Viyone duduk di sofa dengan dua lubang hidungnya di sumbat oleh tisu akibat benturan pintu. sementara orang tuanya duduk berhadapan dengannya sambil menatap tajam ke arah putrinya itu.
"Papa dan Mama tidak perlu mengunakan tatapan itu padaku,"protes Viyone yang merasa kesal.
"Ada apa denganmu? apakah kau baru di sambar petir sehingga rambutmu dan wajahmu menjadi begini?" tanya Mulfis yang merasa heran dengan gaya rambut putrinya.
"Bukankah kau pergi bertemu dengan Santoz, bagaimana hasilnya?" tanya Nerlin.
"Dia sudah mau menikah, itu tandanya kami tidak berjodoh," jawab Viyone.
"Viyone, kata orang tuanya dia tidak memiliki pacar, mana mungkin dia menikah, apa kau berulah sehingga membuatnya kabur?" tanya Mulfis.
"Dia menolakku dengan alasan ingin menikah dengan pacarnya. jadi, mana mungkin aku melarangnya, kan?" jawab Viyone dengan santai.
"Kenapa aku malah merasa kau yang bermasalah, lihatlah penampilanmu tidak mirip dengan manusia, kau sengaja ingin menakuti pria itu, kan?" tanya Nerlin dengan nada tinggi.
"Mama, jangan salahnkan aku! salahkan saja dia yang penakut," ujar Viyone yang tidak mengaku salah.
"Kau benar-benar memalukan ku jika kau melakukan itu," bentak Mulfis.
"Papa, sebenarnya untuk menikah kelebihannya di mana?"
"Kalau kau menikah maka hidupmu akan lebih bahagia karena di cintai," jawan Nerlin.
"Cinta itu apa? dan apa kelebihannya?" tanya Viyone yang memang tidak mengerti soal asmara.
"Cinta itu adalah seorang pria dan wanita yang hidup bersama untuk selamanya," jawab Mulfis dengan mencoba membuat putrinya mengerti.
"Lalu?" tanya Viyone dengan penasaran.
"Lalu, kalian akan melahirkan anak," lanjut Nerlin.
"Mama, bagaimana caranya melahirkan?"
"I-itu...hufff," jawab Nerlin yang binggung memjelaskan kepada putrinya yang polos.
"Setelah menikah suami istri harus..
harus...." jelas Mulfis yang terhenti.
"Harus apa? dan bagaimana Mama bisa melahirkan ku? apa yang kalian lakukan untuk bisa melahirkan?"
"Nerlin, kalau saja dia bukan putri kita aku sangat ingin membunuhnya," kata Mulfis yang berbisik di telinga istrinya
"Benar, kalau dia bukan putri kita pasti sudah ku berikan pada orang lain," ujar Nerlin dengan berbisik.
Tengah malam.
Viyone tidak bisa tidur dengan pulas, ia membolakan balikan badannya ke kiri dan kanan dari tadi. sambil menutup telinganya dengan bantal. kemudian dia berubah posisi menjadi duduk sambil merasa kesal. lalu ia pun turun dari tempat tidurnya.
"Kenapa papa dan mama setiap malam sangat berisik sekali, sebenarnya apa yang mereka mainkan malam-malam begini? sudah jam dua bukannya tidur malah bermain lagi," gumam Viyone.
Viyone keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar orang tuanya yang jarak dua kamar dengannya.
Viyone yang awalnya ingin mengetuk pintu lalu ia memilih diam dan mendengar pembicaran orang tuanya yang berada di dalam kamar.
"Wah....nikmat sekali rasanya setiap masuk,"ucap Mulfis yang berada di dalam kamar
"Masuk ke mana?" batin Viyone.
"Kita menunggu putri kita tidur dulu baru bisa kita lakukan," kata Nerlin
"Oh....urrggtthhhh....," erangan Mulfis
"Masuk ke dalam lagi dan lebih cepat geseknya!" pinta Nerlin yang sedang menikmati puncak.
"Apa yang mereka lakukan?" batin Viyone.
"Walau kau sudah tua tidak sangka kau masih kuat."
"Kau juga sama, walau sudah tua masih rasa perawan," kata Mulfis.
"Apa yang mereka lakukan sehingga rasa perawan? aneh," batin Viyone.
"Hah....aarrhhggg....uurrkkkhhh..," de.sahan Nerlin dan Mulfis yang terdengar hingga keluar.
"Papa, Mama, apa yang kalian lakukan di tengah malam begini sehingga aku tidak bisa tidur," tanya Viyone dengan nada tinggi.
"Mama, suruh papa masuk ke mana? kenapa tidak mengajakku bermain? apa yang di gesek? aku juga mau masuk! " teriak Viyone yang merasa penasaran.
Mulfis dan Nerlin yang di kejutkan oleh putrinya langsung terdiam pada hal mereka sedang mencapai puncak kenikmatan.
"Papa, Mama, kalian sedang bermain apa? kenapa dari tadi aarrggghhh.....uurrgghhh...aarrggghhh.....uurrgghhh?"
"Tidak main apa-apa, pergi tidur sana!" jawab Mulfis.
"Aku ingin tidur tapi tidak bisa, dari tadi papa dan mama seperti kesurupannya saja," jawab Viyone dengan kesal.
"Papa dan Mama hanya sedang melipat baju," jelas Nerlin dengan alasan
"Melipat baju di tengah-tengah malam, kenapa tidak sekalian cuci baju saja," ketus Viyone yang merasa kesal dan kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya.
Viyone dan orang tuanya sedang duduk bersama sambil bersarapan, gadis itu melirik orang tuanya tanpa beralih.
"Viyone, apa matamu ada masalah ya?" tanya Nerlin.
"Apa yang kalian lakukan tadi malam? kenapa menyembunyikan dariku?" tanya Viyone yang merasa curiga.
"Hah...itu...sebenarnya kami hanya bersenam saja," jawab Mulfis dengan alasan.
"Ha...iya...iya kami hanya bersenam saja," jawab Nerlin.
"Semalam bilang sedang melipat baju, sekarang sedang bersenam. apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Viyone sedang melirik tajam ke arah dua orang tuanya.
"Dan semalam mama menyuruh papa masuk ke mana? memangnya di kamar ada ruang rahasia yang tidak aku ketahui?"
"Viyone, bagaimana nanti temankan papa pergi belanja!" ajak Mulfis yang sengaja beralih topik.
"Papa belikan aku kemeja!" pinta Viyone yang sudah lupa dengan apa yang dia tanyakan tadi.
"Beli kemeja...iya...iya...beli kemeja, papa akan belikan apa yang kamu mau," jawab Mulfis
Setelah beberapa saat kemudian Mulfis bersama putrinya ke pasar. di saat mereka sedang berjalan santai ada beberapa orang asing yang sedang mengawasinya dari jauh.
"Si tua itu sangat panjang umur, apakah gadis itu yang bos kita inginkan?" tanya salah satu pria asing pada temannya.
"Benar, bukan hanya gadis itu tapi pasangan suami istri itu harus mati."
"Saat muda dia sangat hebat, apa ini hanya gosip saja?"
"Tidak tahu, kita begitu ramai. sehebat apa pun dia kalau sudah tua tentu tidak sehebat dulu lagi."
"Mari kita ikuti mereka agar bisa tahu di mana alamatnya!"
Beberapa pria asing itu mengikuti Mulfis dan Viyone dari jarak jauh. saat ayah dan anak itu berjalan menuju ke rumah mereka sama-sama menghentikan langkahnya.
"Pa, sudah waktunya kita hajar mereka!"
"Benar, mereka ada lima belas, papa akan menghajar lima orang dan sisanya untuk kamu."
"Ini tidak adil sama sekali."
"Kenapa tidak adil? papa lebih tua, setelah papa menghajar lima orang papa sudah boleh pulang memasak dan menunggu mu pulang."
"Papa hanya ingin mencari kesempatan untuk lari," ujar Viyone dengan kesal.
Viyone dan Muflis menoleh ke arah beberapa pria asing itu.
"Tidak sangka kalian bisa mengetahui kami sedang mengikuti kalian."
"Kalian itu dari kelompok mana?" tanya Viyone.
"Kami dari...." jawab salah satu pria asing itu yang di potong oleh Muflis
"Hajar saja tidak perlu bertanya lagi! hiaaaaaaak," teriak Muflis yang maju dan menghajar mereka, Muflis melayangkan pukulan dan juga menendang mereka.
Viyone menahan serangan pria itu dan langsung mencengkeram leher lawannya itu. dengan tenaga yang di miliki oleh Viyone tidak sulit baginya untuk melawan beberapa pria asing tersebut.
"Hiaaaaaak....rasakan bantingan maut," teriak Viyone yang membanting lawannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Naiy
jadi cusss baca y klo cewe y bisa gelut
2023-06-15
0
Sandisalbiah
sebenernya usia Viyone itu berapa thor..? masa udah gadis kok gak tau melahirkan itu apa, cinta ifu apa.. emang dia gak pernah sekola ya... gak bernaur atau bergaul dgn org.. tp suka dgn sikap bar² nya yg gakmudah di tindas.. krn aku emang suka karakter cewek tangguh..
2023-05-06
0
Vanda Saderyana
lucu ceritanya🤣🤣🤣
2023-02-21
1