05. 1 minggu terasa 1 hari

"Emang kapan yah?" tanya Melvin membuka suara.

"Dua Minggu lagi."

What! Secepat itukah. Megan mengira bahwa dirinya akan menikah beberapa bulan lagi, tetapi ternyata secepat itu.

"Oh baguslah, lebih cepat lebih baik," celetuk Melvin yang langsung mendapatkan tatapan horor dari Megan.

"Gapapa kan nak?" tanya Rosa.

"Oh, haha, i__iya tante. Gapapa kok," ucap Megan dengan tawa garing.

Melvin pun hanya tersenyum sekilas dengan memainkan jari jarinya.

'kayanya umur gue nggak akan lama nih' batin Megan meratapi nasib.

Megan pun langsung mengambil air yang ada di hadapannya dan meminumnya sampai tandas.

***

Malam itu Megan sedang berada di kamarnya dengan menatap langit langit kamar. Ingatan tadi terus terngiang-ngiang dikepalanya.

Megan mengira bahwa Melvin akan menolak keras soal pernikahan ini, tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi.

Terlebih lagi, Megan dan Melvin harus melaksanakan pernikahan mereka di kampung neneknya Melvin. Bukan itu yang Megan inginkan.

Dia ingin pernikahan yang megah, lalu honeymoon ke Bali. Tapi apa ini? Jauh dari kata harapan.

Tapi ok lah, ini juga demi kebaikan dirinya. Namun pernikahan mereka tetap di rahasiakan, hanya mereka dan keluarga Megan saja yang tau.

Megan pun langsung duduk dan mencopot branya. Megan tidak bisa jika harus tidur menggunakan bra, maka dari itu dia mencopotnya dan melemparkannya kesembarang arah.

***

Pagi itu langit tampak cerah menyinari seisi bumi, tapi tidak dengan Megan. Dari bangun tidur saja sudah membuatnya enggan untuk pergi kekampus dan lebih memilih untuk tidur di rumah.

Matanya lelah dan pikirannya kusut karena semalam tidak bisa tidur. Ditambah hari ini Megan di paksa ke kampus oleh Rayana karena harus meminta izin cuti pada dosen pengampu mata kuliah.

Megan pun berjalan dengan loyo, menyusuri lorong kampus sampai satu tangan menepuk pundaknya begitu keras, sehingga membuatnya terlonjak kaget.

"Lo budeg ya, gue panggilin juga dari tadi," decak Freya kesal.

"Kagak denger gue."

"Oalah, emang udah budeg Lo," cibirnya.

"Bodoamat!"

"Lo kemana kemarin? Gue telfon nggak di angkat terus."

"Iya sorry, kemarin gue sibuk tau."

"Gara gara lo acaranya jadi hancur," ujar Freya.

"Acara apaan?" tanya Megan yang tidak mengerti.

"Jadi kemarin itu si Riko mau nyatain perasaannya lagi ke lo," jawab Freya.

"Lagi? Dia nggak ada cape-capenya apa ya, udah jelas banget kan gue tolak masih aja nembak gue," ucap Megan dengan kesal.

"Maka dari itu, Lo harus tegas sama dia. Ya gue kasihan aja gitu sama dia."

Dengan ketus Megan berkata, "dengan cara dia yang kaya gini sama aja kaya ngejatuhin harga dirinya tau ga."

"Nah bener banget itu, makanya sekarang lo harus tegas sama dia."

Megan yang baru saja mendengar ucapan Freya langsung menatap Freya intens, "lo bilang gue harus tegas sama dia, tapi lo bantuin dia nembak gue. Plin plan banget sih jadi orang."

"Dia kan minta tolong sama gue. Gue nggak enak nolaknya," jelas Freya.

'Melvin?' gumam Megan dalam hati.

Tatapannya tak sengaja menangkap sosok Melvin yang sedang berjalan ke arahnya. Sontak Megan langsung membuang pandangannya kesegala arah dengan berharap bahwa Melvin tidak akan melihatnya.

Bagaimana mungkin Melvin tidak melihatnya sedangkan kini saja mereka sedang berpapasan.

Megan sudah sangat takut jika Melvin akan menghampirinya tapi ternyata hanya lewat, syukurlah!.

Freya tampak begitu terkesima dengan ketampanan Melvin, "Gila, mau dilihat dari manapun tetap aja ganteng. Jadi duta shampo mau nggak ya?"

Megan yang mendengar ucapan Freya pun langsung menyanggah nya, "kalo ganteng ya jangan jadi duta shampo, kan bisa jadi duta serum oli."

Keduanya pun sama sama tertawa begitu kencang dengan sesekali saling memukul satu sama lain.

"Eh, lo mau ngapain sih ambil cuti sebanyak itu. Lo bisa ketinggalan materi loh," ujar Freya menyudahi tawa nya.

"Mau nikah" jawab Megan singkat.

Karena lucu Freya langsung tertawa lepas sembari berkata, "haha, ngelawak mulu perasaan."

Namun Megan hanya diam dengan menatap Freya serius. Freya yang ditatap Megan pun langsung menghentikan tawanya dan berubah menjadi serius.

"Lo__serius?" tanya Freya ragu.

"Kampret lo," rajuk Megan kesal dengan berlalu pergi.

Namun bukannya percaya, Freya malah menonyor kepala Megan begitu keras.

Karena kesal, Megan langsung mengumpat sahabatnya itu, "t*i lo"

"Lo kalo ngomong nggak pernah bener jir" ucapnya tak kalas kesal.

"Gue serius t*i," ucap Megan dengan muka seriusnya.

Freya masih terdiam denga pikirannya ketika melihat wajah Megan yang tampaknya sangat serius, "ini beneran? Gue nggak budeg kan?"

"Enggak, telinga lo masih bagus kok, jadi nggak mungkin kalo budeg."

"Lo nikah sama siapa?" tanya Freya penasaran.

"Sama yang tadi lewat," ujar Megan dengan entengnya.

Freya pun langsung menatap semua pria yang baru saja melewatinya. Namun Freya tidak tahu yang mana satu pria yang akan menikah dengan sahabatnya.

"Hahaha." tawa Freya menggelegar di seluruh koridor.

"Lo pasti becanda kan," ujar Freya masih dengan tawanya.

"Ya elah, dibilang serius malah di kira becanda," ucap Megan yang sudah malas dengan sahabatnya ini.

"Ya udah kalo gitu kasih tau gue yang mana. Yang lewat itu kan bukan cuman satu tapi banyak."

Megan yang mendengar ucapan Freya langsung memikirkan sesuatu, "kita main game gimana?"

"Kok malah main game sih" ucap Freya yang tak mengerti.

"Kalo lo tau siapa cowok yang nikah sama gue, gue izinin lo datang keacara nikahan gue. Tapi... Kalo lo nggak bisa jawab, lo nggak boleh datang acara pernikahan gue," usul Megan dengan senyum penuh arti.

"Ya nggak bisa gitu dong neng, lo kan sahabat gue."

Dengan menyeringai Megan berkata, "katanya sahabat, masa nggak tau sih."

"Woy, lo kira gue cenayang apa?" kesal Freya yang sudah tidak bisa di lukisan dengan kata kata.

"Bodoamat," ujar megan dengan menjulurkan lidah.

"Anak kampret, kasih tau nggak!" teriak Freya dengan mengejar Megan yang sudah jauh di.

"Gue anak manusia, bukan anak kampret." gelak tawa Megan dengan masih berlarian.

"Berhenti nggak lo, kalo enggak kita putus sekarang!" perintah Freya pada Megan.

"Dih, najis!"

"Megan!" teriak Freya

"Kalo loo nggam mau ngasih tau, gue kasih tau yang lain kalo lo mau ni__" ujar Freya dengan menahan ucapannya.

Megan pun langsung berhenti dan membalikan badannya. Satu tangannya dengan sigap membekap mulut Freya yang seperti kereta api.

"Presiden." Satu kata yang baru saja diucapkan oleh Mega berhasil membuat Freya memutar otaknya untuk berpikir apa yang baru saja dikatakan oleh Megan.

"Lo mau nikah sama, pak Jokowi?" tanyanya polos.

Namun reaksi Megan malah mengiyakan sehingga membuat Freya melongo tak percaya.

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

saya mampir

2022-10-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!