"Nerlin, kali ini Viyone tidak bersalah, karena dia melakukannya atas permintaanmu," ujar Muflis pada istrinya.
"Jadi, kau menyalahkanku?" kata Nerlin yang mengambil sapu lidi.
Viyone dan Muflis yang melihat wanita itu mengambil sapu lidi mereka langsung mencari tempat yang aman untuk berlindung.
"Hei, kalian anak dan bapak sama saja," bentak Nerlin yang melayangkan sapu lidi ke arah suami dan putrinya.
"Jangan pukul lagi!" teriak Muflis yang berlari sana sini bersama putrinya.
"Mama yang menyuruh aku mencabut semua tanamannya, tapi sekarang kenapa marah?" teriak Viyone dengan kesal.
"Dasar bodoh, sudah ku katakan cabut rumput saja tapi bunga dan herbal juga kau cabut," bentak Nerlin yang memukul kaki putrinya.
"Tidak kena...tidak kena...tidak kena," seru Viyone sambil melompat-lompat mengelak pukulan dari ibunya.
"Lompatan yang bagus," ucap Muflis dengan tertawa.
"Terima kasih, Pa," ucap Viyone yang sambil melompat.
Nerlin kewalahan karena gagal ingin memukul kaki putrinya itu.
"Mama jangan memukul aku terus, pukul papa juga!"
"Hei, anak durhaka. papa tidak bersalah sama sekali," ujar Muflis yang menjauhkan jaraknya dari istrinya.
"Kau tenang saja mama akan menghajar si tua itu nanti," kata Nerlin yang masih ingin melayangkan sapu lidinya ke arah kaki putrinya itu.
"Tidak kena...tidak kena...tidak kena...," seru Viyone lagi-lagi yang sedang melompat mengelak pukulan dari ibunya.
"Hahahahah....aku ingin melihat dirimu bisa melompat sampai kapan," ujar Muflis yang sedang tertawa lucu.
"Papa durhaka, putrimu sedang di hajar malah tertawa di sana," ketus Viyone yang merasa kesal.
"Hahahahaha...anggap saja senam pagi," jawab Muflis dengan tertawa
"Mama, papa setiap keluar pasti melirik wanita cantik, katanya kalau mama sudah tidak ada dia ingin menikah dengan tiga wanita cantik itu," ucap Viyone yang sengaja memprovokasi ibunya..
"Hei...hei...apa yang kau katakan? papa tidak pernah mengatakan itu," bantah Muflis.
"Muflis, dasar suami jahanam," bentak Nerlin dengan ketus dan melayangkan sapu lidi ke arah suaminya.
"Aaarrrgghhhh...dasar anak durhakaaaaaaa...." teriak Muflis yang berlari keliling di halaman akibat di kejar oleh istri dengan sapu lidi.
"Hahahahaahha...anggap saja senam pagi, Pa," teriak Viyone dengan sengaja.
"Tolong.....kekerasan rumah tanggaaa....," teriak Muflis yang sedang di kejar oleh istrinya.
"Dasar tua bangka, jangan lariiiiiii....." teriak Nerlin sambil mengejar suaminya.
"Aku masih hidup saja kau sudah berani melirik wanita lain, dan berharap aku mati," bentak Nerlin dengan nada tinggi.
"Tidak benar, anak itu berbohong jangan percaya," jawab Muflis yang berlari ke dalam rumah.
Tidak lama kemudian terdengarlah suara keributan dari lemparan panci dan kuali.
Prang...pring....prang....prong....
Brak....bruk....brak...bruk...
Tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana, Viyone yang mendengar suara kelahi hanya tertawa senang, karena sudah biasa baginya. setiap pertengkaran orang tuanya pasti terjadi saling memukul dan melayangkan barang-barang yang di dapur.
"Akhirnya aku selamat," ucap Viyone yang melangkah keluar dari rumah.
"Viyone Alexandeeeeeerrr....aku akan membunuhmu......," teriakan Muflis yang menembus keluar rumah.
Paris.
Richard Valentino mengunjungi paris demi menghadiri sebuah rapat penting baginya, rapat tersebut adalah rapat bisnis besar yang mencapai miliar dollar, tentu saja bagi Richard Valentino yang adalah pengusaha besar harus menghadiri rapat tersebut, hanya saja dia harus menahan sakit di bagian lukanya yang jahitannya masih belum mengering.
Siang hari itu ia duduk dengan sejumlah pengusaha lainnya yang datang dari inggris dan juga Australia. mereka membahas tentang proyek besar yang akan dijalankan di paris.
Selama tiga jam mereka berunding di dalam ruang rapat itu. Richard Valentino yang menahan sakit sehingga berkeringat dingin membasahi wajahnya.
Setelah beberapa saat kemudian ia berhasil mendapatkan tanda tangan kontrak bernilai lima miliar dollar sebuah nilai yang cukup fantastis.
"Selamat, Tuan Valentino. akhirnya kita akan bekerja sama," ucap pria itu yang akan menjalankan proyek besar bersama Richard.
"Terima kasih sudah memberi ku kepercayaan ini," balas ucapan Richard yang bersalaman dengan bos besar itu.
"Kebanggan kami karena bisa bekerja sama dengan King Star Group," jawabnya.
Setelah selesai rapat Richard Valentino menuju ke rumah sakit untuk memeriksa lukanya yang sudah mengeluarkan darah dari tadi.
Keesokan harinya.
Viyone yang harus pergi menemui pria yang akan di jodohkan olehnya ia bersiap untuk pergi sendiri.
"Viyone, apa kau bisa pergi sendiri? jangan salah orang!" ujar Nerlin.
"Mama, tenang saja! putrimu tidak takut pada langit dan bumi, jadi mana mungkin bisa takut pada seorang pria," jawab Viyone dengan yakin.
"Cepat pergi! dan hati-hati di jalan! dan jangan membuat malu papamu ya, karena pria itu adalah putra dari teman papa," ucap Mulfis.
"Iya, Pa. aku pergi dulu. bye....," ucap Viyone yang mengenakan celana jeans dan juga kaos biru di lapisi jaket berbahan jeans.
"Ingin aku jadian dengan pria itu? jangan harap," batin Viyone.
"Kenapa aku merasa aneh ya?" tanya Nerlin dengan penasaran.
"Apanya yang aneh? bukankah sangat bagus jika dia menurut dengan kata kita, jika dia menikah maka beban kita juga menjadi ringan," jawab Muflis.
"Aku malah merasa tidak akan semulus itu, dirinya masih tidak mengerti soal perasaan. jadi, mana mungkin dia bisa menerima pria itu "
"Tidak apa-apa, soal perasaan bisa di proses, semua butuh waktu. mungkin saja pria itu mampu menjinakkan dia," jawab Muflis dengan santai.
"Aku hanya khawatir pria itu yang sial di buatnya," ucap Nerlin.
"Percaya saja pada anak kita itu, jika dia sudah menemui pria yang dia cintai dia pasti akan berubah," kata Mulfis dengan yakin.
"Iya, mudah-mudahan saja pria itu tidak di buat kabur olehnya," jawab Nerlin dengan khawatir.
Di sisi lain Viyone sedang menuju ke restoran untuk bertemu dengan pria yang akan bertemu dengannya.
"Hehehehehe....di sini tempatnya, aku penasaran apakah aku berhasil menaklukan pria itu atau tidak," batin Viyone.
Viyone melangkah masuk ke dalam restoran dan berjalan menuju ke meja yang di mana pria itu sedang duduk menunggunya.
Saat Viyone masuk ke dalam restoran itu semua pengunjung melihat ke arahnya dengan membulatkan besar mata mereka.
"Apakah kamu adalah Santoz Camero?" tanya Viyone yang berdiri di depan pria itu
"Kau siapa?"tanya pria itu yang terkejut saat melihat seorang gadis yang berada di hadapannya.
"Aku di suruh ke mari untuk bertemu denganmu, Viyone."
"A-apa, ka-kau adalah ca-calon istirku?"tanya Santoz yang hampir jantungan..
"Calon kepalamu, memang siapa yang ingin menikah dengan hidung belang sepertimu...ha?" tanya Viyone dengan suara lantang sehingga menarik perhatian semua orang di sana.
"Aku akan pergi sekarang juga!" ujar Santoz yang ingin bangkit dari tempat duduknya.
"Hei...hei...siapa yang suruh kau pergi? duduk diam dan dengar aku bicara dulu!" bentak Viyone yang menekan pundak pria itu sehingga membuatnya duduk kembali sambil gemetar
Viyone menarik perhatian semua orang di sana dan selain itu para pelayan dan manager restoran juga tidak berani menghampirinya. demi ingin mengagalkan perjodohan itu ia berubah penampilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Yanti Agejul
Hahahaha 😂 😅 ngompol gak tu
2023-03-29
1
Dewi Indriyani
😂🤣🤣
2023-02-21
1
Elliyana Mifa
🤣🤣🤣🤣
2023-02-20
0