Miasma adalah keberadaan terkutuk.
Tanah menghitam, hewan-hewan akan bergerak menjauh untuk mencari habitat di tempat lain. Hanya karena keberadaannya, area di sekitarnya akan menjadi tandus yang tidak lagi mungkin untuk disuburkan kembali dengan cara apapun.
Desa Heron juga tidak luput dari akibat tersebut. Terletak sedikit jauh dari jalanan utama yang lebar, Desa Heron dapat dikatakan desa yang bagus untuk berperan sebagai relay yang menghubungkan benteng perbatasan dengan kota pos terdekat.
Saat menyadarinya, bukan hanya rasa penyesalan, kemarahan juga muncul di dalam benak Light karena tidak ada seorangpun perwira yang terafiliasi dengan Count Allain yang melaporkan atas kondisi desa yang telah dijarah.
Bukan berarti Light dan Count Allain sendiri—Jade Allain—meremehkan permasalahan tersebut, namun sudah sewajarnya perbatasan menjadi tempat terjadinya pertempuran proxy skala kecil. Entah itu di negara manapun, wajar jika terjadi satu atau dua gesekan di perbatasan.
Namun, berbeda jika itu melibatkan miasma. Itu berarti pihak lain berniat untuk memanfaatkan para monster dalam peperangan atau melakukan sabotase karena penyerangan berskala besar mereka akan terjadi dalam waktu dekat. Selain itu, pihak yang memicu kemunculan miasma sekecil apapun akan mendapat sanksi besar dari otoritas gereja.
"Ada pengkhianat di rumah Allain."
Semua telinga pendengar bersikap setuju tanpa penolakan sedikitpun atas pernyataan Light.
"Tapi, bukankah itu berarti mereka memiliki koneksi langsung dengan Drenzig? Jika melihat untung dan rugi, mustahil mereka melakukan sesuatu yang merangsang kekaisaran dengan cara-cara yang dapat menimbulkan intervensi gereja bahkan jika mereka merupakan petinggi Kerajaan Arcadia."
Perkataan Light memiliki kebenaran. Meskipun mereka memusuhi kekaisaran, mustahil bagi para petinggi kerajaan menjadikan gereja sebagai musuh. Arcadia tidaklah memiliki kekuatan sebesar itu bahkan jika mereka mendapat dukungan dari kerajaan besar seperti Drenzig.
"Apa yang akan Anda lakukan, Tuan Muda?" Eld bertanya khawatir. Jika tidak mengambil tindakan lebih lanjut, bukan sesuatu yang tidak mungkin apabila House of Allain akan musnah bahkan pada saat Jade masih menjabat sebagai pemilik rumah.
"Tidak... tidak ada. Mustahil bagiku untuk melakukan apapun karena aku tidak memiliki pengaruh disana." Light menampakkan senyuman kekecewaan.
Meskipun begitu, Light menolak jika ia akan dikorbankan dengan sia-sia seperti ini. Mendengar apa yang telah dilakukan oleh musuh kepada para penduduk Wilayah Allain, hati Light terkoyak. Dia berusaha agar setidaknya dapat membuat orang-orangnya dapat hidup dengan aman sebelum dia mati.
Dua hari telah berlalu dan mereka tiba di benteng perbatasan sesuai prakiraan. Sejauh mata memandang, terdapat Sungai Rhine—sebuah sungai besar di sisi selatan benteng—serta dataran yang jauh membentang di sisi utaranya.
Lokasi benteng yang tidak strategis bagi kekaisaran seperti ini sejatinya karena Arcadia merupakan pemilik asli benteng, sebelum wilyah ini direbut oleh Corthia ratusan tahun yang lalu.
Berlatar hutan serta Pegunungan Rhine yang berbaris rapi di belakangnya, dataran tersebut seolah dibuat sebagai tempat yang cocok untuk tempat bertemunya pasukan.
Tentu, itu bukanlah tanah kosong tanpa apapun. Berisi beberapa perkebunan buah-buahan, sayur, serta lahan gandum, mungkin dapat dikatakan apabila keamanan daerah sekitar benteng sangat jauh lebih baik jika dibandingkan dengan desa-desa yang sedikit jauh berada di dalam pedalaman.
Pendahulu Count Allain benar-benar berniat untuk membuat lahan di sekitar benteng menjadi lebih produktif, dan hasilnya dapat dirasakan hingga saat ini.
Jauh dari apa yang Light bayangkan, meskipun itu benteng, keramaiannya akan kegiatan serta aktivitas ekonomi dapat disandingkan dengan sebuah kota pos. Keamanan yang terjamin karena persenjataan benteng, prajurit kekaisaran yang ditunjuk langsung untuk melindungi perbatasan atas yurisdiksi kepala ordo ksatria, semua kenyamanan itu membuat perekonomian sekitar benteng semakin berkembang pesat.
Namun, Light sedang menghadapi gelombang kemarahan dari perwakilan guild pedagang serta pemimpin garnisun yang memiliki kekuasaan penuh atas benteng dan daerah sekitarnya.
"Apa maksudmu kita harus membendung Sungai Rhine selama sebulan?!"
"Bocah, meskipun aku tahu kau merupakan pewaris Count, aku tidak akan membiarkanmu mengatakan omong kosong!"
Penolakan datang bertubi-tubi, baik itu dari para prajurit dan pejabat pemerintah. Meskipun perbatasan ini secara fakta diabaikan istana, mereka masihlah orang-orang yang berada di bawah keluarga kekaisaran secara langsung.
Light berwajah lurus, dia memutuskan untuk melontarkan kata-kata yang tidak mungkin untuk dipatahkan sembari mengeluarkan perkamen bertinta merah dengan segel sihir, "Sesuai dengan dekrit Yang Mulia Kaisar tertanggal 25 September 1162, Yang Mulia Kaisar memberikan mandat kepada Count Allain—yang mana diwakilkan olehku—untuk membendung serangan Arcadia dalam batas waktu yang tidak ditentukan."
Sesuai dengan artinya, itu menunjukkan Light adalah raja di tempat ini.
"Ada keberatan?"
"T—tidak..." Beberapa terdorong mundur, beberapa yang lain hanya dapat menelan ludah mereka. Hal ini alami, posisi Light memungkinkan untuk tidak hanya mengambil kepala mereka, tapi juga keluarga mereka dalam 3 generasi jika mereka memberontak.
"Lagipula, apakah kalian mengetahui bagaimana desa-desa kecil di selatan benteng saat ini?" Light bertanya tajam.
"Hah?! Memangnya apa yang terjadi? Aku tidak melihat keanehan apapun, kau dapat melihat semua transaksi sehari-hari mereka terjadi seperti biasa di benteng ini." Pria berpangkat paling tinggi berusaha untuk menyanggah apabila Light hendak mengajukan keluhan.
"Begitu, terima kasih, kata-katamu sudah cukup banyak bagiku." Light tahu, terdapat tiga kemungkinan arti dari kata-kata komandan tua itu.
Beberapa kemungkinan seperti adanya penyusupan mata-mata Arcadia atau Drenzig yang menyamar sebagai prajurit atau pejabat pemerintah dan memalsukan transaksi dalam laporan sehingga para petinggi benteng tidak merasakan keanehan apapun. Kemungkinan lain yaitu beberapa pejabat pemerintah di dalam benteng telah menerima suap untuk memalsukan laporan. Jika tidak, mungkin komandan tua di depan Light hanya berusaha menutupi ketidaktahuannya dengan melontarkan kebohongan.
Sangat nyaman bagi Light jika itu adalah kemungkinan terakhir, namun akan sangat berbahaya apabila kemungkinan pertama telah terjadi.
"Jika kau ingin mengetahui kebenarannya, pergilah menyusuri desa-desa di pedalaman hutan. Laporkan kepadaku apapun yang kau lihat di sana." Tidak membuang waktu, Light meninggalkan kantor dan memerintahkan para budaknya untuk membendung sungai. Perintah untuk meninggikan dasar sungai juga telah Allain berikan tepat saat hari dimana dia tiba di benteng perbatasan.
"Ah, benar." Light sejenak menghentikan langkah, tidak berbalik karena merasa itu hanya membuang waktu, "Aku mencabut semua otoritasmu di benteng ini, Jenderal Garnet. Dan juga, Kepala Guild..."
Pria tua yang menjabat sebagai kepala guild pedagang hanya dapat diam, menahan kekesalannya agar tidak tertampakkan.
"Kosongkan benteng ini dari semua golongan sipil dalam tiga hari, kau tidak ingin netralitas Guild Pedagang diragukan, bukan?"
"... Sesuai perintahmu, Jenderal." Kepala Guild menundukkan kepalanya dan melontarkan nada penuh hormat dengan sejenak penundaan. Bersikap merendah meski semua orang tahu jika dia sangat kesal.
Light melangkah keluar diikuti oleh para perwira tua bawahannya.
Pandangan penuh dendam, Garnet menggebrak meja dengan sangat keras. Ada perasaan takut, beberapa perwira muda terlihat gemetaran. Tidak pernah sekalipun para bawahan Garnet melihatnya berada dalam kemarahan.
Lihat saja, Bocah!
Kau pasti akan menyesal!
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
anggita
like 👍 aja thor. smoga sukses novelnya.
2022-12-03
1
Kerta Wijaya
🤟
2022-11-16
0
Ogeg iraeinn
sudah mulai masuk konflik aja nih chapter ke-3
2022-10-30
2