BAB 4 Di Padepokan Black

Sedangkan di Padepokan Black.

Rimba merasa bahagia telah mendapatkan Pedang Sakti, yang bertahun-tahun ia cari keberadaannya.

"Hahaha, akhirnya aku bisa mendapatkan Pedang Sakti ini," ujar Rimba merasa senang, tidak sia-sia usahanya selama bertahun-tahun, dalam mencari keberadaan Pedang Sakti.

Rimba terus memandang Pedang Sakti, yang berada di dalam peti yang telah ia buka.

"Markus pasti sekarang kamu, sedang menangis kehilangan Pedang Sakti ini hahaha..."  gumamnya dalam hati tertawa senang, karena telah memiliki Pedang Sakti, impiannya untuk bisa menguasai dunia, dan menghancurkan seluruh padepokan yang tidak mau menjadi pengikutnya.

***

Flashback

Rimba yang berhasil membunuh Mahesa Mahendra, karena ingin mengambil Pedang Sakti ciptaannya, tidak menemukan keberadaan Pedang Sakti di rumah Mahesa Mahendra.

"Huuuh sial, aku kira Pedang Sakti itu berada dirumahnya, ternyata tidak ada," gerutu Rimba kesal, karena tidak menemukan Pedang Sakti.

Sekar Wati istrinya Mahesa Mahendra, datang terlambat untuk membantu suaminya melawan Rimba.

"Dasar bajingan, kau telah membunuh suamiku," amarah Sekar Wati yang melihat suaminya Mahesa Mahendra sudah meninggal dunia.

"Hahaha, suamimu memang pantas mendapatkannya. Karena selalu menggagalkan semua rencana ku," sahut Rimba.

Sekar Wati yang mendengarkan ucapan dari Rimba, langsung maju ke depan untuk melawan Rimba dan pasukannya.

Tapi gerakan serangan Sekar Wati, sudah terbaca oleh Rimba, dan Rimba malah memeluk Sekar Wati.

"Suamimu sudah mati Sekar Wati, jadilah istriku. Maka kau akan hidup bahagia bersamaku hahaha...." bisik Rimba di telinga Sekar Wati.

"Cuih." Sekar Wati meludah ke arah Rimba.

"Aku tidak mau menjadi istri pembunuh sepertimu!" ucap lantang Sekar Wati, lalu menginjakkan kakinya ke tanah, dengan menggunakan kekuatan ilmu sihir injakan bumi, maka bumi pun berguncang sebentar, dan pelukan dari Rimba bisa terlepas begitu saja, dengan menggunakan kekuatan ilmu sihir injakan bumi.

"Dari pada aku harus menjadi istri atau pengikut mu, lebih baik aku mati menyusul suamiku," sahut Sekar Wati, dan mengambil pedang untuk membunuh dirinya sendiri.

Karena hidupnya sudah tidak aman, jika ia masih hidup, karena pasti ia akan kalah melawan Rimba.

"Dasar wanita bodoh," ucap Rimba, lalu ia dan pasukannya pergi meninggalkan mayat Mahesa Mahendra dan Sekar Wati.

Rimba pergi menemui Raja iblis, agar mau membantunya dalam mencari keberadaan Pedang Sakti, karena kekuatan yang di miliki Pedang Sakti sangatlah kuat, jika bersentuhan langsung, akan mengeluarkan energi yang menambah kekuatan dan menyerap ke dalam tubuh.

"Bagaimana Raja, apa sudah di temukan keberadaan Pedang Sakti?" tanya Rimba yang begitu antusias, karena ia ingin segera memiliki Pedang Sakti ciptaan Mahesa Mahendra.

"Belum, sepertinya Pedang Sakti ini ada yang menghalangi, sampai aku tidak dapat mendeteksi keberadaan Pedang Sakti, lebih baik kau datangi seluruh padepokan yang ada di dunia ini, karena aku yakin di antara banyaknya padepokan, pasti ada salah satu yang menyimpan Pedang Sakti," jelas Raja iblis.

"Baiklah Raja, akan aku kerahkan seluruh murid-murid ku, untuk mendatangi padepokan yang ada di dunia ini!" sahut Rimba menuruti perintah Raja iblis.

Bertahun-tahun Rimba dan murid-muridnya, terus mencari keberadaan Pedang Sakti, sampai pada akhirnya ia menemukan Padepokan Macan Putih.

Menurut deteksi Raja iblis, ketua Padepokan Macan Putih itu adalah sahabat baiknya Mahesa Mahendra, dan kemungkinan terbesar adalah Pedang Sakti berada di Padepokan Macan Putih.

Maka dari itu, Rimba menyuruh muridnya untuk selalu mengintai Padepokan Macan Putih.

Akan tetapi,  murid Padepokan Black yang sudah berminggu-minggu mengintai Padepokan Macan Putih, tidak menemukan keberadaan Pedang Sakti.

Dan atas ide Panglima Perang,  menyuruh muridnya memberikan undangan acara perkumpulan Padepokan Sedunia kepada Markus, dan harus membuat Markus mau menghadiri acara itu.

Kesempatan saat Markus pergi ke acara Perkumpulan Padepokan Sedunia, digunakan dengan baik oleh Padepokan Black, untuk masuk ke dalam Padepokan Macan Putih.

Panglima Perang dan murid-murid Padepokan Black, masuk kedalam Padepokan Macan Putih, dan mengambil semua pedang serta senjata yang berada di Padepokan Macan Putih, agar ketika mereka ke tahuan oleh murid Padepokan Macan Putih, tidak bisa menang melawan Padepokan Black, karena semua pedang dan senjata sudah di amankan oleh murid Padepokan Black.

"Hey siapa kalian?" teriak murid penjaga di Padepokan Macan Putih, yang melihat segerombolan pasukan berbaju hitam datang ke Padepokan Macan Putih.

"Ayo maju serang mereka semua," perintah Panglima Perang kepada murid Padepokan Black, untuk langsung menyerang murid yang berada di Padepokan Macan Putih.

Keributan dan perkelahian pun terjadi, dan banyak murid di Padepokan Macan Putih yang terluka, akibat pertarungan yang kalah jumlah, dan tidak menemukan pedang dan senjata mereka semua.

Panglima Perang yang bagian mencari Pedang Sakti, di setiap sudut kamar yang ada di Padepokan Macan Putih, menemukan sebuah jalan menuju pintu rahasia, dan kemungkinan Pedang Sakti berada di tempat itu.

Ketika Panglima Perang akan membuka pintu kamar itu, Yasa datang menghalanginya dengan menyerangnya dari arah belakang.

"Mau apa kalian datang kemari?" tanya Yasa.

"Bukan urusanmu," sahut Panglima Perang.

Perkelahian di antara Yasa dan Panglima Perang pun terjadi sangat sengit, karena Yasa dapat menangkis semua serangan Panglima Perang, maka dari itu Panglima Perang mengeluarkan jurus ilmu pukulan berapi ke arah Yasa. Yasa yang tidak kuat menahan kekuatan pukulan berapi jatuh pingsan.

Panglima Perang pun akhirnya berhasil mengambil Pedang Sakti, di ruangan rahasia Markus, dan semua murid Padepokan Black pun tertawa bahagia, melihat keberhasilan nya, dalam mendapatkan Pedang Sakti.

Flashback off

***

"Kalian semua kerjanya bagus, tidak sia-sia kalian selama ini mengintai Padepokan Macan Putih, dan berhasil mendapatkan Pedang Sakti ini, dengan menggunakan Pedang Sakti ini, aku pasti bisa menguasai dunia hahaha..." Rimba tersenyum senang, karena bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Mahesa Mahendra kau telah kalah, sekarang  Pedang Sakti ciptaan mu berada di tanganku!" gumam Rimba dalam hati tersenyum senang.

"Selamat Ketua Rimba, telah mendapatkan Pedang Sakti ini," ucap Panglima Perang, memberi ucapan selamat kepada Rimba ketua Padepokan Black.

"Ini semua juga atas perjuanganmu Panglima Perang, yang telah membantu mengatur strategi penyerang yang sangat baik, ayo semuanya kita pergi keluar, untuk membuktikan kekuatan Pedang Sakti ini!" Rimba dan murid-muridnya pun keluar dari dalam padepokan, lalu pergi menuju lapangan untuk menguji kekuatan Pedang Sakti.

Sesampainya di lapangan, Rimba mengeluarkan Pedang Sakti yang ada di dalam peti, lalu mengambil dengan  tangannya, dan pedang di tangan Rimba itu hanya mengeluarkan cahaya kecil, tidak mengeluarkan energi yang sangat kuat masuk ke dalam tubuhnya.

"Panglima Perang, apa kamu tidak salah mengambil Pedang Sakti?" tanya Rimba marah.

"Aku tidak salah mengambil pedang Ketua Rimba, dan Pedang Sakti ini sesuai bentuknya dengan yang Ketua Rimba ceritakan," sahut Panglima Perang yang tidak mau di salahkan.

"Gambar Pedang Sakti ini sama persis, tapi ini aneh sekali. Pedang Sakti ini, tidak menimbulkan energi kekuatan yang masuk ke dalam tubuhku?" ujar Rimba yang merasa bingung, dengan Pedang Sakti yang berada di tangannya.

"Coba Ketua Rimba gunakan saja dulu pedang sakti itu, mungkin akan mengeluarkan energi!" usul Panglima Perang.

Rimba pun mencoba mengunakan Pedang Sakti, dengan mengayunkan Pedang Saktinya ke arah murid-muridnya, seketika muridnya yang berada di depan berterbangan.

Lalu Rimba mencoba kembali Pedang Sakti, menancapkan Pedang Sakti ke dalam tanah, dan tanah itu terbelah menjadi dua, dan di dalam tanah keluar api yang sangat kencang kobaran apinya.

"Hahaha, boleh juga kekuatan Pedang Sakti ini.Meski belum aktif sepenuhnya!" ujar Rimba senang.

"Ketua Rimba bagaimana? Kalau murid Padepokan Black, kembali mengintai Padepokan Macan Putih, agar kita bisa tahu cara mengaktifkan Pedang Sakti ini!" Panglima Perang memberi saran.

"Bagus juga idenya Panglima Perang, kalau begitu kalian berlima pergi sana mengintai Padepokan Macan Putih lagi," perintah Rimba menyuruh kelima muridnya untuk kembali pergi mengintai Padepokan Macan Putih.

"Baik Ketua Rimba," sahut murid Padepokan Black sambil menganggukkan kepalanya.

Dan kelima murid Padepokan Black, pergi kembali mengintai Padepokan Macan Putih.

Terpopuler

Comments

Pena Rindu

Pena Rindu

aku mampir dari "cinta pertama yang sempurna"
ok

2022-10-24

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pergi belajar ilmu bela diri
2 BAB 2 Padepokan Macan Putih
3 BAB 3 Perjalanan Mencari Pedang Sakti
4 BAB 4 Di Padepokan Black
5 BAB 5 Mata-mata Padepokan Black
6 BAB 6 Memanggil Markus
7 BAB 7 Informasi Kekalahan
8 BAB 8 Rencana Raja Iblis
9 BAB 9 Nasihat Markus
10 BAB 10 Di Padepokan Elang Sakti
11 BAB 11 Mencari Yasa dan Riska
12 BAB 12 Bertemu Yasa dan Riska di padepokan elang sakti
13 BAB 13 Perintah Ratu Aurora
14 BAB 14 Belajar Jurus Pedang Naga Sakti
15 BAB 15 Pesan Dari Erlangga
16 BAB 16 Rahasia Terbongkar
17 BAB 17 Memberikan Informasi
18 BAB 18 Menyamar
19 BAB 19 Rencana Berjalan Lancar
20 BAB 20 Pergi Menyusul Yasa
21 BAB 21 Pergi Ke Padepokan Black
22 BAB 22 Melawan Rimba Dan Muridnya
23 BAB 23 Pertarungan
24 BAB 24 Menyelamatkan Yasa dan Teman-temannya
25 BAB 25 Mencoba Kabur Dari Padepokan Black
26 BAB 26 Memanggil Para Dewa
27 BAB 27 Meminta Bantuan Markus dan Tabib
28 BAB 28 Curiga
29 BAB 29 Berada Di Alam Bawah Sadar
30 BAB 30 Yasa Sadar Dari Pingsannya
31 BAB 31 Hutan Lembah Lereng
32 BAB 32 Mengetahui Tujuan Para Dewa
33 BAB 33 Bertarung
34 BAB 34 Berhasil Mengambil Bunga Red
35 BAB 35 Panglima Langit Turun Ke Bumi
36 BAB 36 Kucing Kay
37 BAB 37 Yasa Mahendra
38 BAB 38 Kekuatan Energi Kembali
39 BAB 39 Mendapatkan Tugas Baru
40 BAB 40 Di Desa Rindang
41 BAB 41 Berhasil Mendapatkan Informasi
42 BAB 42 Menolong
43 BAB 43 Menyelidiki
44 BAB 44 Pergi Menemui Rimba
45 BAB 45 Rimba Ketua Padepokan Black
46 BAB 46 Mencari Kucing Kay Yang Hilang
47 BAB 47 Bertemu Dengan Malik
48 BAB 48 Berkumpul
49 BAB 49 Melawan Padepokan Ular Naga
50 BAB 50 Malik
51 BAB 51 Melanjutkan Perjalanan Kembali
52 BAB 52 Menghilang Lagi
53 BAB 53 Penasaran dengan Malik
54 BAB 54 Pergi Mengikuti
55 BAB 55 Kembali Ke Padepokan Macan Putih
56 BAB 56 Menyusul Pergi
57 BAB 57 Menceritakan Tentang Kecurigaannya
58 BAB 58 Mencoba Melarikan Diri
59 BAB 59 Membantu Henry Pergi
60 BAB 60 Menemui Tabib Padepokan Black
61 BAB 61 Berkumpul di Ruangan Tabib Padepokan Black
62 BAB 62 Mencurigakan
63 BAB 63 Yasa Merasa Bersalah
64 BAB 64 Mencoba Menyelamatkan Malik
65 BAB 65 Yasa menemukan Malik
66 BAB 66 Ruangan Rahasia Padepokan Black
67 BAB 67 Berusaha Pergi
68 BAB 68 Pergi ke Desa Walarijo
69 BAB 69 Kucing Kay Pingsan
70 BAB 70 Markus Bertarung
71 BAB 71 Berusaha Menjelaskan
72 BAB 72
73 BAB 73 Buku Mantra Hilang
74 BAB 74
75 BAB 75 Di Padepokan Ular Naga
76 BAB 76 Aura Para Dewa
77 BAB 77 Bertarung Melawan Pasukan Raja iblis
78 BAB 78 Rencana Penyerangan
79 BAB 79 Pergi Menyerang Padepokan Black
80 BAB End
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 Pergi belajar ilmu bela diri
2
BAB 2 Padepokan Macan Putih
3
BAB 3 Perjalanan Mencari Pedang Sakti
4
BAB 4 Di Padepokan Black
5
BAB 5 Mata-mata Padepokan Black
6
BAB 6 Memanggil Markus
7
BAB 7 Informasi Kekalahan
8
BAB 8 Rencana Raja Iblis
9
BAB 9 Nasihat Markus
10
BAB 10 Di Padepokan Elang Sakti
11
BAB 11 Mencari Yasa dan Riska
12
BAB 12 Bertemu Yasa dan Riska di padepokan elang sakti
13
BAB 13 Perintah Ratu Aurora
14
BAB 14 Belajar Jurus Pedang Naga Sakti
15
BAB 15 Pesan Dari Erlangga
16
BAB 16 Rahasia Terbongkar
17
BAB 17 Memberikan Informasi
18
BAB 18 Menyamar
19
BAB 19 Rencana Berjalan Lancar
20
BAB 20 Pergi Menyusul Yasa
21
BAB 21 Pergi Ke Padepokan Black
22
BAB 22 Melawan Rimba Dan Muridnya
23
BAB 23 Pertarungan
24
BAB 24 Menyelamatkan Yasa dan Teman-temannya
25
BAB 25 Mencoba Kabur Dari Padepokan Black
26
BAB 26 Memanggil Para Dewa
27
BAB 27 Meminta Bantuan Markus dan Tabib
28
BAB 28 Curiga
29
BAB 29 Berada Di Alam Bawah Sadar
30
BAB 30 Yasa Sadar Dari Pingsannya
31
BAB 31 Hutan Lembah Lereng
32
BAB 32 Mengetahui Tujuan Para Dewa
33
BAB 33 Bertarung
34
BAB 34 Berhasil Mengambil Bunga Red
35
BAB 35 Panglima Langit Turun Ke Bumi
36
BAB 36 Kucing Kay
37
BAB 37 Yasa Mahendra
38
BAB 38 Kekuatan Energi Kembali
39
BAB 39 Mendapatkan Tugas Baru
40
BAB 40 Di Desa Rindang
41
BAB 41 Berhasil Mendapatkan Informasi
42
BAB 42 Menolong
43
BAB 43 Menyelidiki
44
BAB 44 Pergi Menemui Rimba
45
BAB 45 Rimba Ketua Padepokan Black
46
BAB 46 Mencari Kucing Kay Yang Hilang
47
BAB 47 Bertemu Dengan Malik
48
BAB 48 Berkumpul
49
BAB 49 Melawan Padepokan Ular Naga
50
BAB 50 Malik
51
BAB 51 Melanjutkan Perjalanan Kembali
52
BAB 52 Menghilang Lagi
53
BAB 53 Penasaran dengan Malik
54
BAB 54 Pergi Mengikuti
55
BAB 55 Kembali Ke Padepokan Macan Putih
56
BAB 56 Menyusul Pergi
57
BAB 57 Menceritakan Tentang Kecurigaannya
58
BAB 58 Mencoba Melarikan Diri
59
BAB 59 Membantu Henry Pergi
60
BAB 60 Menemui Tabib Padepokan Black
61
BAB 61 Berkumpul di Ruangan Tabib Padepokan Black
62
BAB 62 Mencurigakan
63
BAB 63 Yasa Merasa Bersalah
64
BAB 64 Mencoba Menyelamatkan Malik
65
BAB 65 Yasa menemukan Malik
66
BAB 66 Ruangan Rahasia Padepokan Black
67
BAB 67 Berusaha Pergi
68
BAB 68 Pergi ke Desa Walarijo
69
BAB 69 Kucing Kay Pingsan
70
BAB 70 Markus Bertarung
71
BAB 71 Berusaha Menjelaskan
72
BAB 72
73
BAB 73 Buku Mantra Hilang
74
BAB 74
75
BAB 75 Di Padepokan Ular Naga
76
BAB 76 Aura Para Dewa
77
BAB 77 Bertarung Melawan Pasukan Raja iblis
78
BAB 78 Rencana Penyerangan
79
BAB 79 Pergi Menyerang Padepokan Black
80
BAB End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!