Aku bingung, benar-benar bingung seharusnya Rhea Salsabila Addison mati di novel tapi apa ini, dia mati tapi aku yang menempati raganya seharusnya tubuh ini mati diperkosa dan disiksa bukan mati terjatuh dari jurang.
Hufff aku pusing bener-bener pusing memikirkan alur cerita, dimana alur cerita ini aku harus apa ya tuhann!!.
Kepalaku pusing memikirkan semua ini. Oke Rhea kita catat apa yang harus kita lakukan disini.
Aku mulai berkutat dengan alat tulis ku, menulis apa saja alur dari cerita ini untuk keberlangsungan hidup.
Bersikap seperti Rhea asli.
Mencari dukungan agar tak cepat mati.
Kabur keluar Negri.
Ikuti alur novel.
Gak boleh opsi pertama, bersikap seperti Rhea asli? Itu gak mungkin aku dan Rhea Salsabila Addison berbeda, dia terlalu baik dan menjadi bodoh.
Opsi kedua sepertinya iya aku harus mencari dukungan teman atau sahabat yang akan membantuku dari kesusahan.
Opsi ketiga gak mungkin, itu hanya lari dari masalah bukan menyelesaikan masalah.
Terakhir opsi keempat, emm oke aku akan mengikuti alur novel ini dengan tambahan aku akan mencari dukungan.
Langkah pertama, ayo kita dekati kakak pemilik tubuh. Sebelum itu mari membersihkan diri, badan ku sudah lengket dari kemarin gak mandi iyuhh. Mungkin saat aku bangun dari kematian.
Langkah kaki ku mendekati kamar mandi dari setiap aku memandang semua berwarna pink aku curiga kamar mandinya juga akan warna pink.
Ku buka pintu kamar mandi ku seketika aku mematung, semua pink astaga!! Dari shower, tempat sabun bahkan bathtub pun berwarna ping bergambar kartun tikus.
"Ck ck ck berasa jadi dugong gue." Ucap ku melihat bathtub yang berbentuk seperti kerang.

Sudahlah mari kita mandi lalu bersiap siap mencari penunjang hidup.
15 menit aku menghabiskan waktu untuk mandi aku berjalan menuju walk in closed membukanya melihat banyaknya dress, aku yakin dress ini hanya terpakai sekali atau tak terpakai sama sekali.
Terus mencari pakaian yang sekiranya bisa aku pakai dengan nyaman aku hanya menemukan celana training, lalu bagaimana dengan baju.
"Berpikir ... berpikir Rhe ayo." Dengan ide cemerlang aku keluar dari kamar menuju kamar sebelah, dengan masih menggunakan bathtrob yang dalamnya sudah ku gunakan tangtop.
Setelah sampai aku mengetuk pintu, dan terdengar jawaban dari dalam. Pintu terbuka menampilkan wajah bantal pemuda tampan yang sedang menguap.
"Hoamm apa de?"tanyanya.
Tanpa menjawab aku langsung menerobos masuk kedalam kamar pemuda itu, ck apa semua laki-laki kamarnya bercat abu atau hitam, kamar ini lebih didominasi dengan warna abu ketara laki-laki sekali. Semua abu dari ranjang seprei, bantal, meja apa mungkin yang punya juga abu? Hehe becanda.
Aku melangkah menuju walk in closed pemuda tersebut. Banyak sekali kaos oblong dan kaos oversize semua hitam, kenapa laki-laki kaosnya kebanyakan warna hitam ya? Entahlah pertanyaaan yang tak bermutu.
Aku mengambilnya satu dan menuju kamar mandi, kamar itu mengganti bathtrob yang sudah terlapis tantop memakai kaos oversize itu dan melangkah keluar.
"Bang?"panggil ku membuat pemuda itu menoleh kearah ku dengan mata sayu menahan kantuk.
"Antar aku ke mall yuk."Aku duduk di sampingnya yang berbaring di ranjang, dia mungkin benar-benar masih mengantuk lihat matanya seperti terlem rekat.
"Mau ngapain?"tanyanya dengan menguap lebar.
"Bau jigong ihh,"canda ku tapi dia yang mendengarnya malah mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"HAH!" sentak nya menghembuskan napasnya dengan nada ngegas.
"Huekk anjir bau bener." Sebenarnya napasnya dia gak bau malah wangi mint.
"Wangi tau."Rutuknya dan aku menggeleng.
"Ayo sana mandi, antar aku kemall,"ucapku sambil mencubit-cubit lengannya yang kekar.
"Ngapain si ke mall? Mau beli apa emang?"dia bangun dan duduk disamping ku sambil menyenderkan kepalanya di bahuku. Sepertinya dia lelah sekali, sebenarnya aku tak tega melihatnya.
"Itu ... masa di lemari gak ada kaos malah semua dres, mau beli kaos sama box*r atau hotpant biar gampang."Afzal yang mendengar menjauhkan wajahnya yang semula bersandar di bahuku menjadi tegak dengan kernyitan di dahinya.
"Kaos? Box*er?"tanya nya.
"Ngapain, bukanya kamu gak suka pake yang kaya gitu. Dulu aja bilangnya kaya cowok pake kaos."
"Ya-kan itu dulu sekarang biar gampang, ah ayo pokoknya antar ya ya ya."
"lagian abang ku sayang abang ku malang box*er cewek juga ada,"ucapku memelas dengan puppy eyes.
"Abang mandi dulu."Ucapnya mengalah berjalan menjauhi ku yang duduk di ranjang menuju kamar mandi.
"Makasih abang, Rhea siap-siap dulu, oke?"ucapku dan dijawab anggukan oleh Afzal.
Aku berjalan menuju kamarku dan melihat mami berjalan mendekati ku.
"Sayang?"panggil mami aku menengok.
"Apa mi."
"Sarapan, tadi mami ke kamar kamu, kamu gak ada dimana tadi."
"Iya, di kamar abang mih nanti Rhea turun Rhea mau ganti baju dulu."Ucapku dan di angguki mami, kami berpisah menuju tempat tujuan kami masing. Sebelum pergi mami menyempatkan mengelus kepala ku lembut.
Wow jujur elusan lembut itu membuat ku candu, 16 tahun aku hidup mama tak pernah mengelus kepalaku eh pernah waktu bayi mungkin.
Maklum anak badung sepertiku malah lebih banyak di taboknya karena susah diatur, selain malas aku juga doyan habisin makan di rumah yang membuat mama selalu marah-marah.
Keseharian ku saat menjadi diriku asli aku mempunyai beberapa sifat yang tak patut dicontoh seperti; susah diomongin ya kalo diomongin aku malah mucu-mucu, ngemil banyak, ngehabisin masakan mama saat semua belum makan aku habisin semua hanya untuk ku, ngeledek adek sampai nangis kalo belum nangis belum puas jiwa ku ini dan terakhir malas, entah kenapa jiwa ini selalu malas untuk bergerak, mau ngecarger hp yang colokannya berada lima meter dari diriku duduk pun, harus menyuruh adek. Tapi mungkin disini aku akan mempunyai hobi baru yaitu malas-malasan, dari dulu aku ingin sekali malas-malasan tapi malas.
Oh ya aku dulu punya cita-cita untuk menyamar menjadi laki-laki. Kenapa? Aku mempunyai satu teman cewek yang bodohnya tuh keterlaluan sekali. Dia punya pacar tapi pacarnya gak modal dia selalu yang ngeluarin duit setiap jalan terlalu blaba untuk laki-laki, membiayai laki-laki itu, nah kenapa aku ada tujuan menyamar jadi laki-laki biar dibiayai hidup, canda.
Nih yah aku kasih tau seberapa kamu punya uang banyak jangan pernah ngeluarin duit untuk laki-laki, tapi sekali-kali boleh sering jangan jatohnya kamu malah bodoh, keenakan yang laki lah.
Selesai aku menganti baju dengan dress yang membuat tubuhku terlihat so seksi~ aku keluar guna menuju ruang makan untuk sarapan, sebenarnya agak terlambat sih soalnya ini sudah jam 10.
Aku sampai dimeja makan yang sepi karena mami dan papi mungkin sudah berangkat kerja. Papi adalah pengusaha yang sukses di indonesia bahkan namanya masuk deretan 100 orang terkaya menurut versi forbes, maka dari itu ia sibuk, sebenarnya papi itu mantan jendral TNI yang mengundurkan diri demi bisa bersama keluarga kecilnya dan jadilah pengusaha yang diwariskan eyang, widih warisan dapat banyak ya.
Sedangkan mami merupakan desainer yang namanya cukup terkenal bahkan Ivan gunawan pun kalah, maka dari itu mami sibuk, tapi mami papi akan meluangkan waktu buat keluarga kecilnya, di kamus mereka tidak ada kata lembur kecuali jika benar urgent, karena mereka lebih memilih keluarga kecilnya dari pada pekerjaannya.
Setelah aku selesai makan aku mendongak dan tersedak karena terkejut dengan abang yang tiba-tiba berada didepan ku.
Abang menyodorkan minuman kepada ku dan langsung aku tenggak habis, sumpah demi apa perih banget rasanya. Habis makan nasi goreng yang pedas dan tersedak rasanya ah mantap ...
"Ayo bang,"ucapku ketika melihat abang sudah selesai memakan makanannya.
"Pamit dulu sama mami papi,"ucapnya berdiri menjauh meja makan mendekati ruang keluarga.
"Emang mami papi gak berangkat?"tanyaku disela sela berjalan mengejar pria itu yang melangkah lebar.
Ck resiko jadi orang pendek ya gini satu langkah dari kaki jenjang mereka dua langkah dari kaki pendekku.
"Gak berangkat libur katanya,"ucapnya memasuki ruang keluarga yang sudah berada wanita paruh baya dan pria paruh baya itu yang sedang asik bermesraan.
"Mih!!" Panggilku ngegas saat melihat mereka akan berciu*man, astaga mata polosku kenapa melihat hal maksiat itu. Hikss dasar orang tua gak tau umur.
Abang hanya berdecak, sudah biasa melihat keromantisan mereka mungkin lah sedangkan aku seminggu aja belum aku disini harus disodorkan dengan keromantisan mereka.
Dua paruh baya itu tersentak dan menengok kebelakang karena posisi kami tepat berada dibelakang dua paruh baya itu. Mereka meringis dan menyengir kuda menatap ku.
"Loh kalian mau kemana?"tanya papi melihat ku rapi.
"Kemall." Jawabku dan duduk disamping mami, mami langsung mengelus kepalaku lembut.
"Mau ngapain?"tanya mami dan ku jawab dengan "mau numpang berak mi, ya mau ngapain lagi selain shoping, mami ada-ada aja tanyanya."Wah terlalu julid mulutku ini. Mami berdecak mendengar jawabanku.
Lalu papi menyodorkan kartu berwarna perak entah aku tak tau kartu apa itu, aku baru pertama kali melihatnya.
"Nih pake sepuasnya."Ucap papi dan aku paham kartu apa itu. Dengan jahil aku menolak.
"Jangan pi biar abang yang bayarin, tadi katanya abang mau bayarin belanjaannya Rhea apa pun itu, iya gak bang?"ucapku mengedipkan sebelah mataku.
Abang mendengus dan mengangguk sebagai jawaban. "abang duluan ke mobil aja," titah ku tanpa bertanya dia langsung keluar dari ruang keluarga setelah berpamitan.
Aku menengadahkan tangan kearah papi yang disambut kernyitan pria baya tersebut.
"Apa?"tanyanya.
"Kartu tadi, gak mungkin abang bayarin Rhea, abang miskin, Rhea mau belanja banyak soalnya, tadi Rhea cuma ngerjain abang aja pi."Jelas ku yang disambut kekehan mereka.
"Kebiasaan ih."menyodorkan kartu berwarna perak itu kepada ku sambil terkekeh, aku berpamitan tak lupa mencium pipi mereka berdua. Satu lagi kebiasaan untuk jalani saat ini mencium pipi mereka saat akan pergi.
...Di ketik : Pemalang, 7 Oktober 2022....
...Rilis : Hari ini, 23 September 2023...
...Revisi :2 Januari 2024...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Tuxepos Jasmine
slalu happy liat keluarga yg saling sayang ky gini dan ortu yg saling cinta
2024-02-13
0
Tuxepos Jasmine
hayooo semangat up nya kak💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟
2024-02-13
0
Îen
sukaaaaaa
2024-02-07
0