Putri Renjana

Putri Renjana

Satu

"Putri, kemarilah! Kau harus lihat, bagaimana tampannya Pangeran Antareksamu itu ketika sedang memasak!" Gadis yang dipanggil itu mendengus pelan, karena ucapan berlebihan ibunya.

Pemandangan seorang Pangeran Antareksa sedang memasak bukanlah hal baru baginya tentu saja, karena pria itu sering datang ke sini dan memasakkannya makanan. Bahkan menurutnya, tidak ada yang spesial dari momen itu. Berbeda dengan keluarganya yang selalu memuji pria itu.

"Ayolah, Mami! Menurutku tak ada sesuatu yang harus dikagumi dari sana. Jadi, biarkan aku menonton dengan tenang, okey?"

Sang Mami mendelikkan matanya mendengar jawaban itu. "Putri, lihatlah! Dia itu benar-benar pria idaman wanita, juga menantu idaman para orang tua di luar sana. Bahkan ini!" Sang Mami beranjak mendekat, dan menyodorkan ponsel itu ke arahnya. "Lihat, penonton live-nya bahkan lebih dari sejuta. Ini juga komentar-komentar yang masuk, rata-rata dari para gadis yang menyanjung kepiawaian Pangeran saat memasak!"

"Ya, lalu? Dari sekian banyaknya pujian para gadis itu, haruskah aku juga melakukannya? Begitukah keinginan Mami?"

Elena mendengus keras mendengar pertanyaan putrinya itu. "Bukan seperti itu, sayang! Tapi, sekian lamanya kau saling mengenal dengan Pangeran, apa sedikit saja kau tak memiliki perasaan spesial padanya?" Lebih baik, daripada banyak memberi kode, Elena langsung mengucapkan maksud hatinya.

"Tentu saja ada!" jawab Renjana tanpa menunggu waktu lama. "Pangeran itu sudah lama hadir di hidupku, bahkan bisa dikatakan, aku menghabiskan waktu dengannya sejak kecil. Kami juga selalu bermain, dan ke mana-mana bersama. Dia orang terspesial setelah Papi, Mami, dan Kakak-Kakak."

Mata Elena seketika berbinar cerah. Ia harus memancing sang Putri, agar memberi tahu isi hatinya.

"Apa kau menyayanginya?" tanya Elena.

Tanpa berpikir panjang, Renjana mengangguk. "Ya, aku menyayanginya. Bahkan, aku sudah menganggapnya Kakakku."

Elena langsung melemaskan bahunya. Bukan jawaban seperti itu yang ia inginkan. "Sudahlah! Mami malas berbicara denganmu." Dengan wajah cembertu, Elena segera berdiri. Bahkan, live acara memasak yang ditayangkan di Instagram milik Pangeran Antareksa tak lagi menarik, gara-gara Renjana menghancurkan moodnya. Sebenarnya, ini salahnya sendiri. Sudah tahu anak gadisnya itu polos akan percintaan, malah dia bertanya hal seperti tadi. Jadinya, yang ia dapatkan malah kekecewaan.

"Ya sudah. Aku juga ingin menonton. Toh tadi Mami yang mengajakku bicara duluan!" Renjana bersikap tak acuh. Lagipula, ia tahu kalau Maminya hanya merajuk biasa.

"Kau! Lihat saja, Mami akan melaporkanmu pada Papi, karena merusak mood Mami hari ini," ancam Elena. Renjana tertawa menanggapi. "Kita lihat saja nanti. Mami pasti tahu, kalau Papi lebih membelaku dibanding Mami!" Bahkan, Renjana malah balik mengejek Maminya. Wanita berusia lima puluh tahun yang hobi merajuk. Ck, ck, ck! Kelakuan dan umurnya begitu berbanding terbalik.

"Mami akan memotong uang jajanmu!" ujar Elena lagi tak mau kalah. Jangan heran, meski sudah dewasa, Renjana belum bekerja.

"Tak apa. Aku akan minta pada Papi. Lagipula, aku masih punya tiga Kakak dan satu sahabat untuk aku mintai uang." Renjana tak ingin kalah.

Elena tak jadi melangkah ke kamar, ia malah berjalan mendekat ke arah Renjana. Renjana seketika menjadi waspada. Melihat senyum mencurigakan sang Mami, gadis itu segera berlari.

"Sini kamu! Mami gelitikin, biar nggak nakal lagi! Sini, ayo! Jangan lari!" Elena segera mengejar anaknya. Jangan salah, meski begini, Elena adalah atlit maraton saat SMA dulu.

"Ampun, Mami! Ampun!" Renjana berusaha memberontak saat sang Mami menangkapnya. Ia tertawa kegelian saat sang Mami merealisasikan ucapannya. Begitulah kehidupan dua wanita kesayangan keluarga Basuwardi itu. Tak peduli umur mereka yang tak lagi kanak-kanak, mereka akan saling kejar-kejaran setelah saling mengejek. Layaknya dua orang yang berteman, padahal hubungan mereka adalah Ibu dan Anak.

Mencoba membuat karya dengan bahasa baku. Semoga berhasil. Bismillah, semangat!!

Terpopuler

Comments

Assifaatul Qalbi

Assifaatul Qalbi

makasih, kak. ditunggu ya, kelanjutannya. Kakak pembaca sekaligus pengomentar pertamaku. big thanks, kak🙏🙏

2022-10-05

0

Lia

Lia

q datng...... sepertinya menarik.....
lanjut thor.....

2022-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!