BAB 2

Saat aku pulang dari butik mama jam menunjukkan pukul 11 malam. Rumah terlihat sangat sunyi sepertinya semua maid sudah kembali ke rumah khusus untuk para pekerja di rumah ini, yang berada di belakang rumah utama. Aku masuk kedalam kamarku sepertinya Revan belum pulang atau memang tidak pulang.

Ya, kami memang sudah memiliki rumah sendiri dan aku tidur satu ranjang dengan Revan namun kami tidak pernah melakukan hubungan selayaknya suami istri. Semua ini hanya untuk menutupi kecurigaan dari ayah Revan  yang sangat berharap dengan pernikahan ini.

Aku memutuskan untuk mandi. Aku membuka seluruh pakaianku dan menatap tubuh polosku di cermin.

Apakah Revan tidak pernah satu kali pun menginginkan tubuhku? Apakah aku tidak menarik? Apakah dia tidak memiliki ruang di hatinya untukku?

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di benakku. Aku hanya wanita biasa yang ingin di cintai. Jangankan untuk menyentuh tubuhku melihatku saja dia tidak ingin.

Saat aku keluar dari kamar mandi betapa terkejutnya aku melihat Revan duduk di tepi ranjang dengan rambut acak-acakkan dan tiga kancing kemejanya telah di terbuka. Dia melihat kearahku dengan tatapan yang tidak aku pahami.

Apakah dia tergoda melihat lekuk tubuhku yang hanya di balut dengan handuk di atas lutut ini. Batinku

Dia semakin mendekat dan meraih pinggangku kini aku berada di pelukannya. Revan mencium bibirku dengan begitu lembut. Aku memejamkan mata dan menimati setiap inci ciuman Revan di tubuhku yang tidak tertutup sehelai kain pun entah sejak kapan handukku terlepas.

Apakah Revan akan melakukannya malam ini. Tapi tunggu dulu, kenapa dia berubah seperti ini bahkan tadi pagi dia marah padaku.

Aku mencium bau alkohol yang sangat menyengat dari Revan. Megapa dia begitu terlihat kacau malam ini. Mungkinkah dia sedang masalah di kantor. Nanti saja aku tanyakan itu saat kami selesai bercinta.

Kami masih dalam posisi berdiri dan bersandar di dinding. Kakiku terasa lemas saat Revan menyusir lekuk tubuhku .

“Ahhh...” desahanku kelur begitu saja. Dari artikel yang pernah aku baca bahwa desahan wanita akan meningkatkan gairah sex pria, semoga saja Revan juga begitu.

Namun tiba-tiba Revan menghentikan semua kegiatan panas kami. Dia mengambil handukku dan menutupi tubuhku dan meninggalkan aku begitu saja tanpa mengatakan apapun.

“Ke...kenapa?” suaraku bergetar

“Kenapa kau perlakukan aku seperti ini? Apa salahku padamu, sehingga kau menghukum aku seperti ini, seharusnya kau tidak perlu menikahiku jika aku hanya kau jadikan pajangan di rumah mewahmu ini?”

Aku tidak sanggup lagi untuk diam dan menahan sikapnya selama ini.

Revan menghentikan langkahnya saat akan keluar dari kamar. Air mataku pun mengalir dengan derasnya aku merasa sangat terhina.

“ Apakah kau sudah lupa apa yang di katakan mamaku saat kita menikah, apa perlu aku ingatkan lagi!? Seharusnya kau sadar akan posisimu.”

Dia mengatakan itu tanpa membalikkan tubuhya sama sekali.

Pintu kamar pun tertutup menandakan Revan telah pergi dari ruangan itu. Aku menghabiskan sepanjang malam untuk menangis dan mengasihani diriku sendiri.

Pada siapakah aku harus mencurahkan segalanya tidak mungkin aku menceritakan semua masalahku pada ayah dan ibu, mereka akan sangat sedih bila tahu begitu hancurnya rumah tangga anak mereka.

Bukan tanpa alasan aku tetap berjuang dirumah ini. Aku hanya tidak ingin membebani keluarganya. Bagaimanapun juga selama ini keluarga Revan yang banyak membantu keluarga besarku.

Tidak tahu diuntung, itulah yang akan aku dapatkan dari orang - orang jika aku membuay kekacawan di keluarga ini.

Terpopuler

Comments

Nina Nidia Tamin

Nina Nidia Tamin

1²2²
...

2020-03-29

0

Vitha Anggraini

Vitha Anggraini

lanjut

2020-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!