MT part 3

Pukul setengah lima dini hari Nessa terbangun lantaran alarmnya terus berbunyi. Dengan malas gadis itu beranjak bangun lalu memasuki kamar mandinya untuk bersih-bersih.

Tepat saat sudah berpakaian lengkap, pintu kamarnya diketuk. Nessa segera membukakan pintu kamarnya.

"Ayo, Sayang!" ujar Mami Hana menyeru lengkap dengan mukenanya.

"Bentar, Mi. Nessa ambil mukena dulu di dalam."

Mami Hanya mengangguk dan menunggu Nessa di luar kamar.

"Yuk, Mi! Papi?"

"Papi udah nungguin dari tadi." jawab Mami Hana membuat Nessa manggut-manggut.

Singkat cerita, kini anggota keluarga itu sudah selesai beribadah. Dan sekarang masih belum beranjak sama sekali dari tempatnya.

"Sekolah gimana?" tanya Papi Ibra.

"Alhamdulillah lancar, Pi."

"Bentar lagi mau semester 2. Kamu harus belajar yang giat ya? Nanti kalau udah lulus mau lanjut ke mana?"

"Mmm... belum tau, Pi. Nessa pikir-pikir dulu deh."

Tiba-tiba Mami Hana mengusap kepalanya yang masih terbalut mukena.

"Belajar yang giat, tingkatkan prestasinya, ingat... Mami sama Papi selalu mendukung keputusan kamu. Kalau nanti lanjut pendidikan di negeri orang, ingat pesan Mami Papi ya? Jaga sikap, jaga sifat, ingat kami yang selalu menunggu. Mami Papi gak berharap kamu mengikutinya jejak kami, itu semua ada di kamu, Sayang."

Mata Nessa sudah berkaca-kaca. Sungguh. Orang tuanya tidak memaksakan kehendak mereka.

"Pasti, Mi, Pi. Nessa selalu ingat pesan Mami Papi. Terima kasih udah jadi orang tua yang baik, bertanggungjawab, serta sayang sama Nessa. Nessa beruntung banget punya orang tua seperti Mami Papi."

"Sama-sama, Sayang. Kami sebagai orang tua juga beruntung memiliki anak seperti kamu. Maaf kalau kami belum bisa menjadi orang tua seperti yang kamu inginkan."

Nessa menggelengkan kepala, lalu tanpa aba-aba langsung memeluk Maminya dan diikuti Papinya yang selalu menjadi tameng bagi keduanya.

"Sssttss! Jangan nangis lagi, Sayang. Sekarang siap-siap ya? Kan mau sekolah, Mami sama Papi juga harus kerja."

Nessa melepaskan pelukannya lalu menyeka air matanya. Kemudian mengangguk.

🌼🌼🌼

Pagi hari seperti biasa, kali ini Nessa dijemput oleh Vella.

"Semangat belajarnya ya?"

Nessa mengangguk kepalanya mendengar perkataan orang tuanya.

Gadis itu langsung keluar menemui Vella yang menjemputnya.

"Sorry, lama." ucap Nessa. Vella hanya mengangguk sambil menyodorkan helm kepada Nessa. Keduanya segera berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, Vella langsung memarkirkan motornya.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas.

"Eh ya! Semalam lo liat kan di grup kelas? Katanya Pak Santo udah diganti dengan guru baru, apa mungkin guru baru itu ya?" tebak Vella yang hanya dibalas gedikan bahu Nessa. Pak Santo adalah guru yang mengajar mata pelajaran agama.

"Kalau iya ya terima aja sih. Kasian tau ga, semuanya pada ngejelekin." balas Nessa.

"Gue enggak ya. Mereka aja tuh, emang ya kalo mulut tuh gak bisa direm."

Sesampainya di kelas, mereka sudah melihat kehebohan teman-temannya yang lain. Sudah jelas mereka membicarakan tentang guru baru yang akan mengajar mereka itu. Bagi siswa yang nakal, terlihat mereka seperti merencakan sesuatu.

Tringgggggg

Bel masuk berbunyi. Kelas pun tidak seribut tadi, hanya ada suara beberapa siswa-siswi yang terlihat berdiskusi entah apa itu.

Jam pelajaran pertama dan kedua mereka lewati dengan aman, dan lanjut ke jam pelajaran keempat dengan mata pelajaran agama islam.

Vella yang tidak berkepentingan diperbolehkan keluar kelas, namun rupanya gadis itu memilih berada di dalam sembari berleha-leha alias tertidur.

"Assalamu'alaikum."

Seketika ruangan kelas itu sunyi. Tidak ada yang berani bersuara, lebih tepatnya mereka tercengang melihat guru yang masuk tersebut.

Sesaat kemudian, ribut pun dimulai.

"Ekhem... Assalam'alaikum semuanya. Perkenalkan saya guru agama Islam yang baru yang akan mengajar di kelas 12 ini. Nama saya Dimas Endi Rey. Kalian boleh panggil saya Pak Endi."

"Di pertemuan pertama ini, saya tidak akan langsung mengajar. Namun, saya akan mengajak kalian berkenalan terlebih dahulu dan mungkin nanti ada yang ingin bertanya."

"Baiklah saya akan mengabsen satu per satu siswa-siswi di kelas ini."

"Andika Saputra!"

"Saya."

"Amira!"

"Saya."

"Cinta Kumayanti."

"Saya, Pak."

Setelah beberapa nama disebutkan kini giliran absen Nessa.

"Nessa Ibrahim Halana."

"Hadir, Pak." jawab Nessa mengangkat tangannya.

"Vella Trialuvitaa."

"Hadir."

"Kamu non-Islam?"

Vella hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya satu per satu nama sudah disebutkan.

"Baiklah. Mungkin ada yang ingin ditanyakan dari saya?"

"Pak, Pak. Bapak kok mirip Kakek saya yang pake kacamata?"

"Rambut bapak kok lucu ya."

"Hahaa iya tuh, rambutnya kayak Kakek Kakek yang biasa nyisirin cucunya."

"Ehh! Eh. Sepatunya juga kegedean, an*jir. Haha."

Masih banyak macamnya terdengar ditelinga Nessa.

Sedangkan yang diejek tersebut hanya tersenyum menanggapi sambil membetulkan letak kacamatanya yang terlihat kebesaran, sangat tidak cocok untuk ukuran matanya. Memakai baju yang kebesaran, celana bahan kebesaran, sepatu kebesaran. Dan rambutnya yang di sisir begitu rapi menyerupai seperti anak-anak. Pantas saja siswa-siswi satu sekolah menjelekkannya.

"Ekhem. Mungkin itu sudah cukup ya perkenalan kita. Baiklah, silahkan kalian buka saja buku halaman 34 dan buat rangkuman beserta tulisan arabnya. Dari halaman 34-50 ya? Nanti selesai istirahat harus sudah ada di meja saya."

"Gila! Katanya belum masuk materi! Mana banyak banget lagi."

"Dih! Guru cupu!"

"An*jing lah! Gak mau ngerjain gue. Ngapain juga dikerjain ntar ujung-ujungnya juga gak bakalan dinilai. Mending ngegame ya gak ya?"

"Wah! Iya. Boleh tuh idenya."

Masih banyak lagi.

Yang tidak mengejek hanya ada beberapa termasuk Nessa dan Vella.

Sementara itu, Nessa terlihat iba. Ingin membela tapi percuma. Dapat Nessa lihat raut wajah Dimas Endi Rey yang jadi guru mata pelajaran agama Islam tersebut. Wajahnya tersenyum, namun Nessa tau dibalik senyumnya itu menahan seribu amarah, sabar, dan campur aduk.

Nessa menoleh ke belakang di mana Vella juga melihat dirinya. Seakan tau, Nessa kembali ke posisinya dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan. Dari halaman 34-50 bukan? Dan itu hanya meringkas bukan mencatat semuanya, bahkan kalau diringkas terlihat sedikit bagi yang pandai mengambil bagian-bagian inti dari materi tersebut.

Nessa tampak fokus dengan tugasnya. Tersisa dua jam pelajaran lagi dan Nessa yakin tugas itu akan selesai. Gadis itu tidak mengeluh.

"Alhamdulillah." ujarnya lega karena tugas itu selesai. Nessa meregangkan jari-jarinya yang terasa pegal. Dan kebetulan saat itu juga bel istirahat berbunyi dan jam pelajaran pun usai.

"Baik anak-anak. Tugasnya silahkan dikumpulkan."

Nessa menoleh ke arah teman-temannya yang terlihat acuh. Dan menoleh ke arah teman perempuannya yang satu server dengan dirinya. Mereka mengangguk dan bangkit dari duduknya sambil membawa buku tugasnya.

"Tugas Amira, Pak!"

"Fitri, Pak."

"Cinta."

"Tugas saya, Nessa, Pak." ujar Nessa memberikan buku tugasnya.

Hanya ada tujuh. Ya, tujuh. Tujuh orang yang hanya mengerjakan tugas dari jumlah 36 siswa. Sangat wow bukan?

"Baiklah. Silahkan istirahat!"

Dan kelas pun kosong. Hanya menyisakan Pak Endi, Nessa, Vella, dan tiga orang lainnya.

"Kamu!" tunjuk Pak Endi ke arah Nessa.

"Saya, Pak?" tanya Nessa kebingungan.

"Iya, bisa tolong bawakan tugas temannya ke meja saya?" pinta Pak Endi yang sudah repot membawa barang-barangnya.

"Baik, Pak."

"Vell, ayok!" bisik Nessa masih terdengar.

"Hah! Paan?" bel Vella.

"Ck! Temenin! Kita langsung ke kantin. Ayok cepetan!"

"Haha. Oke oke." balas Vella dengan cepat bangkit.

Keduanya pun keluar dari kelas dengan Nessa membawa buku tugas dan disampingnya ada Vella sementara Pak Endi berjalan di depann.

"Psttt! Beneran ini lo disuruh?" bisik Vella pelan.

Nessa hanya mengangguk tanpa suara.

"Kebangetan banget mereka." geram Vella ikut merasakan sedih.

Nessa hanya diam tidak menanggapi.

"Pak Endi!" panggil Vella tiba-tiba membuat sang pemilik nama langsung berhenti mendadak.

Duk

"Aduh!"

Terpopuler

Comments

Aℓιѕуα Ƶαναηуα

Aℓιѕуα Ƶαναηуα

pertanyaannya kebanyakan unfaedah semua🤣

2022-10-30

1

ᖴαуѕнα

ᖴαуѕнα

Nessa beruntung punya keluarga yg harmonis

2022-10-30

1

Zhou Zhi lou

Zhou Zhi lou

bersyukur sekali punya orang tua yang pengertian walaupun sibuk tapi masih menyempatkan waktunya untuk Nessa

2022-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 MT part 1
2 MT part 2
3 MT part 3
4 MT part 4
5 MT part 5
6 MT part 6
7 MT part 7
8 MT part 8
9 MT part 9
10 MT part 10
11 MT part 11
12 MT part 12
13 MT part 13
14 MT part 14
15 MT part 15
16 MT part 16
17 MT part 17
18 MT part 18
19 MT part 19
20 MT part 20
21 MT part 21
22 MT part 22
23 MT part 23
24 MT part 24
25 MT part 25
26 MT part 26
27 MT part 27
28 MT part 28
29 MT part 29
30 MT part 30
31 MT part 31
32 MT part 32
33 MT part 33
34 MT part 34
35 MT part 35
36 MT part 36
37 MT part 37
38 MT part 38
39 MT part 39
40 MT part 40
41 MT part 41
42 MT part 42
43 MT part 43
44 MT part 44
45 MT part 45
46 MT part 46
47 MT part 47
48 MT part 48
49 MT part 49
50 MT part 50
51 MT part 51
52 MT part 52
53 MT part 53
54 MT part 54
55 MT part 55
56 MT part 56
57 MT part 57
58 MT part 58
59 MT part 59
60 MT part 60
61 MT part 61
62 MT part 62
63 MT part 63
64 MT part 64
65 MT part 65
66 MT part 66
67 MT part 67
68 MT part 68
69 MT part 69
70 MT part 70
71 MT part 71
72 (Melody) Terjerat Pesona Dokter Tampan
73 MT part 72
74 MT part 73
75 MT part 74
76 MT part 75
77 MT part 76
78 MT part 77
79 MT part 78
80 MT part 79
81 MT part 80
82 MT part 81
83 MT part 82
84 MT part 83
85 MT part 84
86 MT part 85 (Tamat)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
MT part 1
2
MT part 2
3
MT part 3
4
MT part 4
5
MT part 5
6
MT part 6
7
MT part 7
8
MT part 8
9
MT part 9
10
MT part 10
11
MT part 11
12
MT part 12
13
MT part 13
14
MT part 14
15
MT part 15
16
MT part 16
17
MT part 17
18
MT part 18
19
MT part 19
20
MT part 20
21
MT part 21
22
MT part 22
23
MT part 23
24
MT part 24
25
MT part 25
26
MT part 26
27
MT part 27
28
MT part 28
29
MT part 29
30
MT part 30
31
MT part 31
32
MT part 32
33
MT part 33
34
MT part 34
35
MT part 35
36
MT part 36
37
MT part 37
38
MT part 38
39
MT part 39
40
MT part 40
41
MT part 41
42
MT part 42
43
MT part 43
44
MT part 44
45
MT part 45
46
MT part 46
47
MT part 47
48
MT part 48
49
MT part 49
50
MT part 50
51
MT part 51
52
MT part 52
53
MT part 53
54
MT part 54
55
MT part 55
56
MT part 56
57
MT part 57
58
MT part 58
59
MT part 59
60
MT part 60
61
MT part 61
62
MT part 62
63
MT part 63
64
MT part 64
65
MT part 65
66
MT part 66
67
MT part 67
68
MT part 68
69
MT part 69
70
MT part 70
71
MT part 71
72
(Melody) Terjerat Pesona Dokter Tampan
73
MT part 72
74
MT part 73
75
MT part 74
76
MT part 75
77
MT part 76
78
MT part 77
79
MT part 78
80
MT part 79
81
MT part 80
82
MT part 81
83
MT part 82
84
MT part 83
85
MT part 84
86
MT part 85 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!