Kini, Renjana sedang berada di area SMA CIC. Gadis berambut sepinggang yang dibiarkan tergerai dan tertiup angin itu menuju kelas yang di depannya tertulis 'XII IPS 1'. Dulu ketika masuk SMA, alih-alih memilih jurusan IPA, Renjana malah memilih jurusan IPS. Bahkan, keluarga terkejut ketika mengetahui itu, karena ia sebelumnya tak memberitahu. Semua itu Renjana lakukan agar dia terhindar sekelas dengan Pangeran. Sayangnya, dengan mengandalkan kedekatan dengan keluarga Basuwardi, Pangeran malah minta dipindah jurusan agar ia sekelas dengan Renjana. Semua itu juga tak luput dari campur tangan tiga Kakaknya yang meminta Pangeran agar mengawasinya. Ya, sejak dulu ia hidup dengan manusia-manusia posesif dan protektif. Tapi di balik itu semua, Renjana tahu mereka bersikap seperti itu karena menyayanginya.
Ketika tengah berdiri di depan pintu kelas, suara deheman seseorang menarik Renjana dari lamunan masa sekolah.
"Ekhm. Maaf, Bu. Saya permisi, mau masuk ke dalam kelas!" ujar pria di depannya saat Renjana berbalik. Ia mengenali pria itu sebagai salah satu guru di sini saat sesi perkenalan tadi. Kata Bu Farida, pria ini tergolong baru lebih dua tahun bekerja di sini.
"Ah, silahkan! Maaf, saya menghalangi jalanmu tadi!" balas Renjana.
"Tidak apa-apa, Bu. Kalau begitu, saya izin masuk ke dalam, Bu." Renjana menjawab dengan anggukan. Ia kemudian melanjutkan langkahnya ke tempat lain yang ada di area Sekolah itu.
***
"Hello, My Princess!" Sapaan itu berhasil menghentikan langkah Renjana yang akan memasuki kamarnya. Ia melihat Pangeran Antareksa yang baru saja keluar dari kamar Kakaknya--Reandra.
"Halo juga, Pangeran Lutung!" balas Renjana.
"Ah, kau..." Reksa menggelengkan kepalanya pelan, raut wajahnya ia buat seolah sangat sedih. "Panggilanku padamu begitu manis. Tapi, kenapa kau malah memanggilku dengan sebutan itu?"
"Ckk! Diam. Dasar tukang drama!" cibir Renjana.
"Aku artis, honey, jadi wajar aku pandai berdrama." Reksa berjalan mendekat, dan langsung menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Pangeran memang sangat sudah biasa memanggilnya dengan beberapa panggilan sayang seperti itu. Ia
"Ah, aku merindukanmu. Sudah seminggu kita tidak bertemu," ujarnya.
"Kau berbohong. Kalau kau rindu, pasti kau menghubungiku." Meski begitu, Renjana ikut membalas pelukan pria itu.
"Bukan begitu, sayang..." pria dengan mulut manis itu masih setia memeluknya.
"Bilang saja kau sibuk dengan gadis-gadis yang menjadi fansmu itu. Oh, atau dengan wanita seksi lawan mainmu itu?"
Reksa terkekeh. Artis yang juga sangat pandai memasak itu malah semakin mempererat pelukannya karena gemas.
"Kau tau, tidak? Saat kau berbicara seperti itu, kau terdengar seperti seorang kekasih yang tengah cemburu."
Renjana memukul bahu pria itu pelan. "Ckk! Posisiku bahkan lebih dari kekasihmu. Aku itu sahabatmu, keluargamu, dan juga adik bagimu. Iya, kan?"
Reksa menghentikan tawanya sejenak. Ia memejamkan matanya beberapa detik, kemudian mengukir senyuman di bibirnya. "Iya. Kau memang se-spesial itu. Di sini..." Reksa melepas sebelah tangannya yang melingkar di tubuh Renjana, dan menepuk dadanya pelan. "Kedudukanmu sangat banyak di sini. Bahkan, kalau diibaratkan, kedudukanmu lebih tinggi daripada kedudukan diriku sendiri."
Renjana tertawa kecil. Ia mendorong tubuh Reksa, sehingga belitan tangan pria itu di tubuhnya terlepas. "Ck, ck, ck! Kau benar-benar pria bermulut manis yang sangat berbahaya. Untung saja aku mengenalmu sejak kecil. Kalau gadis lain yang mendengar ucapan lebaymu tadi, aku yakin mereka akan pingsan di tempat saking melelehnya."
"Ya, ya, ya! Itulah dirimu. Entah memang sudah kebal, atau mungkin tidak peka," cibir Reksa.
"Ya, kau sangat mengerti kalau ketidak pekaan adalah penyakit akut bagiku." Reksa mendengus. Renjana benar. Bahkan, sudah sangat jelas kode yang ia berikan tadi, tetap saja gadis cantik itu tak mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Lia
klu gak ngerti di kasi kode, coba kasi kode SOS aja pangeran,,,
aq akan datang bawa bantuan.... 😍😍😍😍😍
2022-10-05
0