BAB 2 Padepokan Macan Putih

Perjalanan panjang menuju Padepokan Macan Putih, dilalui Yasa dengan baik, tanpa ada hambatan yang mengganggu perjalanannya.

Sesampainya Yasa di Padepokan Macan Putih,  Yasa melihat ada dua orang pemuda yang menurutnya adalah murid Padepokan Macan Putih.

Yasa pun menghampiri dua pemuda itu.

"Permisi kak, apa benar ini Padepokan Macan Putih?" tanya Yasa kepada kedua murid Padepokan Macan Putih.

"Iya, ada tujuan apa kamu kesini?" sahut salah satu pemuda itu.

"Saya kesini mau bertemu  dengan ketua Padepokan Macan Putih, dan memberikan surat ini."  Yasa menunjukan surat dari Kakeknya, untuk diberikan kepada Markus ketua Padepokan Macan Putih.

Kedua pemuda itu pun saling melirik, lalu kemudian menganggukkan kepalanya, dan salah satu dari pemuda itu pergi meninggalkan Yasa dan temannya.

"Kamu tunggu saja disini, temanku akan menemui guru kami," ucap pemuda itu.

Yasa tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya.

Tidak lama kemudian, teman pemuda itu datang kembali.

"Ayo ikut saya masuk kedalam, guru sudah menunggumu," ujar teman pemuda itu.

Yasa dan kedua pemuda itu pun masuk kedalam aula Padepokan Macan Putih, karena Markus sang ketua sedang duduk menunggu kedatangan orang yang ingin menemuinya.

Markus yang melihat Yasa dari jauh, langsung bangun dari duduknya, lalu pergi  menghampiri Yasa dan memeluknya.

"Wa...wajahmu, mengingatkan aku dengan sahabat baikku!" tutur Markus, lalu ia melepaskan pelukannya.

"Ada tujuan apa kamu datang menemui ku?" Lanjutnya lagi.

"Aku diperintahkan oleh Kakekku. Untuk belajar ilmu bela diri disini, dan ini surat dari Kakek," Yasa memberikan surat itu kepada Markus, dan Markus pun menerimanya dengan baik.

Markus langsung membaca surat dari yasa, dan setelah selesai membacanya ia kembali memeluk Yasa.

"Sahabatku, akan aku jaga putramu, dan akan aku latih dengan baik. Agar kelak ia bisa mengalahkan Padepokan Black, seperti keinginanmu," gumam Markus dalam hati yang haru, karena akhirnya bisa bertemu dengan putra Mahesa Mahendra yang ia cari selama ini.

"Istirahatlah wahai putraku, besok kau akan langsung belajar ilmu bela diri disini," ujar Markus, dan menyuruh muridnya untuk mengantar Yasa ke dalam kamarnya.

Yasa pun beristirahat di kamar yang di sediakan untuknya. Karena perjalanan dari desa menuju Padepokan Macan Putih sangatlah jauh.

***

Keesokan harinya.

Yasa sudah bersiap-siap, untuk belajar ilmu bela diri bersama teman-teman seperguruannya.

Markus terus memperhatikan gerakan ilmu bela diri Yasa, yang menurut Markus cepat tanggap, dalam menguasai gerakan yang sedang diajarkan oleh para guru di Padepokan Macan Putih.

"Mahesa Mahendra lihatlah putramu sekarang, ia mewarisi kemampuanmu yang cepat dalam belajar, pasti kamu disana akan merasa bangga kepada putramu," lirih Markus.

Yasa belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh, mendengarkan dengan baik ketika guru memberikan materi gerakan ilmu bela diri.

"Dengarkan semuanya, hari ini kita akan belajar tentang ilmu Pendengaran, jadi kita itu harus fokus dan berkonsentrasi ketika melakukan ilmu ini, karena meski ilmu ini dibilang paling dasar, tapi sangat penting ketika menghadapi musuh di kegelapan malam, dengan ilmu ini kita bisa mendengar gerakan lawan dan bisa menangkis semua gerakannya, paham semuanya?" jelas guru Herion.

"Paham," semua murid menjawab serempak.

Guru Herion pun memperaktekan pelajarannya, dengan menutup matanya menggunakan kain, lalu salah satu murid maju ke depan memberi gerakan menyerang kepada guru Herion.

Serangan murid itu, semuanya bisa ia tangkis dengan menggunakan ilmu Pendengaran, meski tanpa melihat hanya dengan Pendengaran yang baik, bisa melakukan penyerangan balik kepada musuh.

"Aku yakin pasti bisa, melakukan ilmu pendengaran dengan baik, aku akan belajar ilmu ini dengan serius," ucap Yasa dalam hatinya, meyakini dirinya sendiri untuk bisa melakukan semua gerakan, yang di ajarkan oleh para guru di Padepokan Macan Putih.

***

Dari hari ke hari kemampuan bela diri Yasa, sudah bisa mengejar murid yang lebih dulu belajar di Padepokan Macan Putih.

Disaat kemampuannya sudah cukup baik, Markus dan murid kepercayaannya pergi menghadiri  undangan acara Perkumpulan Padepokan Sedunia.

Markus pun menitipkan Padepokan Macan Putih kepada guru Herion, dan memintanya menjaga dengan baik seluruh murid yang berada disini.

Ketika malam hari tiba, segerombolan pasukan dengan baju serba hitam, menyerang Padepokan Macan Putih.

Yasa yang tengah tidur pun terbangun, karena mendengarkan keributan diluar kamarnya.

"Ada apa sih? Malam-malam begini masih ribut, mentang-mentang Guru Ketua sedang pergi. Jadi melakukan seenaknya saja, aku harus melihat dan menegur teman-temanku." Yasa pun bangkit dari tempat tidurnya untuk pergi keluar.

Sesampainya Yasa diluar pintu kamarnya, ia langsung mendapatkan serangan dari lawan, yang tiba-tiba datang memberi pukulan kearahnya.

Yasa yang terjatuh pun bangkit kembali, untuk mengalahkan pasukan serba hitam itu, yang membuat keributan di Padepokan Macan Putih.

"Yasaaa," teriak Malik,

Yasa pun melirik matanya ke arah Malik, lalu ia berdiri bangun untuk melawan pasukan serba hitam, dan teriakan Malik tadi itu adalah ingin  memberitahu Yasa, bahwa ada pasukan serba hitam dibelakangnya. Pasukan serba hitam yang akan menyerang Yasa dari arah belakang, langsung Yasa tangkis semua serangannya dengan baik.

Pasukan serba hitam yang terlalu banyak sulit untuk dihadapi, membuat murid Padepokan Macan Putih banyak yang terluka.

Yasa yang melihat  pasukan serba hitam, yang akan pergi memasuki ruangan rahasia Markus, ia langsung pergi untuk menghadangnya.

Akan tetapi saat Yasa yang hendak menghadang pasukan serba hitam itu, gerakan serangan Yasa dapat ditangkis. Sehingga Yasa pun terjatuh dan pingsan. Karena mendapatkan pukulan berapi, dari pasukan serba hitam itu, lalu pasukan serba hitam itu mengambil barang berharga di Padepokan Macan Putih, dan langsung pergi dengan membawa barang yang di ambil di ruangannya Markus.

Tidak lama kemudian. Markus datang ke Padepokan Macan Putih, dan ia di kejutkan dengan kejadian semua ini. Apalagi saat Markus melihat murid-muridnya banyak yang terluka dan jatuh pingsan.

Dan melihat sekeliling Padepokan Macan Putih, banyak bangunan yang hancur berantakan.

Markus pun meminta kepada murid yang ikut bersamanya, untuk mengobati luka teman-temannya. Ketika Markus pergi mengecek  ruangan rahasianya, ia menemukan Yasa yang pingsan di ruangan rahasianya, dan saat Markus masuk ke dalam ruangan rahasianya, banyak barang berserakan di lantai menjadi berantakan.

Markus pun segera mengecek Pedang Sakti, karena takut ada orang yang mengambil Pedang Sakti, setelah Markus mengetahui Pedang Saktinya hilang, ia pun menangis sedih karena Pedang Sakti yang ia simpan baik-baik telah hilang dicuri.

"Harusnya aku menuruti kata hatiku, untuk tidak pergi menghadiri undangan itu," gerutunya kesal pada dirinya sendiri.

Setelah kejadian itu, Markus memerintahkan muridnya untuk memanggil Yasa ke hadapannya.

"Yasa kamu dipanggil Guru Ketua."

Yasa yang sedang berlatih menghentikan gerakannya, karena dipanggil oleh Firman sahabatnya.

"Ada apa yah? Guru Ketua mau menemui ku?" lirih Yasa.

"Kalau kamu ingin mengetahuinya? Ayo kita segera pergi ke sana hehe..." sahut Firman sambil tersenyum.

"Huuuh, aku kira kamu sudah tau!" gerutu Yasa sebal.

"Udah jangan banyak bicara, kita temui Guru Ketua, jangan buat beliau menunggu kita terlalu lama." Firman pun menarik pelan tangan Yasa, dan mengajak Yasa pergi bersamanya. Untuk menemui Markus ketua Padepokan Macan Putih.

Yasa dan Firman berpapasan dengan Malik, ketika akan menemui Markus ketua Padepokan Macan Putih.

"Kamu dipanggil Guru Ketua juga yah Lik?" tanya Firman lalu pergi menghampiri Malik.

"Iya, kamu berdua juga dipanggil Guru Ketua kan. Ayo kita pergi bersama menemui beliau," sahut Malik.

Meraka bertiga pergi bersama menemui Markus di ruangannya, dan sesampainya di ruangan Markus. Yasa dan Firman serta Malik memberikan salam hormat kepada Markus ketua Padepokan Macan Putih.

"Salam hormat kepada Guru Ketua," ucap Yasa dan Firman serta Malik secara bersamaan.

Markus yang melihat kedatangan mereka bertiga tersenyum senang, dan menerima salam hormat dari mereka bertiga.

"Wahai murid-murid ku, aku ingin menyuruh kalian bertiga, untuk mencari pedang pusaka yang sangat sakti yang telah hilang dicuri." Markus menunjukan sebuah gambar Pedang Sakti kepada mereka bertiga.

"Baik Guru Ketua. Kami akan berusaha mencari Pedang Sakti itu," sahut Yasa.

"Kemungkinan terbesar yang mencuri Pedang Sakti, adalah Padepokan Black. Karena ciri khas mereka adalah, berpakaian serba hitam dan selalu menyerang di malam hari. Maka dari itu berhati-hatilah kalian bertiga," tutur Markus.

"Dan bawalah senjata ini, dan gunakan ketika kalian diserang musuh," lanjutnya, lalu Markus memberikan senjata itu kepada mereka bertiga.

"Kalau begitu kami bertiga pamit pergi Guru Ketua, untuk melaksanakan misi mencari Pedang Sakti yang telah hilang dicuri." Yasa dan kedua sahabatnya pergi, setelah berpamitan kepada semua guru dan teman-temannya di Padepokan Macan Putih.

"Padepokan Black, aku akan datang mengalahkan mu," gumam Yasa dalam hatinya, ia akan berusaha sekuat tenaganya untuk bisa mengalahkan Padepokan Black, yang bersekutu dengan iblis jahat.

Terpopuler

Comments

Sela sahla

Sela sahla

terima kasih 🤗

2022-10-24

1

Saudah14

Saudah14

aku mampir kak

kalau sempat mampir di karya ku ya kak
KAMPUNG HOROR
CINTA DI BAYAR TUNAI

saling dukung kak🙏

2022-10-24

1

Saudah14

Saudah14

cerita nya seru kak

2022-10-24

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pergi belajar ilmu bela diri
2 BAB 2 Padepokan Macan Putih
3 BAB 3 Perjalanan Mencari Pedang Sakti
4 BAB 4 Di Padepokan Black
5 BAB 5 Mata-mata Padepokan Black
6 BAB 6 Memanggil Markus
7 BAB 7 Informasi Kekalahan
8 BAB 8 Rencana Raja Iblis
9 BAB 9 Nasihat Markus
10 BAB 10 Di Padepokan Elang Sakti
11 BAB 11 Mencari Yasa dan Riska
12 BAB 12 Bertemu Yasa dan Riska di padepokan elang sakti
13 BAB 13 Perintah Ratu Aurora
14 BAB 14 Belajar Jurus Pedang Naga Sakti
15 BAB 15 Pesan Dari Erlangga
16 BAB 16 Rahasia Terbongkar
17 BAB 17 Memberikan Informasi
18 BAB 18 Menyamar
19 BAB 19 Rencana Berjalan Lancar
20 BAB 20 Pergi Menyusul Yasa
21 BAB 21 Pergi Ke Padepokan Black
22 BAB 22 Melawan Rimba Dan Muridnya
23 BAB 23 Pertarungan
24 BAB 24 Menyelamatkan Yasa dan Teman-temannya
25 BAB 25 Mencoba Kabur Dari Padepokan Black
26 BAB 26 Memanggil Para Dewa
27 BAB 27 Meminta Bantuan Markus dan Tabib
28 BAB 28 Curiga
29 BAB 29 Berada Di Alam Bawah Sadar
30 BAB 30 Yasa Sadar Dari Pingsannya
31 BAB 31 Hutan Lembah Lereng
32 BAB 32 Mengetahui Tujuan Para Dewa
33 BAB 33 Bertarung
34 BAB 34 Berhasil Mengambil Bunga Red
35 BAB 35 Panglima Langit Turun Ke Bumi
36 BAB 36 Kucing Kay
37 BAB 37 Yasa Mahendra
38 BAB 38 Kekuatan Energi Kembali
39 BAB 39 Mendapatkan Tugas Baru
40 BAB 40 Di Desa Rindang
41 BAB 41 Berhasil Mendapatkan Informasi
42 BAB 42 Menolong
43 BAB 43 Menyelidiki
44 BAB 44 Pergi Menemui Rimba
45 BAB 45 Rimba Ketua Padepokan Black
46 BAB 46 Mencari Kucing Kay Yang Hilang
47 BAB 47 Bertemu Dengan Malik
48 BAB 48 Berkumpul
49 BAB 49 Melawan Padepokan Ular Naga
50 BAB 50 Malik
51 BAB 51 Melanjutkan Perjalanan Kembali
52 BAB 52 Menghilang Lagi
53 BAB 53 Penasaran dengan Malik
54 BAB 54 Pergi Mengikuti
55 BAB 55 Kembali Ke Padepokan Macan Putih
56 BAB 56 Menyusul Pergi
57 BAB 57 Menceritakan Tentang Kecurigaannya
58 BAB 58 Mencoba Melarikan Diri
59 BAB 59 Membantu Henry Pergi
60 BAB 60 Menemui Tabib Padepokan Black
61 BAB 61 Berkumpul di Ruangan Tabib Padepokan Black
62 BAB 62 Mencurigakan
63 BAB 63 Yasa Merasa Bersalah
64 BAB 64 Mencoba Menyelamatkan Malik
65 BAB 65 Yasa menemukan Malik
66 BAB 66 Ruangan Rahasia Padepokan Black
67 BAB 67 Berusaha Pergi
68 BAB 68 Pergi ke Desa Walarijo
69 BAB 69 Kucing Kay Pingsan
70 BAB 70 Markus Bertarung
71 BAB 71 Berusaha Menjelaskan
72 BAB 72
73 BAB 73 Buku Mantra Hilang
74 BAB 74
75 BAB 75 Di Padepokan Ular Naga
76 BAB 76 Aura Para Dewa
77 BAB 77 Bertarung Melawan Pasukan Raja iblis
78 BAB 78 Rencana Penyerangan
79 BAB 79 Pergi Menyerang Padepokan Black
80 BAB End
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 Pergi belajar ilmu bela diri
2
BAB 2 Padepokan Macan Putih
3
BAB 3 Perjalanan Mencari Pedang Sakti
4
BAB 4 Di Padepokan Black
5
BAB 5 Mata-mata Padepokan Black
6
BAB 6 Memanggil Markus
7
BAB 7 Informasi Kekalahan
8
BAB 8 Rencana Raja Iblis
9
BAB 9 Nasihat Markus
10
BAB 10 Di Padepokan Elang Sakti
11
BAB 11 Mencari Yasa dan Riska
12
BAB 12 Bertemu Yasa dan Riska di padepokan elang sakti
13
BAB 13 Perintah Ratu Aurora
14
BAB 14 Belajar Jurus Pedang Naga Sakti
15
BAB 15 Pesan Dari Erlangga
16
BAB 16 Rahasia Terbongkar
17
BAB 17 Memberikan Informasi
18
BAB 18 Menyamar
19
BAB 19 Rencana Berjalan Lancar
20
BAB 20 Pergi Menyusul Yasa
21
BAB 21 Pergi Ke Padepokan Black
22
BAB 22 Melawan Rimba Dan Muridnya
23
BAB 23 Pertarungan
24
BAB 24 Menyelamatkan Yasa dan Teman-temannya
25
BAB 25 Mencoba Kabur Dari Padepokan Black
26
BAB 26 Memanggil Para Dewa
27
BAB 27 Meminta Bantuan Markus dan Tabib
28
BAB 28 Curiga
29
BAB 29 Berada Di Alam Bawah Sadar
30
BAB 30 Yasa Sadar Dari Pingsannya
31
BAB 31 Hutan Lembah Lereng
32
BAB 32 Mengetahui Tujuan Para Dewa
33
BAB 33 Bertarung
34
BAB 34 Berhasil Mengambil Bunga Red
35
BAB 35 Panglima Langit Turun Ke Bumi
36
BAB 36 Kucing Kay
37
BAB 37 Yasa Mahendra
38
BAB 38 Kekuatan Energi Kembali
39
BAB 39 Mendapatkan Tugas Baru
40
BAB 40 Di Desa Rindang
41
BAB 41 Berhasil Mendapatkan Informasi
42
BAB 42 Menolong
43
BAB 43 Menyelidiki
44
BAB 44 Pergi Menemui Rimba
45
BAB 45 Rimba Ketua Padepokan Black
46
BAB 46 Mencari Kucing Kay Yang Hilang
47
BAB 47 Bertemu Dengan Malik
48
BAB 48 Berkumpul
49
BAB 49 Melawan Padepokan Ular Naga
50
BAB 50 Malik
51
BAB 51 Melanjutkan Perjalanan Kembali
52
BAB 52 Menghilang Lagi
53
BAB 53 Penasaran dengan Malik
54
BAB 54 Pergi Mengikuti
55
BAB 55 Kembali Ke Padepokan Macan Putih
56
BAB 56 Menyusul Pergi
57
BAB 57 Menceritakan Tentang Kecurigaannya
58
BAB 58 Mencoba Melarikan Diri
59
BAB 59 Membantu Henry Pergi
60
BAB 60 Menemui Tabib Padepokan Black
61
BAB 61 Berkumpul di Ruangan Tabib Padepokan Black
62
BAB 62 Mencurigakan
63
BAB 63 Yasa Merasa Bersalah
64
BAB 64 Mencoba Menyelamatkan Malik
65
BAB 65 Yasa menemukan Malik
66
BAB 66 Ruangan Rahasia Padepokan Black
67
BAB 67 Berusaha Pergi
68
BAB 68 Pergi ke Desa Walarijo
69
BAB 69 Kucing Kay Pingsan
70
BAB 70 Markus Bertarung
71
BAB 71 Berusaha Menjelaskan
72
BAB 72
73
BAB 73 Buku Mantra Hilang
74
BAB 74
75
BAB 75 Di Padepokan Ular Naga
76
BAB 76 Aura Para Dewa
77
BAB 77 Bertarung Melawan Pasukan Raja iblis
78
BAB 78 Rencana Penyerangan
79
BAB 79 Pergi Menyerang Padepokan Black
80
BAB End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!