Pernikahan dan Lamaran

Tari hanya bisa pasrah ketika hampir semua tubuhnya ludes di absen oleh Pria itu, Ia kalah karena tak mampu mempertahankan mahkota yang di jaganya dengan baik selama ini.

Hancur semua harapan serta cita citanya di masa depan ketika sebuah benda tumpul berhasil memporak porandakan barang berharga miliknya.

Hanya tangis pilu yang menemani kesakitan yang Ia alami saat ini. Tidak ada nikmat yang Ia rasakan disana, hanya rasa sakit yang teramat sangat, karena Pria itu memperlakukan nya dengan sangat kasar di bawah pengaruh obat perangsang.

Bukan hanya sekali, hal itu di lakukan berulang kali hingga hampir pagi menjelang. Tari bangun terlebih dulu, menahan perih di bagian inti miliknya, memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia segera meninggalkan tempat itu, tempat kelam yang merupakan saksi penderitaan nya.

Jam menunjukkan pukul lima pagi, Tari berlari kecil meninggalkan rumah mewah itu.

Hari itu Ia memilih mengurung diri di salah satu rumah kecil, lebih tepatnya gudang peninggalan sang Ayah tidak jauh dari rumah yang Ia tempati bersama Bu Sarah.

Di kediaman Atmajaya pukul sembilan rumah di hebohkan dengan berita kematian Robin, kematiannya sangat mengenaskan.

" Axel, Axel ~~~ hey bangun "

" Tuan muda ~ Tuan muda "

Banyak yang membangunkan nya namun Ia masih lelap dalam tidurnya, Ia baru terbangun ketika samar samar mendengar keributan di rumah itu. Perlahan Ia membuka mata meskipun malas

" Va~ Vania, kamu disini " Axel tersentak kaget sekaligus bingung.

Gadis itu melihat kekacauan di kamar kekasihnya itu.

" Ada apa dengan mu juga tempatmu ini sayang, apa baru saja terjadi gempa bumi disini " Tanya Vania

Axel mencoba mengingat ingat semuanya namun sayang sekali Ia tidak mengingat apapun.

" Ada apa ribut ribut di luar " Tanya Axel

" Makanya bangun kesiangan mulu sampai supir pribadi sendiri meninggal kamu tidak tahu "

Axel terkejut mendengar kata supir pribadi meninggal. Karena terkejut Ia hampir saja melompat dari dalam selimut, kalau sampai itu terjadi pasti Ia akan menanggung malu karena perabotnya di lihat oleh kekasihnya,

" Bisa tidak kamu tunggu di luar sebentar sayang, aku mau ganti baju lebih dulu. "

Meskipun gadis itu menaruh curiga dengan kondisi kamar Axel, Ia memilih untuk turun dari pada lelaki itu nanti berpikir yang aneh aneh padanya

.

Axel membuka selimut yang menutup tubuhnya, Ia bingung karena kondisinya sekarang seperti bayi tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya.

Ia segera memakai pakaian baru dan berlari keluar.

" Bibi, tolong bereskan kamarku ya " Pinta Axel ketika berpapasan dengan seorang pelayan di rumahnya.

" Baik Tuan Muda "

Vania geleng-geleng kepala, dasar Tuan Muda. Kamar dia yang pakai tapi orang lain yang repot membersihkan nya.

" Santai saja sayang, sebenarnya kalian ada apa sih ribut ribut "

Kebetulan Nyonya dan Tuan rumah ini ada tugas di luar kota, jadi rumah tampak hanya di huni Axel dan para pelayan rumah mewah itu.

" Robin Tuan Muda, polisi menemukan tubuhnya di pinggir jurang dengan kondisi mengenaskan, terdapat beberapa luka di sekujur tubuhnya "

" Benarkah, kok bisa "

Axel berusaha mengingat ingat kejadian semalam namun sama sekali tidak bisa.

" Iya Tuan Muda, jasadnya sudah di bawa ke rumah sakit, tinggal menunggu kehadiran Tuan Muda untuk memberi keterangan "

" Ayo pergi sekarang "

Axel benar-benar bingung dengan apa yang sudah terjadi.

Sarah mondar mandir gelisah menunggu anaknya yang belum pulang juga.

" Nyonya, seperti nya Nona Tari semalam tidur di rumah belakang. Kami menemukan nya disana " Laporan di berikan orang orang kepercayaan nya.

" Apa ! di rumah belakang, jadi dia tidak berhasil memikat Anak itu. " Tanya Sarah.

Para bawahan itu hanya saling pandang.

" Bodoh, memang anak tidak bisa di andalkan "

Sarah melangkah ke taman belakang menuju rumah kecil yang berada tidak jauh dari rumah yang mereka tempati.

" Tari ~ Tari ~ " Panggilnya penuh amarah.

Tari yang mendengar itu segera bangkit dengan sisa nyawanya.

" Iya Bu, ada apa. Tari masih ngantuk "

Tanpa menunggu lama Sarah menyeret tubuh Putrinya ke rumah utama, beberapa pukulan dan siksaan di terima kembali oleh Tari.

" Anak pembawa sial, kau selalu membuat ku rugi. Kau tahu, gara gara kau lari dari melayani Pak Bambang aku harus membayar kerugian yang cukup besar. Membesarkan mu bukannya untung malahan aku selalu ketiban sial "

Tari hampir tidak mendengar lagi ocehan Ibunya, perlahan lahan kesadaran nya mulai buram dan akhirnya gelap, Ia kehilangan kesadaran nya.

" Nyonya, seperti nya Nona Tari pingsan "

Bukannya merasa cemas, Sarah malah berlalu sambil melambaikan tangannya seakan semua baik baik saja.

Para pelayan yang kasihan padanya akhirnya gotong royong mengangkat tubuh anak majikan mereka.

" Kasihan sekali kamu Nak, hidupmu selalu menderita karena mendapatkan Ibu seperti Ibu Sarah " Batin pelayan yang baik hati.

Hari ini Tari tidak masuk kelas, di kampus Imel sibuk mencari sahabatnya itu.

" Dimana Tari, tumben dia absen di mata kuliahnya. Tidak biasanya Ia begini "

Imel mencoba menghubungi ponsel Tari namun tidak aktif. Keesokan harinya, Tari memaksakan diri berangkat ke kampus, cita citanya begitu penting untuk nya, mungkin untuk saat ini sebelum para Dosen dan mahasiswa lain tahu mengenai kekacauan yang di alaminya.

" Tari, kamu dari mana saja. Semalam kamu nggak masuk, ada apa, apa terjadi sesuatu padamu "

Tari memandang sejenak wajah sahabatnya, ingin cerita namun ini adalah aib dirinya. Ia juga tidak ingin membuat sahabatnya itu bersedih, akhirnya Tari memilih menanggung nya seorang diri, berharap semua baik baik saja.

Jam istrahat Tari melihat Pria yang semalam menghabiskan waktu dengannya duduk di kantin bersama para sahabatnya, Ia memberanikan diri mendekat. Berharap Pria itu mengenalinya dan meminta maaf padanya atau sekedar menyapa nya, namun lagi lagi hanya tatapan sinis yang Ia dapat.

" Hai sayang "

Tari menundukkan wajah ketika melihat Pria yang Ia kagumi berciuman di depannya bahkan terkesan di sengaja.

Dada Tari bergemuruh mengingat kejadian semalam, Pria yang sama melakukan bahkan lebih dari sekedar ciuman padanya.

" Tar ayo, kenapa kamu masih disini "

Imel tidak tega melihat kesedihan di raut wajah sahabatnya itu.

" Hei, kita makan di tempat lain yuk, aku yang bayar " Bujuk Imel.

Tari mengangguk setuju, dan mereka akhirnya meninggalkan tempat itu. Mulai hari itu Tari semakin jadi wanita yang pendiam, bahkan ketika bersama dengan Imel sekalipun.

" Tari, apa kamu sakit. "

Tari hanya menatap sahabat nya itu dan menyunggingkan senyum terpaksa.

" Apa perlu kita ke Dokter, aku sangat mengkhawatirkan mu "

Tari segera menggeleng, Ia tidak mau ke rumah sakit. Pasti kalau mereka ke tempat itu sahabatnya akan tahu bagaimana kondisinya saat ini.

" VANIA AZZAHRA. "

Vania menghentikan langkah nya ketika dengan jelas Ia mendengar namanya di sebut.

" VANIA AZZAHRA. " Untuk kedua kalinya Vania mendengar namanya di sebut.

Ia akhirnya menoleh begitu juga dengan Tiara, keduanya melihat Kevin yang berdiri hanya berjarak beberapa langkah di depan mereka.

" VANIA AZZAHRA, Maukah kamu menikah dengan ku. Maukah kamu menghabiskan sisa hidupmu bersama seorang Pria yang penuh dengan dengan kekurangan ini. "

Vania terkesima, Ia tidak menyangka akan mendapatkan lamaran di depan banyaknya tamu yang hadir disana. Ia bingung harus menjawab apa, begitu juga dengan Kevin, jantung nya sedang berpacu. Ia takut Vania akan menolaknya seperti sebelum- sebelumnya.

" Tapi Mas. "

Tiara menatap Ibunya dan setengah memohon agar Vania menerima lamaran sang Ayah, bocah kecil itu menggenggam tangan Ibunya erat berharap wanita itu tidak melakukan kesalahan.

" Terimalah Kevin Mbak, Dia sangat mencintaimu dari dulu sampai saat ini, Kevin hanya mencintaimu. "

Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam tangannya dan membisikkan sesuatu tepat di telinganya. Vania menoleh dan terkejut melihat siapa yang ada di samping nya. Imel tersenyum meyakinkannya, Ia mengangguk pelan sebagai tanda kalau semuanya akan baik-baik saja.

" Bagaimana Vania, maukah kamu menikah dengan ku. " Tanya Kevin lagi dengan keringat dingin yang sudah membasahi sekujur tubuhnya.

Vania mengangguk pelan di sertai dengan senyuman, Ia benar-benar bahagia akhirnya bisa mewujudkan harapan anak semata wayangnya. Begitu juga dengan Kevin, Ia langsung memeluk Vania dan juga Putri kesayangannya bersamaan.

Terpopuler

Comments

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

masih agak bingung nih dengan tokoh2nya. tiara, kevin....?

2023-07-27

0

кαяιηα кαιƒ ²

кαяιηα кαιƒ ²

Cih, lu yang bikin hidup tari sial. Bukan tari yang bikin lu sial. Aih, gak punya kaca apa gimana mbak

2023-04-17

1

🟡🌻͜͡ᴀs Yuna ✨•§͜¢•

🟡🌻͜͡ᴀs Yuna ✨•§͜¢•

kasian si tari,itu si Robin (sopir Axel ) kok tiba tiba meninggal? siapa yang membunuh nya? jangan bilang nanti tari yang dituduh membunuh

2023-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Di jual
2 Lolos kandang harimau, masuk kandang buaya
3 Pernikahan dan Lamaran
4 Tespek
5 Nasihat Bibik
6 Melarikan diri
7 Pov Maudy Cahyati
8 Rezeki & dan Resto pelit
9 Tidak berkembang
10 Lebih memprihatinkan
11 Mama
12 Buah Kesabaran
13 Sembilan Puluh Juta
14 Seorang Ibu yang bisa cemas
15 ARKANA RAFFASYA
16 Kehamilan Ektopik
17 Dokter Ilmi
18 Kado dari Papa
19 Tanda merah di tubuh Arka
20 Kembalinya El
21 Gagal memberitahu
22 Siapa Dia
23 Siapa Dia 2
24 Bertemu Masa lalu
25 Terpksa meninggalkan Operasi
26 Kegelisahan Tari
27 Bertemu kembali
28 Aku bukanlah aku yang dulu
29 Alasan konyol El
30 Apa Dia Orangnya
31 Taman Bermain
32 Viral
33 Kedatangan Tiara
34 Anak Haram
35 Kecurigaan El
36 Dia Putri dan juga Cucuku
37 DNA
38 Pertemuan sahabat lama
39 Cerita dua sahabat
40 PERTEMUAN VANIA DAN TARI
41 Calon Mertua
42 Rumah buat Tiara dan Vania
43 Lebih mementingkan sang Ibu
44 Tidak mencerminkan seorang Ibu
45 Bukan waktu yang sebentar
46 Rencana Vania
47 Perdebatan sekolah baru
48 Merebut kasih sayang dariku
49 Tikus kecil
50 Ancaman misterius
51 Dilema
52 El mulai curiga
53 Kepindahan tiba-tiba
54 Kegelisahan Tari
55 Berkaitan
56 Tidak layak di panggil Ibu
57 Membuntuti
58 Kue coklat
59 Banyak Nyamuk
60 Membersihkan sarang nyamuk
61 El pasrah
62 Kawin Lari
63 Benarkah dia
64 Cucu kita
65 Aku bukan mafia
66 Jangan pisahkan kami
67 Ujian
68 Bagaimana kalau Dia itu adalah kamu
69 Mirip dengannya
70 Demi sang Putra
71 Kemarahan Kevin
72 firasat Tari
73 Anak kita
74 Di cegat beberapa preman
75 Perjuangan terakhir sekertaris Han
76 Menang tapi tidak bahagia
77 Terkuaknya kebenaran
78 Terkuak kebenaran 2
79 Hermawan
80 Konspirasi
81 Mengorbankan diri
82 Sedih campur bahagia
83 Calon Ibu
84 Positif hamil
85 Tidak seburuk yang Ia pikirkan
86 Berhenti berjuang
87 Perubahan Vania
88 Dewasa melebihi umurnya
89 Tidak seberuntung yang lain
90 Merasa Kehilangan
91 Perubahan Arka
92 Kata maaf dari Arka buat El
93 Membuka lembaran baru
94 Mencari pacar pura- pura
95 Dua bocah lucu
96 Tidak ada yang cocok
97 Calon idaman
98 Berhasil merebut hati Bu Winda
99 Niatan El mengatakan perasaan nya
100 Jangan terlalu berharap
101 Tidak bisa bersama
102 Aku Mencintaimu
103 Satu-satunya wanita yang di cinta
104 Persiapan Hari Bahagia
105 Pernikahan dan Lamaran
106 Dunia Ternyata Sempit
107 Pria aneh, kebahagiaan Tari
108 Makasih Sudah Menjaganya Untukku
109 Tidak Terima Penolakan
110 Akhir Yang Membahagiakan ( Tamat)
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Di jual
2
Lolos kandang harimau, masuk kandang buaya
3
Pernikahan dan Lamaran
4
Tespek
5
Nasihat Bibik
6
Melarikan diri
7
Pov Maudy Cahyati
8
Rezeki & dan Resto pelit
9
Tidak berkembang
10
Lebih memprihatinkan
11
Mama
12
Buah Kesabaran
13
Sembilan Puluh Juta
14
Seorang Ibu yang bisa cemas
15
ARKANA RAFFASYA
16
Kehamilan Ektopik
17
Dokter Ilmi
18
Kado dari Papa
19
Tanda merah di tubuh Arka
20
Kembalinya El
21
Gagal memberitahu
22
Siapa Dia
23
Siapa Dia 2
24
Bertemu Masa lalu
25
Terpksa meninggalkan Operasi
26
Kegelisahan Tari
27
Bertemu kembali
28
Aku bukanlah aku yang dulu
29
Alasan konyol El
30
Apa Dia Orangnya
31
Taman Bermain
32
Viral
33
Kedatangan Tiara
34
Anak Haram
35
Kecurigaan El
36
Dia Putri dan juga Cucuku
37
DNA
38
Pertemuan sahabat lama
39
Cerita dua sahabat
40
PERTEMUAN VANIA DAN TARI
41
Calon Mertua
42
Rumah buat Tiara dan Vania
43
Lebih mementingkan sang Ibu
44
Tidak mencerminkan seorang Ibu
45
Bukan waktu yang sebentar
46
Rencana Vania
47
Perdebatan sekolah baru
48
Merebut kasih sayang dariku
49
Tikus kecil
50
Ancaman misterius
51
Dilema
52
El mulai curiga
53
Kepindahan tiba-tiba
54
Kegelisahan Tari
55
Berkaitan
56
Tidak layak di panggil Ibu
57
Membuntuti
58
Kue coklat
59
Banyak Nyamuk
60
Membersihkan sarang nyamuk
61
El pasrah
62
Kawin Lari
63
Benarkah dia
64
Cucu kita
65
Aku bukan mafia
66
Jangan pisahkan kami
67
Ujian
68
Bagaimana kalau Dia itu adalah kamu
69
Mirip dengannya
70
Demi sang Putra
71
Kemarahan Kevin
72
firasat Tari
73
Anak kita
74
Di cegat beberapa preman
75
Perjuangan terakhir sekertaris Han
76
Menang tapi tidak bahagia
77
Terkuaknya kebenaran
78
Terkuak kebenaran 2
79
Hermawan
80
Konspirasi
81
Mengorbankan diri
82
Sedih campur bahagia
83
Calon Ibu
84
Positif hamil
85
Tidak seburuk yang Ia pikirkan
86
Berhenti berjuang
87
Perubahan Vania
88
Dewasa melebihi umurnya
89
Tidak seberuntung yang lain
90
Merasa Kehilangan
91
Perubahan Arka
92
Kata maaf dari Arka buat El
93
Membuka lembaran baru
94
Mencari pacar pura- pura
95
Dua bocah lucu
96
Tidak ada yang cocok
97
Calon idaman
98
Berhasil merebut hati Bu Winda
99
Niatan El mengatakan perasaan nya
100
Jangan terlalu berharap
101
Tidak bisa bersama
102
Aku Mencintaimu
103
Satu-satunya wanita yang di cinta
104
Persiapan Hari Bahagia
105
Pernikahan dan Lamaran
106
Dunia Ternyata Sempit
107
Pria aneh, kebahagiaan Tari
108
Makasih Sudah Menjaganya Untukku
109
Tidak Terima Penolakan
110
Akhir Yang Membahagiakan ( Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!