My Teacher

My Teacher

MT part 1

Tringggggg

Bel berbunyi dengan begitu nyaringnya membuat sebagian siswa-siswi menutup telinga lantaran merasa telinganya berdengung. Sebagian ada yang mengumpat, kenapa bel sekolah yang menggunakan toa itu begitu memekakkan telinga.

Banyak anak-anak berhamburan masuk ke kelasnya dan bahkan ada yang masih asik nongkrong di kantin.

Namun beda lagi dengan siswi yang satu ini, lima menit sebelum bel berbunyi ia bahkan sudah stay di tempat duduknya.

"Woi, Nes. Lo tau gak?" tanya gadis yang tidak mengenakan hijabnya karena dirinya non-muslim.

"Gak tau. Kan lo belum cerita." jawab Nessa si gadis kalem di kelas itu. Kalemnya kadang-kadang sih, wkwk. Kedekatan keduanya tidak diragukan lagi meskipun beda keyakinan tetapi mereka tetap akur dan menghargai satu sama lain.

"Ck! Si ogep, ini gua mau cerita, nyet. Astaghfirullah, maaf bestie toxic gue kelepasan."

"Dih! Astaghfirullah?" sindir Nessa menahan senyum. Kadang temannya itu suka lupa, mungkin karena kebanyakan bergaul dengannya ataukah faktor lainnya.

"Astaga, maaf. Aduh! Nih mulut suka ember. Lama-lama nanti jadi mualaf nih gue." ujarnya tanpa sadar.

"Emangnya udah siap?" tanya Nessa mengerling.

"Hehe, belum. Butuh kemantapan hati, jiwa, dan raga, bestie, dan tentunya restu orang tua."

"Nah tuh tau. Sekarang lo mau cerita apaan?" tanya Nessa yang sudah kembali ke topik awal.

"Oh iya. Untung lo ingetin. Nih ya, lo denger gosip gak?" Nessa menggelengkan kepalanya.

"Ck! Kudet lo mah. Nih ya gue kasih tau, tadi tuh ya gue liat guru, itu guru baru kayaknya soalnya gue baru liat. Temen-temen yang lain pada bilang gitu sih. Dan lo tau gak?" lagi-lagi Vella menggantungkan kalimatnya membuat Nessa ingin sekali menabok kepada sahabatnya itu.

Nessa mendengkus sambil memandang sinis.

"Hehe, nih gue lanjut. Tuh guru cupu deh, pake kacamata, rambutnya rapi pake bangettt, trus ya mukanya di bawah standar deh."

"Eh! Syutt! Ga boleh gitu, Vevel! Apa gue bilang, jangan ngejelekin orang lain, ntar lo dosa trus dihukum Tuhan lo, mau?"

"Y-ya gak mau dong. Kan gue cuman nyampein berita aja, kali aja lo ketinggalan dan bener kan?"

"Syuttt! Tuh guru udah masuk. Balik ke tempat lo sanah!" usir Nessa kembali ke posisinya menghadap papan tulis. Sedangkan Vella yang diabaikan hanya mendengus kesal dan terpaksa kembali ke tempat duduk asalnya.

🌼🌼🌼

"Kantin yok!" ajak Vella berdiri tepat di hadapan Nessa yang saat itu tengah mengemasi buku-bukunya. Saat ini bel istirahat kedua sudah berbunyi.

"Bentar." jawab Nessa sambil menutup resleting tasnya.

"Yuk!" ajak Nessa yang sudah siap. Tanpa ragu Vella langsung menggandeng lengannya dan mereka menuju kantin.

Kelas yang berjajar panjang searah dengan kantor membuat mereka harus melewati kantor terlebih dahulu, baru setelah itu sampai ke kantin.

Melewati siswa-siswi yang lain membuat telinga mereka tidak sengaja mendengar obrolan mereka yang membicarakan tentang guru baru itu. Sebenarnya Nessa tidak terlalu perduli, namun saat telinganya mendengar ejekan membuatnya penasaran bagaimana sih penampilan guru baru itu sehingga membuat para siswa-siswi mengejeknya.

"Ck! Percuma sekolah, tapi mulut aja belum di sekolahin. Nes, kayaknya nanti kalau sukses gue mau bikin sekolah yang bisa nyekolahin mulut deh." celetuk Vella pelan.

"Lahh... kenapa?" tanya Nessa dibuat bingung.

"Iya, soalnya mulut mereka tuh pada kotor. Gue jadi gatel pengen nyucinya."

Mendengar itu membuat Nessa hanya tersenyum geli. Ada-ada aja pola pikir sahabatnya itu.

Tidak lama akhinya mereka sampai. Baik Nessa maupun Vella lebih memilih tempat yang lumayan sepi karena baginya sepi itu lebih adem dan tidak bising.

Sementara Vella memesan makanan, Nessa duduk menunggu sambil menyanggah dagunya menggunakan kedua tangannya menatap lurus ke depan. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu. Tiba-tiba Vella datang sambil menjentikkan jarinya di hadapan Nessa membuat gadis itu tersentak kaget.

"Mikirin apaan? Jangan bilang mikirin mantan yang abis putus kemarin?" goda Vella membuat Nessa manyun seketika.

"Apaan sih! Gak jelas banget idup lo, Vell."

"Ya ya ya, iyain aja deh demi sahabat gue tercinta. Ini baksonya mari dimakan, ntar keburu bel bunyi." ucap Vella menunjukkan bakso yang sudah tersimpan di atas meja.

"Demi gue kan? Kalo gitu sekalian traktir ya, hehe." balas Nessa tersenyum menyeringai.

"Sudah kuduga." seru Vella memutar bola matanya malas.

🌼🌼🌼

Tidak terasa bel masuk telah berbunyi, Nessa dan Vella pun segera kembali ke kelasnya setelah membayar makanan. Eits, lebih tepatnya Vella yang membayar karena Nessa bilang, "Demi gue kan? Sekalian traktir ya."

Ngomong-ngomong soal Nessa dan Vella. Mereka adalah siswi kelas 12 jurusan IPS, lebih tepatnya kelas 12 IPS 2. Keduanya sudah lama berteman sejak pertama masuk sekolah dulu tepatnya saat MOS berlangsung. Berawal dengan buku Nessa yang tertinggal membuat Vella inisiatif memberikannya. Sejak saat itulah keduanya akrab, bahkan tampak seperti adik kakak.

Soal jurusan, Nessa sengaja mengambil jurusan IPS. Bukan tidak mampu mengambil jurusan IPA, namun dia lebih memilih IPS yang terbilang mudah beda lagi dengan IPA yang dikit-dikit rumus dikit-dikit rumus. Mangga jatuh aja dibikin rumus. Bola memantul aja harus dihitung berapa pantulan di setiap detik. Itu fisika ya, hehe.

Di perjalanan Vella mengaduh lantaran perutnya mules. Sontak hal itu membuat Nessa mengomel karena Vella tidak mendengarkan perkataannya tadi.

"Vell, cabenya jangan banyak-banyak. Nanti lo sakit perut baru tau rasa." peringat Nessa saat Vella menuangkan cabe dengan porsi banyak ke dalam mangkuknya.

"Tenang bestie. Gue kan kuat, tahan cabe, mana mungkin sakit perut." ujar Vella keras kepala.

Nessa hanya memutar bola matanya malas. Sahabatnya itu memang keras kepala. Bukan sekali dua kali, namun sudah beberapa kali terjadi tetep aja orangnya tidak kapok.

"Ah, terserah lo aja deh, Vell. Kalo sakit perut jangan salahin gue ya?"

Vella hanya mengacungkan jari jempolnya.

"Lo sih, Vell. Gue bilang apa coba jangan banyak-banyak ngasih cabenya, tuh tau kan akibatnya sekarang." omel Nessa tepat di depan toilet cewek.

"Jangan ngomel-ngomel napa, Nes. Ah sakit banget ini perut." jawab Vella meringis dari dalam toilet. Suasana toilet sepi karena semuanya sudah masuk ke kelas mengikuti jam pelajaran berikutnya.

Nessa hanya mengedikkan bahunya. Sambilan menunggu, Nessa mencuci tangannya di wastafel sambil bercermin dan membetulkan jilbabnya.

Tidak lama pintu terbuka menampakkan Vella dengan wajah lesunya.

"Udah?" tanya Nessa menyiratkan kekhawatiran. Bagaimanapun juga Vella adalah sahabat satu-satunya yang selalu ada di sisinya.

Vella hanya mengangguk lemah.

"Pulang aja, mau? Nanti gue bilang ke guru piket." tawar Nessa yang kasihan melihat keadaan Vella.

Gadis itu hanya menggeleng lemah. "Nggak usah, Nes. Gue masih kuat kok, Velvel-nya Nessa mah gak boleh lemah, ya kan?" masih sempat-sempatnya gadis itu melawak.

Nessa hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Mereka pun kembali ke kelas. Sudah dipastikan ketinggalan pelajaran.

"Eh, Nes! Itu tuh kayaknya guru baru." tunjuk Vella ke arah guru yang baru saja memasuki kelas sebelah.

Nessa pun menilik, dan benar saja, pantas saja menjadi bahan ejekan. Tampilannya saja sudah beda dari yang lain, namun Nessa tetap memaklumi, bukankah manusia itu harus tetap menghargai satu sama lain?

Akhirnya mereka pun sampai di depan kelas. Dan benar saja, sudah ada guru yang mengajar di kelasnya. Nessa dan Vella pun berdiri di ambang pintu sambil mengetuk pintu tersebut.

"Permisi. Assalam'alaikum!" ujar Nessa mengucap salam sementara Vella hanya mengucapkan kata permisi.

"Masuk! Dari mana saja kalian berdua?" tanya guru yang mengajar di kelas mereka.

"Maaf, Pak. Tadi Vella mules, jadi saya temenin ke toilet." jawab Nessa memberi alasan. Guru tersebut pun hanya mengangguk-angguk dan mempersilahkan mereka berdua duduk di tempatnya masing-masing.

Terpopuler

Comments

Aℓιѕуα Ƶαναηуα

Aℓιѕуα Ƶαναηуα

Vella kalau ngomong suka bener, kebanyakan emang gitu orangnya sekolah tapi mulutnya gk ada filternya

2022-10-30

1

ᖴαуѕнα

ᖴαуѕнα

lagian udah dibilangin jangan banyak² malah ngeyel

2022-10-30

0

❤️⃟WᵃfAlena ⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟WᵃfAlena ⍣⃝కꫝ🎸

makanan kalo gak pedes emang gak enak sih ya

2022-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 MT part 1
2 MT part 2
3 MT part 3
4 MT part 4
5 MT part 5
6 MT part 6
7 MT part 7
8 MT part 8
9 MT part 9
10 MT part 10
11 MT part 11
12 MT part 12
13 MT part 13
14 MT part 14
15 MT part 15
16 MT part 16
17 MT part 17
18 MT part 18
19 MT part 19
20 MT part 20
21 MT part 21
22 MT part 22
23 MT part 23
24 MT part 24
25 MT part 25
26 MT part 26
27 MT part 27
28 MT part 28
29 MT part 29
30 MT part 30
31 MT part 31
32 MT part 32
33 MT part 33
34 MT part 34
35 MT part 35
36 MT part 36
37 MT part 37
38 MT part 38
39 MT part 39
40 MT part 40
41 MT part 41
42 MT part 42
43 MT part 43
44 MT part 44
45 MT part 45
46 MT part 46
47 MT part 47
48 MT part 48
49 MT part 49
50 MT part 50
51 MT part 51
52 MT part 52
53 MT part 53
54 MT part 54
55 MT part 55
56 MT part 56
57 MT part 57
58 MT part 58
59 MT part 59
60 MT part 60
61 MT part 61
62 MT part 62
63 MT part 63
64 MT part 64
65 MT part 65
66 MT part 66
67 MT part 67
68 MT part 68
69 MT part 69
70 MT part 70
71 MT part 71
72 (Melody) Terjerat Pesona Dokter Tampan
73 MT part 72
74 MT part 73
75 MT part 74
76 MT part 75
77 MT part 76
78 MT part 77
79 MT part 78
80 MT part 79
81 MT part 80
82 MT part 81
83 MT part 82
84 MT part 83
85 MT part 84
86 MT part 85 (Tamat)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
MT part 1
2
MT part 2
3
MT part 3
4
MT part 4
5
MT part 5
6
MT part 6
7
MT part 7
8
MT part 8
9
MT part 9
10
MT part 10
11
MT part 11
12
MT part 12
13
MT part 13
14
MT part 14
15
MT part 15
16
MT part 16
17
MT part 17
18
MT part 18
19
MT part 19
20
MT part 20
21
MT part 21
22
MT part 22
23
MT part 23
24
MT part 24
25
MT part 25
26
MT part 26
27
MT part 27
28
MT part 28
29
MT part 29
30
MT part 30
31
MT part 31
32
MT part 32
33
MT part 33
34
MT part 34
35
MT part 35
36
MT part 36
37
MT part 37
38
MT part 38
39
MT part 39
40
MT part 40
41
MT part 41
42
MT part 42
43
MT part 43
44
MT part 44
45
MT part 45
46
MT part 46
47
MT part 47
48
MT part 48
49
MT part 49
50
MT part 50
51
MT part 51
52
MT part 52
53
MT part 53
54
MT part 54
55
MT part 55
56
MT part 56
57
MT part 57
58
MT part 58
59
MT part 59
60
MT part 60
61
MT part 61
62
MT part 62
63
MT part 63
64
MT part 64
65
MT part 65
66
MT part 66
67
MT part 67
68
MT part 68
69
MT part 69
70
MT part 70
71
MT part 71
72
(Melody) Terjerat Pesona Dokter Tampan
73
MT part 72
74
MT part 73
75
MT part 74
76
MT part 75
77
MT part 76
78
MT part 77
79
MT part 78
80
MT part 79
81
MT part 80
82
MT part 81
83
MT part 82
84
MT part 83
85
MT part 84
86
MT part 85 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!