
39
MD39. Prepare
40
MD40. Semalam seranjang
41
MD41. Dusta Ken
42
MD42. Pesona Ken
43
MD43. Bagaimana nasibku?
44
MD44. Ketakutan Ria
45
MD45. Metode tarik ulur
46
MD46. Kekacauan Ken
47
MD47. Sakit
48
MD48. Wanita pengertian
49
MD49. Terhanyut perasaan
50
MD50. Menelpon
51
MD51. Ada apa denganku?
52
MD52. Kepanasan
53
MD53. Penjelasan Ken
54
MD54. Mencari sarapan
55
MD55. Sampai tujuan
56
MD56. Lamaran mendadak
57
MD57. Membahas pernikahan
58
MD58. Jorok
59
MD59. Larangan Givan
60
MD60. Menghampiri Ken
61
MD61. Dipisahkan
62
MD62. De Sao Paolo
63
MD63. Dilema pendapat
64
MD64. Curhatan Ria
65
MD65. Awal perjalanan
66
MD66. Status sosial
67
MD67. Mengorek informasi
68
MD68. Plat E
69
MD69. Kecelakaan
70
MD70. Luka masa kecil
71
MD71. Berpisah
72
MD72. Menggali informasi
73
MD73. Dika Prabangkara
74
MD74. Sampai Sao Paolo
75
MD75. Ilfeel
76
MD76. Pernah gagal
77
MD77. Pilihan Dika
78
MD78. Mencari teman sharing
79
MD79. Penjabaran Givan
80
MD80. Berharap berubah
81
MD81. Tentang cekalan tangan
82
MD82. Perjalanan jauh
83
MD83. Alfonso
84
MD84. GPS
85
MD85. Drama Elang
86
MD86. Janji dengan Hana
87
MD87. GPS dan kehadirannya
88
MD88. Menghubungi mamah Dinda
89
MD89. Kamar beristirahat
90
MD90. Pengalihan emosi
91
MD91. Rencana dan strategi
92
MD92. Mengurus pernikahan
93
MD93. Jatah Ken
94
MD94. Fitting baju
95
MD95. Halal dan berkah
96
MD96. Dihubungi Givan
97
MD97. Tamu jauh
98
MD98. Sejarah Ria
99
MD99. Pengakuan Ria
100
MD100. Undangan Alfonso
101
MD101. Kejutan
102
MD102. Lovonergestrel
103
MD103. KB darurat
104
MD104. Sifat asli
105
MD105. Bidang pendidikan
106
MD106. Bersenda gurau
107
MD107. Story mantan
108
MD108. Menyindir
109
PROMOSI!
110
MD109. Sakit
111
MD110. Waktu yang kurang tepat
112
MD111. Penjelasan Ken
113
MD112. Kapok
114
MD113. Resto Machios
115
MD114. Masjid
116
MD115. Berbicara di dalam mobil
117
MD116. Support dari mommy
118
MD117. Butuh support keluarga
119
MD118. Rencana penjemputan
120
MD119. Siapa di sisi kiri?
121
MD120. Cerita dari Alfonso
122
MD121. Jiwa penolong Alfonso
123
MD122. Chatting dengan Tiwi
124
MD123. Cerita-cerita Tiwi
125
MD124. Di luar jendela
126
MD125. Wisuda
127
MD126. Kecewa dan marah
128
MD127. Memberi nama
129
MD128. Dibersihkan
130
MD129. Ke swalayan
131
MD130. Diperiksa
132
MD131. Mencari bantuan
133
MD132. Siapa yang datang?
134
MD133. Permasalahan yang belum usai
135
MD134. Keputusan Canda
136
MD135. Kesalahpahaman yang terungkap
137
MD136. Kesalahpahaman yang terungkap 2
138
MD137. Live show
139
MD138. Sudut pandang laki-laki
140
MD139. Melanjutkan pilihan
141
MD140. Kata-kata penyemangat
142
MD141. Sidang mendadak
143
MD142. Khitbah
144
MD143. Sedikit nasehat
145
MD144. Kehangatan keluarga Riyana
146
MD145. Masalah dalam setiap pernikahan
147
MD146. Bertemu Hala
148
MD147. Kabar duka
149
MD148. Bukan menafkahi ibunya
150
MD149. Rombongan lain
151
MD150. Ayah K.O
152
MD151. Seorang Ken
153
MD152. Anak angkat dan anak asuh
154
MD153. Mencari saran terbaik
155
MD154. Tiga bulan
156
MD155. Diminta pergi
157
MD156. Tergiur cerita Canda
158
MD157. Cemburu tipis-tipis
159
MD158. Godaan di depan mata
160
MD159. Blushing
161
MD160. Selip
162
MD161. Tentang masa lalu Gavin
163
MD162. Putar balik
164
MD163. Drama Cali
165
MD164. Sampai kantor
166
MD165. Ingin bermain bersama Kirei
167
MD166. Duda tua dan duda muda
168
MD167. Keputusan cepat yang ditunda
169
MD168. Mengatur waktu
170
MD169. Tidak suudzon
171
MD170. Tidak sengaja
172
MD171. Toel-toel
173
MD172. Mulai tegang
174
MD173. Jengkol balado
175
MD174. Luka masing-masing
176
MD175. Jengkol pedekate
177
MD176. Sangu
178
MD177. Sangu 2
179
MD178. Figur ayah
180
MD179. Terjengkang
181
MD180. Memberi makan ego
182
MD181. Dilepaskan
183
MD182. Pap
184
MD183. Belanja bulanan
185
MD184. Safa
186
MD185. Di mana letak masalahnya?
187
MD186. Tolong jika meminta bantuan
188
MD187. Parkiran minimarket
189
MD188. Membicarakan keseriusan
190
MD189. Rencana resepsi
191
MD190. Berbenah
192
MD191. Ribut
193
MD192. Langsung dicatat
194
MD193. Pindahan
195
MD194. Jangan membicarakan nanti
196
MD195. Cek ukuran
197
MD196. Watak bawaan
198
MD197. Diketahui Ken
199
MD198. Sombong dibalas dengan kesombongan
200
MD199. Rencana OYO
201
MD200. Memanas-manasi Ria
202
MD201. Persiapan yang matang
203
MD202. OTW OYO
204
MD203. Unboxing
205
MD204. Dibuat menangis
206
MD205. Pulang ke rumah
207
MD206. Keuangan
208
MD207. Pembahasan keuangan
209
MD208. Aduan Canda
210
MD209. Berbagi cerita
211
MD210. Junub kembali
212
MD212. Cerita dan petuah mertua
213
MD213. Tidur di mamah
214
MD214. Titipan untuk Kirei
215
MD215. Pintu dibuka
216
MD216. Ghibah pagi
217
MD217. Teras bang Ghifar
218
MD118. Segenggam beras
219
MD119. Rumah teduh
220
MD220. Lapor ke RT
221
MD221. Kejutannya
222
MD222. Bubur ayam
223
MD223. Mencari makan tak dikasih makan
224
MD224 Berantem malam
225
MD225. Membesarkan masalah
226
MD226. Kedatangan seseorang di sana
227
MD227. Nomor telepon dalam tisu
228
MD228. Tindakan di rumah sakit
229
MD229. Menunggu obat
230
MD230. Telepon lagi
231
MD231. Firasat mendadak
232
MD232. Kabar duka
233
MD233. Pilihan Cali
234
MD234. Pemakaman
235
MD235. Ruang inap
236
MD236. Harapan hari tua
237
MD237. Ingin bicara baik-baik
238
MD238. Hak asuh Elang
239
MD239. Nasehat dan perdebatan
240
MD240. Drama anak-anak pondok biyung
241
MD241. Berbincang dengan ibu
242
MD242. Drop
243
MD243. Membutuhkan ketenangan
244
MD244. Kumpul di ranjang
245
MD245. Saran nama
246
MD245. Implantasi
247
MD246. Orang royal
248
MD247. Triplets
249
MD248. Merokok membunuhmu
250
MD249. Agar dikenal anak
251
MD250. Kekhawatiran mamah Dinda
252
MD251. Tamu bule
253
MD252. Sambutan hangat
254
MD253. Cek ulangan
255
MD254. Gila futsal
256
MD255. Panggilan grup
257
MD256. Simbiosis mutualisme beda tafsir
258
MD257. Menagih janji (TAMAT)
259
PROMOSI!
260
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
261
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
262
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!