Gara-gara banyak minum membuat Alvaro sulit membuka matanya. Dia tertidur disamping Alexa. Tangannya yang kekar memeluk pinggang Alexa dari belakang. Kesempatan untuk menghukum Alexa selalu gagal, malah dia menjadi jinak kalau dekat Alexa.
Nafas Alvaro terdengar sedikit kasar, karena pengaruh alkohol. Dia yakin Alvaro pasti akan menidurinya. Waktu Alvaro tertidur dengan susah payah Alexa bangun dan turun dari ranjang. Kemudian dia membuka pintu kamar dan kepalanya melongok keluar.
"Sssttt..bang sini." panggil Alexa kepada penjaga yang berdiri di depan kamar.
"Ada apa nona?" bisik pengawal itu mendekati dirinya.
"Suruh Mika kesini, ini perintah dari Tuan."
"Siap nona..."
Diam-diam Alexa mengambil pistol Alvaro dan ponselnya. Tidak berapa lama Mika datang, Alexa menariknya ke kamar mandi. Alexa menodongkan pistol ke wajah Mika. Wanita itu langsung angkat tangan gelagapan.
"Layani tuan sesuai perintahku." kata Alexa, lalu dia mulai mendikte Mika.
"Ya nona, saya selalu siap untuk Tuan." jawab Mika tergagap.
"Jangan kau buka rahasia ini, aku bisa lebih sadis dari Tuan, mengerti?!"
"Siap nona."
Mika sepertinya sudah mengerti apa yang harus dia lakukan. Setelah Mika naik ke ranjang, Alexa mematikan lampunya, dia menuju ke balik sofa dan bersembunyi disitu. Alexa akan merekam dari sini adegan sensor Alvaro dan Mika.
Pukul. 01.35 wita, Alvaro terbangun dengan kaget. Gelap!!. Mungkin giliran pemadaman. Pikir Alvaro. Perlahan dia mengingat bahwa dia tidur seranjang dengan Alexa. Belum pernah dia tidur seranjang dengan wanita tanpa hasil.
Pikiran mesumnya tiba-tiba melintas, dia sadar mulutnya sedang sakit, dan kaki Alexa juga sakit, tentu gerakannya akan terbatas. Setelah berpikir di dalam gelapnya kamar, Alvaro punya ide untuk memuaskan diri, memenuhi rasa penasarannya kepada Alexa.
Pikiran mesumnya tiba-tiba melintas. Alvaro terjebak di antara nafsu dan mulut sakit, membuat dia blingsatan. Aduhh...tersiksa banget. Bibir yang luka sudah berubah menjadI sariawan, kebayang gak sih, sakitnya.
Tangan Tuan Alvaro mulai melingkar di pinggang, perlahan merayap ke atas, diam sebentar sambil mengatur nafas yang memburu. Perlahan tangannya menyentuh gunung kembar yang tanpa penghalang. Mika membiarkan perbuatan Alvaro. Semaumulah Tuan, kalau melawan nyawa melayang. Pikir gadis itu berusaha menahan mulutnya yang ingin berdesah.
Gairah lebih berkuasa dari sakit mulut.
Puas menguyel-uyel gunung kembar, tangan Alvaro pindah ke bawah. Dia berusaha mengingat kaki Alexa yang sakit. Alvaro tidak mau berbuat kasar dengan gadis itu. Bukan karena kasihan, tapi dia malas jika wanita itu menjerit.
Perlahan dia mulai menyusupkan tangannya diantara penutup tabir. Dia mulai mengaduk isi lembah, Alvaro heran, kenapa Alexa sangat mudah di obrak-abrik. Gadis itu cuma sesekali mendesah, tanpa perlawanan. Apa karena kakinya sakit? Atau gadis itu sudah kesengsem pada dirinya.
Alvaro sedikit kecewa, ternyata Alexa sama saja dengan yang lainnya. Sudah di jebol oleh pendahulunya. Padahal dia ingin Alexa virgin. Belum pernah Alvaro merasakan gadis perawan, selama menjadi King Mafia. Tapi tidak apa, dia hanya ingin pelampiasan sesaat, untuk menghilangkan pening di kepala.
Alvaro tidak peduli, nafsunya sudah berada di ubun-ubun, dia melepaskan piyamanya dan pengaman terakhir. Tangannya meraba dan menyingkap bawahan gadis itu. Tidak perlu basa basi atau pemanasan bertele-tele, Alvaro main tembak saja.
Gadis itu menggigit bibirnya menahan terjangan Alvaro yang ganas.
Aahhhh.. permainan selesai. Cemen, rasanya baru beberapa detik, Alvaro sudah tergelepar. Ayam sayur, gede badan doang. Pikir Alexa kecewa.
Dia pikir akan terjadi huru hara yang maha dasyat, seperti film biru yang pernah di tontonnya bersama teman- temannya. Ternyata oh ternyata..
Alexa tetap bersembunyi, mematikan ponsel yang dia ambil dari atas meja, dia menyimpan rekaman itu. Dia yakin Alvaro tidak akan tahu bahwa Alexa menyimpan rekaman vidio syur di ponsel Alvaro.
Setelah Mika keluar, Alexa kembali ke sofa dan tidur disana. Dia malas berpikir tentang pertempuran maksiat yang terjadi tadi. Alexa memejamkan matanya berharap tertidur pulas.
Matahari bersinar dengan lembutnya, wajah Alexa terkena bias sinar matahari. Alvaro menatap wajah itu dengan seksama. Inikah wanita yang aku gasak tadi malam? Pikir Alvaro ragu. Masalahnya Alvaro ingat, Alexa memakai celana selutut dari jean, bajunya kemeja panjang. Sepertinya tadi malam Alexa memakai piyama tidur.
Alvaro mendekati leher Alexa. tadi malam dia sempat kiss mark leher belakang Alexa. Ketika wajah Alvaro mendekat kembali tangan Alexa mau menamparnya. Tangan kekar Alvaro cepat menangkap tangan Alexa.
"Aku tidak akan kena tampar dua kali hahaha....." Alvaro tertawa.
"Buggg...."
Alvaro terjengkang ke belakang, hampir jatuh, ketika kaki kanan Alexa menendang perutnya.
"Kau harus belajar banyak Alvaro. Aku sudah berbaik hati tidak merobek perutmu." kata Alexa berdiri. Kaki kirinya terasa perih. Dia berjalan menuju kamar mandi.
"Dasar wanita laknat, rendahan. Kau menang bela diri, dalamnya sampah." kata Alvaro dengan suara mengejek.
Alexa berbalik, dia menatap Alvaro dengan raut wajah jijik.
"Ciihh...julukanmu king mafia, tapi di kasur seperti ayam sayur, malu dong."
"Kau menghinaku?"
"Aku mengatakan yang sebenarnya."
"Tunggu kakimu sembuh, aku akan membuat kau berlutut di dikakiku."
"Hemm...tidak bakalan." kata Alexa melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.
Alvaro terduduk di sofa, dia sangat benci kepada Alexa. Wanita itu dengan tenang mengejek dirinya, menjatuhkan harga dirinya. Dasar brengsek.
"Tokk..tokk..tokk."
"Selamat pagi Tuan, anda ditunggu sarapan."
Mika datang sambil mendorong kereta makan untuk Alexa. Dia tidak meliat gadis itu.
"Aku sarapan disini." kata Alvaro datar.
"Baik Tuan." Jawab Mika tidak berani membantah. Mika merasa Tuannya bersikap aneh semenjak nona Alexa datang.
"Maaf Tuan, apa sarapan nona Alexa ditaruh di atas meja?"
"Taruh disini." printah Alvaro sambil memencet intercom memanggil Marshel.
Alexa keluar dari kamar mandi dengan celana pendek dan kemeja dari Alvaro. Dia tidak punya baju ganti. Marchel yang baru masuk kamar dengan dokter Yani kaget melihat Alexa yang berani memakai pakaian Alvaro.
"Kenapa nona mandi?"
"Maksudmu apa dokter, aku tidak boleh mandi? atau kau mencegah aku supaya tidak sembarang memakai pakaian orang, apalagi baju gembong mafia."
"Ti..tidak begitu nona......"
"Biarkan dia ngomong sembarangan, marshel jangan dikasi makan macan yang di kandang seminggu..."
"Supaya lahap makan dagingku." potong Alexa kesel.
"Nona Alexa silahkan anda naik ke tempat tidur, saya harus memeriksa kaki nona."
"Biarkan dia sarapan dulu." cegah Alvaro. Dokter Yani terpaksa mengalah dan menuntun Alexa ke sofa.
"Aku tidak tahu ada angin apa ini kenapa tiba-tiba kau punya ide aneh." bisik Marchel duduk di sofa.
"Mulutku dan badanku sakit wajar aku minta sarapan di kamar." suara bariton Alvaro membuat dokter Yani menelan senyumnya.
"Sukses dong belah duriannya tadi malam." kata Marchel tersenyum. Tanpa disangka Alvaro mengarahkan jempol kebawah atau thumbs down.
Mika yang sudah datang wajahnya memerah, senyumnya menghilang. Tangannya gemetar meletakan sarapan di atas meja. Alexa kasihan melihat Mika. Hatinya ikut sedih.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
mika sangat berjasa bagi alexa.
2023-01-02
4
🍔leele☘🦐
yaelah belah duren aja sma mika bukan ama alexa🥲
2022-12-18
5
✰͜͡ᴠ᭄⸙ᵍᵏ(^_^) Kᵝ⃟ᴸ🦎
kasian nasip si mika, hidup segan matipun sakit🤧
2022-11-23
1