BAB 5 Mata-mata Padepokan Black

Kelima murid Padepokan Black, yang di suruh Rimba untuk mengintai Padepokan Macan Putih sudah pergi jauh meninggalkan Padepokan Black.

Di tengah perjalanan, mereka berlima bertemu dengan seorang lelaki dan wanita yang tengah membicarakan tentang Pedang Sakti yang sudah di miliki ketua Rimba.

Perjalanan menuju Padepokan Macan Putih pun mereka hentikan, demi mendengarkan semua ucapan orang itu.

***

Sedangkan Yasa dan Riska yang masih bersitegang, karena Riska belum percaya kalau Yasa dan kedua sahabatnya bukan mata-mata Padepokan Black.

Riska pun menghampiri Yasa, yang duduk sendirian sambil terus memandang gambar Pedang Sakti.

"Kenapa ya? Kok, aku selalu merasakan. Kalau aku itu pernah melihat Pedang Sakti ini? Tapi aku lupa di mana pernah melihatnya?" lirih Yasa yang sedang duduk termenung sendirian, sambil mengingat-ingat di mana ia pernah melihat Pedang Sakti.

"Lebih baik kamu jujur saja deh! Kalau kamu dan kedua sahabatmu itu? Adalah mata-mata Padepokan Black?" ujar riska datang menghampiri yasa.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak itu bukan urusanku, yang pasti misi aku adalah mencari keberadaan Pedang Sakti yang hilang," sahut Yasa kesal atas tuduhan yang tidak benar.

"Aku tidak percaya dengan ucapan mu itu? Karena yang aku tahu hanya Padepokan Black lah, yang selama ini mencari keberadaan Pedang Sakti." Riska masih kekeh dengan pendiriannya, yang belum percaya kepada Yasa dan kedua sahabatnya.

"Kalau begitu aku juga sama tidak percaya, kalau kamu dan kakakmu mau membantuku, dalam misi mencari Pedang Sakti," ucap Yasa kesal.

"Hahaha, asal kamu tahu aja ya! Aku ini sudah mendapatkan surat perintah dari  Ketua Ratu Padepokan Singa Merah, sedangkan kamu dan kedua sahabatmu itu, mana buktinya? Kalau kalian bertiga di suruh mencari keberadaan Pedang Sakti, mana buktinya? Tidak adakan!" Riska menyodorkan tangan nya ke arah Yasa, meminta bukti kalau Yasa dan kedua sahabatnya benar di suruh mencari Pedang Sakti yang hilang dicuri.

"Sekali lagi aku tegaskan, terserah kamu mau percaya atau tidak itu bukan urusanku, yang pasti tujuanku adalah. Mencari keberadaan Pedang Sakti yang hilang, dan tanpa bantuan dari Padepokan Singa Merah. Aku yakin pasti bisa mengambil Pedang Sakti itu!." Yasa yang kesal pergi meninggalkan Riska.

***

Kelima murid Padepokan Black yang mendengarkan semua itu, langsung mengatur strategi dalam menyerang orang yang ingin mengambil Pedang Sakti, yang sudah menjadi miliki Ketua Rimba, dan salah satu murid Padepokan Black pergi memberikan informasi itu kepada Ketua Rimba.

Sedangkan keempat murid Padepokan Black datang menghadang Yasa dan Riska.

"Siapa kamu?" tanya Yasa, karena langkanya terhenti.

Keempat murid Padepokan Black tidak menjawab, ia malah mempersiapkan diri untuk menghadapi orang yang ingin mengambil Pedang Sakti, yang sudah di miliki oleh Ketua Rimba.

Riska yang berada di belakang Yasa segera pergi menghampirinya, dan memperhatikan orang yang ada dihadapannya.

"Tuh kan? Apa yang aku duga itu benar! Kalau kamu itu, adalah mata-mata Padepokan Black?" ucap Riska.

"Udah deh, jangan bahas itu terus. Capek aku dengar nya." Yasa melangkah  pergi meninggalkan Riska.

Tapi ia tidak bisa pergi, karena salah satu dari keempat murid Padepokan Black, datang memberi pukulan yang keras kepada Yasa.

Yasa yang mendapatkan pukulan itu, langsung segera mengambil pedangnya, untuk menghadapi orang yang ada di hadapannya, maka dari itu  Yasa mengeluarkan jurus ilmu Pedang Angin Putih, ke arah orang yang ada dihadapannya, dan keluarlah angin dan gumpalan putih menghampiri orang itu.

Salah satu murid Padepokan Black yang memukul Yasa jatuh tersungkur, terkena jurus ilmu Pedang Angin Putih.

Sedangkan Riska menghadapi ketiga orang yang ada dihadapannya, dengan menggunakan ilmu sihir pengikat, tapi sayang sihir pengikat tidak terkena oleh mereka bertiga, karena mereka bertiga dapat menangkis sihir ilmu pengikat, dengan ilmu pelindung.

Pertarungan antara Yasa dan Riska dalam melawan keempat orang yang ada di hadapannya, terdengar oleh Robi dan kedua sahabat Yasa, yang berada tidak jauh dari tempat mereka berkelahi.

"Itu seperti suara perkelahian! Apa jangan-jangan? Riska dan Yasa kembali berkelahi. Karena di sini tidak ada mereka berdua!" ucap Robi khawatir, karena melihat mereka berdua tidak ada bersamanya.

"Iya bisa jadi kak! Karena menurut aku, adik kakak itu sangat menyebalkan dan... Aawww," ucapan Firman terhenti. Karena ia mendapatkan cubitan yang keras dari Malik.

"Kamu kenapa sih Lik? Main cubit-cubit aja, kan sakti tahu!" lanjut Firman lagi, sambil mengusap-usap tangannya yang dicubit oleh Malik.

"Kak, mungkin perkiraan kakak tentang Yasa dan Riska yang berkelahi lagi itu benar. Lebih baik kita segera pergi ke sana!" sahut Malik.

Mereka bertiga pun pergi menuju suara perkelahian itu, dan sesampainya disana, mereka bertiga melihat Yasa dan Riska sedang berkelahi dengan empat orang lelaki.

Robi dan kedua sahabat Yasa datang membantu, Robi yang datang melihat seorang lelaki yang hendak memukul adiknya, ia segera menolong adiknya, dengan menggunakan ilmu sihir pertukaran, jadi yang terkena pukulan bukan Riska melainkan temannya lelaki itu.

"Hey! Kenapa kau malah memukulku?" gerutu lelaki yang terkena ilmu sihir pertukaran.

"Maaf, aku juga tidak tahu? Kenapa bisa jadi kamu, yang terkena pukulan ku?" sahutnya menjelaskan.

Sedangkan Robi dan kedua sahabat Yasa tertawa melihat kejadian itu,

"Hahaha..."

Setelah cukup puas tertawa, Malik datang menghampiri Yasa yang melawan dua orang sekaligus.

"Kamu tidak apa-apa kan Yas?" ucap Malik yang sudah ada di dekat Yasa.

Yasa tidak menjawab, ia hanya memberikan isyarat dengan cara menganggukkan kepalanya, lalu Malik membantu Yasa melawan lelaki yang ada di hadapannya, dengan menggunakan jurus pedang kecepatan, pedang yang terus-menerus menangkis dengan cepat, membuat orang yang ada di hadapannya merasa kelelahan dan pusing kemudian terjatuh duduk di tanah.

Panglima Perang dan satu murid Padepokan Black, datang membantu melawan Yasa dan kawan-kawan nya.

"Sepertinya aku pernah melihat orang itu? Kalau tidak salah lihat! Orang itu, adalah orang yang telah mengambil Pedang Sakti di ruangan rahasia Guru Ketua," gumam Yasa dalam hatinya, sambil terus memperhatikan dan menatap mata seorang lelaki yang menutup wajahnya.

Perkelahian semakin sengit dan menegangkan,  Yasa dan Robi melawan panglima perang, sedangkan Riska, Malik dan Firman melawan murid Padepokan Black.

Jurus pedang yang mereka kuasai pun di keluarkan, demi bisa menang mengalahkan musuh.

Aira dan Yudi murid Padepokan Singa Merah, yang datang belakangan juga datang ikut membantu, melawan orang-orang yang menyerang teman-teman mereka semua.

Panglima Perang yang melawan Yasa dan Robi, mengeluarkan jurus ilmu kobaran api, dan keluarlah api di tangan Panglima Perang ke arah Yasa dan Robi, Panglima Perang pun tersenyum senang melihat Yasa dan Robi terluka.

Firman yang melihat Yasa dan Robi terluka terkena kobaran api, membantu mereka berdua dengan menggunakan ilmu sihir semburan air, maka api yang berada di antara Yasa dan Robi pun padam.

"Tumben, ilmu sihir yang kamu gunakan tidak salah lagi keluarnya," celetuk Riska yang berada tidak jauh dari Firman.

"Iya dong! Kemarin itu, cuma ada sedikit insiden. Jadi gagal deh keluarnya," sahut Firman.

Yasa dan Robi kembali menyerang Panglima Perang, Yasa pun mengeluarkan jurus ilmu pedang kilauan, dengan jurus ilmu itu sinar matahari menjadi lebih terang, dan musuh sulit melihat dengan jelas karena kilaunya.

Sedangkan Robi menghajar Panglima Perang secara bertubi-tubi, karena ia tidak bisa melihat dengan jelas, karena jurus ilmu pedang kilauan Yasa. Akan tetapi Panglima Perang masih bisa melawan kembali, dengan menggunakan jurus pukulan berapi yang mematikan.

Dan pukulan itu mengenai Robi. Robi pun terjatuh pingsan karena tidak kuat menahan jurus ilmu pukulan berapi yang mematikan.

Yasa yang melihat itu, langsung mengarahkan pedangnya ke arah panglima perang, dan berkelahi kembali melawan panglima perang seorang diri.

Riska yang melihat kakaknya terjatuh pingsan,  segera pergi menghampiri kakaknya.

"Kak, bangun kak," ucap Riska sedih.

Murid Padepokan black, yang melawan Malik dan Firman, serta Aira dan Yudi, sudah mulai merasakan kelelahan, dan pergi meninggalkan Panglima Perang seorang diri yang sedang melawan yasa.

Firman tidak mau membiarkan murid Padepokan Black, pergi dengan mudahnya. Maka dari itu, ia mengeluarkan jurus ilmu sihir perangkap. Untuk memudahkan menangkap murid Padepokan Black, yang sedang berlari pergi meninggalkan mereka semua.

Akan tetapi yang keluar malah kulit pisang, ke arah murid Padepokan Black. Bukan sebuah perangkap, dan murid Padepokan Black yang sedang berlari pergi tanpa melihat ke bawah, semuanya terjatuh karena menginjak kulit pisang.

Semua yang melihat itu pun tertawa.

"Hahaha...."

Bahkan Riska yang sedang bersedih karena kakaknya pingsan, juga ikut tertawa.

"Ha...ha... Dasar Firman si ceroboh, selalu salah dalam menggunakan ilmu sihir!" ujar Riska.

Murid Padepokan Black yang terjatuh pun segera bangun, dan langsung berlari pergi meninggalkan mereka semuanya. Panglima Perang yang melihat murid Padepokan Black yang sudah pergi, ia juga memutuskan untuk segera pergi, dengan menggunakan ilmu menghilang dengan cepat. Sebelum Yasa kembali menyerangnya.

Episodes
1 BAB 1 Pergi belajar ilmu bela diri
2 BAB 2 Padepokan Macan Putih
3 BAB 3 Perjalanan Mencari Pedang Sakti
4 BAB 4 Di Padepokan Black
5 BAB 5 Mata-mata Padepokan Black
6 BAB 6 Memanggil Markus
7 BAB 7 Informasi Kekalahan
8 BAB 8 Rencana Raja Iblis
9 BAB 9 Nasihat Markus
10 BAB 10 Di Padepokan Elang Sakti
11 BAB 11 Mencari Yasa dan Riska
12 BAB 12 Bertemu Yasa dan Riska di padepokan elang sakti
13 BAB 13 Perintah Ratu Aurora
14 BAB 14 Belajar Jurus Pedang Naga Sakti
15 BAB 15 Pesan Dari Erlangga
16 BAB 16 Rahasia Terbongkar
17 BAB 17 Memberikan Informasi
18 BAB 18 Menyamar
19 BAB 19 Rencana Berjalan Lancar
20 BAB 20 Pergi Menyusul Yasa
21 BAB 21 Pergi Ke Padepokan Black
22 BAB 22 Melawan Rimba Dan Muridnya
23 BAB 23 Pertarungan
24 BAB 24 Menyelamatkan Yasa dan Teman-temannya
25 BAB 25 Mencoba Kabur Dari Padepokan Black
26 BAB 26 Memanggil Para Dewa
27 BAB 27 Meminta Bantuan Markus dan Tabib
28 BAB 28 Curiga
29 BAB 29 Berada Di Alam Bawah Sadar
30 BAB 30 Yasa Sadar Dari Pingsannya
31 BAB 31 Hutan Lembah Lereng
32 BAB 32 Mengetahui Tujuan Para Dewa
33 BAB 33 Bertarung
34 BAB 34 Berhasil Mengambil Bunga Red
35 BAB 35 Panglima Langit Turun Ke Bumi
36 BAB 36 Kucing Kay
37 BAB 37 Yasa Mahendra
38 BAB 38 Kekuatan Energi Kembali
39 BAB 39 Mendapatkan Tugas Baru
40 BAB 40 Di Desa Rindang
41 BAB 41 Berhasil Mendapatkan Informasi
42 BAB 42 Menolong
43 BAB 43 Menyelidiki
44 BAB 44 Pergi Menemui Rimba
45 BAB 45 Rimba Ketua Padepokan Black
46 BAB 46 Mencari Kucing Kay Yang Hilang
47 BAB 47 Bertemu Dengan Malik
48 BAB 48 Berkumpul
49 BAB 49 Melawan Padepokan Ular Naga
50 BAB 50 Malik
51 BAB 51 Melanjutkan Perjalanan Kembali
52 BAB 52 Menghilang Lagi
53 BAB 53 Penasaran dengan Malik
54 BAB 54 Pergi Mengikuti
55 BAB 55 Kembali Ke Padepokan Macan Putih
56 BAB 56 Menyusul Pergi
57 BAB 57 Menceritakan Tentang Kecurigaannya
58 BAB 58 Mencoba Melarikan Diri
59 BAB 59 Membantu Henry Pergi
60 BAB 60 Menemui Tabib Padepokan Black
61 BAB 61 Berkumpul di Ruangan Tabib Padepokan Black
62 BAB 62 Mencurigakan
63 BAB 63 Yasa Merasa Bersalah
64 BAB 64 Mencoba Menyelamatkan Malik
65 BAB 65 Yasa menemukan Malik
66 BAB 66 Ruangan Rahasia Padepokan Black
67 BAB 67 Berusaha Pergi
68 BAB 68 Pergi ke Desa Walarijo
69 BAB 69 Kucing Kay Pingsan
70 BAB 70 Markus Bertarung
71 BAB 71 Berusaha Menjelaskan
72 BAB 72
73 BAB 73 Buku Mantra Hilang
74 BAB 74
75 BAB 75 Di Padepokan Ular Naga
76 BAB 76 Aura Para Dewa
77 BAB 77 Bertarung Melawan Pasukan Raja iblis
78 BAB 78 Rencana Penyerangan
79 BAB 79 Pergi Menyerang Padepokan Black
80 BAB End
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 Pergi belajar ilmu bela diri
2
BAB 2 Padepokan Macan Putih
3
BAB 3 Perjalanan Mencari Pedang Sakti
4
BAB 4 Di Padepokan Black
5
BAB 5 Mata-mata Padepokan Black
6
BAB 6 Memanggil Markus
7
BAB 7 Informasi Kekalahan
8
BAB 8 Rencana Raja Iblis
9
BAB 9 Nasihat Markus
10
BAB 10 Di Padepokan Elang Sakti
11
BAB 11 Mencari Yasa dan Riska
12
BAB 12 Bertemu Yasa dan Riska di padepokan elang sakti
13
BAB 13 Perintah Ratu Aurora
14
BAB 14 Belajar Jurus Pedang Naga Sakti
15
BAB 15 Pesan Dari Erlangga
16
BAB 16 Rahasia Terbongkar
17
BAB 17 Memberikan Informasi
18
BAB 18 Menyamar
19
BAB 19 Rencana Berjalan Lancar
20
BAB 20 Pergi Menyusul Yasa
21
BAB 21 Pergi Ke Padepokan Black
22
BAB 22 Melawan Rimba Dan Muridnya
23
BAB 23 Pertarungan
24
BAB 24 Menyelamatkan Yasa dan Teman-temannya
25
BAB 25 Mencoba Kabur Dari Padepokan Black
26
BAB 26 Memanggil Para Dewa
27
BAB 27 Meminta Bantuan Markus dan Tabib
28
BAB 28 Curiga
29
BAB 29 Berada Di Alam Bawah Sadar
30
BAB 30 Yasa Sadar Dari Pingsannya
31
BAB 31 Hutan Lembah Lereng
32
BAB 32 Mengetahui Tujuan Para Dewa
33
BAB 33 Bertarung
34
BAB 34 Berhasil Mengambil Bunga Red
35
BAB 35 Panglima Langit Turun Ke Bumi
36
BAB 36 Kucing Kay
37
BAB 37 Yasa Mahendra
38
BAB 38 Kekuatan Energi Kembali
39
BAB 39 Mendapatkan Tugas Baru
40
BAB 40 Di Desa Rindang
41
BAB 41 Berhasil Mendapatkan Informasi
42
BAB 42 Menolong
43
BAB 43 Menyelidiki
44
BAB 44 Pergi Menemui Rimba
45
BAB 45 Rimba Ketua Padepokan Black
46
BAB 46 Mencari Kucing Kay Yang Hilang
47
BAB 47 Bertemu Dengan Malik
48
BAB 48 Berkumpul
49
BAB 49 Melawan Padepokan Ular Naga
50
BAB 50 Malik
51
BAB 51 Melanjutkan Perjalanan Kembali
52
BAB 52 Menghilang Lagi
53
BAB 53 Penasaran dengan Malik
54
BAB 54 Pergi Mengikuti
55
BAB 55 Kembali Ke Padepokan Macan Putih
56
BAB 56 Menyusul Pergi
57
BAB 57 Menceritakan Tentang Kecurigaannya
58
BAB 58 Mencoba Melarikan Diri
59
BAB 59 Membantu Henry Pergi
60
BAB 60 Menemui Tabib Padepokan Black
61
BAB 61 Berkumpul di Ruangan Tabib Padepokan Black
62
BAB 62 Mencurigakan
63
BAB 63 Yasa Merasa Bersalah
64
BAB 64 Mencoba Menyelamatkan Malik
65
BAB 65 Yasa menemukan Malik
66
BAB 66 Ruangan Rahasia Padepokan Black
67
BAB 67 Berusaha Pergi
68
BAB 68 Pergi ke Desa Walarijo
69
BAB 69 Kucing Kay Pingsan
70
BAB 70 Markus Bertarung
71
BAB 71 Berusaha Menjelaskan
72
BAB 72
73
BAB 73 Buku Mantra Hilang
74
BAB 74
75
BAB 75 Di Padepokan Ular Naga
76
BAB 76 Aura Para Dewa
77
BAB 77 Bertarung Melawan Pasukan Raja iblis
78
BAB 78 Rencana Penyerangan
79
BAB 79 Pergi Menyerang Padepokan Black
80
BAB End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!