Sepulang sekolah Nessa dan Vella langsung pulang dengan Nessa yang menyetir motor. Ya, keduanya selalu berangkat dan pulang bersama. Kadang mereka gantian, kadang menggunakan motor Nessa dan kadang menggunakan motor Vella.
Untuk Nessa dan Vella keduanya sudah akrab bahkan dengan kedua orang taunya masing-masing. Orang tua mereka tidak mempermasalahkan dengan hubungan persahabatan keduanya meskipun beda keyakinan. Asal jangan menyimpang dari ajarannya saja.
Kali ini menggunakan motor Nessa. Gadis itu pun langsung mengantarkan Vella ke rumahnya.
"Titip salam sama Om dan Tante ya? Gue langsung pulang." ujar Nessa tanpa turun dari motornya.
"Yahhh, gak mampir dulu, Nes?" tawar Vella dengan nada sedih.
"Kapan-kapan aja ya? Jangan sedih gitu dong, nanti bisa lah nelfon, gampang kok."
"Hmmm, ya udah deh. Lo hati-hati ya, Nes."
"Sip. Bye, Vell."
"Ho'oh." balas Vella melambaikan kecil tangannya menatap kepergian Nessa.
Sementara itu, Nessa sudah sampai di rumahnya 5 menit yang lalu. Gadis itu langsung masuk ke rumahnya yang masih dalam keadaan sepi karena keduanya orang tuanya sedang bekerja dan akan pulang sore harinya.
Nessa adalah anak tunggal. Keduanya orang tuanya adalah pembisnis, jadi sewaktu Nessa pulang, rumah dalam keadaan sepi. Hanya ada pembantu di rumahnya saja. Meskipun sibuk, Nessa tidak kekurangan kasih sayang, ia pun harap maklum dengan kesibukan orang tuanya. Malamnya mereka tidak pernah absen untuk selalu bercengkrama bercerita tentang hari-harinya.
"Sudah pulang, Non?" tanya Mbok Eli menyambut kedatangan anak majikannya.
Nessa hanya mengangguk lalu melempar tasnya di atas sofa lalu menjatuhkan bobot tubuhnya.
"Capek ya, Non?" tanya Mbok Jum perhatian, mengambil tas Nessa yang tergeletak di atas sofa.
Nessa tidak menjawab, melainkan hanya bergumam saja. Sesaat ia langsung bangkit membuat Mbok Jum sedikit kaget sampai-sampai mengelus dada.
"Eh! Maaf, Mbok. Mbok jadi kaget, hehe." ujar Nessa menyengir.
"Si Enon teh kenapa? Untung Mbok gak jantungan."
"Jangan dong, Mbok. Nanti yang nemenin Nessa siapa kalau Mbok sakit? Eh ya, Mbok. Bisa bikinin Nessa minuman gak? Yang seger-seger gitu." pinta Nessa.
"Bisa atuh, Non. Bentar ya Mbok bikinin dulu. Non masuk kamar dulu atuh, bersih-bersih trus nanti langsung turun ke bawah."
"Yoi, Mbok. Kalau gitu Nessa ke atas dulu ya siap-siap. Nanti Nessa mau ke kantor Papa." ujarnya langsung ke kamar, tidak lupa membawa tas miliknya.
Kini Nessa sudah rapi dengan rok plisketnya serta baju panjang dan jilbab instannya. Gadis itu langsung turun ke bawah untuk menemui Mbok Jum yang sedang membuatkannya minuman.
Sesampainya di bawah, minuman permintaannya tadi sudah siap.
"Makan dulu, Non? Mau ke kantor Tuan kan?" tanya Mbok Jum.
"Iya. Makannya nanti aja, Mbok. Sekarang Nessa langsung berangkat aja ya?"
"Berangkat sendiri, Non?"
"Nessa naik taksi aja, Mbok. Lagi males nyetir motor, hehe." jawabnya menyengir.
"Ya udah. Hati-hati ya, Non. Bilangin ke supirnya bawa mobilnya jangan kenceng-kenceng."
"Bisa aja si Mbok. Nessa pamit ya, Mbok. Assalamu'alaikum."
Nessa langsung keluar dari pekarangan rumahnya sambil berdiri di sisi jalan yang terhindar dari matahari sambil menunggu taksi pesanannya tadi. Tidak lama taksi itu berhenti tepat di sampingnya. Nessa segera masuk dan memberitahu arah tujuannya.
"PT Jaya Corp ya, Pak!" ucap Nessa tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Siap, Non."
🌼🌼🌼
"Makasih, Pak." ucap Nessa sambil memberikan lembaran uang berwarna biru.
Gadis itu berdiri tepat di gedung pencakar langit. Terpampang spanduk nama perusahaan tersebut membuatnya tersenyum tipis. Tanpa ragu ia melangkahkan kakinya masuk ke area perkantoran.
"Siang, Mbak." sapa Nessa di bagian resepsionis.
"Siang, Nona."
"Papi ada di atas?" tanya Nessa meneliti.
"Ada, silahkan langsung saja ke atas, Nona. Hati-hati ya?"
Nessa hanya tersenyum menganggukkan kepalanya. Gadis itu langsung melangkahkan kakinya ke arah lift dan langsung menekan tombol lift menuju lantai atas.
Nessa tersenyum membalas sapaan dari karyawan kantor tersebut karena ia menaiki lift umum jadi berbarengan dengan yang lainnya.
Ting
Pintu lift terbuka, Nessa segera melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan di mana tertulis ruangan CEO di sana.
"Siang Ibu Hana, Bapak Ibrahimnya ada?" tanya Nessa menahan senyum saat berhadapan dengan sekretaris Papinya, begitu juga dengan perempuan tersebut menahan senyum.
"Ada, silahkan masuk Nona Nessa Ibrahim Halana."
Nessa cekikikan menahan tawa, sebelum masuk ia masih sempat mencium kilat pipi perempuan itu.
"Ya ampun, punya anak gadis gini amat." lirih Hana pelan sambil menahan senyum.
"Ibrahim Wijaya, di mana kamu?" ujar Nessa tertawa sambil celingukan.
"Astaga! Mau durhaka sama Papi, hah!?"
Sontak hal itu membuat tawa Nessa pecah. Secepat kilat ia mencium pipi Papinya untuk meredakan kekesalan pria tersebut.
"Hehe, becanda, Papi."
"Untung anak sendiri. Kalau anak orang mah udah Papi ikat kamu di tower."
"Ish! Kejamnya sama anak sendiri. Mana mungkin Papi berani, Nessa kan anak Papi satu-satunya." balasnya pede sekali.
"Ck! Iya, iya. Ngapain ke kantor Papi? Pasti ada maunya kan?" selidik Ibrahim dengan mata menyipit.
"Tuh! Gak boleh suudzon sama anak sendiri. Orang Nessa mau jenguk Papi sama Mami kok."
"Ya ya ya. Mami kamu mana?" tanya Ibrahim dengan nada pelan.
"Ada tuh di depan. Lagi jagain ruangan Bapak Ibrahim. Saking cintanya sampai-sampai sekretaris aja istri sendiri." sindir Nessa benar adanya.
"Biarin. Iri ya?" ledek Ibrahim menyombongkan dirinya.
"Iri? Kurang kerjaan banget boss. Nih ya Nessa kasih tau, di dunia ini tuh masih banyak ya pasangan yang lainnya. Ya kali aku iri sama Bapak Ibrahim dan Ibu Hana."
"Hust! Jangan kenceng-kenceng, nanti Mami kamu ngamuk." bisik Ibrahim.
"Oooo Ibu Hana beruntungnya kamu mendapatkan suami sesempurna Bapak Ibrahim." teriak Nessa dengan nadanya yang seketika membuat pintu ruangan tersebut terbuka.
"Nessa Sayang, jangan gangguin Papi kerja, Nak." ujar Maminya yang berdiri di ambang pintu. Nessa hanya menyengir dan saat itu juga ia kabur dari ruangan Papinya.
"Mi, Nessa laper." adu gadis itu memegang perutnya.
"Ya ampun, emang tadi di rumah gak makan? Mbok Jum gak masak?" tanya Hana.
Nessa menggelengkan kepalanya. "Tadi udah ditawarin makan kok sama Mbok, tapi Nessa pengen makan bareng Mami Papi. Ke restoran langganan Nessa tuh, Mi."
"Kasian kesayangan Mami. Ya udah, tunggu bentar lagi ya? Masih bisa ditahan kan lapernya?"
Gadis itu mengangguk.
"Tunggu ya, Sayang. Bentar lagi kerjaan Papi kelar kok." ucap Hana sambil mengelus kepala Nessa yang tertutupi jilbabnya yang warnanya hampir sama dengan jilbab yang ia kenakan.
🌼🌼🌼
Nessa menyantap makanannya dengan begitu lahap. Di sisinya ada Mami dan Papinya yang setia menemani.
"Mami, Papi, makanannya kok gak diabisin?" tanya Nessa.
"Mami sama Papi udah kenyang, Sayang. Kamu makan aja yang lahap, nanti kalau kurang bilang ya?"
Nessa hanya mengangguk. Segera ia menghabiskan makanannya karena ingin cepat pulang ke rumah.
🌼🌼🌼
Jangan lupa tinggalkan jejak😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Aℓιѕуα Ƶαναηуα
astaga, manggil nama papinya gk ada embel² bener² deh si Nessa😂
2022-10-30
0
ᖴαуѕнα
maminya jadi sekretaris papinya gitu🤔
2022-10-30
0
Zhou Zhi lou
Astaga ada2 saja panggilan Nessa ke ortunya untung ortunya paham kalau cuma becanda
2022-10-30
1