Bab 5 Pacari saja

Tanpa menaruh curiga ia masuk kedalam ruangan bosnya menyusul asisten Rangga. Pertama yang ia lihat wajah tak ramah dari sang CEO.

Apa yang terjadi, apa ia telah melakukan kesalahan, dari wajahnya ini pasti tidak sesederhana kelihatannya.

"Keluarlah! " ucapnya dengan suara yang tegas pada asistennya, membuat siapa saja merinding mendengar suaranya. termasuk wanita yang sedang berdiri di hadapannya.

Hanya dengan anggukan Rangga segera meninggalkan ruangan bosnya.

Semoga kau baik baik saja nona.

Hening. Tidak ada yang membuka suara, Naya hanya menunduk dia tidak berani melihat ke arah bosnya. Harry terus menatapnya dengan banyak pertanyaan di kepalanya apa benar wanita lemah di hadapannya ini adalah pelakunya. Ia juga tidak yakin tapi ia kembali teringat berwajah polos itu kebanyakan penipu.

"Kenapa?" tanyanya tanpa menjelaskan apa yang terjadi, dengan maksud agar Naya mau menjawab dengan jujur.

"Maksudnya Tuan? " mendongakkan kepalanya dengan berani menatap bosnya yang sedang dikuasai amarah. "Saya tidak mengerti tuan"

"Kau benar benar berwajah polos" memejamkan matanya sejenak. "Buka topengmu, buang kepolosanmu itu. Apa tujuanmu merusak sistem keamanan perusahaan ini"

"Saya tidak mengerti tuan. Saya baru bekerja disini, saya hanya bagian keuangan tuan.

Tertawa meremehkan keluar dari mulutnya. "Mungkin kau harus diberi ketegasan, untuk mengakui kejahatan yang telah kau lakukan"

Naya menggelengkan kepalanya. "Sungguh tuan saya bukan pelakunya"

Harry menghubungi asistennya. Beberapa menit kemudian datang dengan beberapa petugas keamanan.

"Cepat bawa dia, aku ingin kasus ini diselesaikan dengan jalur hukum"

"Tuan, tuan saya mohon jangan lakukan itu" Naya memegang tangan Harry, air matanya sudah meluncur melewati pipi mulusnya. "Saya tidak tahu tuan, saya tidak melakukannya, sungguh tuan, saya memerlukan pekerjaan ini, saya tidak mungkin berhianat" tangisnya mulai terdengar. "Tuan, tuan, saya mohon" tangisannya semakin menjadi memenuhi seluruh ruangan itu.

"Bawa dia"

"Baik bos"

Sebelum melangkah keluar ponsel Rangga berbunyi, ia mengangkatnya terlebih dahulu karena itu dari petugas IT.

"...... "

"Hemmm" mematikan ponselnya kemudian meletakkannya kembali ke dalam saku jasnya.

"Bos, ada alamat lain yang ditemukan, dan itu alamat asli yang meretas sistem keamanan perusahaan, dan untuk alamat nona Naya hanya digunakan untuk pengalihan saja"

Seketika wajahnya berbinar "Benarkah tuan, saya tidak bersalah, saya masih bisa bekerja disini tuan" tangisnya langsung mereda mendengar kabar itu.

"Ya" jawab Rangga singkat.

Cepat sekali tangisannya berhenti.

"Tuan apa saya masih boleh bekerja disini?" bertanya pada Harry. Hening. lama sekali mau menjawab. Naya masih menatapnya, harap harap cemas dengan apa yang akan keluar dari mulut seksi itu.

"Hemmm.... "

"Terima kasih tuan" ucapnya sambil tersenyum senang.

Deg

Senyuman itu

Harry masih menatapnya, dengan tatapan entah apa artinya, seolah ia teringat sesuatu, tapi apa.

"Saya kembali bekerja dulu tuan" ucapnya sambil tersenyum lagi, yang menimbulkan getaran aneh pada tubuh pria di hadapannya.

"Hemmmm"

Setelah Naya pergi dari ruangannya, ia melihat Rangga.

"Cari tahu siapa dia sebenarnya, besok pagi informasi itu harus sudah ada"

"Ok bos, dan untuk sistem keamanan, dari pihak luar sudah menyerah, sistem sudah kembali seperti semula, ini aneh, apa tujuannya sebenarnya?"

Harry kembali duduk di kursi kebesarannya tanpa menghiraukan perkataan Rangga.

Senyuman itu terasa tidak asing, aku pernah melihatnya tapi dimana. Gadis itu. Apakah dia gadis itu, penampilannya berubah. Tapi kenapa?

Banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya, kalau benar Naya adalah gadis kecil yang selama ini ia cari, berarti dia sungguh bodoh tidak menyadari keberadaannya.

*

*

Dirumah kontrakan

"Aku harus tampil sebagai siapa ya, bingung juga punya dua identitas, haruskah sebagai Yara atau Naya" setelah lama berpikir akhirnya ia memutuskan untuk memakai kacamata tebalnya dengan rambut kepang satu agak berantakan sedikit. Memakai pakaian sederhana, kaos kedodoran dan celana kain biasa, jauh dari kata modis.

"Begini juga bagus" melihat pantulanya pada cermin, memuaskan pikirnya.

Ia segera memasuki taksi yang sedang berhenti di depan gerbang rumah tetangga, taksi itu membawanya menuju ke restoran untuk bertemu dengan pamannya. Ia sampai terlebih dahulu, memilih meja yang agak kedalam biar tidak terlalu mencolok, tanpa ia sadari ada dua pasang mata sedang memperhatikannya.

Dalam 10 menit paman Jody datang dengan mengecup keningnya sembari duduk di depan Naya.

"Sudah lama sayang" tanya paman sembari menyuapi Naya makanan yang ada diatas meja, ya Naya tadi langsung memesan cemilan untuknya dan paman Jody, untuk makanannya nanti saja kalau sudah lapar.

"Lumayan lama, paman terlalu lama. Nih cemilannya hampir habis"

"Kau memang memesan sedikit, pelit sekali, mentang mentang jadi karyawan sekarang sudah jatuh miskin" kemudain mereka terbahak bersama tanpa memperhatikan keadaan sekitar.

"Paman? "

"Hemmmm" sambil mengunyah makanannya.

"Paman kan yang melakukannya" tuduh nya, ia yakin pamannya yang mampu untuk melakukan itu.

"Melakukan apa? paman tidak melakukan apa - apa"

Melihat pamannya dengan tatapan yang tak bisa diartikan kemudian ia menganggukkan kepalanya.

"Paman ketahuan berbohong" tebaknya asal ia ingin menjebak pamannya. " Telinga kanan paman bergerak dua kali"

"Benarkah, paman baru mendengarnya, apa iya telinga paman bergerak sendiri" sambil memegang telinga kanannya sedangkan Naya senyum senyum sendiri melihat tingkah pamannya. Ternyata seorang Jody mudah juga ditipu.

"Kenapa paman merubah rencana awal?"

"Itu terlalu beresiko sayang, paman tidak mau kamu terluka hanya ingin dekat dengan bos aroganmu itu, masih banyak cara yang lain, salah satunya seperti kemarin" melihat Naya sambil menaik turunkan alisnya.

"Paman tahu aku harus membayarnya dengan apa?" ia mengatakannya dengan mata hendak keluar.

"Dia mengajakmu tidur bersama"

"Ihh.. pikiran paman kotor sekali. Air mata Paman" mengucapkannya penuh dengan penghayatan dan penekanan sambil memegang mata turun ke pipi. " Aku harus terus menangis dan memohon paman agar dia tidak memecat ku paman, aku benar benar seperti pemeran wanita yang teraniaya paman " ucapnya penuh drama.

"Apa aktingmu sebagus itu"

"Paman terlalu meremehkan seorang Naya"menepuk dadanya dua kali menyombongkan diri sendiri.

" Oh ya, paman ingin memberitahumu"

"Apa?"

"Dari tadi bos aroganmu memperhatikanmu"

"Maksud paman?" masih berpikir. " Dia ada disini?"

"Mungkin dia mengira paman sugar daddymu. Tatapannya tajam sekali setajam silet"ucap paman tertawa melihat ekspresi gadis yang sudah tumbuh menjadi wanita yang cantik.

" Dia dimana paman? "

"Dibelakang sebelah kanan, dia bisa melihatmu dengan jelas"

"Apa aku harus menyapanya paman, dia belum meminta maaf untuk yang kemarin" melihat paman yang mengedikkan bahunya. "Ah... pura - pura tidak lihat saja"

"Sudahlah, kalau dia nakal pacari saja" Menepuk tangan pamannya. "Kenapa? dia sangat tampan, kalian juga memiliki sifat yang sama, sama sama arogan"

"Paman!!" memanyunkan bibirnya. " Aku pulang saja"

"Tidak makan dulu"

"Delivery aja ntar"

"Oke, paman akan mengantarmu" segera bangkit mengejar Naya yang sudah berdiri terlebih dahulu meninggalkannya

"

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kenapa kalau penampilan culun itu identik dgn pembuly an..?

2023-12-21

0

buku besar

buku besar

semangat

2023-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bos arogan
2 Bab 2 Menjadi suamimu
3 Bab 3 Siapa dia?
4 Bab 4 Kekacauan
5 Bab 5 Pacari saja
6 Bab 6 Aromanya
7 Bab 7 Jangan lakukan itu
8 Bab 8 Kau beruntung
9 Bab 9 Tentang rasa penasaran
10 Bab 10 Semakin dekat
11 Bab 11 penculikan
12 Bab 12 Kau mencintaiku?
13 Bab 13 Jadilah kekasihku
14 Bab 14 Kerja sama
15 Bab 15 Saingan
16 Bab 16 Feby
17 Bab 17 Bad mood
18 Bab 18 Tak ada kabar darimu
19 Bab 19 Kau di pecat
20 Bab 20 Nayyara Hartono
21 Bab 21 Memilihku
22 Bab 22 Tetangga yang baik
23 Bab 23
24 Bab 24 Aku butuh hiburan
25 Bab 25 Mengalah
26 Bab 26 Orang asing
27 Bab 27 Dia nona X
28 Bab 28 Secangkir kopi
29 Bab 29 Cantik cantik jorok
30 Bab 30 Kembali ke Australia
31 Bab 31 Terbongkar
32 Bab 32 Kakak semakin cantik
33 Bab 33 Rindu
34 Bab 34 Baju training olahraga
35 Bab 35 Aku dijodohkan
36 Bab 36 Cinta yang hilang
37 Bab 37 Sifat tamak menutup hati
38 Bab 38 Paman Jody, mungkinkah?
39 Bab 39 Tangisan pilu
40 Bab 40 Sangat marah
41 Bab 41 Feby
42 Bab 42 Paman (bagian 1)
43 Bab 43 Paman (bagian 2)
44 Bab 44 Kotak brankas
45 Bab 45 Bertemu
46 Bab 46 Guru yang hebat
47 Bab 47 Makanan kesukaan
48 Bab 48 Kedatangan Elang
49 Bab 49 Panggilan sayang
50 Bab 50 Memintamu menjadi istrinya
51 Bab 51 Mengatakan sebuah kejujuran
52 Bab 52 Perasaanku tidaklah penting
53 Bab 53 Senyum meremehkan
54 Bab 54 Ikut menyelamatkan
55 Bab 55 Kalian bukan tandinganku
56 Bab 56 Tasya sadar
57 Bab 57 Herman menangis
58 Bab 58 Satu bulan Ayah
59 Bab 59 Apa kau mencintai Harry?
60 Bab 60 Bos John
61 Bab 61 Bertemu gilang
62 Bab 62 Masih perawan
63 Bab 63 Aku mencintaimu
64 Bab 64 Menunggu sadar
65 Bab 65 ingin dipeluk
66 Bab 66 Pernikahan
67 novel baru
68 Aku akan menikahimu bos
69 Bab 69 Janda oh no! oh yes!
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Bos arogan
2
Bab 2 Menjadi suamimu
3
Bab 3 Siapa dia?
4
Bab 4 Kekacauan
5
Bab 5 Pacari saja
6
Bab 6 Aromanya
7
Bab 7 Jangan lakukan itu
8
Bab 8 Kau beruntung
9
Bab 9 Tentang rasa penasaran
10
Bab 10 Semakin dekat
11
Bab 11 penculikan
12
Bab 12 Kau mencintaiku?
13
Bab 13 Jadilah kekasihku
14
Bab 14 Kerja sama
15
Bab 15 Saingan
16
Bab 16 Feby
17
Bab 17 Bad mood
18
Bab 18 Tak ada kabar darimu
19
Bab 19 Kau di pecat
20
Bab 20 Nayyara Hartono
21
Bab 21 Memilihku
22
Bab 22 Tetangga yang baik
23
Bab 23
24
Bab 24 Aku butuh hiburan
25
Bab 25 Mengalah
26
Bab 26 Orang asing
27
Bab 27 Dia nona X
28
Bab 28 Secangkir kopi
29
Bab 29 Cantik cantik jorok
30
Bab 30 Kembali ke Australia
31
Bab 31 Terbongkar
32
Bab 32 Kakak semakin cantik
33
Bab 33 Rindu
34
Bab 34 Baju training olahraga
35
Bab 35 Aku dijodohkan
36
Bab 36 Cinta yang hilang
37
Bab 37 Sifat tamak menutup hati
38
Bab 38 Paman Jody, mungkinkah?
39
Bab 39 Tangisan pilu
40
Bab 40 Sangat marah
41
Bab 41 Feby
42
Bab 42 Paman (bagian 1)
43
Bab 43 Paman (bagian 2)
44
Bab 44 Kotak brankas
45
Bab 45 Bertemu
46
Bab 46 Guru yang hebat
47
Bab 47 Makanan kesukaan
48
Bab 48 Kedatangan Elang
49
Bab 49 Panggilan sayang
50
Bab 50 Memintamu menjadi istrinya
51
Bab 51 Mengatakan sebuah kejujuran
52
Bab 52 Perasaanku tidaklah penting
53
Bab 53 Senyum meremehkan
54
Bab 54 Ikut menyelamatkan
55
Bab 55 Kalian bukan tandinganku
56
Bab 56 Tasya sadar
57
Bab 57 Herman menangis
58
Bab 58 Satu bulan Ayah
59
Bab 59 Apa kau mencintai Harry?
60
Bab 60 Bos John
61
Bab 61 Bertemu gilang
62
Bab 62 Masih perawan
63
Bab 63 Aku mencintaimu
64
Bab 64 Menunggu sadar
65
Bab 65 ingin dipeluk
66
Bab 66 Pernikahan
67
novel baru
68
Aku akan menikahimu bos
69
Bab 69 Janda oh no! oh yes!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!