"Hmmm ya mba, tolong ya mba biasakan ucap Assalammualaikum jika mau berbicara, jangan di jadikan kebiasaan mba langsung nyerocos saja"
"Iya maaf tadi Mba kebawa emosi" sambil mencebikan bibir
"Memang masakan Sindy mengapa lagi mba??" Tanya Adam dengan hati hati, ya karena Adam tahu betul apa yang di inginkan Anggi yaitu uang.
"Tanyakan saja kepada istrimu itu???" Lalu menutup telepon
Tut
Tut
Tut
Panggilan terputus
Hmmm Adam menghela napas dengan kasar, seraya bergumam
"Kapan kalian akur aku sudah lelah, melihat istriku yang tersiksa lahir dan batin. tetapi apa daya aku pun tidak bisa berkata tegas kepada ibu takut menyakiti hatinya"
💞💞💞
"Anggi kamu sudah bilang sama Adam apa yang sudah terjadi dengan masakan Sindy pagi ini" seraya duduk di sopa mahal kesayangannya.
"Iya udah Bu paling nanti Sindy bakalan di marahi habis habisan oleh Adam, secara Adam kn sayang sangat sama ibu" sambil memakan camilan
"Baiklah bagus, kamu memang bisa di andalkan ya sudah sekarang kita pergi keluar yuk"
"Ke mana Ibu" seraya merapihkan baju dan mengambil dompet yang tergelatak di atas meja
"Kita pergi ke rumah Ibu Alma mengadukan semua kelakuan putrinya,"
"Janganlah Bu yang ada nanti malahan berantem hebat dan Adam tidak akan mau memberi uang yang selalu ibu minta" mohon Anggi kepada ibunya.
"Lebih baik kita ke mall saja, aku baru padat uang transferan dari emas Devan"
Seraya menunjukkan isi dompet kepada ibu, berjajar uang pecahan seratus dan lima puluh ribu, ya uang itu Adalah uang dari Devan suami, Anggi yang selama Ini bekerja di luar kota, dan pulang hanya 2 bulan sekali.
"Wah berapa nominal uang yang di berikan Devan" mata Ibu Ningsih berbinar seraya melihat dompet Anggi begitu tebal
"Seperti biasa Bu 4 juta untukku dan 4 juta untuk ibu" sambil menyodorkan uang.
Gegas mereka pergi ke rumah Sindy
💞💞💞
Di rumah Sindy
"Aku sudah lelah dengan semua, perlakuan keluarga suamiku sepertinya hari ini, Sebaiknya aku melanjutkan menulis siapa tahu bisa seperti mirna" gumam sindy
Sindy melanjutkan menulis beberapa bab & jadilah sebuah 1 novel yang terdiri dari 3 bab, Karen hari ini dia tidak memiliki kegiatan lain.
Jam menunjukkan pukul 12 : 30 wib tidak terasa sudah waktunya salat, bergegas Sindy salat Dzuhur. Setelah melaksanakan salat
"sebaiknya aku mengangkat jemuran di belakang" gumam sindy, sambil melipat mungkena dan menaruh di tempatnya.
Sindy berjalan lewat pintu belakang, mengangkat jemuran lalu masuk kembali ke dalam & melipat beberapa pakainya.
Karena sebentar lagi Adam pulang kerja, Sindy lanjut memasak. menggoreng Ayam yang sudah di ungkep, di lanjutkan menggoreng tahu & tempe.
Dan tidak lupa membuat sambal & memasak sayur bayam, semua makanan sudah terhidang di meja makan.
Sindy lanjutkan menyapu rumah Lalau mandi dan menunggu Suami tercintanya pulang.
💞💞💞
Semua pekerjaan sudah selesai bergegas, merapihkan meja dan ke luar ruangannya menuju parkiran karena sudah waktunya pulang kerja.
Adam mengendarai sepeda motor butuh waktu 35 menit menuju rumahnya.
Iya rumah yang dibangun di atas tanah milik keluarga Sindy, Adam membangun rumah itupun atas permintaannya Ibu Alma ibu mertuanya Adam.
dibangun dari uang tabungan Sindy & kekurangannya di bantu oleh ibu Sindy.
Karena hal itulah ibu mertua merasa tersaingi dan meminta merenovasi rumahnya.
💞💞💞
Anggi dan ibu sedang memilih beberapa baju dan tas, semua harus senada dari warna hingg model yang benar benar elegant.
"Ibu aku sudah puas berbelanja, hari ini aku tidak membeli banyak barang karena aku ingin investasikan uangku di perhiasan" ucap Anggi, dia hanya memilih 1 pasang baju dan sebuah tas.
"Oh baguslah kalau kamu sudah memikirkan investasi, ibu rasa ibu pun sudah cukup berbelanja hari ini!!!" Mereka berdua menuju kasir untuk membayar semua barang yang di pesan, berbeda dengan Anggi, sang ibu justru memilih pakaian 3 setel dan 2 buah tas.
Total belanja mereka berdua habis satu juta lima ratus.
Karena masih ada sisa uang Anggi mengajak ibu untuk beli perhiasan sebuah cincin & gelang.
Memasuki toko perhiasan memilih masing masing satu buah perhiasan.
"Ibu kita pulang, kita pamer sama Sindy biar dia makin iri sama kita"ucap Anggi Sambil memainkan ponsel untuk memesan taksi daring.
"Oke sayang kamu memang cerdas, kita berhenti tepat di depan rumah Sindy saja pasti Adam sudah pulang sekarang sudah waktunya pulang.!!!!"
taksi daring sudah datang
Dari mall menuju rumah Sindy memakan waktu 45 menit
Mereka berdua bercerita layaknya seorang sahabat.
💞💞💞
Baru saja Adam tiba dan baru saja turun dari motor matic kesayangannya.
"Assalamu'alaikum Adek, emas pulang"panggil Adam
"Waalaikumsalam salam iya Mas" sahut sindy seraya berjalan ke depan rumah & mencium dengan takzim punggung tangan suaminya.
"Mari masuk Mas, Sindy bergegas ke dapur menyiapkan kopi untuk suaminya, menaruh di atas meja makan" sudah jadi kebiasaan sindy setiap suaminya pulang menyiapkan kopi & menaruh di meja.
"Iya dek" Adam masuk bergegas mengikuti Sindy ke arah dapur seperti biasa di kala sindy menyiapkan kopi untuk dirinya, Adam bergegas ke kamar mandi untuk mandi & melaksanan salat asar.
selesai salat di kamar Adam kembali ke dapur untuk mengambil kopi dan meminumnya di teras.
Bergantian dengan Sindy melaksanakan salat Asar, Selesai salat mereka berdua bersantai ti teras rumah,
Tidak lama terdengar suara mesin mobil berhenti di depan rumah Sindy.
"Siapa yang datang sore sore begini" batin Sindy!!! .
Tak lama keluarlah ibu mertua & kakak ipar tersayang.
Mereka turun dari mobil dan menenteng belanjaan,
Hmm Adam menghela napas kasar, tanpa di beritahu oleh mertuanya Adam bergegas menghampiri taksi yang di tumpangi keduanya.
Di depan pintu pengemudi Adam bertanya kepada sopir tadi
"Berapa ongkosnya bang" kata Adam dengan lirih
"Semuanya 70 ribu pak"
Adam mengambil uang dalam dompet yang di saku celana belakang menyerahkan uang pas
"Makasih pak" kata sopir taksi dengan ramah seraya tersenyum
"Sama sama bang" sahut Adam yang tak kalah ramah.
Mereka ber empat berkumpul di depan teras rumah,
"Nah gitu dong Adam ga harus ibu pinta udah peka bayarin ongkos" seraya mencebikkan bibirnya.
"Oh tentu Bu pasti anak ibu ini selalu peka, karena dia tidak mau ibu tercinta menanggung malu" balas Anggi
"Duh Mba udah deh jangan mulai, aku tahu maksud mba ke sini pasti mau minta uang lagian" balas Adam seraya menaikan satu oktaf nada bicaranya.
Karena Adam masih merasa jengkel dengan ke dua wanita di depannya. tetapi beliau tidak bisa melakukan apa apa karena satu sisi mereka adalah keluarganya, dan di sisi lain ada istri yang Harus dia bahagiakan.
Sindy diam saja malas menanggapi kelakuan kakak ipar & ibu mertuanya.
Anggi dan Ibu pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih.
setelah kepergian mereka Sindy & Adam masuk ke dalam rumah
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments