...Happy Reading...
Aku sudah sampai di kamar yang bernuansa ping, sungguh ini mengganggu mata ku. Bagaimana bisa semua yang berada di sini ping dari mulai ranjang, meja belajar, lemari, bahkan aku yakin semua pakaian yang ada di lemari kebanyakan ping.
Uhh, mataku benar-benar sakit melihatnya, bukan karena aku tak suka warna ping, tapi ini benar-benar berlebihan. Nanti akan ku ganti semua aku lebih suka warna hitam atau abu-abu.
Aku dituntun mami memasuki sebuah ruangan yang banyak sekali pakaian yang berwarna ping. Aku yakin ini yang biasa di sebut di novel lemarinya orang kaya, wal-waling ah entahlah apa itu namannya.
Mami mengambil sebuah piyama bermotif mickey mouse yang berwarna ping, serius? piyama siang bolong begini, mana warna ping lagi, jika boleh memilih aku lebih suka memakai kaos oblong dan box*er.
Aku memakai piyama itu dan melangkah menuju ranjang, berbaring sambil memikirkan siapa tubuh yang aku masuki.
"Sayang, tunggu sini ya, mami ambil minuman buat kamu."Ucap mami dan pergi keluar menuju dapur.
Tak lama pintu terbuka lagi menampilkan wanita cantik dengan memakai snalli yang melekat ditubuhnya.
Dokter itu mengeluarkan stetoskop dari tasnya dan memeriksaku.
Ceklek
Tapi, sebelum itu mami memasuki kamarku dan dua orang berada di belakangnya, papi dan juga seorang pemuda yang belum aku ketahui namanya.
Dokter siap untuk memeriksaku dari mulai memeriksa mataku sampai bertanya-tanya yang tengah aku rasakan saat ini.
"Kalo ada bagian badan kamu yang sakit katakan ya, biar saya tau lebih spesifikasi bagian mana saja yang mengalami sakit-sakit."Ucap dokter dan aku mengangguk sebagai jawabannya.
"Baik mata bagus, tidak ada masalah, jantungnya juga normal, apa yang kamu rasakan?"tanyanya menekan pinggangku.
"Gak ada dok."Jawab ku menggeleng, dan melihat dokter itu tersenyum lalu membereskan alat-alat yang tadi untuk memeriksaku.
"Saya belum pernah menemui kasus yang seperti anak anda tuan, seharusnya setelah sadar Rhea mengalami rasa sakit di bagian tertentu dari luar maupun dalam tubuhnya, mengingat sebelumnya Rhea terjatuh dari jurang. Bahkan, Rhea dikatakan meninggal dan hidup kembali, ini keajaiban." Ucapan dokter Irene membuat ku menegang seketika, apa? Jurang. Trus gak ada rasa sakit yang aku rasakan saat ini, seharusnya aku merasakan sakit entah apa itu paling tidak seperti patah tulang.
"Tapi untuk mengetahui apa' kah ada luka dalam. Rhea harus datang ke rumah sakit untuk pengecekan menyeluruh."
Aku hanya mendengar sambil memikirkan siapa aku sebenarnya. Lalu bagaimana dengan tubuh ku yang asli, karena aku yakin ini bukan tubuhku. Mengingat tempat ini berbeda dari rumahku.
"Baik nanti Rhea akan ke rumah sakit untuk pengecekan menyeluruh."Kata pria paruh baya yang tampak masih muda itu dengan mengelus rambutku sayang.
"Baik, kalo begitu saya pamit kembali tuan, nyonya."Ucap dokter Irene.
"Baik, terimakasih dokter, mari saya antar."Pria baya itu keluar dari kamar ku, sekarang dikamar ping ini hanya ada aku, wanita paruh baya yang tampak masih cantik, dan laki-laki muda yang tengah memainkan ponselnya di sofa kamar ping ini.
"Mi? Abang mau ke kamar ya?" Ucap nya dan berlalu dari kamar ku, ya bisa dibilang ini kamarku karena sekarang badan ini telah terisi oleh jiwaku kan?.
Hening melanda, aku memperhatikan wanita paruh baya itu yang sedang fokus dengan ponselnya, aku ingin bertanya tapi aku ragu, aku benar-benar ragu. Astaga ayo bantu lah diriku.
"Ehm, mi?"panggilku dan wanita paruh baya itu langsung mengalihkan tatapannya dari ponselnya, menjadi mengarah ku.
"Mi, Rhea boleh tanya? Nama panjang Rhea siapa?"ucapku membuat badan wanita itu menegang bisa aku lihat matanya sudah akan menangis lagi.
"Rhe-Rhea gak tau Rhea siapa nak?"tanyanya dan aku menggeleng membuat air mata wanita paruh baya itu jatuh membasahi wajah ayunya.
Aku gelagapan, ya ampun! Rhe lo berdosa banget ngebuat orang tua nangis. Aku cepat-cepat menjawab.
"Mi, maaf Rhea agak lupa, soalnya kayanya ada beberpa memori yang Rhea gak inget termasuk tentang kenapa Rhea bisa jatuh dari jurang."Ucapku membuat wanita itu langsung memeluku erat. Hangat, itulah yang aku rasakan, sama seperti pelukan bunda. Ahh aku jadi gak rela mati di tangan perampok.
"Nanti kita kerumah sakit ya? Coba periksa keadaan Rhea lagi." Wanita paruh baya itu mengelus lembut rambutku sayang.
"Gak usah mi, Rhea udah gak kenapa-napa ko, udah sehat. Tapi mami ceritain tentang Rhea ya? agak lupa soalnya." Wanita paruh baya itu mengangguk. Sebelum memulai cerita wanita itu menghela napas panjang guna menenangkan jantungnya.
"Rhea adalah anak mami sama papi, nama papi adalah Ilyasa Alif Addison dan mami Ayana Maher Addison, kamu punya kakak yang bernama Afzal Lesmana Addison, dan nama kamu Rhea Salsabila Addison." Penjelasan mami membuat tubuhku menegang, ba-bagaimana bisa Rhea Salsabila Addison tokoh novel yang meningal karena menyelamatkan protagonis perempuan dari penculikan dan mengakibatkan dia mati dengan keadaan mengenaskan, di perkosa dan disiksa sebelum meninggal bahkan dalam pelarian saat penculik dikejar oleh kakaknya dan teman kakaknya, sang penculik seperti belum puas menyiksa Rhea dan memotong salah satu tangan gadis itu.
"Trus kenapa bisa Rhea jatuh dari jurang?"tanyaku memastikan, sudah berada di alur mana novel ini berjalan karena setahuku tidak ada adegan dimana Rhea jatuh dari jurang.
"Huff, ini yang terkadang membuat mami gak suka dengan sikap baik anak mami, bukan mami larang Rhea berbuat baik, tapi Rhea kalo ngelakuin hal baik pasti pada akhirnya Rhea sendiri yang sakit, buktinya sekarang! Rhea jatuh dari jurang karena Rhea dikejar-kejar dengan penculik, awalnya Rhea mau nolongin Elvina'kan dari penculikan? Tapi Rhea malah ketahuan, untungnya kamu udah telfon abang dulu sebelum kamu jatuh dari jurang, jadi Elvina ketemu dan kamu juga di temukan walau dalam keadaan tak bernyawa," menghela napas.
"Tapi mami seneng, anak mami Rhea hidup lagi. Mami gak tau hidup mami kaya apa setelah mami kehilangan satu kebahagiaan mami, selama ini mami selalu mewanti-wanti Rhea agar gak terlalu baik sama orang karena ini alasannya, mami takut malah Rhea dimanfaatin, dan kaya gini, malah terjadi sesuatu sama Rhea, mami harap ini jadi pembelajaran buat Rhea agar berfikir dua kali dalam mengambil keputusan, mami takut Rhea kaya dulu lagi sayang."Ucapnya sesenggukan, aku benar-benar tak tega melihatnya. Aku merentangkan tangan pertanda aku siap memeluk mami.
Mami langsung mendekap ku erat dan terisak di bahuku sambil mengucapkan syukur melihatku kembali hidup, ya walau anaknya sudah meninggal, tapi bolehkan aku menganggapnya sebagai keluargaku sendiri?.
"Maafin Rhea mi, Rhea janji ini yang terakhir sebelum Rhea mengambil keputusan, Rhea akan pikirin dua kali lagi."ucap ku yang mengelus-elus pundak mami, mami semakin mengeratkan pelukannya.
...-FYT-...
Sedangkan di tempat lain, di balik pintu pria paruh baya itu mendengar semua yang di bicarakan sang istri dan juga putrinya. Dia sangat menyayangi keluarga kecilnya, tak siap untuk kehilangan salah satu dari mereka, jika sang istri menangisi anaknya yang meninggal berbeda dengannya yang terlihat baik-baik saja padahal dia paling sedih, harta kecilnya, putri kecilnya, malaikat kecilnya, kebahagiaanya, harus meninggal karena kebaikan dari gadis itu sendiri.
Sepertinya ungkapan tuhan maha adil itu salah, buktinya putrinya mencoba berbuat baik malah dia yang terkena hal buruk, cukup dulu putrinya merasa sakit, tidak dengan sekarang ia akan benar-benar menjaga keluarga kecilnya agar hal seperti ini tak terjadi lagi.
...Di ketik : 06 Oktober 2022...
Vote, komen dan juga Like, jangan lupa juga follow akun Author dan juga sosial media author ig : maerysha_saa
follow ya nanti aku follback, DM langsung.
See you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Tuxepos Jasmine
semangat up....sampe tamat ka😁😁😁😁😁😁😁😁
2024-02-13
0
Tuxepos Jasmine
serba salah yahh.....terlalu baik jg kadang suka di manfaatin org lain...jd gmn dong yg bener?????bingung😥😥😥😥😥
2024-02-13
0
Îen
serius ini novel di tulis dr tahun 2022 dan 2024 msh on going???😮😮😮😮😮
2024-02-07
0