"Aku bukan datang untuk mengambil nyawamu kenapa kau ketakutan?"tanya Viyone yang meletakan pisaunya di atas meja.
"Ti-tidak, aku hanya...hanya demam," jawab Santoz yang dengan cemas dan menunduk.
"Kau tenang saja, aku datang hanya karena permintaan papaku, aku juga tidak berminat denganmu. lagi pula aku juga tidak mengerti kenapa pria dan wanita harus menikah. perbedaan pria dan wanita hanyalah dadaku lebih besar dadamu sangat rata, hanya itu. lalu menikah untuk apa," ujar Viyone dengan santai.
"Kalau sama mana mungkin ayah dan ibumu menikah," kata Santoz yang mengambil cangkir sambil gemetar tangannya.
"Iya sudah, tidak perlu di bahas lagi! kalau kau masih saja sayang dengan nyawamu, hubungi pamanku dan katakan kau menolak menikahiku," kata Viyone.
"I-iya," jawab Santoz dengan menunduk.
"Aku pergi dulu, semoga kau panjang umur dan pisau ini aku berikan padamu, anggap saja hadiah untuk pertemuan kita," kata Viyone yang mengeser pisau itu ke depan mata pria itu yang sedang menunduk.
Lalu Viyone melangkah keluar dari restoran itu. ia tidak peduli sama sekali dengan pandangan orang lain terhadap dirinya yang berpenampilan berantakan.
Malam hari.
"Mulfis, kenapa Viyone belum pulang?"tanya Nerlin yang sedang berjalan ke sana sini di halaman sambil menunggu kepulangan putrinya.
"Mungkin mereka sedang berkencan," jawab Mulfis yang sedang duduk santai sambil mengipas diri sendiri.
"Aku tidak yakin jika pria itu mampu menjinakan anak kita, aku malah khawatir dengan pria itu."
"Sudahlah! jangan menebak yang tidak-tidak! mungkin saja Santoz mampu membuat anak kita tertarik padanya."
"Kau ini...seperti tidak tahu sifat anak kita saja, dia mana mengerti soal perasaan. jadi, mana mungkin dalam satu hari dia bisa tertarik pada pria itu."
Tuk...tuk...
Ketukan pintu dari luar.
"Nah...dia sudah pulang, cepat buka!" kata Mulfis.
Nerlin lalu pergi membuka pintunya.
Klek.
Saat pintu di buka Nerlin melihat seseorang yang tidak di kenalinya dan langsung~✓
"Aaarrrghhh....,hantu....." teriak Nerlin yang langsung menutup pintu itu dengan kuat.
Brak...
Bantingan pintu di lakukan oleh Nerlin yang sedang ketakutan.
Bruk...
"Aarrhhhkkk..." jeritan Viyone yang kesakitan di hidungnya yang terkena benturan pintu dengan kuat.
"Sakit sekali," rintihan Viyone yang hidungnya mengeluarkan darah.
"Nerlin, ada apa denganmu?" tanya Mulfis yang menghampiri istrinya yang sedang berdiri di pintu sana..
"A-ada han-hantu..tu...* jawab Nerlin yang ketakutan.
"Kau pasti salah melihat, zaman sekarang mana ada hantu," ujar mulfis dengan santai dan kemudian membuka pintunya untuk memastikan.
Saat Mulfis membuka pintu ia membesarkan matanya melihat seorang wanita yang berwajah hitam dan rambut berantakan serta hidung yang mengeluarkan darah.
"Papa," panggil Viyone yang ingin melangkah masuk.
"Hantuuuuuuu......," teriak Mulfis yang menutup pintunya dengan kuat.
Brak.....
Bruk....
Bantingan pintu itu lagi-lagi mengenai hidung Viyone.
"Aauhhkkk...." jeritan Viyone yang lagi-lagi kesakitan dan mengeluarkan darah di hidungnya.
"Ada apa dengan mereka, kenapa menutup pintu dan berteriak hantu," ketus Viyone dengan kesal.
"Di-dia han-hantu da-dari ma-mana?" tanya Mulfis pada istrinya sambil gemetar di sekujur tubuhnya.
"Ke-kenapa kau ti-tidak ber-berta-tanya padanya," jawab Nerlin yang sedang ketakutan.
"Dia memanggilku papa, bukankah kita hanya memiliki seorang putri? kenapa dia memanggilku papa?" tanya Mulfis.
"Aku tidak tahu, mungkin hantu itu salah alamat," jawab Nerlin yang sedang gemetar.
"Buka pintunya, Pa, Ma, apa yang kalian lakukan?" teriak Viyone dengan nada tinggi yang sedang berdiri di luar pintu.
"Dia memanggil kita pa dan ma, kenapa bisa begini, kita hanya memiliki satu putri. lalu siapa dia?" tanya Nerlin.
"Tunggu! suaranya seperti tidak asing, apa kamu tidak perhatikan?" tanya Mulfis.
"Benar juga ya, tapi di mana aku mendengarnya? suaranya seperti sering ku dengar," jawab Nerlin sambil mengaruk kepalanya.
"Papa, Mama, cepat buka pintunya! hidungku sakit sekali. apa kalian ingin membunuhku ya?" teriak Viyone dengan nada tinggi.
"Apakah dia adalah Viyone?" tanya Mulfis pada istrinya.
"Tapi wajahnya tidak mirip walau suaranya sama dengan Viyone," jawab Nerlin.
"Bagaimana kalau kita pastikan dulu dia anak kita atau bukan," ujar Mulfis.
"Bagaimana caranya?"
"Hei...kau mengatakan kau adalah anak kami, apa kau ada buktinya?" teriak Mulfis dari dalam.
"Apa, buktinya? apakah mereka sudah hilang ingatan?" gumam Viyone.
"Bukti apanya?" tanya Viyone dengan nada agak tinggi.
"Siapa namaku?" tanya Mulfis.
"Mulfis Alexander yang kuat makan dan suka melirik wanita cantik."
"Kau ini...." ketus Nerlin dengan kesal pada suaminya.
"Jangan dengarkan dia! lebih baik kita pastikan siapa dia!"kata Mulfis.
"Kalau begitu siapa nama mama mu?" tanya Mulfis lagi.
"Nerlin Olivia yang suka mengejarku dengan sapu lidi dan senjata favoritnya adalah panci dan kuali," jawab Viyone yang berada di luar.
"Dia memang anak kita, apa yang dia katakan semuanya benar," ujar Nerlin.
"Apa masih belum cukup buktinya? kalau masih belum cukup aku masih banyak buktinya."
"Coba katakan lagi!" teriak Mulfis dari dalam halamanya.
"Setiap selesai makan papa pasti pergi tidur, dan mama memiliki kebiasaan buruk kalau tidur pasti mengorok terus, dan selain itu setiap tengah malam aku mendengar kalian menjerit aaahhhkkkk....uuuggghh...seperti kesurupan, sebenarnya apa yang kalian lakukan setiap malam?"
"Dia adalah anak kita," kata Mulfis.
"Kenapa wajahnya berubah?"
"Mungkin hari ini cuaca terlalu panas sehingga wajahnya berubah menjadi hitam," jawab Mulfis yang sambil memandang langit.
"Apa kalian masih tidak mau membuka pintu ya?" teriak Viyone dengan kesal.
"Kelihatannya buktinya belum cukup," gumam Viyone.
"Aku masih ada satu bukti yang bisa menyakinkan kalian," teriak Viyone.
"Katakan kalau kau memang anak kami dan bukan hantu!" pinta Nerlin dengan nada tinggi.
"Kalau begitu aku akan katakan, setiap malam aku mendengar pembicaraan papa dan mama."
"Apa yang kami bicarakan?coba katakan!" jawab Mulfis.
"Setiap malam aku mendengar papa mengatakan akan membuka kaki mama lebar-lebar dan kemudian sudah masuk sedalam-dalamnya, sebenar papa masuk ke mana lagi? kan kalian sudah berada di kamar. dan setelah itu aku mendengar mama menjerit aaaarrghh....dan papa menjerit uuugghhkkkk....sangat nikmat, sebenarnya apa yang nikmat? dan papa juga mengatakan punya mama sangat sempit sekali dan kemudian kalian sama menjerit aaaagghhh....uurrggghhhhh...seperti orang kesurupan saja. kalian menjerit selama hampir setengah jam, sebenarnya permainan apa yang kalian mainkan sehingga harus membuka kaki dan merasa nikmat?" teriak Viyone dengan suara mengema satu jalan karena kesal.
Semua tetangga di sana menyalakan lampu rumah mereka karena mendengar teriakan gadis itu. sementara Mulfis dan Nerlin yang merasa malu langsung membuka pintu dan menarik putrinya ke dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dahlia Dwi Aisyah
astaghfirullah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-10-02
0
Baiq Inges
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-08-15
0
Mardiana
ya ampuuuuun aq ketawa sampai guling bacannya🤣🤣🤣🤣🤣🙈🤦
2023-07-22
1