Alvaro yang biasanya menindas kaum wanita, merasa gusar atas perlawanan Alexa. Tangannya yang kuat dan kekar, terus memegang kedua tangan Alexa, hingga gadis itu tidak bisa memukul tubuh Alvaro.
Tubuh kekar itu menindih Alexa sambil sesekali merasa sensasi mesum, yang terjadi karena gesekan tidak sengaja dari perlawanan Alexa. Baru kali ini dia bertemu dengan wanita tangguh yang bisa diajak bertarung. Tentu saja dia merasa suprise dengan tendangan serta pukulan Alexa yang tertata dan hebat.
"Jangan sombong baru punya ilmu bela diri, kamu akan menyerah kalau pistolku sudah menyalak. Ilmu ninja yang menjadi andalanmu akan lumpuh di depanku. Aku akan menembak kakimu, lenganmu, matamu, hidungmu dan jantungmu."
"Tembak saja, aku tidak takut, hidup cuma sekali. Semua orang akan mati, duluan atau belakangan." sahut Alexa geram.
"Oke, aku akan membunuhmu." kata Alvaro mendekatkan wajahnya ke wajah Alexa. Bibirnya mau mencium Alexa, namun gadis itu menyambut bibir Alvaro dengan kepalanya.
"Arrrgggghhh......" teriak Alvaro dengan bibir berdarah.
Alvaro meringis kesakitan, dia tidak menyangka Alexa akan membenturkan kepalanya. Amarahnya meluap, dia geram dengan tingkah Alexa yang membuatnya malu. Untung tidak ada yang menyaksikan kebodohannya.
"Kubunuh kau...." tangannya berayun mau menampar Alexa, lagi-lagi Alvaro kalah cepat. Alexa memegang tangan Alvaro dan membetotnya kencang. Wajah Alvaro menimpa perut Alexa, dengan cepat kaki Alexa membelit leher Alvaro.
Otak kotor Alvaro kembali berselancar, dia membiarkan wajahnya dibelit oleh kaki Alexa. Dia malah membenamkan wajahnya lebih dalam menyentuh benda empuk milik Alexa. Menyadari kelakuan Alvaro yang mesum, Alexa melepaskan belitannya. Alvaro berdiri ditepi ranjang menatap Alexa.
"Keluarkan aku dari sini sebelum lehermu aku patahkan!!" bentak Alexa mendorong tubuh kekar itu ke pintu.
"Bruuggg....."
Hari ini Alvaro memang sedang apes. Rencananya untuk mempermainkan Alexa gagal total. Malah dia menjadi bulan-bulanan gadis itu. Bisa saja dia menembak gadis itu sampai mati, tapi dia tidak ingin Alexa mati dengan cara mudah.
"Pengawal tangkap betina ini." teriak Alvaro sembari keluar kamar menutup mulutnya yang berdarah.
Alexa sangat senang merasa menang, dia mengejek Alvaro habis-habisan. Senyumnya mengembang melihat Alvaro keluar dengan bibir berdarah. Namun senyum itu seketika lenyap saat empat orang pengawal masuk. Tanpa ba bi bu mereka menangkap tubuh Alexa.
"Lepaskan aku brengsek." pekik Alexa berontak. Dia menendang, memukul membabi buta. Tenaganya sangat besar membuat para pengawal kalang kabut dan kewalahan.
"Dasar perempuan rendahan, berani kau melawan kami." bentak salah satu pengawal menampar Alexa.
Tangan Alexa lebih cepat mengambil bantal dan melempar ke wajah pengawal itu. Kakinya juga melayang menendang dari samping. Satu pengawal jatuh kena amukannya.
"Keparat!!" mereka serempak kembali mengeroyok Alexa. Dengan lincahnya Alexa berkelit, dan kembali memukuli satu persatu pengeroyoknya. Bantal, guling, semua benda yang ada di atas ranjang dan di meja Alvaro, di pakai senjata untuk melawan pengawal itu.
Mungkin karena sudah merasa kewalahan, seorang dari pengawal itu mengambil pistol dan menembak kaki Alexa, untung Alexa bergerak sehingga peluru hanya menyerempet betisnya.
"Dooaarrr....." suara letusan senjata api terdengar sampai luar. Alexa roboh di lantai dengan teriakan nyaring. Darah membasahi lantai.
Mendengar suara tembakan, semua pelayan dan pengawal berlarian keluar. Mereka bertanya-tanya siapa yang menembak, sedangkan Tuannya berada di ruangan dokter Yani.
Alvaro dan dokter Yani kaget. Dia keluar dari ruangan dokter dan berlari menuju kamarnya. Perasaannya tidak enak. Dia yakin letusan itu berasal dari balik pintu kamarnya. Alvaro langsung menerobos masuk.
"BERHENTI!!" suara bariton Alvaro mengagetkan pengawal dan Alexa. Gadis itu tergeletak di lantai sambil meringis.
"Siapa yang menyuruh menembak!!" teriak Alvaro lantang.
Pengawal tidak berani bersuara, tapi Alvaro tahu yang menembak, karena salah satu pengawal masih tetap memegang pistol.
"Bajingan kalian!"
Tetap senyap!. tidak ada yang berani menjawab, tiba-tiba tangan Alvaro mengambil pistol yang di bawa pengawalnya. Suara letusan revolver terdengar, pengawal jatuh bersimbah darah di tembak oleh Alvaro.
Alexa berguling menjauh saat tubuh pengawal itu jatuh ke lantai. Dia duduk bersandar di tembok. Walaupun dia sering melihat orang kena tembak, tapi tetap saja hatinya bergemuruh ngeri memandang darah segar yang mengalir dari tubuh pengawal itu.
"Panggil dokter yani suruh merawat wanita itu." ketus suara Alvaro.
"Siap Tuan."
Kebencian Alexa bertambah atas tindakan Alvaro yang kejam. Karena dirinya kena tembak satu nyawa melayang. Bahkan dia merasa Alvaro berlebihan, pengawal itu salahnya sedikit mengapa harus dibunuh? semurah itukah Alvaro menilai nyawa orang.
Alvaro keluar kamar disambut Marchel yang baru datang. Dia memerintahkan Marchel untuk menghukum pengawal yang mengeroyok Alexa.
"Ada apa dengan jurnalis itu, kelihatan Tuan tegang sekali."
"Pengawal kita mengeroyoknya dan menembak. Untung meleset." geram Alvaro.
Marchel kaget mendengar perkataan Alvaro yang seolah berpihak kepada Alexa. Biasanya Alvaro tidak pandang bulu untuk menghabisi orang yang membuatnya susah. Khusus untuk Alexa perlakuan Alvaro berbeda.
"Syukurlah meleset, kesempatan untuk introgasi masih ada." gumam Marchel masuk ke kamar.
"Pelayan dan pengawal bersihkan kamar ini dan pindahkan gadis ini ke ruang sebelah." perintah Marchel seraya memperhatikan kamar Alvaro yang seperti kapal pecah.
Mendengar perintah Marchel, pelayan dan pengawal memindahkan Alexa ke kamar sebelah. Tidak ada yang berani protes dan berbicara sepatah katapun.
Dokter Yani mulai mengobati Alexa dengan seksama. Untung betis Alexa cuma keserempet peluru. Pengawal yang menembaknya sungguh berani, apa dia tidak tahu bahwa perlakuan Tuan Alvaro sangat berbeda kepada gadis ini. bathin dr. Yani.
"Dokter, apa setiap kesalahan dibayar dengan nyawa?" tanya Alexa memandang dokter Yani seksama.
"Nyawa kami tidak berharga semenjak kami diculik oleh Tuan. Semua pelayan disini bukan orang sembarangan, mereka anak orang kaya dari musuh Tuan yang kalah. Aku sendiri diculik oleh Tuan dan mengabdi disini sampai mati. Hidup tidak ada pilihan."
"Kenapa kalian tidak melawan?"
"Karena kami takut mati." jawab dokter Yani sambil mengobati luka Alexa.
"Kalau kalian tidak melawan, manusia brengsek itu akan terus merajalela dengan sikapnya yang arogan. Biarlah aku mati daripada dijajah dan di pakai alat pemuas nafsunya."
"Nona baru datang, belum tahu seluk beluk disini. Tuan sangat berkuasa, jangankan kita para pelayan, pengawal yang tangguh saja takut pada Tuan."
"Aku tidak takut!!" gerutu Alexa tegar.
"Saya berpesan kepada nona supaya menurut saja. Nona belum tahu rasanya di gantung di kolam buaya, serta merasakan sakit yang luar biasa digigit oleh buaya sedikit demi sedikit."
Alexa merinding mendengar cerita dokter Yani. Tanpa sadar tangannya memegang baju dr. Yani.
"Ngeri sekali, aku sampai mual mendengar ceritamu. Aku yakin Tuan Alvaro jelmaan iblis. Psychopath sejati tanpa kaleng-kaleng.
"Tuan disini seperti raja yang pantang di tolak perintahnya.
"Kurasa semua orang punya sisi buruk dan kelemahan, saat aku menemukan kelemahanya aku akan membunuhnya. Mungkin aku akan menggantungnya di kolam buaya atau membunuhnya dengan cara membakar hidup-hidup."
"Nona sungguh berani, semoga cepat sembuh." kata dr. Yani menyudahi pengobatannya.
Alexa tidak menjawab karena dia melihat Machel masuk ke dalam kamar.
"Suruh pelayan membantu gadis ini mandi dan bawakan makanan untuknya."
"Tidak perlu aku dilayani aku cuma minta satu, lepaskan aku dari kandang macan ini."
"Sabar nona, nanti pasti aku lepaskan."
Alexa langsung duduk dan bersandar di kepala ranjang.
"Apa kau benar melepasku?" tanya Alexa dengan wajah berbinar.
****
ALVARO
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
katanya mau membunuh tapi malah nyosor aja kayak soang lo alvaro
2023-01-09
3
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
betul alexa....lawan terus sialvaro
2023-01-09
4
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
memang kamu kira semua wanita akan selalu bertekuk lutut dan pasrah dibawah kungkunganmu alavaro omes
2023-01-09
3