BAB 3

Hari ini ku putuskan untuk mengunjungi club malam sekedar untuk melepas penat dan melupakan segala permasalahan ini.

Terdengar dentuman musik yang memekakkan telinga khas club malam dan terlihat para manusia yang terhanyut dalam kesenangan masing-masing. Aku memesan minuman pada bartender.

“Selamat datang tuan, begitu senangnya saya anda bersedia berkunjung di club sederhana milik saya ini.”

“Saya sangat tersanjung seorang billioner abad ini bersedia minum-minum disini.”

“Sudah diam saja kau jika tidak ingin gelas minuman ini memecahkan kepalamu.”

“Hahaha,, kau sangat kejam tuan.” lelaki itu terkekeh karena berhasil memancing emosi ku.

Aku sangat mengenal pria itu dia Hans sahabatku dari kami masih kuliah dulu dan sekaligus pemilik club malam ini. Bisnis club malamnya sangat banyak dan maju pesat. Hans penggila pesta dan kebebasan, itulah sebabnya dia memilih mengurus usaha club malam dari pada menjadi penerus perusahaan besar orang tuanya. Andai saja aku bisa seperti itu mungkin aku tidak akan mengalami semua ini.

“Ada apa kawan? Kau sangat terlihat kacau malam ini tidak terlihat tampan seperti biasanya.”

“Terus saja kau mengejekku Hans, nikmati kebahagiaanmu itu,” jawabku dengan kesal

“Hey, ceritakan apa masalahmu. Bukankah hidupmu sangat sempurna sekarang papamu sudah menyerahkan 80% perusahaannya pada mu tinggal satu langkah lagi kau akan menguasai semua kekayaan om Santoso dan memiliki istri yang sangat cantik dan bentuk tubuh istri mu itu sangat menggoda.”

“Hanya masalah pekerjaan saja dan kau tidak akan mengerti jika aku jelaskan.”

Aku berbohong padanya tentang masalah yang sebenarnya aku hadapi.

Hans melambaikan tangannya kearah orang-orang yang sedang bergoyang mengikuti irama musik club. Sepertinya dia memanggil seseorang dan benar saja tidak lama ada wanita yang menghampiri kami dengan pakaian kurang bahan.

“Bos memanggil aku ya?” wanita itu menghampiri dan memeluk manja Hans

“Kenalkan dia Revan sahabatku sekaligus pelanggan VIP kita, kau temani dia dan berikan dia kepuasan tentunya.”

“Ok bos.. aku jamin Revan akan sangat puas.”

“Van, aku tinggal dulu selamat bersenang-senang.”

Hans pergi meninggalkan ku dengan wanita penggoda itu. Aku masih sibuk dengan minumanku.

“Revan kita mau main dimana? Di hotel atau di sini saja?”

Wanita itu terus menggodaku dengan membelai wajah dan dadaku.

“Pergilah aku sudah selesai.”

“Apa!? Bahkan kita belum mulai permainan kita.”

Wanita itu mengedipkan sebelah matanya

dengan genit

“Ini bayaran untuk mu dan katakan pada bos mu jangan coba-coba membayangkan tubuh istriku.”

Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dan meninggalkan tempat itu.

Saat sampai di rumah aku langsung menuju kamar namun aku tidak melihat Nara, ternyata dia sedang mandi. Aku putuskan untuk menunggu dia keluar karena aku ingin membersihkan tubuhku sebelum mandi. Terdengar suara pintu berderit dan Nara keluar dari kamar mandi. Aku melihat wajah terkejutnya saat mata kami bertemu.

Aku menghampirinya dan meraih pinggangnyaku cium bibir merah muda itu dengan lembut dia hanya terdiam aku semakin agresif menciumnya dan dia pun mengimbangi ciumanku kini Nara pun sudah hanyut dalam permainanku.

Kau milikku hanya aku yang boleh menyentuh dan memikirkan mu. Batinku

Tapi aku tersadar akan satu hal dan aku harus menghentikan semua ini sebelum semakin jauh. Handuknya yang telah jatuh di lantai ku ambil dan aku kenakan lagi di tubuh Nara. Ada tatapan kecewa dan penuh tanya diwajah Nara. Aku hendak meninggalkan ruangan ini namun langkah ku terhenti.

“Ke...kenapa?”

“Kenapa kau perlakukan aku seperti ini? Apa salahku padamu sehingga kamu menghukum aku seperti ini, seharusnya kamu tidak perlu menikahiku jika aku hanya kau jadikan pajangan di rumah mewah mu ini?”

Aku melihat sekilas Nara berusaha menahan air matanya saat mengatakan itu kepadaku.

“Apakah kau lupa apa yang di katakan mamaku saat kita menikah, apa perlu aku ingatkan lagi!? Seharusnya kau sadar akan posisimu.”

Kini aku sedang berbaring di kamar tamu. Memikirkan semua yang terjadi hari ini.

Maafkan aku Nara penolakanku tadi sangat menyakiti hatimu dan tidak cukup dengan itu aku malah mengucapkan kata-kata tak pantas itu.

Maaf..maaf dan maaf itu saja yang bisa aku lakukan bahkan untuk mengucapkan kata itu langsung pada mu saja aku tidak bisa.

Terpopuler

Comments

Novi Anggraeni

Novi Anggraeni

dasar lelaki pecundang

2020-03-18

2

Vitha Anggraini

Vitha Anggraini

laki" pngecut

2020-03-02

2

Dr_ Shelvana 07

Dr_ Shelvana 07

menarik

2020-01-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!